Sudah 13 purnama lebih pandemi covid terjadi. Awal mula
kemunculannya banyak yang menganggapnya sebagai konspirasi. Padahal korban dan
penderitanya terus bertambah. Masih banyak yang mengabaikan prokes karena
menganggapnya covid sudah punah. Padahal virus tersebut kini terus bermutasi dengan
daya penularan yang bervariasi. Dulu saya hanya melihat berita atau medsos
tentang orang yang positif covid. Bulan berganti bulan, hingga hari berganti
hari lingkaran positif covid semakin mendekat. Mulai dari satu instansi beda
unit ada yang positif hingga rekan satu sekolah pun ada yang tertular dan
positif. Kebijakan WFH dan WFS pun silih berganti dengan PJJ zoom yang terus
berlanjut. Terakhir pekan kemarin, rekan kerja satu ruangan pun ada yang
positif covid. Kewaspadaan pun harus terus ditingkatkan.
Apalagi tinggal di wilayah dengan zona merah, menerapkan
prokes harus senantiasa dilakukan. Setidaknya setiap kali keluar harus pakai
masker. Mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan adalah hal yang harus dilakukan.
Jaga aman, jaga iman dan jaga imun adalah harus senantiasa dilaksanakan.
Kembali ke pertanyaan "kenapa harus divaksinasi?". Pertama, sebagai
bentuk ikhtiar untuk meningkatkan imunitas tubuh, karena salah satu tujuan
vaksinasi adalah untuk membuat sistem kekebalan tubuh mengenali dan mampu
melawan saat terkena penyakit tersebut. Kedua, mendorong terbentuknya herd
immunity (kekebalan kelompok) dalam masyarakat. Ini bila dilakukan vaksinasi
secara massal. Seperti vaksinasi yang saya ikuti adalah kegiatan vaksinasi
untuk guru dan tenaga kependidikan tingkat kota Depok. Vaksinasi adalah salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh sekolah untuk sekolah tatap muka yang
dikenal dengan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) yang rencananya akan
dilaksanakan Juli mendatang.
Sedikit cerita tentang pengalamanku
saat divaksinasi vaksin sinovac yang dilaksanakan di SMPN 11 Depok pada Kamis,
22 April 2021. Kegiatan vaksinasi ini diikuti oleh guru dan tenaga kependidikan
dari 4 kecamatan yang ada di Kota Depok yaitu Kecamatan Tapos, Kecamatan
Cimanggis, Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Sukmajaya. Vaksinasi kali ini
merupakan vaksinasi tahap 1 susulan bagi sekolah yang belum divaksin. Untuk vaksinasi
tahap II bagi peserta vaksinasi ini akan dilaksanakan tanggal 20 Mei 2021 di RS
Bhayangkara Brimob Depok. Peserta yang mengikuti kegiatan vaksinasi ini lebih
dari 1.000 orang.
Ada beberapa tahapan dalam kegiatan
vaksinasi covid-19. Tahap pertama mengisi registrasi berupa kartu vaksinasi
berisi biodata dan skrining awal. Setelah itu harus antri sesuai panggilan. Saat
vaksinasi kemarin saya dapat nomor urut 925. Antriannya ratusan. Kebetulan saat
itu yang dipanggil baru urutan 680-700. Setelah gilirannya dipanggil, tahap
kedua masuk ke ruangan registrasi yaitu penginputan data registrasi ke dalam computer.
Tahap ketiga yaitu pengecekan suhu dan tekanan darah. Setelah datanya lengkap
dan lolos skrining baru masuk ke ruangan tahap keempat yaitu penyuntikan
vaksin. Setelah selesai disuntik, tidak langsung pulang tapi harus masuk ke
ruang observasi dulu (tahap kelima).
Saat berada di ruang observasi,
sembari menunggu respon tubuh setelah divaksin ada pemaparan materi dari dokter
tentang vaksin covid-19 dan sekolah saat pandemi. Para guru kini yang belajar
(menjadi siswanya). Yang jadi gurunya adalah dokter. Ruang kelasnya bernama
ruang observasi (ruangan setelah selesai divaksin) kurang lebih sekitar 30
menit dokter menjelaskan tentang covid. Apakah setelah divaksin langsung terbentuk
kekebalan? Jawabannya tidak. Butuh waktu sekitar 7 hari baru mulai terbentuk. Setelah
itu harus ada vaksin dosis kedua dulu. Setelah 2x vaksin, baru sekitar 1 bulan
akan terbentuk imunitas penuh.
Saya sudah divaksinasi (vaksin sinovac) kalau kamu sudah
belum?