Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Tuesday, 28 February 2012

IPK ITU PILIHAN…???

Apa itu IPK…??? Begitulah pertanyaan yang muncul waktu pertama kali menjadi seorang mahasiswa. Begitu juga denganku, pada waktu itu aku sudah tahu IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif walau hanya sebatas tahu singkatannya akan tetapi belum tahu cara perhitungannya. Waktu itu aku tahu IPK dari guru BP SMA-ku dan aku dikasih 2 lembar tulisan tentang IPK dan itu merupakan sistem yang dipakai saat kuliah nanti, kata guruku. Saat orientasi mahasiswa atau OSMB juga dikenalkan apa itu IP ataupun IPK. Tapi karena belum mengetahui secara pasti, waktu itu hanya sebatas tahu saja. Bagi mahasiswa semester 1 tentunya sedang menunggu IP pertama. Dag….dig…dug….deeerrrrr. IP pertama katanya akan menentukan IP selanjutnya, akan tetapi ngga juga. Begitu juga dengan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menanti IPK-nya keluar setelah UAS selesai semua. Banyak yang bilang IPK itu penting karena nantinya akan menjadi tolak ukur ketika mencari pekerjaan ataupun studi lanjut S2. Sebelum berkata banyak tentang IPK, mungkin dijelaskan dulu terutama bagi mahasiswa semester 1 karena belum punya IPK. Kalau semester 1 namanya baru IP (Indeks Prestasi), baru semester 2 sudah punya IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) hanya ada tambahan kumulatif. Namanya saja kumulatif jadi merupakan kumpulan nilai sejak semester 1 sampai yang sudah dikumpulkan pada semester-semester berikutnya.

Kembali ke judulnya IPK itu Pilihan. Sama halnya dengan hidup. Kalau kita bicara hidup itu adalah pilihan, ntar ga akan habis dibahas disini. Karena tidak memilih pun itu adalah sebuah pilihan. Kenapa IPK juga dikatakan pilihan??? Karena besarnya nilai IPK itu tergantung individu mahasiswa yang bersangkutan tersebut. Mau IPK-nya kecil, sedang, besar, atau bahkan mungkin sempurna tergantung dengan usaha dan jerih payahnya masing-masing. Karena masih ingat kan dalilnya bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merubahnya dengan diri mereka sendiri”. Sama halnya dengan diri kita masing-masing, kita ingin mendapatkan suatu IPK yang tinggi maka kita pun harus berusaha dan belajar yang maksimal juga. Ketika semester 1 pasti setiap mahasiswa pengin mendapat IP yang tinggi, akan tetapi pada saat waktunya tiba pembagian KHS ternyata IP-nya di luar dugaan darinya, ada yang nasakom (nasib satu koma), PDK (Persatuan Dua Koma), anak TK (Tiga Koma), atau bahkan empat koma nol (sempurna). Kalau yang dapat nasakom atau pun PDK biasanya banyak berkomentar dan beralasan, seperti kurang belajar, banyak kegiatan atau kesibukkan, tidak bisa membagi waktu, stress, banyak praktikum, atau banyak aktivitas (karena ikut banyak organisasi). Ada yang mengatakan katanya kalau ikut organisasi (UKM atau lainnya) katanya IP atau IPK-nya pasti turun. Eits jangan salah yah, kecil atau turunnya jangan menyalahkan UKM, atau menyalahkan orang lain tapi introspeksi diri karena sebenarnya dirinya lah yang menentukan IPK ini mau dibawa kemana??? (hayo mau dibawa kemana, hehehehe). Dan biasanya kalau IP pertama tidak sesuai target maka dia akan tancap gas, atau bahkan dia tulis komitmen agar IP semester depan harus lebih baik lagi. Walaupun terkadang juga semester depannya ternyata masih sama dan bahkan cenderung menurun. Terus apa yang salah donk…???

Nah, sebenarnya IPK itu memang pilihan. Hayo mau pilih yang mana (nasakom, PDK, anak TK atau sempurna). Itu sih tergantung pribadi masing-masing. Kembali ke pertanyaan yang tadi, yang salah dimana. Sebenarnya kuncinya ya di pribadi masing-masing, kuncinya adalah ada pada manajemen diri, manajemen waktu dan manajemen hati. Bagaimana dia bisa membagi waktunya untuk bisa belajar (akademik), praktikum beserta laporannya, ngerjain tugas, maupun ikut organisasi (rapat dan kegiatan lainnya) bagi yang aktivis. Akademik OK, Organisasi OK, maka IPK-pun akan OK (dalam artian kudu seimbang). Ngomongin masalah IPK nih, mungkin akan mulai terasa saat ada tawaran beasiswa, seleksi asisten, maupun melamar pekerjaan (bagi yang mau bekerja saat masih kuliah). Biasanya nih ada syarat-syarat IPK yang harus dipenuhi (misalnya minimal IPK 2,75 atau minimal IPK 3,0) dan sebagainya tergantung persyaratan masing-masing. Kebanyakan sih minimal 3,0 (syarat beasiswa ataupun menjadi asisten). Mungkin bagi semester 1 belum kepikiran kesitu tapi setidaknya ada impian ke arah hal tersebut sehingga harus dipersiapkan sejak sekarang juga. Karena pada dasarnya semester 1 inilah masa-masa yang penuh dengan pilihan dan akan menentukkan langkah selanjutnya. Masa-masa pilihan menemukan jati diri, memilih organisasi/ukm dan tentunya memilih visi misi untuk ke depannya. Karena itu pada semester 1 kalau istilah mikrobiologinya dikenal dengan Fase Lag (Fase Adaptasi dan penyesuaian diri) hehehehe. Semester 2 juga saya rasa masih dalam Fase Lag. Baru ketika beranjak semester 3 sudah mulai memasuki Fase Log. Dan semester 4 adalah fase Eksponensial. Maksudnya apa sih fase-fase tersebut dan bagaimana kaitannya dengan IPK??? Gak nyambung….. jawabannya ada di teman-teman sendiri yang nantinya akan merasakannya.
Yang jelas IP pertama (bagi semester 1) nanti semoga bisa menjadi angin segar dan pelajaran serta hikmah untuk melangkah ke semester selanjutnya. Bila semester 1 IP-nya tidak sesuai dengan harapan, jangan sedih dan jangan berputus asa. Tetap semangat dan istikomah selalu, masih ada semester-semester selanjutnya yang sudah menanti. Usaha yang maksimal, manajemen diri, manajemen waktu, manajemen hati dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Allah SWT. Awali semester selanjutnya dengan niat yang ikhlas dan tentunya keep spirit…..!!!!!

Purwokerto, 24 Januari 2012
@t Lobi Atas Fakultas Biologi Unsoed

Friday, 24 February 2012

Menjadi Bagian dari Cerdaskan Bangsa Melalui Semangat Cinta Membaca oleh Mahasiswa Fakultas Biologi UNSOED


Sebuah prestasi kembali diukir oleh 2 mahasiswa Fakultas Biologi, In Amullah dan Bagas Prakoso. Keduanya ikut andil dalam penulisan buku “Cinta Membaca”. Penerbitan buku ini merupakan rangkaian kegiatan Kampanye Gemar Membaca. Buku ini berisi berbagai kisah inspiratif yang menggugah minat masyarakat untuk gemar membaca.

Mungkin banyak di antara kita yang sok sibuk hampir tidak punya waktu untuk membaca, dengan alasan sibuk, terburu-buru mengejar deadline atau memang sama sekali tidak berminat untuk membaca. Yang lebih memperihatinkan lagi, ada yang berkomentar: “Saya tidak suka membaca!” Wah, kalau yang ini sih sebaiknya jangan ditiru, sebab semua orang sukses pasti gemar membaca. Ya iyalah, gimana bisa dapat ilmu kalau tidak mau membaca! Bahkan hampir semua pejuang juga suka membaca. Bukankah Kartini menjadi pahlawan juga karena dia itu cerdas dan suka membaca buku? Membaca tidak hanya akan menambah wawasan kita, tapi juga akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan kita. Banyak manfaat yang kita dapatkan dari aktivitas membaca. Mari kita budayakan membaca dimanapun kita berada.

Berawal dari Lomba Menulis Audisi Penulis Buku “Cinta Membaca” yang diadakan oleh LRS (Leutika Reading Society) chapter Tegal bekerjasama dengan Penerbit Buku Leutika Prio Yogyakarta dalam rangka syukuran menyambut hari jadi terbentuknya LRS chapter Tegal pada tanggal 1 November 2010 silam, sekaligus memperingati hari pahlawan 10 November 2011. Lomba ini diselenggarakan sejak tanggal 25 Agustus hingga 1 November 2011 dan setelah melalui tahap penjurian naskah-naskah yang masuk ke panitia, dari 172 naskah peserta yang masuk, diambillah 30 naskah terbaik yang akan dibukukan dan dicetak oleh penerbit buku Leutika Prio Yogyakarta. Dari 30 peserta yang lolos tersebut, dua diantaranya merupakan mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, yaitu In Amullah (2008) dengan judul karya “Membaca Pangkal Kaya” dalam buku tersebut ada di halaman 37-45 dan Bagas Prakoso (2007) dengan judul karya “Karena Bapak, Aku Suka Membaca” dalam buku tersebut ada di halaman 221-226. Antologi buku “Cinta Membaca” tersebut kini sudah terbit di Leutika Prio berjudul: Cinta Membaca (ISBN : 978-602-225-245-0).

Berikut ini adalah sinopsis dari buku “Cinta Membaca” sebagai berikut.
“Buku yang kubaca selalu memberi sayap-sayap baru, membawaku terbang ke taman-taman pengetahuan paling menawan, melintasi waktu dan peristiwa, berbagi cerita cinta, menyapa semua tokoh yang ingin kujumpai sambil bermain di lengkung pelangi.” (Abdurrahman Faiz, putra Helvy Tiana Rosa, remaja yang begitu mencintai membaca dan sudah menulis buku sejak kanak-kanak). Buku ini akan membawa sayap-sayap baru bagi pembaca ‘tuk membawanya terbang menggapai cita dan impian. Betapa banyak cerita yang disuguhkan dalam buku ini dari mereka yang telah banyak menuai prestasi karena gemar membaca. Membaca telah membuatnya menjadi sosok yang smart, bijak, kaya, dan menyenangkan. Menjadi orang hebat tidak akan mungkin tanpa membaca.

Subhanallah, dengan membaca mereka mampu meraih segala impian untuk menjadi yang terbaik. Cerita yang akan membuat kita tersentak, terharu, kagum, tersenyum bahagia. Buku yang sangat menginspirasi pembaca untuk segera memulainya. Yup! Mulailah gemar membaca dari sekarang. Buku yang sarat gizi dan motivasi ini akan selalu mengingatkan kita, betapa banyak manusia yang tadinya biasa saja menjadi sosok yang luar biasa hanya karena mau membaca. Kita bisa belajar dari mereka. Kita akan dibuatnya tersenyum, ketika membaca kisah seorang penulis yang akhirnya mampu bicara, bisa berkeliling nusantara mengejar prestasi, mampu meredam amarah, menjadi tempat bertanya, dan tumbuh menjadi sosok yang bijak karena cinta membaca. Yah, membaca adalah kuncinya, dan buku inilah kunci untuk mencari inspirasi baru, membawa impian baru, dan mengubah pembaca menjadi sosok yang serba baru. Buku yang mampu menggerakkan kita untuk cinta membaca dan ingin belajar banyak. Gapailah mimpimu dengan banyak membaca!

Dimuat dalam website unsoed.ac.id(Kam, 23/02/2012 - 12:59)dengan alamat url:http://unsoed.ac.id/berita/menjadi-bagian-dari-cerdaskan-bangsa-melalui-semangat-cinta-membaca-oleh-mahasiswa-fakultas-b

Saturday, 18 February 2012

GALAU MENULIS, "BACA" OBATNYA..!


Menulis itu mudah tapi susah. Dibilang mudah tapi terkadang susah untuk mengawalinya. Tapi kalau sudah berani mengawali kata pertama yang ditulis, maka akan terasa mudahnya. Akan tetapi dibilang susah juga sebenarnya itu salah karena dikatakan susah karena tidak mau mengawali dan mencoba untuk menulis kata pertama. Karena kata-kata pertama yang kita tulis sebenarnya itulah yang menjadi pemicu dan inisiator yang akan meningkatkan langkah kita untuk meneruskan kata-kata selanjutnya. Mungkin menulis sama halnya dengan sebuah presentasi. Ada yang mengatakan bahwa kekuatan dan suksesnya presentasi berada di 5-7 detik pertama. Sama halnya dengan menulis yang terletak juga di kata pertama yang ditulis. Kata-kata pertama itulah kunci utama yang akan membuka, menerobos dan menembus rangkaian kata-kata, kalimat, hingga paragraf selanjutnya. Tapi bagaimana mau mulai menulis, kalau sama sekali tidak punya ide untuk memunculkan kata-kata pertama itu, sudah bingung, dicampur lagi dengan adanya kebuntuan berpikir di jalan yang buntu. Selain itu, terkadang juga muncul rasa bingung tidak bisa membuat kata-kata yang indah, putus asa di tengah jalan lantaran pikirannya mentok, gagasannya kurang bermutu, tidak mampu mencairkan suasana yang enak dibaca dan tidak percaya diri dengan apa yang dituliskannya. Itulah sekelumit permasalahan yang terjadi dan dirasakan oleh penulis pemula. Hal ini juga seperti yang aku rasakan juga tatkala mau memulai untuk menulis dan menjadi penulis pemula.

Pada awal sebelum aku menyukai dunia tulis menulis, aku hanya bisa bermimpi dan menganggap menulis itu sesuatu yang sebenarnya mudah tapi juga susah. Padahal sudah ada ide-ide yang bagus dan cemerlang menurutku tapi aku bingung dari mana aku memulai menulisnya. Akhirnya aku hanya bisa bermimpi dan bermimpi ingin menulis tapi tak pernah terlaksana. Aku bermimpi tulisanku dimuat di suatu majalah tertentu atau memenangkan suatu ajang perlombaan hasil karya menulisku. Ternyata waktu itu aku hanya bisa bermimpi tanpa ada aksi. Tanpa mau mencoba dan berusaha untuk memulai menulis apa yang sebenarnya sudah ada dalam benakku waktu itu. Ditambah lagi kesibukan aktivitasku yang tak kunjung henti (kuliah, praktikum dan kegiatan organisasi) telah menidurkanku dari mimpi-mimpi untuk menulis itu. Sejak pertama kali aku menjadi mahasiswa, aku memimpikan akan menjadi seorang penulis terutama menulis sebuah karya tulis ilmiah dan menjadi juara dalam ajang tersebut . Itulah impianku sejak pertama kali menjadi mahasiswa dan sebenarnya juga sudah sejak dari SMA tapi belum pernah terlaksana sama sekali. Hingga aku sudah duduk di semester 4 pun belum terealisasikan sama sekali. “Bagaimana Aku bisa menulis kalau tidak mau mencobanya sama sekali?” Itulah pertanyaan besar yang aku lontarkan ke diriku sendiri.

Hingga akhirnya secara tidak sengaja aku membaca pengumuman tentang adanya lomba menulis surat dengan tema “Jika Aku Menjadi Lingkungan” yang diadakan oleh salah satu UKM di Fakultas Biologi dan hari itu juga adalah deadline terakhir pengumpulannya jam 18.00 WIB. Entah ada angin apa tiba-tiba aku merasa tertarik dan mencoba menulis tentang tema tersebut. Seketika itu aku pun langsung menuliskannya dalam dua lembar kertas HVS dan tiada ku sangka tiada ku duga akhirnya selesai juga dalam jangka waktu kurang lebih 2 jam dan langsung aku kumpulkan naskah itu menjelang detik-detik deadline pengumpulan terakhir. Minggu depannya tibalah saat-saat yang dinantikan, yaitu pengumuman pemenang lomba menulis surat tersebut. Waktu itu tiba-tiba saja ada sms masuk yang menyatakan bahwa naskahku lolos dan menjadi juara 2 dalam lomba tersebut. Pada mulanya aku tak percaya dengan semua sms itu, tapi setelah aku konfirmasi lagi ternyata memang benar dan aku dengan polosnya malah balik menanyakan “kenapa karyaku bisa menang yah?” Dia menjawab dalam sms itu, kata dewan juri yang menilai, karyaku memang menarik dan isinya sangat sesuai dan tepat dengan isu tema yang diangkat. Aku pun mendapat penghargaan berupa sertifikat dan uang pembinaan. Ini merupakan prestasi pertamaku selama menjadi mahasiswa setelah sudah hampir 2 tahun menjadi mahasiswa. Bermula dari peristiwa inilah yang melatarbelakangiku untuk menulis lagi dan mewujudkan impianku dalam menulis karya tulis ilmiah. Ternyata aku bisa dan punya bakat untuk menulis. Mencoba merupakan kunci utama yang harus dilakukan untuk menulisnya. Setelah mencobanya, ternyata ada satu faktor lagi yang paling mempengaruhi untuk bisa menulis, yaitu dengan banyak membaca. Karena dengan banyak membaca kita pun akan lebih banyak punya kosa-kata untuk menuliskannya.


Membaca disini bukan sekedar membaca dari buku saja, akan tetapi membaca dalam artian yang lebih luas yaitu ‘membaca itu ada dimana-mana’ dan bisa dilakukan dimana saja kita berada. Seperti membaca kondisi yang ada, membaca sesuatu yang tertulis maupun tidak tertulis, membaca pengumuman informasi, membaca contoh karya-karya para penulis terdahulu beserta biografi mereka, membaca kondisi lingkungan sekitar kita, mencari informasi lomba-lomba tentang menulis, dan masih banyak lagi lainnya yang bisa kita lakukan sebagai aktivitas membaca. Karena pada dasarnya berawal dari membaca inilah maka akan memunculkan imajinasi, inspirasi, dan motivasi untuk meramu dan meracik kata-kata yang akan kita tulis. Kalau kita ibaratkan dengan sebilah pedang, ia tidak akan mampu menebas apabila tidak pernah diasah sama sekali, sehingga ia mudah berkarat. Sama halnya dengan menulis, aktivitas membaca diibaratkan dengan mengasahnya agar bisa tajam dan runcing sehingga mampu menebas dan menggoreskan kata-kata yang bisa kita tulis. Berawal dari membaca inilah akhirnya aku pun bisa menulis sebuah karya tulis ilmiah dan berhasil memenangkan sejumlah kompetisi karya tulis ilmiah, mulai dari tingkat lokal sampai tingkat nasional. Selain itu, dampak dari membaca juga akhirnya aku juga mampu menulis tulisan lainnya yang berbentuk true story, essai, cerita pendek, puisi, dan tulisan tentang motivasi. Ternyata membaca dan mau mencobanya adalah kunci utama yang membuatku mampu untuk menulis tulisan-tulisan seperti itu.

Berawal dari membaca, mencoba, menulisnya dan berhasil meloloskan tulisan itu hingga menjadi juara, aku pun dihadapkan dengan sebuah permintaan untuk menjadi pembicara tentang menulis karya tulis dan essai. Wah, padahal waktu itu aku belum pernah jadi pembicara sama sekali, apalagi disuruh menjelaskan tentang cara dan strategi menulis karya tulis dan essai yang baik. Bisa dibilang aku hanyalah penulis pemula yang sedang dan terus mencoba untuk menulis dan waktu itu juga kalau essai aku sebenarnya belum pernah membuatnya, akan tetapi aku tahu cara membuatnya karena aku sebelumnya pernah membaca tentang jenis tulisan yang berbentuk essai itu. Walau pada awalnya aku sempat ragu, tapi akhirnya aku pun memberanikan diri dan mampu menjadi pembicara dalam acara tersebut. Ini merupakan pertama kalinya juga aku menjadi pembicara tentang menulis. Pada waktu itu ketika sesi diskusi, ada salah seorang peserta yang bertanya dan pertanyaan ini masih teringat sampai sekarang dan pertanyaan ini juga yang memacu aku untuk terus menulis. Pertanyaannya sederhana, tapi maknanya sangat luas apalagi bagi seorang penulis pemula seperti aku ini. Pertanyaannya yaitu “bagaimana kita bisa membuat tulisan atau karya tulis yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat luas?” Karena menurut peserta yang bertanya ini katanya selama ini banyak orang yang jago menulis karya tulis dan bahkan berhasil memenangkannya akan tetapi jarang yang tulisannya itu bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat atau orang lain di sekitarnya. Jawabannya sebenarnya juga cuma satu yaitu membaca, membaca, dan membaca. Pertanyaan ini juga yang telah membuatku untuk senantiasa membaca, mencoba, memperbaiki, dan menulis sebuah tulisan yang bermanfaat, mampu memotivasi dan menginspirasi orang lain.

Selain itu, terkadang juga yang sering jadi masalah dan problematika bagi penulis pemula terutama aku juga adalah mengalami kebuntuan dan bingung di tengah-tengah jalan. Padahal sudah menulis hampir setengah halaman tapi terkadang ide kita mentok dan bingung apa yang akan kita tuliskan lagi. Bingung apa yang harus ditulis lagi karena sudah benar-benar buntu dan tidak ada ide lagi yang muncul untuk ditulis. Ketika menghadapi yang seperti ini aku harus istirahat sejenak, bisa dengan menggerakkan badan, makan snack, minum, atau keluar mencari udara yang segar dan terkadang juga menutup atau menghentikan aktivitas menulis itu untuk sementara waktu. Biasanya ide itu akan muncul lagi tatkala kita sedang di luar dari aktivitas menulis itu. Refreshing itu sangat diperlukan untuk mengobati kejenuhan dan kebosanan. Selain itu juga untuk menambal dan mengobati rasa kebuntuan dan kebingungan itu, sesekali juga mencoba untuk membaca lagi referensi atau tulisan pendukung yang lainnya yang bisa membantu mengatasi masalah kita itu. Nah, sebenarnya kunci utama untuk menulis adalah membaca, membaca, dan membaca. Kalau sudah membaca baru kita harus mencoba untuk memulai menulis apa yang akan kita tulis.

Wednesday, 1 February 2012

PEMENANG AUDISI PENULIS BUKU “SURAT CINTA UNTUK IBU”

Alhamdulillah naskahku lolos lagi, Syukur alhamdulillah.... Lanjutkan SEMANGAT BERKELANJUTAN (The Power of Susceptable Spirit)

Salam cinta!

Alhamdulillah, dari 550 naskah yang masuk ke email rki.tegal@gmail.com , hampir semuanya penuh cinta terhadap ibu dan mampu menggugah pembaca untuk semakin cinta kepada ibu. Namun ada beberapa naskah yang tidak saya kategorikan sebagai surat, sebab isi naskah berupa artikel, cerpen atau puisi pada keseluruhan isi naskah.

Banyak naskah yang layak masuk nominasi, tapi karena hanya dibatasi 60 naskah saja, maka dengan terpaksa tidak saya cantumkan, tentunya setelah saya seleksi lagi. Saya mohon maaf jika banyak yang kecewa setelah ini, namun mudah-mudahan bisa dimengerti.

Prioritas penilaian terletak pada isi surat yang menyentuh, menggetarkan, unik, menggelitik, dan membangkitkan cinta yang lebih kepada ibu, dengan didukung penulisan EYD yang benar, format tulisan yang rapi, dan tata bahasa yang bagus dan indah. Dan berikut pemenangnya:

1. Umi Ibroh_Nyanyian Rindu Dari Surga
2. Atin Leyla Sukowati _ Cinta dalam Puisi
3. Mata Pena_ Janji Sepotong Lilin
4. Ailam Aimsi_
5. Abi Sabila_ Tangis Bahagia
6. Endang SSN_Aksara untuk Mutiara
7. Nenny Makmun_
8. Nasta’in Ahmad_ Harapanku
9. Tofik Rochadi_ Maafkan Aku Ibu
10. Triana Dewi_Bahagia Bersama Ibu yang Amnesia
11. Casadhea_ Ibu Aku Rindu
12. Siti Nur Khasanah_
13. Atiqah Nur Choiry_Mama, Kau Menuntunku di Jalan-Nya
14. Arief Rahman Heriansyah_ Ibunda Tercinta
15. Annisa Sofia Wardah_
16. Amanda Ratih Pratiwi_ The Power Of Mother
17. Musafir Pena bin Langga_ Ananda Akan Datang Bu..!
18. Dian Novandra_ Andai Bunda Datang Kembali…
19. Annisa Ristiana_
20. Rahmatika Sari_
21. Wiekerna Malibra_
22. Rurin K_ Ina dan Berjuta Harapan
23. Risty Arvel_ Penghormatan Terakhir
24. Fadilla Kireihana_ Sepucuk Surat untuk Edelwise
25. Ben Putra_ Untaian Cinta Buat Emak
26. Riskaninda Maharani_ Penggurat Nestapa
27. Neni Triana_ Umi
28. Imam Apriansyah_ Aku Sayang Mak…
29. Nadila Samantha_My Wonder Mom
30. Cicih Chaviae_
31. Sandza_ Kuingin Menemani Detak Senjamu
32. Asni Ahmad Sueb_ Rumah Tanpa Jendela
33. Dee Ann Rose_ Ibu, Wanita Lumbung Dosak
34. Yandigsa_ Kepada Hati Penuh Cahaya
35. Mukhyar Imran, LC_ Buat Bunda Tercinta
36. Cerise Marasca_ Oleh-Oleh Ibu
37. Lisna Nur Chairunnisa_ Beningnya mata dan hatimu, Ibu
38. Ariany Primastutiek_ Teruntuk Mama
39. Minarsih Daqu_ Wahai Malaikat, Sampikan Surat Cinta Ini Untuk Ibu
40. Aa-Kaslan_ Ibu adalah Sajadah Sujudku
41. Safira Khansa_Ya Allah, Kutitip Ibuku
42. Adeg S_ Syair sesal
43. Pena Hijau_ Andaikan bisa Bersujud Selain kepadaNya
44. Ahmad Saifi Athoillah_ Untuk Ibu
45. A.R. Dipusparaga_ Titip Rindu Untuk Ibu Tercinta
46. Irfan Fauzi_ Tunas Kini Berbuah
47. Anggi Juwita Daulay_Tangan dan Mata
48. Anggia Megani_ Aku dan Ibu dalam Formalitas dan Ikatan Bathin
49. Zahra Qomara_ Halalkanlah Semuanya, Mama
50. Mawar Kikan_
51. Chairul Azhar_ Sambutlah Aku, Wahai Ibu
52. Nyi Penengah Dewanti_ Meneguk Rindu Bersama Rembulan
53. Anna Savira_
54. Rinibee_
55. Shafa El-Fairuz_ Ibuku... Super Hero Untukku
56. Syifa Enwa_
57. In Amullah_ Selembut Hati Sang Permaisuri
58. Himmah Mahmudah_Surga Itu di Telapak Kakimu
59. Sutono Adiwerna_ Mengenang Emak
60. Ila Rizky Nidiana_ Semerbak Doa untuk Bidadari

Bagi pemenang 1, 2, dan 3 harap segera mengirimkan pesan ke inbox FB Futicha Turisqoh II dengan menuliskan nama dan alamat pengiriman buku dengan jelas. Dan bagi pemenang yang tidak mencantumkan judul pada naskah, harap segera konfirmasi ke inbox FB Futicha Turisqoh II dengan menuliskan judul naskah dan nama penulis.

Bagi yang naskahnya tidak lolos namun tetap ingin dibukukan, harap mengirimkan naskahnya kembali ke rki.tegal@gmail.com dengan judul email: Revisi Surat_Judul Naskah_Nama Penulis. Naskah dikirim paling lambat 1 Maret 2012.

Ke-60 naskah yang lolos akan dibukukan oleh penerbit mayor, insya Allah. Terimakasih atas partisipasi teman-teman semua. Ayo tetap semangat berkarya!! ^_^



Salam,

Puput Happy

Sumber info: http://www.facebook.com/notes/futicha-turisqoh-ii/pemenang-audisi-penulis-buku-surat-cinta-untuk-ibu/370471709633140