Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Saturday, 31 December 2011

SELEMBUT HATI SANG PERMAISURI


Teruntuk Ibunda Tercinta,
Assalamu’alaikum Ibu……!!!

Ibu, bisakah aku meminjam hatimu sebentar? Agar aku bisa merasakan bagaimana letihnya engkau dalam senyuman. Agar aku juga bisa merasakan kelembutan hatimu yang begitu dalam dan kasih sayangmu yang begitu tulus ikhlas sepanjang masa. Pengorbanan dan jerih payahmu begitu luar biasa hebatnya untuk anakmu ini. Setiap saat setiap waktu engkau selalu memikirkan dan mendo’akanku dalam setiap lima waktu. Wajahmu begitu terang benderang, seterang rembulan malam yang begitu anggun, elok, damai, dan menentramkan hati bagi setiap yang melihat engkau. Ibu, tak terasa usiaku sekarang telah mencapai 21 tahun. Betapa banyak yang telah engkau berikan yang terbaik untukku. Mungkin jika dihitung-hitung, dalamnya samudera dan luasnya alam semesta pun tak akan mampu menampung semua kebaikan dan jerih payahmu selama ini kepadaku. Ibu, melalui surat ini banyak sekali yang ingin aku ungkapkan dan aku tuliskan tentangmu, agar semua orang di dunia ini tahu bahwa engkau adalah ibu yang terhebat dan terbaik di dunia ini. Ibu yang selalu ada dan mengasihiku dalam setiap waktu dan setiap saat meski aku tidak berada di sampingmu saat ini.

Ibu, aku masih ingat sekali dengan sebuah syair ketika aku belajar di madrasah waktu kecil dulu dan sampai sekarang pun masih teringat dengan syair tersebut. “Duh sangang sasi aku diemban, daning ibuku ing pedaharan. Nalika iku ibuku nampa kamelaraten lan tumpa-tumpa” (Selama sembilan bulan aku dikandung dalam perut ibu, ketika itu ibu merasakan betapa susah dan repotnya mengandungku). Aku begitu merepotkan dalam perut ibu, kemana-mana ibu pergi ibu selalu membawaku pergi juga di setiap langkah ibu. Tapi ibu tak pernah mengeluh dan tak pernah merasa sedih selama sembilan bulan itu. Hingga akhirnya aku dilahirkan pun aku masih merepotkanmu. Aku yang selalu menangis, menangis, dan menangis tiada henti. Engkau menggendongku, menyusuiku, memandikanku, hingga mengganti popokku yang telah aku gunakan. Sungguh sabarnya engkau wahai ibuku, sabar menghadapi tingkahku yang masih manja dan selalu ingin diperhatikan olehmu. Andai saja aku bisa meminjam hatimu sebentar, aku pasti bisa merasakan bagaimana letihnya engkau dalam menjaga dan merawatku selama ini.

Seiring berjalannya waktu, aku pun mulai menapaki usia menjadi anak-anak yang ceria dan masih manja. Hingga aku pun mulai menginjakkan kakiku untuk menjadi seorang siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Engkau pun masih begitu setianya menemaniku, mengantarkan, dan menjemputku ke sekolah. Ketika aku berada di rumah pun, engkau begitu perhatian dan menjagaku dengan penuh kasih sayang. Meski engkau bukan seorang guru di Sekolah, tapi di rumah engkau adalah guruku yang terbaik dan pelita dalam hidupku. Engkau mengajar dan mendidikku secara penuh dan menyeluruh. Ibu, engkau telah mengajarkanku banyak pelajaran penting dalam hidup ini. Mulai dari menjaga dan menghargai waktu, engkau telah mengajarkan dan mendidikku untuk sholat lima waktu. Engkau pula yang pertama kali mengajarkanku tentang abatasa (huruf hijaiyah) dan membaca Al-Qur’an. Mulai dari bangun pagi untuk sholat Shubuh, engkau yang selalu pertama kali membangunkanku, hingga akhirnya aku pun menjadi terbiasa bangun pagi. Engkau pula yang telah mengajariku tentang memasak, mencuci peralatan makan setiap habis selesai makan, membersihkan dan menyapu ruangan serta halaman rumah. Hingga akhirnya aku pun bisa menjalankan semua hal tersebut. Hingga usiaku menginjak 10 tahun, aku pun sudah sedikit mandiri melakukan semua itu. Aku selalu bangun pagi dan memasak air, membersihkan tempat tidurku dan menyapu halaman rumah. Disiplin waktu, disiplin diri dan disiplin hati, begitulah yang telah engkau ajarkan kepadaku selama ini dan hingga saat ini pun aku masih mempertahankan akan semua hal itu. Menjaga kebersihan (membersihkan lingkungan kos, kamar mandi dan halaman depan kos) hampir tiap minggu sekali.

Menjadi anak yang sholeh dan berbakti itulah yang engkau harapkan. Aku masih ingat, waktu itu juga aku dibatasi waktu untuk menonton TV maksimal jam 9 malam dan harus sudah istirahat. Begitu beruntungnya aku memiliki ibu yang begitu luar biasanya dalam mendidikku. Kesisiplinan selalu harus ditingkatkan. Aku pun selalu menuruti nasehatmu, sejak kecil aku sudah dididik untuk mengaji di TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) selain aku juga sekolah di MI (Sekolah Dasar). Atas nasehat dan petuahnya yang selalu aku turuti itu, aku pun sedikit bisa memberikan senyum yang indah untuk ibu. Sejak kelas 1 sampai kelas 6 alkhamdulillah aku mendapat ranking 1 dalam setiap kenaikan kelas. Selain itu, pada waktu kelas 4 MI, aku juga sudah dapat melakukan wisuda pertamaku yaitu wisuda TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) dan alkhamdulillah juga mendapatkan nilai yang memuaskan. Hingga akhirnya setelah lulus, aku pun melanjutkan ke MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) untuk sore harinya dan pada pagi harinya aku sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) setelah lulus dari MI. Karena begitu banyaknya pendidikan tentang hidup (kedisiplinan, ketekunan, dan kebersihan) yang diberikan ibu ketika di rumah, ketika aku lulus dan wisuda MDA juga alkhamdulillah aku mendapat juara 1 dalam wisuda tersebut. Semoga sedikit prestasi ini juga bisa menjadi kado terindah untuk ibuku.

Setelah lulus MTs, ibu pun masih mengedepankan pendidikanku untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi lagi yaitu ke SMAN 3 Pemalang dan dalam waktu yang bersamaan juga aku menetap di pondok pesantren. Waktu itu aku masih teringat ibu menangis ketika akan pulang meninggalkanku karena harus berpisah dan ibu pulang kembali di rumah. Pagi hari aku sekolah di SMA, dan habis pulang langsung melanjutkan lagi madrasah di tingkat Diniyah Wustho dan malamnya ada pengajian sampai jam 10 malam. Begitulah rutinitas selama 3 tahun di Pemalang. Alkhamdulillah, aku pun kembali sedikit memberikan senyuman indah untuk ibu dan ibu pun menangis terharu bahagia saat melihatku naik ke panggung wisuda Diniyah Wustho dan aku mendapat predikat “Santri Terbaik Diniyah Wustho”. Terima kasih ibu, karena kasih sayang dan do’amulah aku bisa meraih prestasi ini.

Ibu, mungkin kado-kado dan prestasi tersebut belumlah ternilai harganya atas limpahan dan kasih sayang ibu selama ini kepadaku. Tapi aku akan selalu berusaha membahagiakan ibu, menjadi anak yang sholeh dan menjadi anak ibu yang terbaik dimanapun berada. Terima kasih ibu atas ilmu, kasih sayang, dan pengorbananmu selama ini kepadaku. Aku akan selalu memberikan senyuman dan kado yeng terindah untukmu. Ibu, alkhamdulillah sampai sekarang ini aku sudah bisa menjadi mahasiswa (aktivis kampus dan asisten praktikum) dan mampu berkeliling menjelajah keliling Indonesia serta mendapatkan prestasi-prestasi yang membanggakan. Ini semua adalah berkat do’amu yang senantiasa engkau lantunkan. Nasehat dan petuahmu akan selalu tersimpan dalam hatiku ini. oya bu, insya allah tahun depan aku lulus S1 bu dan mungkin sampai disini ungkapan rasa terima kasihku kepada ibuku yang luar biasa hebatnya. Do’aku juga akan senantiasa mengiringimu. Dan semoga anakmu ini mampu menjadi anak yang sholeh dan bermanfaat bagi orang lain dimanapun berada. Amien ya robbal’alamin.
Wasallamualaikum Wr. Wb.

Dari anakmu yang sedang merantau menimba ilmu,

*Tulisan ini menjadi pemenang dalam Lomba Menulis Surat Cinta untuk Ibu tingkat nasional (dari 550 peserta, hanya diambil 60 finalis tulisan terbaik yang dibukukan), dan sudah terbit dibukukan (tahun 2011) dalam kumpulan antologi buku berjudul "Perempuanku (Sebuah Persembahan Cinta untuk Perempuan Terhebat)

Thursday, 29 December 2011

12 TUNAS IMPIAN 2012

Waktu begitu cepat berlalu. Secepat kilat ia lewat, setajam pedang ia menebas dan sekedip mata ia berhembus dalam hitungan detik demi detik. Begitu berharganya waktu itu. Mengelola, memanage dan memupuknya dengan sesuatu yang positif menjadi sebuah hal yang sangat penting. Tak terasa tahun 2011 berada di ujung penutup hari di bulan Desember. Ternyata dalam sepanjang tahun 2011 ini merupakan masa yang gemilang dalam meraih mimpi-mimpiku yang telah aku impikan dan rencanakan sebelumnya. Berawal dari kedua prestasi kecilku, yaitu juara 2 Lomba Jurnalistik Menulis Surat “Aku Cinta Lingkungan” tingkat Fakultas Biologi Unsoed (November 2010) dan menjadi juara 1 Lomba Cerdas Tangkas (LCT) tingkat Universitas Jenderal Soedirman (Desember 2010). Bermula dari kedua prestasi kecil inilah yang menginisiasiku melangkah lebih lanjut merajut mimpi di sepanjang tahun 2011. Kedua prestasi kecil ini telah memompa semangatku untuk maju terus pantang menyerah. Setelah dihitung-hitung ternyata dalam sepanjang tahun 2011 ini aku sudah menjelajahi 5 kota besar di Indonesia, yaitu Bogor, Surabaya, Makassar, Semarang, dan Yogyakarta. Berikut Perjalananku ke luar kota dan prestasi yang telah aku raih sepanjang tahun 2011:

1. Bogor: untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) di LIPI Cibinong Bogor (Januari-Februari 2011). Waktu itu juga sempat ikut acara Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia (GIPI) di Institut Pertanian Bogor (IPB).
2. Surabaya: pada tanggal 13-15 Mei 2011 ke Universitas Airlangga Surabaya untuk mengikuti final dan presentasi Lomba Karya Tulis Call for Paper Communication Student Summit 2011 dan alkhamdulillah menjadi juara III tingkat nasional.
3. Makassar: pada tanggal 18-21 Juni 2011 ke Universitas Hasannudin (UNHAS) Makassar sebagai finalis Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-XXIV dan ini juga pertama kalinya aku naik pesawat terbang.
4. Semarang: pada tanggal 20-21 September 2011 ke Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang untuk mengikuti OSNPTI 2011 (Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Indonesia).
5. Yogyakarta: pada tanggal 20-22 Oktober 2011 ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai finalis Call fo Paper Youth Power 2011.

Demikian sepotong kecil perjalanan ke luar kota di tahun 2011 yang penuh dengan lika likunya. Semua itu berawal dari mimpi. Mimpi yang bermetamorfosis menjadi impian yang nyata. Ternyata bermimpi dan punya impian itu sangat mengasyikkan. Salah satu kuncinya adalah “take action with your passion to get your dreams”. Dan kini kembali aku merajut dan menyulam kembali mimpi-mimpi baru untuk tahun 2012. Layaknya seperti sebuah bahan mentah yang harus diolah, begitu juga dengan impian harus kita rancang, kita olah dan kita nikmati hasilnya nanti. Mimpi itu memang masih semu, tapi kalau kita optimis untuk meraihnya pasti bisa kita raih. Sama halnya seperti sebuah tunas yang selalu tumbuh dan berkembang ke atas menuju sebuah cita-cita tinggi, begitulah deskripsi sebuah impianku. Sebuah tunas yang bercabang menjadi 12 tunas impian dalam tahun 2012 sebagai berikut:

1. Menyelesaikan Seminar Proposal dan Skripsi (Tugas Akhir).
2. Memberikan atau membagikan buku “Cinta Membaca” (antologi bukuku yang pertama) ke perpustakaan sekolahku (MI, MTs, SMA hingga Kampus dan semua UKM yang aku ikuti).
3. Lolos PKM-GT atau PKM-AI dan menjadi finalis dalam PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-XXV tahun 2012.
4. Memenangkan berbagai ajang kompetisi ilmiah tingkat regional maupun nasional dan menjelajahi ke luar kota minimal 3 kota tujuan.
5. Membentuk sebuah komunitas peduli lingkungan kepada anak-anak sebagai bentuk pendidikan lingkungan sejak dini dan upaya untuk mengatasi global warming.
6. Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dengan score TOEFL minimal 550.
7. Menulis dan menerbitkan sebuah buku inspirasi dan motivasi hidup yang ku persembahkan bagi adik-adik kelas dan para pemuda pemudi Indonesia.
8. Menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) tingkat Fakultas dan tingkat Universitas Jenderal Soedirman.
9. Lulus kuliah S1 dan wisuda dengan prestasi yang membanggakan.
10. Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 (dalam atau luar negeri).
11. Menciptakan sebuah lapangan pekerjaan tentang bidang Biologi yang dibutuhkan masyarakat.
12. Impian terbesar jangka panjangku adalah bisa membiayai dan berangkat haji bareng kedua orangtuaku ke Mekkah.

Tunas-tunas impian tersebut tentunya akan dapat tumbuh optimal jika dipupuk dan dipelihara dengan usaha yang maksimal, kerja keras, semangat tinggi, dan sungguh-sungguh. Tak lupa juga ikhtiar dan berdoa adalah katalisatornya. Setinggi apapun tunas impian itu jangan sampai lupa untuk tawakal dan bersyukur kepada-Nya. (Zettai dekiru…!!! Pasti Bisa…!!!).

NB: Posting ini aku tulis dalam rangka mengikuti
LOMBA ANNIDA ONLINE “Saya Punya Mimpi Sejuta Dollar”

Bagi teman-teman yang berminat dan ingin mengikuti lomba ini, silahkan lihat pengumumannya di situs Annida Online (http://annida-online.com/artikel-4531-lomba-essai-annidaonline-impianku-di-tahun-2012.html) Take action with your passion to get your dreams.....!!!

Saturday, 17 December 2011

“Prestasiku, Prestasimu, Prestasi Kita Semua” Bersama Membangun Prestasi Mahasiswa UNSOED Menuju World Class Civic University

(Karya esaiku yang dibuat dalam rangka Soedirman Paper Challenge (SPC) yang diadakan oleh UKMPR UNSOED dengan tema"Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Institusi Menuju World Class University")

Tiada seseorang yang tidak ingin untuk meraih sebuah prestasi. Semua orang pasti mempunyai ambisi untuk meraih prestasi dalam mencapai kesuksesan hidupnya. Prestasi itu tidak selalu bersifat material maupun finansial, akan tetapi prestasi itu bisa berupa sesuatu yang bersifat abstrak , namun hanya hati dan orang lainlah yang dapat merasakan manfaat dari prestasi itu. Begitu juga dengan sebuah institusi atau lembaga maupun sebuah universitas tentunya mempunyai harapan yang sama seperti seseorang untuk meraih prestasi. Harapannya pasti jauh lebih besar dari sekedar prestasi, yaitu berupa visi dan misi perguruan tinggi guna menunjang dan memperkokoh eksistensinya tersebut. Visi dan misi yang sangat tinggi yang diinginkan oleh setiap perguruan tinggi (universitas) adalah menjadi World Class University. Tidaklah mudah bagi sebuah universitas untuk meraih gelar tersebut. Banyak hal yang harus dilakukan dan diupayakan untuk mendapatkan predikat yang prestisius tersebut. Selain sarana dan prasarana yang mendukung guna meraih gelar World Class University, diperlukan juga peran aktif dari semua civitas akademika yang ada di kampus tersebut.
Seperti halnya universitas-universitas ternama lainnya yang ada di Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman yang terletak di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah ini juga memiliki visi dan misi untuk menuju World Class University. Akan tetapi visi yang dimiliki Universitas Jenderal Soedirman ini lebih spesifik yaitu menjadi World Class Civic University yang memiliki keunggulan ipteks yang relevan untuk pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan. Lebih detailnya lagi yaitu dalam Visi UNSOED 2020 adalah “Unsoed menjadi world class civic university yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni yang relevan dengan pengembangan sumberdaya perdesaan berkelanjutan dan penggalian serta pemanfaatan kearifan lokal”. Menjadi World Class University bukanlah sesuatu yang mudah, sebab untuk menjadi world class haruslah sempurna dalam infrastructure, performance, services, dan juga expertise ditambah lagi mengenai Quality Culture, Autonomy, dan juga indikator-indikator yang lain. Selain sarana dan prasarana yang mendukung, sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan, juga diperlukan prestasi-prestasi yang membanggakan guna meningkatkan citra universitas dalam mewujudkan visi tersebut.

Untuk mewujudkan visi Universitas Jenderal Soedirman menuju World Class Civic University tersebut diperlukan peran serta dari semua civitas akademika yang ada mulai dari mahasiswa, dosen, karyawan, cleaning service, satpam, dan semua elemen yang ada. Banyak upaya dan strategi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika. Seperti yang sudah dilakukan oleh pihak biroksi (rektorat dan jajarannya), LPPM serta LP3K yaitu dengan melakukan berbagai kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik dalam negeri maupun luar negeri, workshop penjaminan mutu, pelatihan penulisan ilmiah, dan lain sebagainya yang mana kegiatan-kegiatan tersebut lebih banyak melibatkan dosen dan pejabat-pejabat yang ada di Universitas Jenderal Soedirman. Upaya untuk menuju dan menjadi World Class Civic University bukan semata-mata hanya dilakukan oleh dari para atasan (birokrasi) saja, akan tetapi semua elemen (civitas akademika) yang ada harus turut serta berupaya untuk mewujudkannya. Seperti halnya dengan mahasiswa, muncul pertanyaan apa yang harus dilakukan mahasiswa untuk mewujudkan visi kampus menuju World Class Civic University? dan bagaimana peran serta mahasiswa dalam mewujudkan dan meraih citra kampusnya menjadi World Class Civic University?.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peran serta mahasiswa dalam andilnya menuju World Class Civic University, perlu diketahui dulu apa makna dan maksud dari World Class University maupun lebih spesifiknya World Class Civic University itu sendiri. "World class" atau kelas dunia menurut maknanya adalah "ranking among the foremost in the world, of an international standard of excellence" (menduduki ranking di antara yang terdepan di dunia, mempunyai standart keunggulan internasional). ‘Civic University’ artinya universitas yang berbasis pedesaan, dalam artian mampu memecahkan permasalahan yang ada dan pengembangan sumberdaya pedesaan serta mampu mempertahankan kearifan lokal secara berkelanjutan. Pemahaman ini harus dipahami dan diketahui secara seksama oleh semua civitas akademika UNSOED, terutama mahasiswa yang merupakan bagian utama dan terbesar dalam komponen utama universitas.
Menurut Philip G Albach (2005) dalam The Costs and Benefits of World Class Universities, ‘World Class University‘ adalah universitas yang memiliki ranking utama di dunia dan memiliki standar internasional dalam keunggulan (exellence) mencakup :
1. Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui publikasi internasional.
2. Keunggulan dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualitas tinggi dan terbaik dalam bidangnya.
3. Keunggulan dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual.
4. Keunggulan manajemen dan governance.
5. Fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis (perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang mutakhir).
6. Pendanaan yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar dan riset.
7. Keunggulan dalam kerjasama internasional dalam program akademis dan riset.

Berdasarkan kriteria menurut Albach tersebut, secara garis besar telah dilakukan dan diupayakan oleh para birokrat kampus dan lembaga-lembaga yang ada di UNSOED (dalam hal ini LPPM dan LP3K). Berkaitan dengan hal tersebut, dimanakah mahasiswa bisa berperan dalam upaya untuk mewujudkan kampusnya menjadi World Class Civic University. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa sebagai agent of change dan sosial control tentu mempunyai kiprah yang besar dalam kampusnya. Tentunya dengan cara dan upayanya masing-masing. Ada pepatah mengatakan “Orang dikenal dari kiprahnya, sebuah lembaga (institusi) pun dikenal dari prestasinya”. Prestasi bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya butuh prestasi dan setiap orang pasti punya ambisi untuk mendapatkan prestasi tersebut. Begitu juga dengan mahasiswa, pasti mempunyai target dan upaya untuk meraih prestasinya sesuai dengan bakat dan skillnya masing-masing. Dengan prestasi inilah mahasiswa mampu menyumbangkan perannya untuk menuju World Class Civic University. Prestasi mahasiswa ini bermacam-macam, sesuai dengan bakat, skill, dan kemampuannya masing-masing. Karena kriteria mahasiswa ini ada bermacam-macam, ada yang academis-only (mahasiswa IP-minded), mahasiswa-aktivis (UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa, BEM/HIMA, maupun organisasi lainnya), mahasiswa-penulis (baik menulis lewat Lomba Karya Tulis maupun lainnya), mahasiswa-preneurship (mahasiswa yang sekaligus berwirausaha), maupun mahasiswa-asisten (mahasiswa yang menjadi asisten dosen maupun dalam asisten praktikum tertentu). Dari jenis-jenis kriteria mahasiswa inilah mereka mempunyai andil sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing, seperti menjadi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) itu memerlukan semua komponen dari semua criteria mahasiswa tersebut (IPK, prestasi akademik, pengalaman berorganisasi, dan kemampuan bahasa Inggris). Yang mana keempat point ini bisa didapatkan dari berbagai kegiatan mahasiswa tersebut. Selain itu upaya mengikuti berbagai bidang kompetisi, lomba maupun kejuaraaan bidang tertentu baik yang bersifat lokal, regional, nasional sampai tingkat internasional akan mampu meningkatkan citra kampus karena membawa nama almamater dalam ajang tersebut. Seperti PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) untuk bidang Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang ilmiah dan penalaran, POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) untuk bidang olahraga, PEKSIMINAS (Pekan Seni Nasional) untuk bidang seni, dan lain sebagainya. Dari keikutsertaan dalam berbagai ajang kompetisi inilah prestasi-prestasi mahasiswa mampu berperan dalam kiprahnya untuk menuju World Class Civic University. Karena dengan prestasi-prestasi ini yang akan menjadi point tambah dalam penilaian kampus menjadi World Class Civic University. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan prestasi-prestasi mahasiswa tersebut adalah menumbuhkan atmosfir berprestasi bagi setiap mahasiswa, memasang baliho atau spanduk untuk berprestasi maupun penghargaan bagi setiap mahasiswa yang berprestasi, serta memasifkan informasi tentang berbagai informasi tentang berbagai bidang kompetisi maupun tentang kegiatan mahasiswa tersebut.

Monday, 12 December 2011

TRAINING OF TRAINERS (TOT) PKM UNSOED (Menuju PIMNAS 2012, Unsoed Teyeng…!!!)



“Mahasiswa UNSOED adalah subyek pembelajar yang tidak hanya berkutik pada akademik saja, akan tetapi harus bisa mengembangkan kreativitasnya. Segudang potensial, kecerdasan, dan kreatif harus senantiasa dipupuk agar mampu menghasilkan sebuah karya yang imajinatif. Bermimpi saja tidak cukup, akan tetapi diperlukan sebuah perencanaan, persiapan dan upaya untuk mewujudkan prestasi tersebut. Jika kamu sukses, jangan sendirian saja. Ajak yang lain juga untuk menjadi sukses. Jadilah yang terbaik diantara yang terbaik, “You will be the Best among the Best” demikian sambutan singkat Rektor UNSOED, Prof. Edy Yuwono, PhD sekaligus membuka acara Training of Trainers (TOT) Pembimbingan dan Pengelolaan PKM UNSOED pada hari Jumat, 9 Desember 2011 yang bertepatan dengan Hari Anti Korupsi juga dan bertempat di Wisma Satria Baturaden. Acara ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dan perwakilan dosen dari tiap fakultas yang ada di UNSOED, yang merupakan sebuah upaya dalam pengelolaan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan persiapan menuju PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Acara TOT ini juga merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan, setelah sekian kali pernah mengadakan workshop maupun pelatihan PKM beberapa waktu yang lalu.

Acara TOT ini berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 9-10 Desember 2011 dengan materi pertama disampaikan oleh Bapak Herminanto Sofyan (Pembantu Rektor III UNY) yang membawakan materi tentang “Sukses PKM Menuju Sukses PIMNAS”. Pada hari kedua peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing yaitu kelompok A (bidang Ilmu Pertanian, Peternakan, Biologi, Sain dan Teknik), kelompok B (bidang Ilmu Kedokteran dan Kesehatan) dan kelompok C (bidang Ilmu Sosial dan Ekonomi. Materi pada hari kedua ini terdiri atas 3 materi, yaitu materi I tentang Kiat Penyusunan Proposal PKM-P, PKM-GT, dan PKM-AI yang Unggul oleh bapak Dr. Bambang Heru P., M.Si, materi II tentang Kiat Penyusunan Proposal PKM-K, dan PKM-M yang Unggul oleh bapak Ir. Mustaufik, MP, dan materi III tentang Kiat Penyusunan Proposal PKM-T, dan PKM-KCyang Unggul oleh bapak M. Chasani, M.Si. Sedangkan pada kelompok B dan kelompok C diisi dengan materi yang sama, tetapi dengan pembicara yang berbeda.

A. Sukses PKM Menuju Sukses PIMNAS

PKM UNSOED…. (Luar Biasa…..!!!), Tim PIMNAS UNSOED….. (Pasti Juara….!!!), begitu teriakan yel-yel yang menggelora pada materi sesi pertama yang disampaikan oleh Bapak Herminanto Sofyan (Pembantu Rektor III UNY) yang membawakan materi tentang “Sukses PKM Menuju Sukses PIMNAS”. Beliau memberikan yel-yel tersebut sebelum memulai materi dan para peserta TOT pun sangat antusias dengan materi yang disampaikan. Beliau berbagi pengalaman tentang pengelolaan PKM di UNY sampai menuju ke PIMNAS serta upaya-upaya yang harus dilakukan dalam mengelola PKM tersebut. Dengan dimoderatori oleh Pak Aris Mumphuni (dosen Fakultas Biologi) suasana pada acara ini menjadi semakin meriah dan antusiasme yang tinggi dari para peserta TOT. Pada awal sesi, beliau menceritakan tentang permasalahan PIMNAS pada tahun 2008 yang berimbas dengan UNY dan beberapa kampus lain juga mengalami penurunan prestasi, bahkan UNY sendiri sama sekali tidak mendapatkan juara dalam PIMNAS 2008. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, tambah bapaknya. Salah satunya adalah masalah dalam penjurian. Setelah menceritakan hal itu, pak Herminanto melanjutkan pemaparan tentang pengelolaan PKM di UNY. Pada awalnya berorientasi pada kuantitas untuk membuat PKM bagi para mahasiswa dan diwajibkan bagi para mahasiswa peraih beasiswa. Mindset yang harus dibangun bagi para mahasiswa adalah atmosfir tentang PKM dan PIMNAS ini yang merupakan ajang yang prestisius dan ajang paling bergengsi bagi para mahasiswa. Apalagi kalau sudah dalam tataran PIMNAS, semangat yang menggelora dan suasana yang begitu semarak mempertemukan duta-duta PKM dari seluruh universitas yang ada di Indonesia. Dalam perkembangannya bukan hanya sekedar kuantitas saja, setelah mindset itu dibangun dan dimiliki oleh mahasiswa, kualitas PKM tersebut juga harus ditingkatkan lagi. Banyak upaya yang dilakukan dalam tata pengelolaan PKM ini mulai dari tingkatan universitas sampai tingkat jurusan, tentunya oleh tim-tim yang telah ditunjuk oleh universitas dan ada SK-nya juga. Bagi mahasiswa peraih beasiswa, beliau menambahkan kata-kata yang menggelitik, “Mahasiswa penerima beasiswa kok tidak berkualitas, harusnya berkualitas karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti IPK tinggi, aktif berorganisasi dan sebagainya”. Disinilah mahasiswa harus menunjukkan kemampuannya dan PKM bukan hanya sekedar formalitas belaka sebagai pemenuhan persyaratan atau tindak lanjut dari beasiswa saja. Eksistensi dan kemampuannya harus mampu menunjukkan kemampuannya yang terbaik. Selain itu upaya lain yang dilakukan UNY adalah memberikan apresiasi dan penghargaan bagi mahasiswa berprestasi baik dalam bidang PIMNAS, seni, olahraga, sampai pada prestasi dosen. Setiap bulan prestasi-prestasi ini dipajang di baliho besar di depan kampus UNY. Selain sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan, upaya ini juga dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan motivasi dan rasa bangga dari semua civitas akademika yang ada. Bagi karya-karya mahasiswa juga diterbitkan dalam Jurnal PELITA, yang merupakan jurnal hasil karya mahasiswa dalam penulisan berbagai karya-karya ilmiah.

Sekedar share dari penulis dalam pengalaman ikut PIMNAS yang ini juga merupakan impian penulis saat pertama kali masuk kampus Jenderal Soedirman ini, alkhamdulillah tahun 2011 kemarin kesampaian juga ikut PIMNAS di UNHAS Makassar. PIMNAS memang benar-benar ajang yang bergengsi dan prestisius sekali, sangat wah dan luar biasa semaraknya. Sampai merinding merasakannya, karena tidak menyangka sebelumnya bisa ikut bersaing dan berkumpul dengan ribuan mahasiswa seluruh Indonesia. Semoga tulisan ini bisa mendorong dan menjadi motivasi bagi teman-teman sekalian para duta Soedirman dalam ajang PIMNAS tahun selanjutnya, milikilah MOTIVASI dan SEMANGAT itu, karena itu bukan hanya kamu yang merasa bangga, tapi fakultasmu, kampusmu dan semua civitas akademika yang ada pun akan turut merasa bangga, apalagi kalau sampai mendapatkan juara disana.

B. Kiat Penyusunan Proposal PKM-P, -GT, -AI, -K, -M, -T dan PKM-KC yang Unggul

Secara umum kiat penyusunan proposal semua jenis PKM adalah dengan membaca dan pahami BUKU PANDUAN PKM. Paham: perbedaan substansi antar PKM (PKM-P, -K, -T, -M, -KC, -GT dan –AI). Paham: aturan tentang “yang diijinkan” dan “yang tidak diijinkan”, pahami kelengkapan yang harus disertakan dan patuhi format dan sistematika penulisan yang telah ditetapkan.. Demikian yang disampaikan oleh pak Bambang Heru Budianto pada materi pertama ini. Pokoknya BACA dan PAHAMI benar panduan PKM yang terbaru dan yang terpenting kreativitasnya, namanya saja PKM (program KREATIVITAS mahasiswa), kreativitas ini meliputi KEUNIKAN dan MANFAAT. Begitu tambah bapaknya. Sebenarnya materi yang disampaikan sangat banyak, jika ada yang mau share lebih lengkapnya hubungi aja bapaknya atau bisa hubungi penulis juga (kang Amroelz, hehehe).
Sekedar share juga pengalaman penulis yang alkhamdulillah sudah beberapa kali membuat PKM atau pun karya tulis lainnya, kunci dan trik agar mudah dalam membuat PKM atau pun karya tulis lainnya adalah sebagai berikut:
1. Banyak MEMBACA
Membaca tidak harus dari buku, tapi bisa juga membaca lingkungan sekitar kita atau pun kondisi alam sekitar, dsb), jangan lupa juga membaca judul-judul PKM yang lolos dalam tahun sebelumnya, karena itu bisa mendongkrak atau menemukan ide baru tapi jangan plagiat. Pokoknya membaca itu RAMUAN dan KUNCI utamanya. (Coba saja baca tulisan penulis yang berjudul “Membaca Pangkal Kaya” dalam blog ini).
2. Berani dan MAU mencoba
Ini juga penting, jangan hanya sekedar ingin tapi tidak ada tindakannya. Kalau kita ingin, lakukanlah sekarang juga, berani dan mau mencoba walau itu dengan cara otodidak (belajar sendiri) karena kalu sudah merasakan hasilnya akan terasa nikmatnya yang begitu luar biasa, ternyata kita juga bisa (ini juga pengalaman penulis yang belajar secara otodidak).
3. Diskusi dengan teman sekelompok dan diskusi dengan dosen Pembimbing
4. Koreksi ulang atau cek kembali karyamu jika masih ada yang kurang
5. Dan masih banyak yang lainnya, lain kali penulis share lagi. Yang jelas Membaca pengalaman orang lain itu sangat berbeda nyata dengan merasakan langsung pengalaman itu.

Terkait kiat penyusunan proposal PKM-K dan PKM-M pak Mustaufik yang menyampaikan materi ini. Sebelum menyampaikan materi ini, pak Mustaufik bercerita dulu tentang pengalaman dalam PIMNAS karena kebetulan beliau juga adalah ketua tim pengelola PKM di UNSOED. Beliau menceritakan tim PKM UNSOED yang ikut dalam PIMNAS di BALI (2010) dan PIMNAS di UNHAS MAKASSAR (2011). Motivasi dan NIAT yang kuat untuk berkarya itulah yang harus dimiliki. ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) itu juga bisa menjadi strategi dalam menghasilkan sebuah karya dan yang penting adalah kreatif. Kreatiflah dalam isinya, tapi jangan kreatif dalam format dan aturan karena format dan aturan harus kita patuhi dan jangan dimodifikasi. Kreatif itu adalah suatu hal yang melawan secara umum atau berbeda dari kebanyakan, oleh karena itu jadilah orang yang kreatif. Begitu papar pak mustaufik mengawali penyampaian materi tentang PKM-K dan PKM-M. Untuk materi selengkapnya bisa nanya langsung ke pak mustaufik atau bisa menghubungi penulis untuk share bersama.

Selanjutnya untuk materi terakhir disampaikan oleh pak M. Chasani tentang kiat penyusunan proposal PKM-T dan PKM-KC. Diawali dengan penjelasan PKM-KC (Karsa Cipta). PKM-KC ini merupakan jenis PKM yang baru di tahun 2011 ini sehingga belum ada contoh yang sudah jadi. Akan tetapi pak Chasani menjelaskan bahwa PKM-KC ini merupakan jenis PKM baru yang bertujuan menghasilkan karya cipta dalam bentuk prototype, baik teknologi maupun nanoteknologi dan merupakan program penciptaan yang didasari atas karsa dan nalar mahasiswa yang bersifat konstruktif, menghasilkan suatu system, desain, model/barang atau sejenisnya. Mungkin sedikit terjadi kemiripan dengan PKM-T maupun PKM-P. sehingga dalam paparannya, pak Chasani menjelaskan perbedaan dari PKM-P, PKM-T dan PKM-KC adalah sebagai berikut:
• PKM-P merupakan karya kreatif untuk menjawab permasalahan, pengembangan dan teori yang dilaksanakan dengan pengumpulan data. Pada PKM-P pemecahan masalah belum ada dan itu yang harus dicari dengan percobaan. PKM-P dapat menghasilkan/memperoleh teknologi baru tapi tidak selalu
• PKM-KC: harus menghasilkan teknologi yang baru atau menciptakan suatu karya teknologi, dan teknologi baru itulah yang menjadi focus kegiatan yang dihasilkan
• PKM-T: menerapkan suatu hasil karya teknologi
Selain itu pak Chasani juga menyampaikan bahwa dalam pembuatan PKM-KC kita harus berpikir kreatif, yaitu upaya untuk menghubungkan benda-benda atau sesuatu atau gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan.

Tuesday, 29 November 2011

TIM FUTSAL “MIKROHOLIC FC” RAIH JUARA IV BIOLOGY CHAMPION LEAGUE 2011


Ditengah-tengah aktivitas perkuliahan dan praktikum yang padat merayap, tiada henti walau weekend sekalipun. Senen sampai Minggu sampai kembali ke Senin lagi, yaa begitulah Fakultas Biologi yang terkenal super sibuk praktikumnya, heheh. Akan tetapi dibalik semua itu, untuk mengupgrade jasmani kita juga perlu olahraga, walau jarang-jarang dilakukan (hehe). Biology Champion League (BCL) 2011 merupakan ajang kompetisi Futsal antar klub baik perwakilan dari UKM, angkatan, doskar, dan seluruh civitas akademika Fakultas Biologi UNSOED. Acara ini diselenggarakan oleh UKM BIOSPORT selama 2 hari yaitu Sabtu-Minggu,26-27 November 2011 di Lapangan Futsal New Score. Ada 15 tim dalam kompetisi ini yang terdiri atas 3 grup, yaitu grup A (Jibakutai FC, Mikroholic FC, Fabio 2009, Biosymphoni B, dan D3 2011), grup B (Eboni 2008, E. coli 2010, Biosymphoni A, Penis 2007, dan tim Doskar/Dosen Karyawan), dan grup C ada 4 tim (tapi lupa apa saja). sistem dalam pertandingan ini adalah tiap tim saling ketemu dan tim yang memiliki poin tertinggi yang berhak maju babak selanjutnya (perempat final). Pertandingan pertama tim Mikroholic FC versus tim D3 2011, alkhamdulillah kami menang dengan score 5:2, selanjutnya Mikroholic vs Fabio 2009 kini kami yang mengalami kekalahan dan keesokan harinya mikroholic FC vs Jibakutai FC dan kami pun kalah lagi, dan pertandingan keempat kami lawan tim Biosymphoni B, akan tetapi mereka ga datang dan dianggap WO, dan akhirnya kami dianggap menang. Sempat terjadi perebutan point yang cukup pelik di setiap grupnya, hingga akhirnya di grup A yang berhak melaju ke babak selanjutnya atau babak perempat final adalah Jibakutai FC, Fabio 2009, dan mikroholic FC. Dan ini emang target kami (tim Mikroholic FC) cuma sampai disini aja sudah cukup bangga karena tim kami bisa dibilang tidak pernah latihan sama sekali. akan tetapi berkat semangat, kekompakkan, dan kebersamaan yang tinggi akhirnya tim kami berhasil mengalahkan tim cotte, padahal tim Cotte sangat diunggulkan dalam babak perempat final ini. Kemenangan ini berawal dari gol sundulan kepala mas tyo yang berhasil menerobos gawang lawan dan katanya yang melangkahkan tim kami menuju ke babak semifinal. pada waktu pertandingan perempat final ini ada dua orang asisten harus kembali sejenak ke kampus karena harus NGASISTENIN pengamatan praktikum Mikrodas acara Fakling dan Oligo rombongan III. Tapi usai ngasistenin tersebut, kami kembali ke lapangan lagi untuk bermain di semifinal. Ga papalah harus bolak balik dari lab ke score, hahahaha..... Di semifinal mempertemukan tim Mikroholic vs tim Penis, akan tetapi kami kalah (Ga papalah, etung2 bonus karena sebelumnya kan targetnya cuma sampai babak perempat final saja, tapi walau pun kalah kami masih punya kesempatan memperebutkan juara III dan juara IV, yang kembali mempertemukan tim Mikroholic FC vs Fabio 2009. pada babak inilah yang merupakan babak yang paling rame dan seru.... dukungan dan teriakan dari para suporter masing2 sangat meriah sekali, layaknya SEA GAMES 2011 saat Indonesia vs Malaysia..... (pokoke rame nemen yah. Kedua tim sama-sama kuat dan imbang, hingga akhirnya harus saling berbagi score secara imbang dan merata yaitu score 2:2. dan akhirnya babak adu pinalti harus dilalui.........

(Mau tahu apa yang terjadi dalam babak ini?) tunggu cerita selanjutnya..... istirahat dulu yah, mau evaluasi asisten dulu....hehehehh

SATE UNSOED (SANGGAR TEYENG UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN) RAIH JUARA 1 LKTI HMJM FE TINGKAT UNSOED


Selasa (22 November 2011) bertempat di Ruang Seminar Gedung Roediro Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UNSOED berlangsung acara final Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Universitas Jenderal Soedirman. LKTI ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (HMJM FE) dalam rangka memperingati Dies Natalis Fakultas Ekonomi Unsoed ke-48 dengan mengusung tema karya tulis ini yaitu “Strategi Optimalisasi Pengembangan Citra Universitas Guna Menumbuhkan Rasa Bangga Civitas Akademika terhadap Universitas Jenderal Soedirman”. Dalam acara final ini mempertemukan 5 tim finalis yang akan mempresentasikan karya tulisnya masing-masing (yaitu In Amullah, Pascalia dkk, Handini Ken Oktiwi dkk, Yuni Hiziatun dkk, dan Iyat Hamiyati dkk), setelah sebelumnya sudah melewati seleksi naskah dan penjurian oleh dewan juri dari semua naskah karya tulis yang masuk ke panitia. Dari kelima tim tersebut, hanya In Amullah yang secara indovidu sedangkan keempat tim lainnya adalah secara tim (2 orang). Acara final ini dimulai dengan pembukaan dan sambutan oleh ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) dan dilanjutkan dengan perkenalan dewan juri yang terdiri atas tiga orang juri yaitu Ibu Siti Zulaikha, Pak Bambang Heru, dan Ibu Miche. Satu demi satu dari kelima tim tersebut mempresentasikan karya tulisnya dengan rincian waktu 15 menit untuk pemaparan, 5 menit pertanyaan oleh dewan juri, dan 10 menit untuk menjawab pertanyaan dari dewan juri. Ketiga dewan juri sangat detail menanyakan terkait isi, pembahasan, serta semua yang terkait dengan karya tulis yang diangkat.

Setelah semua tim memaparkan presentasinya masing-masing, acara dilanjutkan dengan ishoma, sementara dewan juri merekap nilai dan menentukan pemenang karya tulis tersebut yang ditentukan berdasarkan penilaian naskah/karya, ditambah nilai presentasi dan tanya jawab. Seusai ishoma, kini tibalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh para finalis, yaitu pengumuman pemenang. “Setelah melalui penilaian oleh ketiga dewan juri dan akhirnya memutuskan pemenang karya tulis ini yang begitu unik dan kreatif dari semua karya tulis yang ada, kini tiba waktunya untuk mengumumkan juaranya” kata pembawa acara (MC) yang akan membacakan pengumuman itu. Untuk Juara III diraih oleh Aisyah dan Handini Ken Oktiwi dengan judul karya tulis “Upaya Menumbuhkan Rasa Bangga Terhadap UNSOED Melalui Gerakan 100% Cinta UNSOED”, Juara II diraih oleh Titis Panularsih dan Pascalia Damayanti dari Fakultas Ekonomi dengan judul “Dari Kita untuk Generasi Sang Jenderal”, dan Juara I diraih oleh In Amullah dari Fakultas Biologi dengan judul karya tulis “SATE UNSOED (Sanggar Teyeng Universitas Jenderal Soedirman) Sebagai Wadah Optimalisasi Bagi Mahasiswa Dalam Berbagai Ajang Kompetisi”. Juara I berhak mendapat Piala Dekan (trophy), piagam, dan uang tunai sebesar 1.000.000,-, juara II mendapat trophy, piagam, dan uang tunai sebesar 750.000,- dan juara III mendapat trophy, piagam, dan uang tunai sebesar 500.000,-. Acara ini diakhiri dengan penyerahan hadiah kepada semua pemenang dan foto bersama.

Berikut ini adalah ringkasan karya tulis saya yang berjudul “SATE UNSOED (Sanggar Teyeng Universitas Jenderal Soedirman) Sebagai Wadah Optimalisasi Bagi Mahasiswa Dalam Berbagai Ajang Kompetisi”. Universitas Jenderal Soedirman memiliki visi untuk menjadi World Class Civic University, yang mana untuk mewujudkannya harus didukung oleh semua civitas akademika. Beberapa tahun yang lalu, mahasiswa UNSOED telah banyak menorehkan prestasi-prestasi yang membanggakan. Tentunya prestasi-prestasi ini sedikit banyak dapat mengangkat nama lembaga (UNSOED), baik di tingkat nasional maupun internasional dan oleh sebab itu yang perlu dipertanyakan adalah sejauh manakah UNSOED sebagai wadah institusi pendidikan memfasilitasi kepentingan prestasi mahasiswa yang juga telah mengangkat citra kampus UNSOED ini. Namun di balik prestasi-prestasi yang gemilang pada beberapa tahun yang lalu, kini mengalami penurunan dan kurangnya minat mahasiswa dalam berkompetisi. Hal ini terlihat dari minimnya keikutsertaan mahasiswa dalam beberapa ajang kompetisi tertentu. Selain itu budaya membaca dan menulis ilmiah di UNSOED juga masih rendah. Tujuan penulisan karya tulis ini antara lain adalah memberikan apresiasi dan penghargaan bagi para mahasiswa UNSOED yang telah berprestasi dalam berbagai ajang kompetisi, menumbuhkan motivasi dan minat mahasiswa UNSOED untuk berprestasi melalui berbagai ajang kompetisi, dan meningkatkan citra UNSOED dengan prestasi para mahasiswanya melalui optimalisasi peran SATE UNSOED (Sanggar Teyeng Universitas Jenderal Soedirman).
Berbagai prestasi yang telah diukir para mahasiswa UNSOED sedikit banyak dapat mendongkrak citra perguruan tinggi, khususnya di tingkat nasional maupun internasional. Prestasi memang bukan segala-galanya, tapi tak bisa dipungkiri bahwa prestasi akan menggambarkan eksistensi sebuah lembaga. Karena itu, upaya memacu prestasi haruslah menjadi kesadaran bersama semua civitas akademika. Mahasiswa dituntut untuk terus berkreativitas, dan menjadi tugas universitas untuk memfasilitasinya. Penulisan karya tulis ini dilakukan dengan mengikuti metode yang benar dengan menguraikan secara cermat cara/prosedur pengumpulan data dan atau informasi, pengolahan data dan atau informasi, analisis-sintesis dan penarikan kesimpulan serta merumuskan saran atau rekomendasi.

SATE (SANGGAR TEYENG) berasal dari dua kata yaitu kata ‘Sanggar’ artinya adalah tempat untuk kegiatan seni atau yang lainnya, dan Teyeng berasal dari bahasa Ngapak Banyumasan yang berarti bisa, mampu atau sanggup. Beberapa upaya yang harus dilakukan melalui SATE UNSOED (Sanggar Teyeng Universitas Jenderal Soedirman) guna meningkatkan citra kampus dengan berprestasi di berbagai bidang kompetisi antara lain yaitu mengapresiasikan dan memberi penghargaan kepada para mahasiswa UNSOED yang telah meraih prestasi di berbagai bidang, mengundang para alumni dan mahasiswa yang berprestasi di berbagai bidang kompetisi dengan mengadakan jumpa pers maupun workshop untuk menceritakan hasil pengalaman mereka, guna menumbuhkan minat dan motivasi bagi mahasiswa yang lainnya, mengadakan pelatihan maupun workshop tentang bidang kegiatan tertentu guna mendukung kompetensi dan kemampuan mahasiswa untuk mengikuti bidang kompetisi tersebut, membentuk tim “Mahasiswa UNSOED Teyeng” dari perwakilan tiap Fakultas yang ada di UNSOED untuk mengelola dan mengoptimalkan SATE UNSOED (Sanggar Teyeng Universitas Jenderal Soedirman), serta publikasi dan penyebaran informasi tentang berbagai bidang kompetisi yang ada baik lewat mading-mading di tiap fakultas, majalah atau buletin rutin tiap bulan, dan lewat internet (website, blog, atau facebook). Untuk mendukung adanya upaya optimalisasi SATE UNSOED (Sanggar Teyeng Universitas Jenderal Soedirman) sebagai wahana untuk meningkatkan citra UNSOED melalui prestasi mahasiswanya dalam berkompetisi di berbagai bidang, penulis menyarankan harus adanya kerja sama antara birokrat UNSOED, alumni, mahasiswa, serta UKM maupun organisasi kampus lainnya untuk sama-sama dalam mewujudkan citra kampus UNSOED menjadi lebih baik lagi.

“SAHABAT MIKROHOLIC, SEDEKAT HATI SEERAT KELUARGA”

Hidup itu penuh dengan pilihan. Ketika itu pula kita dihadapkan sebuah pertanyaan, “ketika harus memilih?” ketika itu pula kita harus mengambil tindakan bijak untuk memutuskan dan menentukan sebuah pilihan itu. Pilihan itu juga yang akan menentukan dan mengawal hidup kita menuju masa depan kelak. Pilihan untuk belajar yang giat guna meraih prestasi setinggi mungkin, memilih sahabat, teman, tempat tinggal, kos-kosan (terutama saat menjadi anak perantauan), bahkan sampai menentukan pilihan hidup (pasangan hidup) untuk menuju bahtera kehidupan kelak kalau sesudah lulus kuliah. Itulah yang saya rasakan saat pertama kali masuk dan menjadi seorang mahasiswa di kampus Universitas Jenderal Soedirman ini. Sejak pertama kali mendaftar hingga registrasi ulang, saya sendirian tanpa ditemani sahabat-sahabatku yang satu SMA denganku dulu, karena sebagian besar mereka melanjutkan kuliah di daerah Semarang dan Jakarta. Tapi tak menjadi masalah bagi saya tanpa mereka, saya pasti akan menemukan teman-teman baru dan motivasi yang baru lagi. Saat masih semester 1, dibalik kesendirianku di sebuah kamar kos-kosan di gang gunung Cermai nomor 23 Karangwangkal, saya menulis sepatah dua patah kata guna mengobati rasa kerinduanku pada sahabat-sahabatku sewaktu saya masih di Pemalang yang ku tuliskan dalam blog pribadiku:

Sahabat.....
tak terasa derasnya waktu
mengalir begitu derasnya
arus demi arus tlah berlalu
gelombang demi gelombang tlah melayang
rasanya, baru kemarin kita bersama
bermain, bersenda gurau, bertatap,
dan bertawa ria disana
alangkah indahnya kebersamaan dulu
hingga aku tak sanggup menulisnya lagi
kebahagiaan bersamamu
Sahabat.....
meski kita tak bersama lagi
tapi, engkau tetap sahabatku
dimanapun, kapanpun, dan sampai kapan pun waktunya nanti
pasti kita akan bertemu lagi
Sahabat.....
ingin rasanya aku kembali lagi
tapi, sekarang apa daya tak sampai
kalau gaya pun enggan membantu
sekarang jalanku penuh dengan liku
terjang, menurun, mendaki dan menyelami
itulah arusnya kehidupanku kini
betapapun besarnya gelombang,
aral melintang, godaan menantang, hambatan menghadang
tapi aku tetap hadapi semuanya itu
Sahabat....
aku cuma ingin berpesan
jadilah engkau orang yang berguna
dimanapun engkau berada, dan
ingat terus tujuan hidup kita ini untuk apa
jangan mau terjajah zaman dan
tertipu rayuannya
semoga engkau akan ingat selalu
kebersamaan yang tlah kita jalin dulu
see you sobat....

Meski raga ini tak bertatap dan bersama lagi dengan sahabat-sahabatku itu, tapi bukanlah masalah yang berarti. Komunikasi diantara kita tetap terjalin baik lewat telepon, sms, maupun lewat jejaring sosial facebook. Masa-masa semester 1 merupakan fase Lag (fase beradaptasi) dengan lingkunganku yang baru, teman baru, dan lagi-lagi harus berhadapan dengan berbagai pilihan ikut berorganisasi di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) baik UKM di tingkat Fakultas, Universitas bahkan sampai tingkat wilayah Jateng-DIY. Disitulah saya menemukan teman-teman baru, relasi dan informasi-informasi terbaru. Memasuki semester 2 sampai semester 4 merupakan fase Log (fase dimana saya aktif di berbagai organisasi atau UKM tersebut, selain aktivitas kuliah dan praktikum). Saat semester 4 pula, saya menemukan wadah baru selain UKM, yaitu menjadi asisten mikrobiologi. Tidak mudah menjadi asisten Mikrobiologi, karena banyak kriteria yang harus dipenuhi saat open recruitmen seperti IPK minimal 3, mampu bekerja sama dalam tim, loyal, harus lolos seleksi micro teaching, skill, pengetahuan umum, sampai tahap wawancara. Alkhamdulillah saya lolos dan diterima menjadi asisten mikrobiologi saat semester 4. Disinilah saya menemukan sahabat-sahabat hebat, luar biasa, tak kenal lelah dan berbeda dari mahasiswa pada umumnya. Asisten Praktikum Mikrobiologi merupakan asisten yang paling terkenal di Fakultas Biologi, terkenal disiplin, tegas, kompak, dan selalu bersama-sama. Itulah perasaan saya saat pertama kali menjadi asisten mikrobiologi, selain harus membagi waktu untuk kuliah, berorganisasi di UKM, kini ditambah lagi menjadi seorang asisten yang super padat aktivitasnya. Manajemen waktu, manajemen diri dan manajemen hati itu kuncinya. Selain itu, asisten mikro juga merupakan kumpulan mahasiswa pilihan di kampus biru ini, karena waktu itu juara Mapres (Mahasiswa Berprestasi), peraih IPK tinggi dan beberapa ketua UKM Fakultas Biologi ada disini juga. Sungguh luar biasa dan lengkap sudah sahabat-sahabatku ini. Sahabat yang luar biasa hebat dan kompaknya dalam kerja sama tim. Sahabat “Mikroholic” begitulah sebutan bagi para asisten mikrobiologi Fakultas Biologi Unsoed.

Beragam warna satu keluarga, beragam itu ternyata lebih indah daripada seragam, dan wir sind immer zussamen (kita selalu bersama), bersama keluarga besar mikroholic dalam suka duka, tertawa merana, hingga bahagia bersama. Itulah yang saya rasakan hingga sekarang sejak menjadi asisten mikrobiologi. Meskipun kita berasal dari angkatan yang berbeda (angkatan 2006, 2007, dan 2008), latar belakang dan asal daerah yang berbeda-beda, watak serta karakter yang berbeda-beda pula, tapi hal itulah yang menjadikan kita menjadi lebih indah, sakinah, mawadah, warokhmah seperti halnya sebuah keluarga. Padahal waktu efektif kita untuk ngasistenin saat praktikum hanya sekitar 2 jam saja dalam setiap rombongannya. Akan tetapi waktu di balik itu jauh lebih banyak kita berinteraksi, mulai dari persiapan alat, media, persamaan konsep, hingga evaluasi cukup banyak menyita waktu. Praktikum minggu depan, kita satu minggu sebelumnya sudah persiapan. Memang praktikum mikrobiologi merupakan praktikum yang banyak dengan persiapan ekstra, dan kesibukannya mengalahkan praktikum-praktikum yang lainnya.

Berangkat jam 6 pagi (06.00 WIB) dan pulang lebih dari jam 10 malam (22.00 WIB) itu sudah merupakan rutinitas yang saya lalui bersama sahabat mikroholic. Senin sampai Minggu dan kembali ke Senin lagi, seperti tiada hari liburnya. Aktivitasnya mengalahkan kesibukan sang dosen maupun mahasiswa pada umumnya. Disiplin dan tegas sangat kita junjung bersama. Rapat persamaan konsep untuk membahas praktikum pekan depan selalu dimulai jam 6 pagi dan jika ada asisten yang telat selalu akan mendapat sanksi/denda setiap kelipatan menitnya. Padahal kita juga terkadang pulang sampai larut malam, dan pengamatan praktikum berlangsung jam 6 pagi juga, sehingga asisten juga harus datang lebih awal lagi. Kedisiplinan ini juga berlaku dan diterapkan bagi praktikan juga, bila ada praktikan ada yang datang telat tidak diperkenankan masuk, tentunya sesuai dengan kontrak pada waktu asistensi sebelumnya. Selain pagi jam 6, pengamatan juga dilakukan malam jam 7 dan jam 8 malam. Sehingga kita pun sering makan malam di laboratorium. Ada yang masak nasi, beli lauk pauk dan setelah itu dimakan bersama-sama di ruang asisten laboratorium mikrobiologi. Terkadang juga kita beli makan di luar kampus, yang di PJ-kan ke tiap asistennya, jadi ada giliran untuk membeli makan secara kolektif. Sungguh terasa nikmatnya kebersamaan ini, layaknya seperti sebuah keluarga yang begitu solid. Padahal kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, tapi kebersamaan kita selalu terjaga.

Suasana kebersamaan juga terasa saat persiapan membuat media dan kebutuhan lainnya, meskipun tiap acara sudah di-PJ-kan (Penanggung Jawab) masing-masing, tapi bukan seutuhnya mutlak dilakukan oleh PJ tersebut, semua asisten juga ikut membantu dalam persiapan tersebut. Membuat sumbat, membungkus pipet ukur, sterilisasi, hingga penuangan media dilakukan secara seksama dan saling bahu membahu. Ditengah-tengah perkuliahan dan tentunya dengan jadwal yang berbeda-beda juga, kita saling bergantian posisi menggantikan untuk meneruskan persiapan lagi di laboratorium. Saling memahami dan menghargai satu sama lain, tiada senioritas, yang ada adalah transfer ilmu dan transfer informasi dari angkatan yang sudah dahulu menjadi asisten menjadi bumbu yang lezat dalam persahabatan sesama mikroholic tercinta ini.
Suasana hangat dan kekeluargaan juga terasa menyatu saat ada diantara sahabat mikroholic ada yang mengadakan syukuran baik syukuran lulus dari Fakultas Biologi, syukuran saat ada yang ulang tahun atau saat syukuran ada yang mendapatkan suatu prestasi tertentu. Warung Makan Tantene, Sawoeng Mas, Tanjlig Kencana, SBC, RM Alfat, RM ABG dan beberapa tempat makan lainnya selalu menjadi tempat untuk syukuran acara tersebut. Kemeriahan dan keceriaan begitu terasa nikmatnya, baik bagi yang punya acara maupun bagi sahabat-sahabat mikroholic yang diundang dalam acara tersebut. Sebagai bentuk wujud syukur, mereka semua ditraktir oleh yang bersangkutan untuk makan di tempat tersebut. Berangkat bersama dan pulang pun bersama dengan naik roda dua (sepeda motor) secara berderet di sepanjang jalan. Begitu juga saat acara refreshing di akhir setelah semua acara praktikum berakhir kita mengadakan tour and trip ke tempat-tempat tertentu seperti ke Baturaden, Goa Jatijajar Kebumen, dan tempat lainnya sebagai refreshing. Disini kita semua menghelakan nafas dan menghirup udara segar setelah sekian lama kurang lebih 2 bulan bekerja di laboratorium dalam praktikum.
Meski beberapa asisten mikro sudah ada yang lulus, akan tetapi komunikasi dan tali silaturahim diantara kita masih terjalin erat. Alkhamdulillah para pendahulu asisten kita sudah bekerja di tempat-tempat penting, baik di perusahaan tertentu, LIPI, BPPT, maupun melanjutkan studi S2 di perguruan tinggi lain. Disinilah keuntungan lain yang didapatkan dari sahabat mikroholic. Terutama saat saya dan teman-teman mikroholic mau PKL (Praktek Kerja Lapangan) kita jadi mudah untuk mencari tempat PKL. Alkhamdulillah, berkat bantuan mas Sugiono (alumni angkatan 2005 dan dulu asisten mikro juga) kita bisa PKL di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Cibinong, Bogor. Padahal biasanya susah untuk urusan PKL ke tempat tersebut, akan tetapi karena mas Sugi sudah menjadi peneliti muda disitu kita pun mudah dan dibantu oleh beliau untuk PKL di tempat tersebut. Saya, Anis, Afifah, Isti, Rosi dan Natalin berangkat bersama ke LIPI Cibinong untuk PKL disana selama 1 bulan (Januari-Februari 2011). Kita mendapat pelajaran dan ilmu baru disana yang nantinya bisa diaplikasikan dan diterapkan saat sudah kembali lagi di kampus. Dari tempat kos-kosan di belakang komplek LIPI, kita berenam berangkat bersama menuju LIPI, pulang juga bersama, makan siang bersama, bahkan belanja bersama dan ketika liburan (sabtu-minggu) kita juga refreshing sejenak ke Botanical Square Bogor dan nonton film perdana “Rindu Purnama” di bioskop yang ada di tempat tersebut. Ini merupakan pertama kalinya saya masuk dan nonton ke bioskop. Saat bekerja di laboratorium LIPI pun kami selalu bersama saat makan siang, makan malam, hingga pulang kembali tempat ke kos-kosan. Banyak kenangan dan ilmu yang saya dapatkan disini, hingga sampai 1 bulan berakhir, akhirnya kita pun kembali ke kampus tercinta dan tentunya kembali lagi ke rutinitas menjadi asisten mikrobiologi.
Semester berganti semester kembali berlanjut lagi aktivitas di laboratorium sebagai asisten mikrobiologi. Karena selain mengasisteni praktikum dari dalam Fakultas Biologi seperti mata kuliah Mikrobiologi Dasar, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi Lingkungan, Bakteriologi dan Virologi, kita juga tim asisten juga mengasisteni praktikum dari fakultas lain seperti Farmasi, Kesehatan Masyarakat, MIPA, JPK Akuatik dan Kelautan serta D3 PSDP, sehingga tiap semester pun kita selalu ada jadwal untuk ngasistenin. Setiap semester minimal harus ada 20 orang asisten Mikrobiologi. Sehingga setiap kali ada yang lulus, terutama saat angkatan 2006 dan 2007 ada yang lulus, kita langsung mengadakan open recruitmen asisten baru yang akan menggantikan dan meneruskan untuk keberlangsungan praktikum selanjutnya. Selain kedua puluh asisten tersebut, kita juga dibantu oleh dua orang Laboran yang senantiasa membantu kami dalam urusan pemenuhan kebutuhan untuk praktikum, baik alat maupun bahan praktikum. Kedua laboran tersebut adalah Mas Arif Mulyanto dan Mba Indrariningrum. Mereka juga merupakan bagian dari keluarga besar mikroholic yang senantiasa melengkapi hari-hari kami di laboratorium. Suasana bahagia dan keceriaan yang menggelora terasa begitu dalam saat mba Indra melahirkan anaknya yang pertama. Sahabat mikroholic semuanya menjenguknya ke Rumah Sakit Margono dan kebahagiaan juga ikut kami rasakan bersama. Sungguh indahnya kebersamaan dan kekeluargaan yang begitu erat ini.
Terima kasih sahabat-sahabat Mikroholic yang telah merasuk ke dalam keluarga ini menjadi begitu eratnya. Dari sahabat menjadi sebuah keluarga. Sedekat hati seerat keluarga. Keluarga yang sakinah mawadah warokhmah. Indahnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, rasanya tak bisa diuraikan dalam untaian kalimat dan kekompakkan, kedisiplinan, ketekunan, serta kebersamaan sesama sahabat mikroholic akan selalu dikenang di hati sampai kapan pun juga dan menjadi kado terindah dalam hidupku ini tentang arti sebuah persahabatan yang tertanam dan terinkubasi menjadi keluarga yang utuh. Kalian akan selalu terkenang di incubator hatiku dan kekuatan autoklaf dalam mensterilisasi alat dan bahan pun tidak bisa mengalahkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan ini tetap utuh dan menyatu walau Escheria coli dan Bacillus subtilis datang membawa senyawa metabolit sekunder sekalipun.
Membangun dan menjaga sebuah persahabatan memang sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan ini. Karena sahabat ada di setiap kita butuhkan dan menjadi obat di kala kita sedang rapuh. Kiat dan tips dalam bersahabat kuncinya adalah harus saling mamahami dan menghargai satu sama lain, toleransi, tolong menolong, kerja sama, serta saling bantu membantu baik secara pikiran, nasihat, maupun material. Walaupun kita sudah lulus atau menjadi alumni dengan sahabat itu, komunikasi dan silaturahmi harus tetap terjalin erat bisa melalui telepon, atapun lewat dunia maya (email, facebook, twitter) dengan saling berbagi informasi maupun memberi nasihat dan solusi-solusi tertentu. Sahabat itu akan selalu terkenang di hati, walau kelak dipisahkan oleh jarak dan waktu.

(Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UNSOED, 25 November 2011 dan selesai digarap ga nyampe sehari, disela2 hbs kuliah, hbs ngasistenin n hbs evaluasi, akhry slsai jg 6 halaman)

Saturday, 19 November 2011

Pemenang Audisi Penulis Buku “Cinta Membaca”

Salam Inspiratif!
Alhamdulillah, setelah membaca naskah-naskah yang masuk ke email lrs.tegal@gmail.com, dari 172 naskah peserta yang masuk, diambillah 30 naskah terbaik. Berikut 30 naskah pemenang Audisi Penulis Buku “Cinta Membaca”:

1. Mengeja Dunia yang Tak Terbatas_Endang SSN
2. Generasi Cinta Membaca_Wicha Spicca Breeze
3. Agar Mimpi Menjadi Nyata_Abi Sabila
4. Membaca: dari Sini dan dari Sekarang_Tofik Rochadi
5. Sakit Gigi yang Menjalar ke Hati_Himmah Mahmudah
6. Pelihara Hiu-Hiu Kecil di Hati_Hidayatul Hasanah
7. Inspirasi Tuk Menulis_Sabil Ananda
8. Perkenalan dengan Sastra_Peba
9. Penawar Hati Sahabat Profesional_Resty Gipi
10. Dengan Membaca Aku Mampu Bicara_Wirasatriaji
11. Gara-Gara Hukuman Guru_Yuli Ariwibowo
12. Efek Deadline_Andromifa
13. Membaca: Sebuah Perspektif Sederhana_Ariesadhar
14. Membaca Tulisanku_Dyah N. Rizky
15. Dari Phobia ke Maniak Buku_Laksamana YC Handika
16. Gara-Gara Ikut Lomba_Ragil Kuning
17. Orang Desa Baca Buku, Buat Apa?_Irfan Fauzi
18. Ketika Membaca Menjadi Penghibur Luka_Aida M.
19. Membaca Membuka Cakrawala_Nenny Makmun
20. Alergi Berbuah Candu_Lani Pujiastuti
21. Membaca Pangkal Kaya_In Amullah
22. Dengan Membaca Kita Jadi Luar Biasa_Santy Nur Fajarviana
23. Began from The Failur_Andreina Tifani
24. Sayap-Sayap Hasil Membaca Buku_Syifa Enwa
25. Dulu Benci, Sekarang Cinta_Atiyatul Mawaddah
26. Akhirnya Bertemu Bapak Menteri_Syakima Arfitamma
27. Himpunan Kertas Penambah Wawasan_Sandza
28. Perang Berbuah Cinta_Sutrisno
29. Temukan Suksesmu dengan Membaca_Fransiska S. Manginsela
30. Karena Bapak, Aku Suka Membaca_Bagas Prakoso

Prioritas utama penilaian dari segi keindahan bahasa, penceritaan yang baik, menarik, inspiratif, dan tentu saja membawa pesan dan kesan yang mendalam bagi pembaca. Hampir semua naskah isinya inspiratif, namun karena tidak didukung dengan penulisan yang baik seperti EYD, tata bahasa, dan format tulisan yang acakadut, akhirnya tereliminasi.
Naskah pemenang akan dibukukan oleh Leutika Prio (gratis) dan masing-masing mendapatkan 1 eksemplar buku dari Leutika Publisher. Bagi 30 pemenang, harap segera mengirimkan pesan ke inbox Futicha Turisqoh II dengan menuliskan: Judul Naskah_Nama Penulis_Alamat pengiriman buku.
Sedangkan bagi yang tidak menang dan naskahnya ingin dibukukan, silakan naskahnya direvisi kembali sebaik mungkin. Saya tunggu naskah revisinya paling lambat tanggal 10 Desember 2011, jadi masih ada waktu sebulan dari sekarang. Naskah diketik di Microsoft.Word 2003/2007 dengan format Times New Roman 12, margin normal, spasi 1,5. Minimal 4 halaman dan maksimal 5 halaman, kertas A4. Naskah dikirim ke email lrs.tegal@gmail.com dengan judul email: Revisi Cinta Membaca_Judul Naskah_Nama Penulis.
Sebagai catatan penting: yang kurang diperhatikan oleh penulis sebagian besar terletak pada:
- EYD
- Format tulisan yang tidak rata kanan-kiri (justify)
- File naskah bukan doc/docx
- Bahasa yang cenderung gaul dan latah ala Syahrini
- Tidak ada nomor halaman
- Tidak mencantumkan judul
- Tidak melampirkan naskahnya (meletakkan naskah di badan email)
- Tidak ada alinea
- Penceritaan yang kurang greget
- Tidak mencantumkan nama penulis/biodata
- Bentuk cerita fiktif , bukan true story
- Keluar dari tema
- Kurang/lebih dari jumlah halaman yang ditentukan
- Kurang inspiratif
- Kurang memenuhi persyaratan lainnya

Demikian pengumuman dari saya. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, dan terimakasih banyak atas partisipasi kalian semua. I love u all….^_^

Salam,

Puput Happy
Sumber: http://www.facebook.com/?ref=tn_tnmn#!/notes/futicha-turisqoh-ii/pemenang-audisi-penulis-buku-cinta-membaca/311674145512897 (10 November 2011)

Sunday, 30 October 2011

MEMBACA PANGKAL KAYA


"Witing tresno jalaran saka kulina, witing TEYENG jalaran saka BACA”.

Sebuah impian itu berawal dari sebuah mimpi. Mimpi yang pada awalnya hanya ada dalam benak pikiranku tatkala pertama kali masuk kampus Jenderal Soedirman ini. Mimpi itu adalah menjadi juara dalam sebuah ajang lomba karya tulis dan masuk dalam ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang merupakan ajang terakbar di negeri ini. Kerap kali mimpi itu muncul dan membayangiku terus. Apa daya tak sampai, waktu dan padatnya aktivitas praktikum, laporan, dan tugas-tugas kuliah lainnya telah menidurkanku dari mimpi itu. Ditambah lagi agenda dan kegiatan organisasi dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang silih berganti dan berdatangan tiada henti. Tapi, berkat usaha yang optimal, kerja keras tiada henti untuk mencoba, dan berdoa juga tentunya akhirnya impian itu kini membuahkan hasil yang nyata. Hasil itu berawal dari membaca. Ternyata kuncinya adalah membaca, yang telah membuatku bisa seperti sekarang ini. Membaca tidak harus dari buku, tapi membaca itu banyak sumber yang bisa kita baca seperti internet, majalah, jurnal, koran, televisi, radio, atau membaca lingkungan sekitar kita maupun kejadian yang terjadi sehari-hari. Membaca juga bisa dilakukan dengan membaca pengumuman di mading atau papan informasi yang sering kita jumpai. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari membaca, karena membaca itu pangkal kaya. Kaya informasi, kaya pengetahuan, kaya imajinasi, kaya persahabatan, kaya pengalaman, kaya prestasi, dan masih banyak kaya-kaya yang lain dari membaca.

Banyak membaca menjadikan banyak yang kita ketahui, begitu juga sebaliknya sedikit membaca sedikit pula yang kita ketahui. Berawal dari informasi Lomba Jurnalistik Menulis Surat (Oktober 2010) yang diadakan LPM BIOMA Fakultas Biologi UNSOED dengan tema “Aku Cinta Lingkungan” dan waktu itu adalah deadline terakhir pengumpulan naskahnya. Saya langsung membuat dan menulis surat itu sebanyak 2 lembar dan dikumpulkan hari itu juga. Mungkin karena aku sering membaca informasi tentang lingkungan maupun membaca dari lingkungan sekitar, sehingga aku dengan mudah merangkai kata demi kata dalam surat itu. Seminggu kemudian, saya kaget dan terkejut ketika mendapat sms dari panitia yang menyatakan bahwa saya mendapat Juara 2 dalam Lomba Jurnalistik Menulis Surat tersebut dan berhak mendapatkan uang tunai dan piala. Berawal dari prestasi inilah yang menginisiasiku untuk terus berkarya dan meraih prestasi selanjutnya. Tentunya saya juga harus lebih rajin membaca lagi agar memperkaya khazanah pengetahuanku. Sebulan kemudian (November 2010) saya mendapatkan informasi bahwa ada lomba cerdas tepat (LCT) tingkat Universitas Jenderal Soedirman dalam rangkaian acara Islamic Fair 2010 yang diadakan oleh kerja sama UKM UKI Kesmas-KHALIFA Farmasi-MEDIS Keperawatan. LCT ini adalah per kelompok 3 orang yang merupakan perwakilan UKM dari tiap Fakultas yang ada di UNSOED. Untuk mengahadapi LCT tersebut saya hanya membaca beberapa buku saja karena waktunya tinggal 1 hari lagi, dan mengandalkan pengetahuan yang sudah saya dapatkan selama ini. Seleksi hari pertama tim saya berhasil lolos ke tahap berikutnya dengan mengalahkan tim lawan dan berhak melaju ke final. Dalam babak final tim kami (UKMI Fakultas Biologi) berhadapan dengan tim GAMAIS Fakultas Pertanian dan tim KHALIFA Farmasi. Ada tiga tahap dalam babak final ini, yaitu soal wajib, soal rebutan, dan soal ganda. Pada tahap kedua usai, score tim GAMAIS untuk sementara unggul tipis dengan tim kami, sementara tim KHALIFA jauh tertinggal dan berada dalam score yang terendah. Kini tibalah tahap soal ganda, yaitu setiap tim akan mendapatkan nilai ganda dengan mempertaruhkan score maksimal yang dimiliki apabila jawabannya benar dan akan dikurangi sesuai dengan score yang diajukan apabila jawabannya salah. Soal pamungkas inilah yang akan menentukan siapa juaranya. Ternyata soal ini cukup menegangkan dan membuat dilema setiap tim. Tapi Alhamdulillah, saya masih ingat dan pernah membaca tentang permasalahan soal ini sehingga saya dan tim kami optimis dengan jawabannya. Jawaban kami pun ternyata benar dan score pun menjadi berganda sesuai yang kami ajukan, sementara tim GAMAIS karena jawabannya salah sehingga score mereka dikurangi. Tim kami berhasil menjadi juara 1 dalam LCT ini. Sungguh luar biasanya manfaat dari membaca itu, sehingga mampu mengantarkan tim kami sampai mendapat prestasi ini.

Beranjak dari kedua prestasi tersebut, saya tidak cukup sampai disitu saja. Saya masih ingat dengan mimpiku yang tersirat seperti diatas. Saya terus membaca dan mencari informasi tentang kegiatan perlombaan. Berawal dari browsing informasi lomba-lomba di facebook, akhirnya saya menemukan informasi tentang lomba karya tulis, kemudian saya mencari informasi sesuai dengan tema yang ditentukan panitia, hingga akhirnya saya menyusun sebuah kerangka karya tulis dengan mengangkat tema tentang jejaring sosial kayakiye. Kemudian saya pun mengirimkan abstraksi lewat email. Akhirnya selang sebulan kemudian tibalah pengumuman yang lolos seleksi abstraksi. Dari 350 tim yang mendaftar dan mengirimkan abstraksinya ke panitia, diambil 30 tim yang lolos seleksi abstraksi dan berhak mengikuti grand final dan presentasi di Universitas Airlangga Surabaya tanggal 13-15 Mei 2011. Tiada ku duga sebelumnya, tim saya termasuk dari 30 besar yang lolos itu dan merupakan satu-satunya tim yang lolos abstraksi dari Universitas Jenderal Soedirman. Betapa bahagianya saya waktu itu, karena ini merupakan pertama kalinya saya lolos dalam lomba tingkat nasional. Saya pun berangkat ke Surabaya berdua dengan teman saya. Ternyata sudah banyak yang datang di penginapan di Surabaya. Disana sudah ada teman-teman dari Makassar, Jakarta, Depok, Yogyakarta, Semarang, Madura dan Bali. Betapa bahagianya hati ini merasakan pengalaman yang sangat berkesan ini. “Ternyata membaca pengalaman sangat berbeda sekali dengan merasakan langsung pengalaman itu sendiri” kataku dalam hati waktu itu. Karena sebelum berangkat ke Surabaya saya membaca buku berjudul “Cerdas Memenangkan Lomba Karya Ilmiah” yang berisi tentang pengalaman penulis buku tersebut dalam lomba karya ilmiah. Pengalaman baru, teman-teman baru, dan tentunya kenangan terindah yang tak kan terlupakan berada di tempat ini, bisa bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa hebat yang ada di tanah air ini. Inilah makna bahwa ‘Membaca itu Kaya’ kaya teman, kaya pengalaman, kaya persahabatan dan kaya prestasi juga tentunya.

Sabtu, 14 Mei 2011 akhirnya tiba juga waktu yang dinanti-nanti. Pagi yang cerah ceria, langitnya elok dengan kilauan mentari yang tersenyum sumringah. Warna warni almamater dari berbagai kampus yang berbeda-beda terlihat elok seperti pelangi yang menawan, gagah perkasa, dan penuh percaya diri memasuki ruang presentasi para finalis. Satu demi satu, setiap tim bergilir maju mempresentasikan karyanya masing-masing. Dengan bermodalkan optimis dan semangat tinggi akhirnya tim saya pun mendapat giliran presentasi. Keesokan harinya, tibalah hari yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman pemenang Lomba Karya Tulis Call for Paper CS2 UNAIR 2011. “Setelah menjalani berbagai tahapan mulai dari penyaringan 30 abtraksi terpilih dari 350 abstraksi yang mendaftar, pengiriman full paper hingga tahap presentasi paper, akhirnya kami akan mengumumkan para pemenang lomba call for papers sebagai berikut” kata pembawa acara itu. Juara ketiga diraih oleh tim dengan paper yang berjudul “Optimalisasi Jejaring Sosial Kayakiye Sebagai Media Untuk Melestarikan Bahasa dan Budaya Banyumasan” dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Betapa terkejut dan kagetnya perasaanku waktu mendengar pengumuman itu. Senang bercampur haru penuh suka cita terpancar dari wajah kami, ditambah lagi dengan ucapan selamat sambil berjabat tangan dari para peserta lain semakin membuat bahagia ini semakin membara. Alhamdulillah, akhirnya perjuangan kita tercapai juga, kataku dalam hati. Kami pun maju ke depan dengan langkah tegap dan penuh percaya diri dan berdiri di hadapan para peserta untuk menerima hadiah. Juara kedua diraih oleh tim dengan paper yang berjudul “Game Online dan Katarsis Virtual” dari Universitas Paramadina Jakarta. Sedangkan juara pertama diraih tim dengan paper berjudul “Kampoeng Cyber dan Simbolisasi Identitas” dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Usai penerimaan hadiah bagi semua juara, kami semua foto bersama dengan para pembicara dan semua peserta call for paper. Ternyata mimpi itu sekarang benar-benar telah menjadi impian yang nyata. Pengalaman yang sungguh luar biasa menjadi juara 3 nasional, kenangan yang terindah bisa bertemu para penulis hebat dari berbagai kampus, dan moment ini akan menjadi kado terindah dalam sepanjang hidup ini.

Akhirnya tercapai juga mimpiku yang pertama. Saya masih punya mimpi yang kedua yaitu mimpi ikut dalam kegiatan PIMNAS. Seusai dari UNAIR Surabaya, banyak informasi yang saya dapatkan. Salah satu diantaranya adalah tentang PIMNAS 2011 yang diadakan di UNHAS Makassar. Impian saya di PIMNAS sempat surut ketika pengumuman PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) karyaku tidak ada yang lolos. Akan tetapi berkat adanya informasi dari teman UNHAS dan informasi dari PR III (Pembantu Rektor III UNSOED) bahwa ada lomba karya tulis penunjang PIMNAS 2011. Saya pun langsung mencari informasi itu dan mencari referensi bacaan untuk membuat karya tulis lagi untuk menuju ke PIMNAS nanti. Dengan penuh semangat tinggi, saya pun mengajak teman untuk menyusun sebuah karya tulis dan akhirnya saya pun mengirimkan dan mendaftarkan diri dalam Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS 2011 bidang Kemaritiman A (bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan). Dua minggu kemudian, tiba juga pengumuman tim yang lolos dan tiada ku sangka tiada ku duga, tim saya lolos dan berhak berangkat ke Makassar dalam PIMNAS itu. Ada 4 tim dari UNSOED yang lolos dalam lomba penunjang PIMNAS tersebut, ditambah 1 tim PKMK jadi ada 5 tim yang berangkat ke PIMNAS di UNHAS Makassar. Subhanallah, begitu agung karunia-Mu ini, ternyata kalau kita menginginkan dan memimpikan sesuatu serta mau berusaha dengan giat Allah akan memudahkan jalan kita. Kontingen dari UNSOED pun berangkat menuju ke Makassar. Dari Purwokerto naik kereta eksekutif menuju stasiun Gambir Jakarta (ini merupakan pertama kalinya saya naik kereta eksekutif, biasanya saya naik kereta ekonomi). Kemudian menuju Bandara Soekarno-Hatta naik pesawat Batavia Air menuju Bandara Internasional Sultan Hasannudin Makassar. (Ini juga merupakan pertama kalinya saya naik pesawat). Sungguh luar biasanya pengalaman ini. Akhirnya tiba juga di UNHAS Makassar dan disana begitu meriahnya suasana PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang merupakan ajang pertemuan tahunan dan terakbar yang diadakan oleh DIKTI. Disini para finalis dan para mahasiswa yang hebat dan kreatif dari seluruh perwakilan universitas yang ada di Indonesia berkumpul disini. Mulai dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori PKM-P (Penelitian), PKM-K (Kewirausahaan), PKM-T (Teknologi), PKM-M (Pengabdian Masyarakat), PKM-GT (Gagasan Tertulis), pameran poster dan pameran produk PKM sampai Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS bidang Kemaritiman A, bidang Kemaritiman B, Bidang Lingkungan, sampai bidang Kewirausahaan semuanya akan difinalkan dalam ajang PIMNAS ini. Sungguh dahsyatnya suasana PIMNAS ini, walau tim kami tidak mendapatkan juara tapi kami sudah sangat bersyukur sekali bisa sampai PIMNAS di UNHAS ini dengan biaya gratis (transportasi, akomodasi dan konsumsi) sampai dikasih uang saku dan seragam serta atribut PIMNAS. Sungguh rasa kebahagiaan ini tidak bisa ku ungkapkan lagi dengan kata-kata, akan tetapi syukur Alhamdulillah atas segala karunia-Nya. Ternyata impianku selama ini, kini sudah tercapai bisa mengikuti ajang PIMNAS dan inilah dahsyatnya efek dari membaca yang telah mengantarkanku sampai sekarang ini dan telah membuatku semakin kaya karena membaca, kaya pengalaman, kaya pengetahuan, kaya persahabatan, dan kaya akan kenangan hidup.

“Membaca itu pangkal kaya”,oleh karena itu marilah kita budayakan membaca minimal 2 jam/hari. Sebagaimana perintah dalam Al-qur’an juga adalah tentang membaca (Iqro’= Bacalah). “Witing tresno jalaran saka kulina, witing BACA kita pun jadi BISA”. Membaca buku yang enak dan mudah terserap itu biasanya saat pagi hari atau sebelum fajar menjelang subuh. Membaca tidak harus dari buku saja, bisa internet, majalah, jurnal, koran, atau dari apa yang kita lihat di sekeliling kita. Karena dengan membaca akan memperluas khazanah pengetahuan kita dan bahkan akan mengantarkan kita untuk mendapatkan prestasi dan menggapai impian kita. Bermimpilah setinggi mungkin, tapi jangan sampai lupa bersyukur dan bertawakal kepada-Nya, dan untuk menggapai mimpi itu mulailah dari MEMBACA.

Friday, 28 October 2011

JEJAK PARA PEMUDA (i) HEBAT DALAM YOUTH POWER UGM 2011



“Take Action, Build The Nation” begitu teriakan semangat dari para finalis Youth Power UGM 2011 ketika pembawa acara mengatakan Youth Power. Seorang yang mempunyai semangat tinggi membara-bara, penuh inspirasi, inovasi, dan imajinasi, begitulah sosok pemuda dideskripsikan. Ditengah-tengah arus globalisasi yang begitu derasnya, tantangan dan hambatan tak kunjung henti kerap kali datang bertubi-tubi. Disatu sisi globalisasi bisa menjadi tantangan di era sekarang ini, tapi di sisi lain globalisasi juga bisa menjadi peluang bagi kita. Begitulah tema Lomba Karya Tulis Call for paper Youth Power UGM 2011 “Pemuda dan Globalisasi (Tantangan, Peluang, dan Strategi)”. Meski acara ini merupakan acara yang digagas oleh Keluarga Mahasiswa Sosiologi UGM, saya sebagai mahasiswa Biologi (Eksak) pun ingin turut serta dalam acara tersebut. Berawal ide dari KKN (Kuliah Kerja Nyata) bulan Agustus kemarin, akhirnya muncul sebuah gagasan yang tertuang menjadi sebuah karya tulis berjudul “Revitalisasi Karang Taruna melalui POSDAYA (Pos Pemberdayaan Keluarga) di Desa Lambur Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga” dan setelah melalui perjalanan panjang sampai ke tahap penjurian abstraksi oleh dewan juri, ternyata dinyatakan lolos sebagai finalis 50 tim yang berhak untuk mempresentasikan papernya dalam acara Youth Power UGM tanggal 21-23 Oktober 2011 dan merupakan satu-satunya tim yang lolos dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Alhamdulillah, mimpi yang sebelumnya sudah tertuang dalam papan kecil di kamar kosan, kini terealisasi juga. Bertemu lagi dengan para pemuda (mahasiswa) hebat dari seluruh tanah air Indonesia dan beberapa orang dari mereka juga ada yang dulunya sudah pernah ketemu dalam finalis Communication Student Summit (CS2) di Universitas Airlangga Surabaya Mei 2011. (Wah, kita reunian lagi teman2 CS2 dan bertempur lagi dalam ajang YP ini)

Jumat, 21 Oktober 2011 bertempat di Wisma Martha Yogyakarta semua finalis dari berbagai universitas sudah berkumpul disini. Dari 50 tim finalis yang datang kesini hanya 36 tim finalis, yang berasal dari ujung Aceh sampai Madura, yaitu mereka adalah para pemuda (i) hebat delegasi masing-masing kampusnya. Mereka adalah duta dari perguruan tinggi yang membawa sebuah gagasan yang unik dan kreatif, diantaranya yaitu dari Universitas Syah Kuala (Banda Aceh), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Negeri Lampung (UNILA), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Indonesia (UI) Depok, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Telkom (ITT) Bandung, Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Universitas Jember, dan Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Sumenep Madura.

Sabtu, 22 Oktober 2011 semua finalis YP 2011 dengan berbagai warna warni almamater berangkat dengan 2 bus menuju kampus Sosiologi UGM. Tepat jam 8 pagi pembukaan acara ini secara simbolis dibuka oleh ketua jurusan Sosiologi UGM dengan memindahkan kapak robot ke mascot gatot kaca. Satu demi satu finalis YP ini mempresentasikan papernya masing-masing dengan waktu presentasi 5 menit dan tanya jawab 10 menit. Pukul 20.00 WIB akhirnya baru selesai semuanya mempresentasikan karyanya. Acara dilanjutkan dengan Indonesian Student Conference (semacam Konferensi Mahasiswa). Karena acara YP ini juga untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-83, maka dalam konferensi ini para mahasiswa membahas tentang pemuda saat ini, keadaan bangsa Indonesia saat ini, dan memberikan sebuah solusi untuk bangsa yang dirumuskan bersama-sama dan nantinya akan dideklarasikan secara bersama dalam agenda Simposium Nasional keesokan harinya. Satu demi satu para pemuda (mahasiswa) dari tiap kampus melontarkan gagasan dan solusinya masing-masing. Hingga akhirnya dipilih 5 perwakilan untuk menyusun gagasan-gagasan yang tadi sudah dilontarkan dan disusun menjadi sebuah kalimat yang komprehensif.
Keesokan harinya, Minggu, 23 Oktober 2011 masih di tempat yang sama yaitu agenda Simposium Nasional. Para finalis sudah memasuki ruangan, sebagian peserta dari mahasiswa juga ada yang datang dalam acara ini dan ternyata banyak juga teman-teman dari Sosiologi UNSOED yang tergabung dalam JMSJ (Jaringan Mahasiswa Sosiologi seJawa) datang dalam simposium ini. (Wah, jaket almamater kuning semakin meramaikan acara ini, 5 jaket kuning dari 5 kampus yang berbeda, hehehe). Pembacaan deklarasi mahasiswa youth power yang dibacakan oleh 5 perwakilan mahasiswa mengawali acara ini. Simposium ini mengangkat tema “Pemuda dan Globalisasi (Tantangan, Peluang, dan Strategi) dengan 4 orang pembicara dari berbagai disiplin ilmu. Usai pemaparan oleh pembicara, dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kini tibalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh para finalis YP setelah acara Simposium ini selesai. Dan dewan juri pun membacakan tim yang mendapatkan juara dalam YP ini. Semua peserta berdebar-debar menantinya dan suasana waktu itu begitu tenang menanti juara yang akan segera dibacakan oleh dewan juri. Dan juara ketiga diraih oleh UNAIR, juara kedua diraih oleh UI, dan juara pertama adalah dengan judul paper “SORT KESMA (Solusi Terpadu Peningkatan Kesadaran Masyarakat) dalam Membayar Pajak: Peran Mahasiswa Sebagai Agent of Change” dari tim Universitas Brawijaya (UNIBRAW) Malang.
Sampai jumpa lagi para PEMUDA HEBAT, terima kasih telah menginspirasi dan menjadi bagian dari pengalaman dan kenangan yang sangat berharga ini. Sampai ketemu lagi di lain kesempatan dalam sebuah ajang kompetisi yang akan mempertemukan kita selanjutnya. Kalian para PEMUDA HEBAT akan tetap terkenang jika KARYA dan GAGASAN kalian dapat dirasakan MANFAATnya oleh MASYARAKAT. Kata bung Karno “SERIBU ORANG TUA hanya dapat bermimpi, SATU orang PEMUDA dapat mengubah dunia”. MAJU TERUS PANTANG MENYERAH wahai para PEMUDA HARAPAN BANGSA….!!!!

Sunday, 18 September 2011

PIMNAS XXIV UNHAS MAKASSAR, SEJARAH BARU BAGI UNSOED (Liputan kontingen UNSOED dalam PIMNAS 2011)


Siapa yang tak mengenal PIMNAS? Atau Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional, yang merupakan ajang kompetisi terbesar bagi mahasiswa dalam skala nasional yang diselenggarakan oleh DP2M DIKTI rutin tiap tahunnya. PIMNAS tahun 2009 diselenggarakan di UNIBRAW, tahun 2010 di Universitas Maharaswati Bali, tahun 2011 di UNHAS Makassar, dan tahun 2012 nanti di UII Jogjakarta.

 Sebelumnya mahasiswa di setiap kampusnya membuat proposal PKM-(P,T,M,K) atau PKM-GT dan PKM-AI (hanya PKM-AI yang tidak diikutkan di PIMNAS). Berdasarkan data Dit. Litabmas DIKTI Kemendiknas tahun 2011 jumlah proposal PKM yang diseleksi berjumlah 23.898 Proposal, kemudian yang lolos seleksi tahap I (administrasi) berjumlah 16.432 proposal, setelah itu dilakukan seleksi tahap II dan yang lolos berjumlah 6.901 proposal dan yang lolos didanai dari DIKTI untuk tahun 2011 ini adalah berjumlah 5.063 proposal. Dari jumlah 5.063 proposal ini dari UNSOED berhasil meloloskan 69 proposal PKM (dari 106 proposal) yang didanai DIKTI tahun 2011. Setelah itu dilakukan MONEV (monitoring dan evaluasi), dari 69 proposal hanya 1 proposal yang berhasil lolos untuk mengikuti PIMNAS XXIV di Universitas Hasanuddin Makassar tahun 2011 ini. Selain itu, tuan rumah UNHAS juga mengadakan Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS XXIV yang meliputi: Bidang Lingkungan, Bidang Kemaritiman (bidang IPTEK Kelautan dan bidang Sosial budaya) serta Bidang Kewirausahaan. Dalam hal ini ada 4 tim dari UNSOED yang lolos untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS yang terdiri dari 2 tim bidang Lingkungan, 1 tim bidang kemaritiman IPTEK, dan 1 tim bidang kemaritiman sosial budaya (keempat tim ini semuanya berasal dari Fakultas Biologi). Sehingga pada tahun 2011 ini ada 5 tim delegasi UNSOED (1 tim PKM-K dan 4 tim Lomba Penunjang) yang berangkat mengikuti PIMNAS XXIV di Universitas Hasanuddin Makassar dari tanggal 18-22 Juli 2011.


Senin (19/7/2011) grand opening PIMNAS XXIV tahun 2011 begitu semarak dahsyatnya, meriah, dan luar biasa. Warna warni almamater dari duta masing-masing perguruan tinggi se-Indonesia berkumpul di Baruga Andi P. Pettarani (Auditorium UNHAS). 1714 mahasiswa dari 91 PTN/PTS se-Indonesia berkumpul di ajang ilmiah yang paling bergengsi ini. Mereka adalah orang-orang yang terbaik diantara yang terbaik (kata PR3 UNHAS dalam sambutannya). Usai pembukaan para peserta PIMNAS untuk kategori PKM menuju ruang presentasi masing-masing. Selain itu, para peserta yang lain mengikuti Seminar Nasional Lingkungan oleh Menteri Kehutanan RI dan diisi hiburan juga oleh Ebiet G.A. Seusai acara tersebut dilanjutkan aksi penanaman pohon di sekitar Rusunawa UNHAS oleh Menhut dan para peserta delegasi masing-masing universitas yang diberi tanda dan dinamai sesuai asal kampusnya masing-masing. Tanggal 19-20 Juli 2011 para peserta PIMNAS untuk PKM-(K,T,M,P, dan GT) melakukan presentasi di tempat yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya masing, sedangkan untuk Lomba Karya Tulis Penunjang (Lingkungan, Kemaritiman, dan Kewirausahaan) juga melakukan presentasi di tempat yang berbeda pada tanggal 20-21 Juli 2011.

Kamis (21/7/2011) juga diadakan penilaian Lomba Poster dan Gelar Produk PKM di gedung Teaching Industry. Di tempat inilah produk-produk kreasi para mahasiswa di pamerkan dan akan dinilai oleh dewan juri berjumlah 12 orang. Produk-produk unik, menarik, kreatif, dan inovatif hasil karya mahasiswa sungguh luar biasa, yang terdiri dari produk-produk PKMK, PKMP, PKMM, PKMT, dan PKMGT.
Kamis (21/7/2011) pukul 19.00 WITA semua peserta PIMNAS sudah memenuhi Baruga A.P Pettarani untuk mengikuti closing ceremony PIMNAS XXIV dan sekaligus pengumuman pemenang semua jenis perlombaan. Sorak sorai, canda tawa, teriakkan yel-yel bergema di dalam Baruga ini. Warna warni almamater berkumpul dalam satu kelompok sesuai kampusnya masing-masing. Kampus yang jumlah pesertanya banyak lebih terdengar gema dan teriakkan yel-yelnya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, dari pulai Miangas sampai pulau Rote terdengar bergelora. Begitu hebohnya semangat para peserta PIMNAS yang begitu membara. Apalagi ketika paduan suara UNHAS menyanyikan lagu Garuda di Dadaku dan lagu Bendera, semuanya ikut menyanyikan dan seakan-akan membakar semangat mereka yang menjulang-julang tinggi. Jiwa nasionalisme muncul begitu dahsyatnya, merasakan akan keragaman yang berbeda-beda, suku, budaya, dan bahasa, terasa menjelma dalam sanubari mereka. Suportifitas, saling menghargai, dan mengapreasiasi satu sama lain terasa begitu indahnya.

Tibalah saat-saat yang dinanti yaitu pengumuman para pemenang. Pertama, untuk kategori lomba penunjang PIMNAS (akan tetapi tim dari UNSOED tidak ada yang berhasil lolos sebagai juara), kemudian pengumuman lomba poster dan produk PKM, setelah itu pengumuman untuk kategori PKM-(P,T,K,M, dan GT). Untuk PKMGT ada 2 kategori (PKMGT 1 dan PKMGT 2), PKMM ada 3 kategori (PKMM 1, PKMM 2, dan PKMM 3), PKMK ada 4 kategori (PKMK 1, PKMK 2, PKMK 3, dan PKMK 4), PKMT ada 3 kategori (PKMT 1, PKMT 2, dan PKMT 3), dan untuk PKMP ada 4 kategori (PKMP 1, PKMP 2, PKMP 3, dan PKMP 4). Masing-masing kategori tiap PKM tersebut mendapatkan juara yang secara berturut-turut untuk juara 1 (setara emas), juara 2 (setara perak), juara 3 (setara perunggu), dan juara terfavorit (harapan). Secara umum, PIMNAS XXIV ini juara umumnya adalah UGM, peringkat kedua adalah ITS dan peringkat ketiga adalah UNNES. Untuk kategori PKMK 4, tim PKMK UNSOED (Ankardiansyah Pandu, dkk) berhasil meraih juara 2 (setara perak) dengan judul “Jasa pengembangan karakter menggunakan Hipoterapi dan Neuro Linguistic Programming (NLP)”. Ini merupakan sejarah baru bagi UNSOED karena sepanjang dalam perjalanan PIMNAS, baru pertama kalinya tahun 2011 ini UNSOED mendapatkan juara dalam PIMNAS. Pak Mul (bagian Kemahasiswaan UNSOED yang selama ini mengurusi PKM-PKM mahasiswa UNSOED mulai dari pengumpulan sampai pengiriman ke DIKTI) pun sampai meneteskan air matanya serasa haru melihat dan mendengar tim PKMK UNSOED mendapatkan juara tersebut. Selamat buat tim PKMK UNSOED…!!!,

semoga kemenangan ini dapat memacu dan memotivasi para mahasiswa UNSOED dalam penulisan PKM di tahun-tahun berikutnya. Karena kita pun bisa bersaing, bersanding, dan berkompetisi dengan mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi yang lain. Kalau ada kemauan, niat, usaha dan jerih payah yang gigih kita pun bisa seperti mereka. (Terinspirasi dari mata kucing terciptalah reflektor cahaya, terinspirasi dari lumba-lumba terciptalah kapal selam super cepat, dan terinspirasi dari tulisan ini, semoga bisa MENGINSPIRASIKAN bagi teman-teman semua untuk menulis dan menemukan gagasan baru yang kreatif dan inovatif untuk mengharumkan almamater kita di kancah nasional maupun internasional).

JAYALAH SELALU LASKAR SOEDIRMAN…….., MAJU TERUS PANTANG MENYERAH DUTA-DUTA UNSOED DALAM PIMNAS XXV NANTI DI UII JOGJA TAHUN 2012……!!!!

Saturday, 17 September 2011

Kayakiye meraih JUARA III di UNAIR


Sebuah impian itu berawal dari sebuah mimpi. Mimpi yang pada awalnya hanya ada dalam benak pikiranku tatkala pertama kali masuk kampus Jenderal Soedirman ini. Mimpi itu adalah menjadi juara dalam sebuah ajang lomba karya tulis. Kerap kali mimpi itu muncul dan membayangiku terus. Apa daya tak sampai, waktu dan padatnya aktivitas praktikum, laporan, dan tugas-tugas kuliah lainnya telah menidurkanku dari mimpi itu. Ditambah lagi agenda dan kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang silih berganti dan berdatangan tiada henti. Tapi, berkat usaha yang optimal, kerja keras tiada henti untuk mencoba, dan berdoa juga tentunya akhirnya impian itu kini membuahkan hasil yang nyata. Berawal dari browsing informasi lomba-lomba di facebook, akhirnya aku menemukan informasi lomba karya tulis, kemudian aku menyusun dan mengirimkan abstraksi, akhirnya lolos 30 besar dari 350 tim yang mendaftar dan mengirimkan abstraksinya ke panitia. Hingga akhirnya, berkat optimis dan semangat tinggi akhirnya mendapat juara 3 tingkat nasional dalam ajang kompetisi karya tulis CS2 di Universitas Airlangga Surabaya pertengahan Mei 2011 kemarin.
Saat ini Facebook bisa dibilang adalah teman akrab setiap hari. Bermula dari Facebook inilah prestasi itu aku raih. Facebook memang telah menjadi populer dimana-mana. Hampir mahasiswa yang aku lihat ketika online di kampus pasti membuka situs jejaring ini. Aku pun tidak jauh berbeda dengan mereka, akan tetapi tidak hanya sekedar membuka FB untuk update status saja, tapi mendapatkan informasi yang bernilai positif, salah satunya adalah informasi lomba. Berawal dari FB ini aku bergabung dengan grup ‘Info Lomba For You’ dan grup ‘Kumpulan Informasi Lomba’. Dari kedua grup dalam FB inilah aku melakukan browsing dan menelusuri lomba-lomba yang ada. Dalam salah satu informasi lomba itu aku menemukan informasi lomba karya tulis Communication Student Summit [CSS] yang merupakan salah satu dari rangkaian acara perayaan HUT Departemen Ilmu Komunikasi ke-23 Universitas Airlangga Surabaya. Tema lomba karya tulis CSS ini adalah “INTERNET: Dinamika dan Problematika dalam Masyarakat Indonesia”. Ketentuan lomba ini adalah peserta disuruh mengirimkan abstraksi terlebih dahulu. Pengiriman abstraksi dapat dilakukan mulai tanggal 21 Maret-3 April 2011. Nantinya sebanyak 20 abstraksi yang terpilih/lolos akan diumumkan pada tanggal 9-10 April 2011. Tiba-tiba tidak lama kemudian aku pun jadi teringat dengan jejaring sosial yang berasal dari Banyumas, yaitu jejaring sosial Kayakiye. Pertama kali aku tahu jejaring sosial Kayakiye juga dari Facebook, waktu itu ada temanku yang menge-tag akun ini ke facebookku. Bermula dari ini aku pun berusaha mencari informasi tentang jejaring sosial Kayakiye dan mengajak dua orang temanku untuk membuat karya tulis tentang hal tersebut.
Dengan memanfaatkan fasilitas hotspot di kampus, aku sering online di kampus untuk mencari bahan buat karya tulis tersebut. Waktu itu persyaratannya adalah hanya mengirimkan abstrak terlebih dahulu beserta biodata penulis. Aku pun selesai menyusun abstrak dan akhirnya aku kirim lewat email panitia, karena harus dikirimkan lewat email. Tanggal 9-10 April 2011 adalah pengumuman tim yang lolos seleksi abstraksi, tapi waktu itu aku buka email ternyata ada perubahan jadwal pengumuman (pengunduran jadwal menjadi tanggal 14-15 April) dikarenakan banyaknya abstrak yang masuk ke panitia dan dewan juri belum selesai mengoreksi semuanya, begitulah pesan singkat dalam email itu. Tiba juga tanggal 14 April 2011, awalnya aku merasa kaget karena nama timnya aku tidak ada di daftar yang lolos. Pupus sudah harapanku untuk lolos seleksi dalam lomba tersebut. Hari itu baru diumumin 15 tim yang lolos katanya masih ada 15 tim lagi menyusul esok harinya. Ternyata akan diambil 30 tim yang lolos seleksi padahal dulunya di pengumuman hanya 20 tim. Esok harinya (tanggal 15 April 2011) aku kembali membuka email dengan rona wajahku yang penuh dengan penasaran. Awalnya aku tidak percaya dengan pengumuman itu dan sempat terkejut juga ternyata timku lolos 30 besar seleksi abstraksi berada di urutan ke-21. Wah, sungguh senangnya hatiku waktu itu, suka cita penuh tawa bercampur haru juga karena timnya aku merupakan satu-satunya tim yang lolos 30 besar yang berasal dari kampusku (Universitas Jenderal Soedirman). Tiada ku sangka, tiada ku duga. Karena ini merupakan pertama kalinya aku lolos dalam ajang kompetisi karya tulis tingkat nasional Dalam pengumuman itu juga disampaikan bahwa 30 tim itu disuruh mengumpulkan full papernya maksimal tanggal 10 Mei dan tanggal 14-15 Mei adalah presentasi finalis 30 besar itu di UNAIR Surabaya.
Jumat, 13 Mei 2011 pagi jam 6.00 WIB aku berangkat ke Surabaya. Ini merupakan hari pertamaku ke Surabaya. Aku berangkat naik kereta ekonomi logawa bersama dengan timku tanpa didampingi dengan dosen dari kampus. Setelah menempuh perjalanan sekitar 11 jam aku sampai juga di stasiun Gubeng Surabaya sekitar jam 17.00 WIB. Tim panitia sudah ada yang standby disana dan waktu itu menunggu juga tim lain dari UNIBRAW sampai jam 18.30 WIB dan akhirnya kami bareng dengan tim UNIBRAW menuju ke penginapan. Ternyata sudah banyak yang datang di penginapan ada teman-teman dari Makassar, Jakarta, Depok, Yogyakarta, Semarang, Madura dan Bali. Betapa bahagianya hati ini merasakan pengalaman yang sangat berkesan ini. “Ternyata membaca pengalaman sangat berbeda sekali dengan merasakan langsung pengalaman itu sendiri” kataku dalam hati waktu itu. Pengalaman baru, teman-teman baru, dan tentunya kenangan terindah yang tak kan terlupakan berada di tempat ini. Malam itu merupakan malam yang penuh dengan persiapan dari para finalis untuk presentasi besok paginya. Masing-masing tim sibuk dengan persiapannya dan ada juga yang latihan presentasi di kamar dan di taman tempat penginapan itu, karena besok adalah hari yang penuh dengan perjuangan oleh masing-masing tim yang membawa nama baik almamaternya masing-masing.
Sabtu, 14 Mei 2011 akhirnya tiba juga waktu yang dinanti-nanti. Pagi yang cerah ceria, langitnya elok dengan kilauan mentari yang tersenyum sumringah. Begitu juga dengan hati ini terasa bahagia merekah indah. Warna warni almamater dari berbagai kampus yang berbeda-beda terlihat elok seperti pelangi yang menawan, gagah perkasa, dan penuh percaya diri. Begitulah suasana saat para finalis sudah berdandan rapi dengan almamaternya yang berbeda-beda, ada yang merah, kuning, hijau, biru, abu-abu, krem, dan orange sudah bersiap-siap berangkat dari penginapan menuju kampus UNAIR. Akhirnya, setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam sampai juga di kampus UNAIR. Satu persatu dari tim para finalis bergantian maju ke depan memaparkan dan mempresentasikan hasil karya tulisnya masing-masing yang telah dibagi dalam kelompok panel berdasarkan jenis tema masing-masing. Kini gilirannya timnya aku maju mempresentasikan karya tulis kami. Dengan penuh semangat, motivasi, dan percaya diri kami maju dengan optimis. Walau sempat beberapa peserta yang tanya ada yang berusaha menjatuhkan, tapi kami mencoba menjawabnya dengan tenang dan akhirnya berhasil mendapat sambutan positif dari dewan juri. Usai sudah semua tim mempresentasikan karya tulisnya dan semua tim kembali lagi ke penginapan dan hasil pemenangnya yang juara akan diumumkan besok harinya setelah acara seminar nasional.
Tiba juga hari yang dinanti-nanti. Rupanya hari kedua ini lebih banyak pesertanya karena ada acara seminar nasional yang bertemakan Media, Society and Cyberspace. Antusias para peserta sangat tinggi, baik peserta semnas maupun dari para finalis karya tulis. Dengan dimoderatori oleh Prima Kirtti Utomo Yusuf, seminar ini secara umum menyoroti tentang internet sebagai media baru dengan dinamikanya. Pembicara dan pakar di bidang cyberspace yang diundang dalam seminar ini adalah Onno W. Purbo (Pakar IT dan hacker), Henry Subiakto (Staff Ahli Menkominfo), Brahmo Saputro (Community Manager Kaskus.us) , hingga penulis dan blogger kenamaan Raditya Dika. UU IT, kaidah hacker, manajerial Kaskus, hingga belajar bagaimana menjadi blogger sukses semua dikupas dalam seminar ini. Seminar ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama, peserta seminar diajak untuk berpikir lebih keras tentang Undang-Undang IT bersama Henry Subiakto dan pengetahuan tentang hacker dan cracker bersama Onno W.Purbo. Dalam presentasinya Onno menjelaskan pentingnya etika bagi seorang hacker. “Hacker itu seperti seniman, seorang hacker tidak dilihat dari seberapa banyak gelarnya tapi seberapa ahli dia dalam nge -hack,” ungkapnya di sela-sela penjelasan tentang apa itu hacker. Secara gamblang Onno W.Purbo juga menjelaskan tentang batasan-batasan antara siapa yang bisa disebut hacker dan siapa yang bisa disebut cracker.
Memasuki sesi kedua, suasana seminar menjadi lebih santai. Materi yang dibawakan adalah sesuatu yang populer di mata mahasiswa. Kali ini Brahmo Saputro menjelaskan bagaimana sistem kerja dan manajerial Kaskus hingga berhasil menjadi komunitas terbesar di Indonesia dengan pendatapan 31 miliar dalam satu bulan. “Never give up, be passionate, and build trust adalah kunci sukses Kaskus” ujarnya. Sesi kedua ini semakin seru tatkala Raditya Dika, penulis buku best-seller yang diadaptasi dari blog pribadinya datang dengan gayanya yang khas . Peserta seminar sontak dibuat tertawa mendengar berbagai pengalaman dan tips-tips Raditya Dika selama menjadi blogger dan penulis. Seperti pada sesi pertama, di akhir sesi peserta diberi kesempatan untuk bertanya kepada pembicara. “Banyak bahan yang loe bisa tulis dari apa yang loe temuin sehari-hari, loe cuma harus nulis dari sudut yang berbeda, jangan nulis apa yang banyak orang lain tulis,” jawab Raditya Dika saat seorang peserta seminar bertanya bagaimana membuat tulisan menarik dan dibaca banyak orang.
Setelah sesi tanya jawab dengan Raditya Dika, usai sudah seminar nasional itu berlangsung. Pada penghujung seminar ini tibalah waktu yang dinanti-nanti dari para peserta lomba call for papers yang telah ditunggu-tunggu oleh 24 tim peserta paper. “Setelah menjalani berbagai tahapan mulai dari penyaringan 30 abtraksi terpilih dari 350 abstraksi yang mendaftar, pengiriman full paper hingga tahap presentasi paper, akhirnya kami akan mengumumkan para pemenang lomba call for papers sebagai berikut” kata pembawa acara itu. Juara ketiga diraih oleh tim dengan paper yang berjudul “Optimalisasi Jejaring Sosial Kayakiye Sebagai Media Untuk Melestarikan Bahasa dan Budaya Banyumasan” dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Betapa terkejut dan kagetnya perasaanku waktu mendengar pengumuman itu. Senang bercampur haru penuh suka cita terpancar dari wajah kami, ditambah lagi dengan ucapan selamat sambil berjabat tangan dari para peserta lain semakin membuat bahagia ini semakin membara. Alkhamdulillah, akhirnya perjuangan kita tercapai juga, kataku dalam hati. Kami pun maju ke depan dengan langkah tegap dan penuh percaya diri dan berdiri di hadapan para peserta untuk menerima hadiah. Juara kedua diraih oleh tim dengan paper yang berjuddul “Game Online dan Katarsis Virtual” dari Universitas Paramadina Jakarta. ¬Sedangkan juara pertama diraih tim dengan paper berjudul “Kampoeng Cyber dan Simbolisasi Identitas” dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Usai penerimaan hadiah bagi semua juara, kami semua foto bersama dengan para pembicara dan semua peserta call for paper. Pengumumam pemenang ini sekaligus menutup helatan Communication Student Summit 2011 dan sampai jumpa tahun depan di ajang kompetisi selanjutnya. Ternyata mimpi itu sekarang benar-benar telah menjadi impian yang nyata. Pengalaman yang sungguh luar biasa, kenangan yang terindah bisa bertemu para penulis hebat dari berbagai kampus, dan moment ini akan menjadi kado terindah dalam sepanjang hidup ini.