Alarm
‘ghiroh’ itu kembali menggema. Semangat yang berapi-api menyalakan tekad yang
kuat dalam hati. Getarannya turut serta menggelorakan optimis yang tinggi.
Seperti petuah berikut ini: “saat semangat lagi dahsyat, picu dan pacu diri
dengan prestasi, jaga konsistensi, pelihara motivasi, rawat stamina, dan hargai
setiap kebaikan, sekecil apa pun….” (Motivasi dosis tinggi dalam buku
Spiritual Problem Solving karya Solihin Abu Izudin)
Begitu
juga dengan suasana kuliah perdana sore itu (Senin, 23 September 2024). Rasanya
begitu energik dan bersemangat saat dosen membuka sesi tatap muka pertama
tersebut. Rasa lelah setelah seharian bekerja seperti hilang seketika,
menyambut perkuliahan semester ganjil ini dimulai. Setelah dosen memperkenalkan
diri, dilanjutkan dengan sesi perkenalan satu per satu dari seluruh mahasiswa
baru dan menyampaikan motivasinya melanjutkan kuliah jenjang magister yang
terakreditasi unggul ini.
"Saya
merasa perlu dan wajib untuk menambah ilmu dan pengetahuan terutama pada bidang
pendidikan, memiliki akreditasi unggul, rekomendasi dari teman alumni
Uhamka" begitu motivasi dari Ibu Aprilia Kartikawati (guru BK SMP Negeri
196 Jakarta)
"Dosennya
Professor dan Doktor, kampus S2 nya bagus, akreditasinya Unggul. Ingin belajar
kepemimpinan dan manajerial sekolah. Saya mengidolakan Buya Hamka, suka membaca
bukunya, saya bangga menjadi bagian dari Hamka muda" kata motivasi dari
Ibu Miranti (kepala SD Generasi Ahad i-School)
Secara
bergantian setiap mahasiswa berbagi motivasi dan alasannya menempuh jenjang
pendidikan S2. Secara usia cukup bervariasi, bahkan berbeda generasi (mulai
dari generasi baby boomers, generasi milenial, generasi X hingga generasi Z).
"Saya
lulus S1 tahun 2014 Bu" jawab salah seorang mahasiswa.
"Wah,
berati sudah 10 tahun yang lalu y" jawab dosennya.
Dalam
hatiku bergumam, wah berarti 11-12 denganku yang menuntaskan kuliah S1 di tahun
2013. Saat satu orang menyampaikan, maka
yang lainya fokus menyimak dengan seksama dibalik layar monitor masing-masing.
"Motivasi
saya lanjut kuliah S2 disini adalah untuk belajar dan memberi contoh kepada
guru-guru saya di sekolah, meski tahun depan saya sudah pensiun" jawab Pak
Agustinus Mulyono dengan begitu semangatnya. Beliau adalah kepala sekolah SMA
Pangudi Luhur Jakarta yang saat ini juga menjadi fasilitator guru penggerak.
Begitu kurang lebih sesi perkenalan di kuliah perdana sore kala itu. Mendengar
pemaparan beliau, meski tahun depan "sudah pensiun" tak mematahkan
semangatnya untuk menimba ilmu lagi.
Satu
per satu dari seluruh mahasiswa baik reguler maupun RPL ini saling
memperkenalkan diri dan menyampaikan motivasinya melanjutkan kuliah S2. Kelas
ini terdiri dari 43 orang dengan berbagai latar belakang profesi. Rata-rata
mereka adalah guru dan kepala sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA.
Bismillah, siap belajar lagi, menimba ilmu dan saling berbagi bersama mereka. Melanjutkan
kuliah atau studi lanjut menjadi cita-cita sebagian orang. Tentunya mereka
punya alasan masing-masing mengenai tujuannya tersebut. Setiap orang pasti
punya alasan dan motivasi yang kuat mengapa harus menempuh lanjut studi ke
jenjang yang lebih tinggi tersebut.