Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Sunday, 27 April 2014

Segenggam Optimis, Berhadiah Buku

Foto bersama pemberian buku dari Mr. Joss (Wakil Rektor Sekolah Umar Usman)



















          Selalu ada hikmah dalam sebuah perjalanan. Selalu ada makna dan pelajaran yang bisa kita ambil dalam setiap jejak langkah kehidupan. Seperti yang saya alami hari ini bersama dengan sahabat-sahabat tercinta, keluarga hebat, Keluarga Mahasiswa Hexagonal SGI VI saat berkunjung mengikuti seminar entrepreneurship (Ahad, 27 April 2014). Hari Minggu memang sesuatu, bisa dapat ilmu, dapat buku (pula). Alhamdulillah wasyukurillah. Bisa bertemu dengan orang-orang hebat (pula).

Apa yang kita berikan, itulah yang kita dapatkan” papar Mr. Joss dalam Seminar Entrepreneurship di Kampus Umar Usman. Seminar ini disampaikan oleh Motivator Joss yang memiliki nama lengkap Akhmad Basori, SE., M.Si. Pengusaha muda sekaligus penulis buku ‘Beyond The Dream’ ini juga merupakan Wakil Rektor Sekolah Tinggi Umar Usman. Acara ini berlangsung di Philanthropy Building Lt. 4 Kampus Prophetic Entrepreneurship Jakarta Selatan dengan bertemakan “Menjadi Entrepreneur Muda: Dari Impian Menjadi Kenyataan”. Pada awal penyampaian, Mr. Joss menceritakan pengalaman hidupnya saat berkunjung ke luar negeri yang awalnya merupakan impiannya.


Memasuki Philantropy Building Sekolah Umar Usman
Jika ditanya “Salam Joss”, maka jawabannya adalah “Jujur………. Optimis……….. Semangat……..  Simpatik…….” seru   Mr. Joss pada awal sesi acara ini. Itulah maksud singkatan dari namanya J-O-S-S. Semangat bukanlah segala-galanya, tapi segalanya butuh semangat, papar motivator muda ini dengan menggebu-gebu. Pada awal sesi Mr. Joss menyampaikan kepada peserta bahwa beliau akan memberikan sebuah buku dengan syarat menampilkan ekspresi optimis. Seperti yang dikatakan Mr. Joss sebelumnya “apa yang kita berikan, itulah yang kita dapatkan”. Saya pun mencoba mempraktekkan apa yang motivator ini minta. Segenggam optimis berhadiah manis, itulah yang saya rasakan dan ekspresikan setelah dinobatkan sebagai pemenang yang mendapat hadiah buku, karena ekspresi optimisnya. Alhamdulillah, hari ini dapat ilmu dan dapat 2 buah buku. Lumayan, bisa buat nambah koleksi bacaan. Buku, memang teman terbaik dimanapun berada.

Mr. Joss menyampaikan tentang 7 Keajaiaban Impian, yang diawali dengan pembacaan syair Ali bin Abi Thalib yang sudah sangat populer, dan pada sesi ini dibacakan dengan gaya berpuisi. Kurang lebih isi puisinya sebagai berikut:

Aku khawatir terhadap suatu masa yang roda kehidupannya dapat menggilas keimanan, keimanan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan
Banyak orang baik tapi tak berakal, ada orang berakal tapi tak beriman, 
Ada lidah yang fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyuk tapi sibuk dalam kesendirian, 
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis,
ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi, 
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, ada yang menangis karena kufur nikmat
Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat,
ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut
Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan, ada pelacur yang tampil menjadi figur.
Ada orang yang punya ilmu tapi tak faham,  ada yang faham tapi tak menjalankan.
Ada yang pintar tapi membodohi, ada yang bodoh tapi tak tahu diri
Ada orang beragama tapi tak berakhlak, ada yang berakhlak tapi tak bertuhan

Sebelum menentukan impian, yang paling utama adalah ridho orangtua, papar Mr. Joss. Jika sudah meminta ridho kepada kedua orangtua kita, maka lanngkah selanjutnya adalah dengan 7i yang merupakan inti dari materi 7 keajaiban impian sebagai berikut:
1.      Impian
2.      Ikhtiar
3.      Ibadah
4.      Istiqomah
5.      Iman
6.      Ikhlas
7.      Ijabah


Salah satu kata-kata inspiratif yang ada di gedung ini


Monday, 21 April 2014

Menyambut Hari Kartini dengan Cipta Karya - Baca Puisi dan Menyanyi Lagu Kartini

Kelompok 'Merah Putih' sedang meyanyikan lagu "Ibu Kita Kartini"

Dia adalah pejuang kemerdekaan. Semangatnya selalu berkobar. Tak pernah gentar melawan penjajahan. Dialah sosok wanita pahlawan bangsa bernama “Kartini”, lantunan singkat puisi ini membuka kegiatan pembelajaran hari ini. Sesuai dengan intruksi dari pihak sekolah dua hari yang lalu, bahwa hari ini (Sabtu, 19 April 2014) diadakan kegiatan penyambutan hari Kartini. Sebelumnya tim magang SGI pun dimintai ide untuk acara penyambutan. Akhinya muncullah ide untuk mengadakan lomba cipta karya puisi, baca puisi dan menyanyi lagu kartini. Kegiatan ini dilaksanakan di setiap kelas masing-masing.

Pagi hari, murid-muridku (kelas IV) sudah pada siap dengan puisi masing-masing. Mereka ada yang mengenakan baju batik dan busana muslim. Acara ini memang didesain sederhana, tapi harapannya bisa memberikan kesan dan menanamkan karakter bagi mereka. Bahwa mereka tak boleh lupa akan perjuangan Ibu Kartini (dan pahlawan lainnya), meneladani nilai-nilai perjuangannya dan meneruskan semangatnya yang tak pernah menyerah. Itulah yang coba saya tanamkan kepada anak-anak melalui kegiatan ini.

M. Rafi Yansah sedang membacakan puisi "Perjuangan Kartini"

Dengan menggunakan lintingan kertas yang berisi nama masing-masing murid, satu per satu secara bergantian saya memanggil mereka untuk tampil ke depan membacakan puisi yang telah dipersiapkannya. Setiap selesai anak tampil, saya memberikan tepuk keren dan diselingi dengan tepuk salut kepada anak yang baru selesai tampil.

Harum namanya
Berjuang untuk kaumnya
Perempuan bukan untuk waria
Tulisan indah penuh perjuangan

Habis gelap terbitlah terang
Begitu menusuk jantungku
Menghujam dalam hatiku
Kenapa oh kenapa?

Tanggal 21 April saja kau harus dikenang
Oh ibu putri sejati
Emansipasimu sekarang tak bermakna sama
Batasannya beragam rupa

Ada yang lupa kalau dia seorang istri
Bekerja di luar tanpa henti
Oh ibu kartini putri yang mulia
Tak jua semua begitu

Oh ibu kartini
Betapa besar jasa pengorbananmu
Untuk bangsa dan begaramu

Puisi berjudul “Ibu Kita Kartini” Karya Kartika (Siswi kelas IV SDN 01 Tegal) ini menjadi yang terbaik kategori penulisan (cipta kreasi puisi) dan terbaik penampilan baca puisi. Kartika memang anak yang berbakat dalam bidang puisi dan cerita narasi. Dari 39 murid, Kartikalah yang tampil paling semangat, enerjik dan penuh percaya diri membacakan puisinya. “Dua jempol….. (prok..prok…prok….), hadap Kartika (prok..prok…prok….). Keren….keren…keren….” begitulah sorak sorai tepuk keren dari teman-temannya.

Usai semuanya maju membacakan puisi, acara dilanjutkan dengan menyanyi lagu kartini secara berkelompok. Saya menginstruksikan kepada anak-anak untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya. Secara bergantian masing-masing kelompok maju ke depan menyanyikan lagu kartini dengan penuh semangat dan penghayatan.

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
       
Lagu “Ibu Kita Kartini” ciptaan W.R. Supratman ini menggema seisi ruangan kelas IV. Tepuk apresiasi dan tepuk keren pun bersalutan ketika ada kelompok yang selesai tampil. Dalam lomba menyanyi lagu kartini ini pemenangnya adalah Kelompok “Pahlawan” dilihat dari kekompakkan, penghayatan dan kesesuaian nada. Di akhir pembelajaran sebelum pulang, saya menyampaikan nilai-nilai perjuangan Kartini dan karakter yang harus dimiliki oleh anak-anak dalam melanjutkan perjuangan ibu putri Indonesia, ibu kita Kartini.


#Mari kita tanamkan nilai-nilai perjuangan para pahlawan kepada   anak-  anak didik kita. Karena di tangan merekalah estafet masa depan bangsa.

Friday, 18 April 2014

Tiping Kick Andi Show: Kuliah Sambil Bisnis, Why Not?


Kemarin, hari ini dan esok. Ketiga episode ini selalu menjadi bagian waktu yang selalu tergores dalam barisan hobi, passion dan impian. Rasanya baru kemarin saya bertemu dengan beliau dalam acara Talkshow Inspiratif “Lentera Jiwa” bersama Andy F. Noya (Jum’at, 20 September 2013) bertempat di  Graha Auditorium Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Saat itu saya menjadi penonton di kampus tempat saya menimba ilmu tersebut. Hari ini (Rabu, 16 April 2014) serasa mengulang kembali episode tersebut, hanya saja sekarang rasanya lebih wow karena bisa bertemu langsung di gedung Studio Metro TV Kebun Jeruk Jakarta.
Hari ini adalah hari yang istimewa, kebersamaan yang luar biasa bersama keluarga Hexagonal Sekolah Guru Indonesia VI. Menjalin ukhuwah, menambah relasi dan membangun network dalam Tiping Kick Andy Show. Hari ini sama seperti kemarin, yaitu masih menjadi penonton. Akan tetapi rasa hari ini jauh lebih maknyus dan very delicious karena bisa berkunjung langsung di dapur rekaman Kick Andy. Dan Esok (……………….?), kolom titik-titik ini akan terisi hari, tanggal dan tahun dimana saya atau salah satu dari kami (SGI VI) akan berdiri dan duduk di podium sebagai narasumber dan pembicara dalam acara Kick Andy mendatang. Bismilllah, insya Allah. Pasti Bisa! Kita tunggu saja waktunya. Itulah segores rasa yang muncul saat berada di dalam ruangan studio bangku tengah depan Studio Metro TV ini.
Sekali lagi dimensi waktu kemarin, hari ini dan esok selalu berurutan. Tugas kita sebagai makhluk bernama manusia adalah bermimpi, berusaha dan berikhtiar dengan penuh kesungguhan. Mari kita kembali ke pokok bahasan kita. Tiping Kick Andy Show (16-04-2014).
Belakangan ini banyak orang muda sukses, khususnya bagi mereka yang punya keberanian, berpikir di luar kotak, kreatif dan inovatif. Kuliah sambil bisnis, why not? Itulah tema yang diangkat dalam tiping kali ini. “Siapa yang pernah berwirausaha sejak duduk di bangku mahasiswa?” tanya pak Andy di awal sesi. Para penonton yang mayoritas orang-orang muda ini pun saling mengangkat tangannya. Dalam tiping kali ini terbagi dalam 2 sesi. Ada 4 narasumber yang menjadi pembicara, yaitu Annisa dkk dengan “Growbox”, Abdul dkk dengan “Cueva”n, Dea dengan bisnis batik lawasan dan Lia dengan usaha aksesorisnya.
Keempat narasumber tersebut sangat inspiratif. Membangun bisnis dan usahanya sejak mereka duduk di bangku kuliah. Hebat. Disini saya hanya akan  mengulas sedikit beberapa value yang bisa kita petik dan dijadikan hikmah buat kehidupan kita. Karena tayangan selengkapnya nanti bisa ditonton lebih lengkapnya dalam Kick Andy beberapa hari ke depan.
Think "Out of The Box" adalah milik mereka yang kreatif, yg lebih adaptif. Yang inovatif selalu cemerlang dalam ide dan berani. Berawal dari hobi, passion dan cita-cita (impian). Ketiga poin inilah yg dimiliki mrk yg sukses dalam hal apapun. Demikianlah value yg saya dapat saat tiping Kick Andy Show @Studio MetroTV (16/04/2014)
"Growbox", itulah salah satu karya inovatif. Tak ada yg mengira ternyata adalah inovasi jamur. Urban Mushroom Farming, nama keren produk karya orang muda asal Bandung ini. Sederhana. Baglok jamur dikemas dengan kotak (box) dan disertai dengan alat penyemprot. Produknya berupa jamur tiram putih, jamur tiram kuning, jamur tiram ungu dan jamur tiram pink. Kreatif dan inovatif. Dan masih banyak lagi nilai2 yg ditampilkan dari growbox yg sudah go internasional ini.
*Ya, jiwa entrepreneurship itu hanya butuh "keberanian". 

Jaka Sembung sedang mengaji
Bersambung dulu, ntar disambung lagi
Hehehe…

To be Continued…

^,^

Merajut Jejak Mimpi


Video ini adalah sekilas jejak senyum ceria anak-anak yang luar biasa. Tak terasa kebersamaan dengan mereka selalu menggoreskan kenangan yang penuh makna. Video ini dibuat sebagai tugas pembuatan movie maker yang diadakan oleh Kementerian Media dan Komunikasi KM Hexagonal SGI Angkatan VI

#Mari merajut jejak mimpi anak-anak tuk menaklukkan dunia....!!!

Saturday, 12 April 2014

Menulis PTK, Semanis Fruktosa


Menulis itu mudah. Tulislah apa yang ada di kepala. Menulis itu terdiri atas 3 bagian, yaitu pembuka, isi dan penutup. Jadi, menulislah. Begitulah pesan singkat yang saya tangkap dalam video profil pemateri kuliah hari ini (12-04-2014). Luar biasa! Sungguh sangat beruntung berada di SGI ini. Dapat bertemu guru menulis hebat lagi. Guru yang juga sekaligus blogger, writer, trainer, dan motivator ini memiliki nama lengkap Wijaya Kusumah, S. Pd, M. Pd atau lebih dikenal dengan Guru Blogger Indonesia. Wah, saya jadi tambah semangat untuk menulis lagi dan lagi. Guru blogger yang memiliki segudang prestasi ini memiliki mantra menulis yang sangat menginspirasi yaitu menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang terjadi”.

“Kalau banyak memberi, pasti banyak menerima” begitu kata Omjay (sapaan akrab guru blogger ini). “Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya” tambahnya di sesi awal perkuliahan ini. Beliau menceritakan kisah perjalanan hidupya dalam berkecimpung di dunia tulis menulis dan blogger. Berkat jerih payahnya itu beliau telah banyak meraih sejumlah juara dalam berbagai kompetisi kepenulisan. Dibalik kesuksesannya itu ada beberapa orang penting yang juga ikut berkontribusi dalam mewarnai hidupnya. Beliau juga memiliki salah satu guru menulis bernama Siti Rohmani Rauf (penulis sekaligus pelukis) yang telah menginspirasinya.

Dalam sesi kuliah yang diadakan oleh Sekolah Guru Indonesia ini, Omjay menyampaikan materi tentang Introduction to PTK dengan judul “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui PTK”. Apa itu PTK? Pasti kalau yang bukan dari jurusan kependidikan akan terasa asing mendengar istilah ini. Walau saya sendiri belum pernah melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), tapi bagi saya PTK hampir sama dengan karya tulis ilmiah. Jadi, saya pun mudah menangkap materi yang beliau sampaikan. Mulai dari awal hingga akhir Omjay sangat gamblang menjelaskan materi tentang PTK ini, hingga akhirnya saya bisa mengatakan bahwa “menulis PTK, semanis fruktosa”. Kenapa fruktosa? Karena fruktosa adalah gula yang paling manis dibandingkan komponen penyusun gula yang lainnya. Fruktosa memiliki tingkat kemanisan 1,7 kali dibandingkan gula sukrosa yang banyak terdapat dalam gula pasir.

Lho kok jadi ngomongin fruktosa? Hehe….^,^ Fruktosa hanyalah ungkapan hati saya menyimpulkan tentang pentingnya PTK. Ada apa dengan PTK? Mengapa PTK itu penting? Kata Omjay, PTK itu membuat pendidik peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran, pendidik menjadi kreatif dan inovatif, perbaikan proses dan hasil pembelajaran, serta mengembangkan potensi unik peserta didik. Sederhananya PTK itu bisa memberikan keuntungan bagi guru dan peserta didik.

Lantas bagaimana membuat PTK? Kenapa guru takut dengan PTK? Menurut guru blogger lulusan UNJ ini ada 8 alasan kenapa guru takut dengan PTK, yaitu:
1.      Kurang memahami profesi guru
2.      Kurang membaca
3.      Kurang menulis
4.      Kurang sensitif terhadap waktu
5.      Terjebak rutinitas kerja
6.      Kurang kreatif dan inovatif
7.      Malas meneliti
8.      Kurang memahami PTK
Untuk mengobati penyakit takut PTK tersebut, beliau menyampaikan harus sedia obat pintar untuk menjadi sosok kreatif yaitu pahami profesi guru, rajin membaca, rajin menulis, menghargai waktu, tidak terjebak rutinitas menulis, lebih kreatif inovatif, mau meneliti dan memahami PTK.

Dalam sesi kedua beliau memaparkan tentang cara menulis PTK. Tahapan PTK itu meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahap ini berurutan dalam satu siklus. Dalam PTK, biasanya terdiri atas beberapa siklus (minimal 2 siklus) dan idealnya dilaksanakan setahun 2x (per semester). Akan tetapi bila sudah biasa melakukan PTK maka bisa dilakukan lebih banyak lagi. Pada akhir sesi, beliau memberikan kiat-kiat melakukan PTK yaitu melihat, membaca, menulis meneliti dan melaporkan.


Demikian resume materi kuliah Introduction to PTK hari ini (Sabtu, 12 April 2014). Semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Sekarang, saatnya membuat proposal PTK, Semangat…!!!. #Karena menulis PTK itu semanis fruktosa.

@Hari Kedua Kuliah PTK (13-04-2014)

Apresiasi & Pemberian Hadiah Buku dari OmJay sebagai penulis resume terbaik

Tuesday, 8 April 2014

Pemilu 2014: Mencari “Guru = Presiden” Berkualitas


Tahun 2014 adalah tahun yang spesial bagi Indonesia. Pasalnya pada tahun ini banyak sekali  “hajatan” akbar yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan. Selain karena mau tutup buku, juga karena akan membuka lembaran baru. Seperti hajatan tahun-tahun sebelumnya, setiap akhir pemerintahan pasti ada evaluasi kinerja dan konsolidasi untuk menyambut masa pemerintahan selanjutnya. Sebut saja ada istilah Rakernas, Munas, Rapimnas dan istilah-istilah lainnya yang berbau akhiran nasional khususnya yang diadakan oleh partai politik. Spesialnya tahun 2014 dikenal dengan tahun politik karena adanya “Pemilu 2014”.

Tak hanya dari kalangan parpol saja yang sibuk dengan ‘hajatan’nya berunjuk gigi menyambut ajang Pemilu 2014, sejumlah kementerian, lembaga legislatif, yudikatif dan eksekutif juga sibuk dengan evaluasi dan menyiapkan agenda 5 tahunan ini. Sebut saja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baru saja mengadakan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2014 yang telah berlangsung pada tanggal 5-7 Maret 2014. Ibarat siswa di sekolah dievaluasi dengan ulangan atau ujian akhir sekolah, Kemendikbud pun dievaluasi kinerjanya melalui RNPK. RNPK ini mengangkat tema “Evaluasi Kinerja Kemendikbud Tahun 2010-2014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013″, yang di dalamnya membahas tentang potensi Indonesia di tahun 2030, pergeseran populasi, indeks pembangunan manusia (IPM) Indonesia, serta bonus demografi.

RNPK 2014 menghasilkan beberapa keputusan dalam bidang pendidikan yang terbagi menjadi delapan komisi. Salah satu hasil keputusannya adalah Komisi II menghasilkan keputusan mengenai implementasi Kurikulum 2013 yang terkait pengadaan buku. Komisi III masih mengenai implementasi Kurikulum 2013 terkait strategi pelatihan kepada guru.  Sederhananya, suksesnya implementasi Kurikulum 2013 salah satu diantaranya ditentukan oleh guru yang berkualitas. Oleh karena itu, perlunya diadakan sosialisasi yang masif dan pelatihan mengenai kurikulum tersebut secara maksimal. Walau dalam kenyataannya sampai menjelang pertengahan tahun 2014 ini masih banyak sekolah yang belum paham tentang kurikulum tersebut. Hasil Rembuknas Kemendikbud tersebut, tentunya akan menentukan masa depan pendidikan kita pasca Pemilu 2014 mendatang.

Lantas adakah kaitannya antara Rembuknas dengan Pemilu 2014? Apakah antara pendidikan dan pemilu, keduanya saling berhubungan? Iya ada, keduanya saling bersinergi dalam menentukan arah gerak kemajuan bangsa ini. Pemilu vs pendidikan? keduanya memiliki kesamaan dalam hal subyek utamanya. Presiden dan Guru.  Presiden menentukan kemajuan 5 tahun kepemimpinan Indonesia. Sementara guru jauh lebih awal mencetak calon presiden. Artinya guru adalah pencetak presiden yang berkualitas. Bahkan semua profesi yang ada berawal dari kerja keras seorang guru dalam mendidik mereka. Calon presiden dan calon legislatif pun sebelumnya telah belajar dan dididik oleh seorang guru.

Pemilu 2014 adalah ajang mencari “guru = presiden” yang berkualitas. Kalau kita cermati adakah sosok yang memenuhi kriteria tersebut? Sebentar lagi, negeri kita mau mengadakan hajatan rutin, bernama pemilihan legislatif (9 April 2014) dan pemilihan presiden (9 Juli 2014). Kedua hajatan akbar ini sangatlah penting menjadi perhatian kita semua, karena kita  akan mencari orang-orang yang akan memimpin dan mengelola negara untuk kabinet selanjutnya. Dalam mencari sosok “guru = presiden” yang berkualitas tersebut bisa kita lihat jauh-jauh hari. Adakah kampanye yang mendidik? Jika anak-anak kecil pun diajak berkampanye di jalan. Ada lagi yang membunyikan klaksonnya tak beraturan. Belum lagi “serangan fajar”, “politik pencitraan” dan potret buram lainnya dalam mencari dukungan suara. Maka dari itu sudah sepatutnya, sebagai warga negara yang baik harus bijak dalam memilih sesuai hati nurani. Pertimbangkan dengan baik, pahami visi misinya dan kenali karakteristik para caleg dan capres yang akan kita pilih nanti.

Dewan legislatif dan presiden yang akan terpilih nanti, akan sangat menentukan arah kemajuan bangsa kita. Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh pemimpinnya (presiden) dan masa depan pendidikan kita ditentukan oleh guru yang berkualitas. Jadi, masa depan pendidikan Indonesia pasca pemilu 2014 sangatlah ditentukan oleh pemimpin dan guru. Guru adalah pemimpin dan pemimpin adalah guru.  Kalau berkaca dari sejarah, para pemimpin terdahulu adalah pengajar (guru). Sebut saja Soekarno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Ki Hajar Dewantara, Panglima Besar Jenderal Sudirman, Kartini, dan tokoh-tokoh pemimpin lainnya, mereka selain memimpin juga mengajar (guru). Rata-rata para pejuang dan pemimpin republik ini pernah mengajar. Maka dari itu, untuk mencari pemimpin dalam pemilu 2014 carilah pemimpin yang sekaligus guru, karena pemimpin yang berjiwa pendidik inilah yang akan membawa masa depan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik lagi.

Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas. Akan tetapi yang menjadi masalah saat ini adalah sudahkah para guru yang ada di Indonesia sudah menjadi guru yang berkualitas?

Menurut data Kemendiknas 2010 akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian,  lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Sementara dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar terdapat lebih dari 54% guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19% bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki. Menurut Teacher Employment & Deployment, World Bank (2007) distribusi Guru tidak merata. 21% sekolah di perkotaan kekurangan Guru. 37% sekolah di pedesaan kekurangan Guru. 66% sekolah di daerah terpencil kekurangan Guru dan 34% sekolah di Indonesia yang kekurangan Guru. Sementara di banyak daerah terjadi kelebihan Guru.


Berbagai permasalahan guru seperti distribusi yang tidak merata, kekuarangan guru, dan rendahnya kualitas guru inilah yang menjadi tugas bagi presiden terpilih pemilu 2014. Presiden terpilih 2014 harus mampu menjawab semua tantangan dan hambatan yang ada di hadapan kalangan guru, serta memecahkan masalah guru ini. Siapa pun yang terpilih nantinya semoga benar-benar bisa menjadi presiden sekaligus guru bagi peradaban bangsa Indonesia. Mencari guru yang berkualitas sama dengan mencari presiden yang berkualitas. Karena guru adalah tonggak utama dalam memecahkan masalah pendidikan kita. Jika ingin melihat masa depan pendidikan suatu bangsa, maka lihatlah gurunya, lihatlah pemimpinnya. Selamat mencari “guru = presiden” yang berkualitas dalam Pemilu 2014.