
Buat apa punya mimpi? Buat apa
bikin peta hidup? Pakai ditulis-tulis segala, dan dipasang di tembok kamar?
Buat apa coba? Ini adalah persepsiku dulu waktu ikut training kala masih
menjadi mahasiswa baru. Silih berganti, proses demi tahap berjalannya
metamorfosis kehidupanku, ternyata punya mimpi dan peta hidup itu bikin alur
hidup kita lebih terarah, yang penting luruskan dulu niatnya, dan aksi nyata
bukan sekedar pajangan belaka penghias tembok kamar. Ya, begitulah yang aku
lakukan. Awalnya aku hanya menuliskan mimpiku dalam otak dan hati saja. Ya,
dalam ingatan dan balutan rasa yang dalam. Tapi ternyata, itu mudah lupa dan
bisa hilang seketika oleh pengaruh lingkungan, sehingga perlu dikasih barier
(wah, jadi mirip topic skripsiku, hehe). Maksudnya perlu ditulis juga dalam selembar
kertas, buku diari, dan green_nb (si
laptop kecilku). Kenapa perlu ditulis? Ya, betul agar kita jadi inget terus.
Walaupun ga inget, setidaknya deretan tulisan mimpi itu yang mengingatkan kita
sewaktu-waktu.
Sekarang, apa tujuan hidupmu? Impianmu? Mimpimu?
Cita-citamu? Rencana hidupmu ke depan? demikian, pertanyaan ini aku tanyakan
pada anak-anak dan remaja Pabuaran, Purwokerto utara dalam acara Remaja Super
yang bertemakan “Sukses, Maju, Mandiri” yang diselenggarakan oleh PKPU
Purwokerto. Kebetulan aku menjadi panitia dan pengisi acara juga dalam acara
ini. Ahad, 21 Juli 2013 puluhan anak-anak dan remaja yang berusia SD, SMP dan
SMA ini berkumpul di Mushola Firdaus Pabuaran, Purwokerto Utara. Kegiatan ini
berlangsung dari pagi sampai sore hari ditutup dengan berbuka puasa bersama.
“Tepuk konsentrasi…!!! Konsentrasi…. (pruk… pruk… pruk…),
Konsentrasi…. (pruk… pruk… pruk…), hati-hati…. (pruk…pruk..pruk…), kita mulai…
(pruk…pruk..pruk…), perkenalan (pruk…pruk..pruk…)” kataku mengawali perkenalan
dengan mereka. Sambil bertepuk tangan, satu per satu mengenalkan dirinya. Usai
perkenalan, dan ice breaking senam otak yang dipandu oleh MOT acara ini (Ryan
Rudayana), para peserta diajak ke luar menuju lapangan untuk pembentukan
kelompok, pembuatan yel-yel dan pemanasan awal.
Acara sesi pertama adalah penyampaian materi tentang “Key
To Succes (Membongkar Mitos Menuju Sukses)” yang diisi oleh pak Riyadi, S.Pt.
Sarjana peternakan Unsoed ini mengawali pemaparannya dengan menanyakan kabar
kepada para peserta. Kalau ditanya kabar, jawabnya “Alhamdulillah……, Sukses……,
Wow keren…..” paparnya dan diikuti oleh semua peserta. Orang miskin tidak bisa
sukses? Anak orang miskin tidak bisa kuliah? Itu adalah mitos lama. Mari kita
bongkar mitos tersebut, paparnya. Ada 3 point utama yang disampaikan oleh
beliau, yaitu jika kita ingin sukses harus memiliki DPA (Dream, Pray, &
Action). Meski keluarga kita tidak mampu, tapi jangan takut untuk bermimpi,
karena banyak jalan untuk menuju kesana yang penting kita harus punya
keberanian dan bermimpi yang tinggi. Setelah punya mimpi, langkah selanjunya
adalah Pray (Berdo’a). Berdo’alah dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT
setiap hari, kalau bisa setiap sehabis kita sholat. Do’akan mimpi-mimpi
tersebut, agar bisa dikabulkan, dimudahkan dan diridhoi oleh Allah SWT. Setelah
bermimpi dan berdo’a, tahap selanjutnya yang paling penting adalah action.
Berusaha dengan penuh kesungguhan, pantang menyerah dan tak kenal lelah.

Sesi kedua berbagi pengalaman tentang Succes Story yang
disampaikan oleh saya dan Ryan Rudayana. Kedua pemateri ini menceritakan
pengalaman hidupnya masing-masing ketika menjadi mahasiswa dengan sudau pandang
yang berbeda. Ryan lebih banyak menyampaikan pengalaman suksesnya sebagai
entrepreneur selama menjadi mahasiswa. Selain menjadi mahasiswa di Fakultas
Pertanian Unsoed, Ryan juga pernah menjalankan usaha berdagang seperti
berjualan jagung bakar, ice jelly dan kue dorayaki. Mahasiswa asal Majalengka
ini menuturkan bahwa usahanya itu dilakukan dengan mendorong gerobak yang
bertempat di depan Masjid Nurul Ulum Unsoed dan kalau dorayaki dikirim ke
kos-kosan temannya. Hingga saat ini dia juga sedang mengembangkan usaha barunya
yaitu tas laptop multifungsi yang baru saja mendapat suntikan dana dari
kegiatan Teknopreneurship Unsoed. Selain itu, dia juga tergabung dalam forum ‘UYE’
atau Unsoed Young Entrepreneur.
Sekarang
giliran aku yang berbagi pengalaman. Kalau Ryan lebih banyak bercerita tentang
jiwa entrepreneurnya, kalau aku berbagi kisah tentang perjalanan mimpiku dalam kegiatan
lomba dan ajang kompetisi menulis. Berawal dari mimpi, niat dan kesungguhan
yang pernah aku lakukan. Membangun mimpi sejak pertama kali menjadi mahasiswa,
yaitu ingin memenangkan lomba karya tulis tingkat nasional. Langkah-langkah itu
aku lakukan step by step. Hingga akhirnya aku berhasil memenangkan lomba
menulis tingkat fakultas, kemudian universitas, hingga akhirnya aku juga bisa
memenangkan lomba karya tulis tingkat nasional. Beberapa kota yang aku jelajahi
dengan tiket lomba karya tulis seperti Surabaya, Yogyakarta, Makassar, dan Jakarta.
Lantaran lomba karya tulis juga aku pertama kalinya bisa naik pesawat terbang
saat PIMNAS di Makassar. Selain itu aku juga menceritakan pengalamanku dalam
lomba menulis yang menghasilkan 7 buah buku antologi yang sudah diterbitkan
sampai saat ini. Padahal dulu saat SMA aku hanyalah siswa biasa saja, tak punya
prestasi, tidak ikut organisasi dan tak pernah ikut lomba sama sekali. Tapi keadaan
berubah ketika menjadi mahasiswa, tatkala aku mulai merancang mimpi. Kalau ada
kemauan, niat, dan kesungguhan yang kuat kita bisa kok mendapatkan impian kita.
Kalau kita mau….., kita ingin…., kita punya mimpi…., gedein dong usahanya,
mantepin do’anya, sungguh2in ikhtiarnya. Ya, yang pasti take action dan
teruslah berproses dalam ikhtiar yang kita lakukan.
“Bukan yang lebih tajam, tapi yang lebih
besar bersungguh-sungguhnya” demikian cuplikan kata yang cukup memotivasi
para peserta dalam sesi nonton film bersama yaitu film Negeri 5 Menara. Kayu yang
besar ketika dipotong dengan pedang pun tidak bisa sekali, harus berkali-kali
dan bersungguh-sungguh dalam memotongnya. Itulah kesungguhan. Ya, “Man Jadda Wajada” berkali-kali kata ini
diungkapkan dalam film tersebut. Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan
berhasil. Film N5M ini cukup menyengat motivasi para peserta.
Sesi terakhir
sebelum berbuka puasa bersama adalah sesi materi tentang merancang peta hidup
yang disampaikan oleh saya sendiri. Kenapa kita harus bikin peta hidup? Apa tujuan
hidup kita? Apa cita-cita dan impian kalian? Sudahkah menyiapkan rencana untuk
menggapai semua itu? Setidaknya kita masih ingatkan dengan tujuan hidup
manusia? Iya, untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya: “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Ayat yang lainnya berbunyi: “Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.
Al Hasyr : 18). Sudahkah kita
menyiapkannya? Masih ingat kan dengan pesan Rasulullah SAW dalam haditsnya: “Barang siapa yang hari
ini lebih buruk dari hari kemaren, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini
sama dengan hari kemaren, maka ia merugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik
dari hari kemaren, maka ia beruntung”
Salah satu tujuan membuat peta hidup adalah agar
hidup kita lebih terarah dan memudahkan langkah-langkah kita untuk mendapatkan
apa yang kita inginkan. Sebelumnya saya
memutarkan video 1001 motivasi yang penuh inspirasi tentang sebuah mimpi yang
ditulis dalam selembar kertas karya Mas Danang (IPB). Apa saja yang kita
impikan dan kita targetkan dalam hidup kita selama 1 pekan ke depan, 1 bulan, 1
tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 50 tahun nanti? Tidak ada salahnya kalau kita
tuliskan dalam daftar mimpi dalam selembar kertas seperti yang dilakukan oleh
Mas Danang (IPB) dalam video tersebut, hingga akhirnya dia pun bisa mewujudkan
mimpinya sampai ke negeri sakura, Jepang. Pada akhir sesi ini, para peserta
diminta untuk menuliskan mimpi dan impiannya. Mereka diberi waktu setengah jam untuk
menulisnya di atas kertas. Setiap peserta kumpul dengan kelompoknya msg2.
Siapkan kertas dan alat tulis. Tentukan targetan yg ingin dicapai (pekan,
bulan, tahun, 5 tahun, 10 tahun, dst). Tuliskan pada selembar kertas. Tempel di
kamar msg2. Laksanakan dan take action.

Setelah selesai menulisnya, sebagian
mereka ada yang maju ke depan untuk mempresentasikan daftar mimpi yag ditulisnya
dan para peserta yang lain mengaminkan dan mendo’akannya secara bersama-sama. Kegiatan
ini diakhiri dengan buka puasa bersama.