Saturday, 24 February 2018

Membuat Program Literasi Kelas



Tulisan ini merupakan resume materi yang saya sampaikan dalam sharing session online via whatsapp grup KGCL SUMUT (Komunitas Guru Cerdas Literasi Sumatera Utara). Kegiatan yang bertemakan “Membuat Program Literasi Kelas” ini dilaksanakan pada Sabtu, 17 Februari 2018. Berikut ini adalah materi, pembahasan dan diskusi dalam sharing session tersebut.

SESI 1: SESI PEMAPARAN

Assalamualaikum Bapak/Ibu guru pembelajar SGI KGCL SUMUT.
Gmn kabarnya? Semoga senantiasa sehat semua y.

Terima kasih sblmnya kpd bu lili yg mngundang utk bergabung di grup ini. Spt yang diinfokan sblmnya kali ini saya akan sharing session tentang literasi dengan tema membuat program literasi kelas. Sebelumnya saya sedikit share video tentangliterasi dari kemdikbud. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa salah satu keterampilan utuh abad 21 yang dibutuhkan adalah memiliki kemampuan literasi dasar yang baik, yaitu bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari.

Apa itu literasi? Tentunya Bapak/Ibu disini pastinya sudah tahu semua tentang hal tersebut. Sebagaimana dijelaskan dlm infografis tsb, ada 6 komponen dalam literasi dasar ini, yaitu kemampuan baca-tulis-berhitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), keuangan, budaya, dan kewarganegaraan.

Jenis Literasi yang dipahami dalam Gerakan Literasi Sekolah, yaitu:

1.      Literasi Dasar (Basic Literacy), literasi jenis ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan menghitung.

2.      Literasi perpustakaan (Library Literacy), lebih lanjut setelah memiliki  kemampuan dasar maka literasi perpustakaan untuk mengoptimalkan. Literasi perpustakaan yang ada antara lain menunjukkan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan non fiksi

3.      Literasi media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui banyak  sekali bentuk media yang berbeda, menyerupai media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.

4.      Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami  kelengkapan yang meliputi teknologi menyerupai peranti keras (hardware),  peranti lunak (softweare), serta budipekerti dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat mencapai teknologi untuk menceak, mempresentasikan, dan mengakses internet.

5.      Literasi Visual (Visual Literacy), yaitu pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi yang menyebarkan kemampuan dan kebutuhan berguru dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.

Sebelum ke materi inti saya share juga video tentang Gerakan Membaca 15 menit. Video tutorial tentang pojok baca dari kemdikbud ini bisa jadi acuan jg buat bapak/ibu mnerapkn di kelas.

Untuk membuat program literasi di kelas harus sinkron dengan program literasi sekolah. Tentunya hal tersebut disesuaikan dgn visi misi sekolah, dukungan kepala sekolah dan semua civitas akademika yang ada. Jika semua dukungan ada ditambah sarana prasarana penunjang maka kberhasipan literasi jg bisa berjalan maksimal. Jadi alurnya buat program literasi sekolah (sesuai kesepakatan). Selain program yg dijelasin di video tsb, ada beberapa program literasi di kelas diantaranya adalah
1. Poster afirmasi
2. Display kelas
3. Token ekonomi
4. Pojok Baca
5. Bedah buku
6. Membaca buku 15 menit sebelum belajar
*Dan program2 lainnya disesuaikan dgn kondisi sekolah dan kemampuan guru mengelola kelasnya

Sdkt saya share jg beberapa program yg pernah saya lakukan





Foto tersebut adalah contoh beberapa afirmasi positif yg pernah saya buat saat penempatan di Halmahera Utara. Karena berada di daerah terpencil buatlah yang sederhana dan mudah dibuatnya. Afirmasi ini tujuannya utk memotivasi anak2 utk gemar membaca dan belajar pd umumnya





Tabungan Prestasi Kelas 6 SDN Fitako, Kec. Loloda Kepulauan
(Rencana Aturan Pemberian Reward dan Sistem Token Ekonomi)


Ketentuan Tabungan Prestasi:
1.      Pemberian reward and punishment dalam Tabungan Prestasi ini terdiri atas dua macam kriteria, yaitu:
-          Buku putih, sebagai buku reward (apresiasi)
-          Buku merah, sebagai buku punishment
2.      Pemberian reward and punishment terbagi dalam dua kategori, yaitu penilaian individu dan penilaian kelompok
3.      Pemberian reward dilakukan saat berlangsungnya pembelajaran dengan pemberian bintang prestasi di dalam buku putih dan akan dihitung tiap bulan untuk diberikan penghargaan (hadiah)
4.      Ketentuan pemberian reward individu adalah:
-          Siswa aktif dalam kelas (berani bertanya, berbicara dan menyampaikan pendapatnya)
-          Siswa yang mendapatkan nilai (ulangan/quis) terbaik
-          Siswa yang paling disiplin
5.      Ketentuan pemberian reward kelompok adalah:
-          Kelompok yang paling kompak
-          Kelompok yang aktif (berani bertanya atau memberikan pendapatnya)
-          Kelompok yang kreatif
-          Kelompok yang menjawab dengan benar
6.      Ketentuan pemberian sanksi/punishment:
-          Datang terlambat
-          Membuat gaduh di kelas
-          Mencontek
-          Mengganggu teman
7.      Pemberian sanksi berupa sanksi lisan dan sanksi tertulis (dalam buku merah)

Program Literasi Cangarlis

Kegiatan ini diberi nama Literasi “Cangarlis” yang merupakan singkatan dari membaca-mendengar-menulis. Sesuai dengan namanya, kegiatan ini terdiri atas 3 aktivitas yaitu membaca, mendengar, dan menulis. Kegiatan ini dilakukan pada saat jam pelajaran berlangsung yaitu dengan materi pengembangan diri berupa program literasi yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 5 dan kelas 6 SDN Fitako.

Kegiatan ini diawali dengan pembukaan, yel-yel masing-masing kelas, apersepsi dan penyampaian motivasi tentang pentingnya membaca, kenapa harus membaca? Pertanyaan ini saya ajukan kepada anak-anak yang hadir. Saya juga menyampaikan sedikit pengalaman menulis saya yang mengantarkan berbagai prestasi lewat menulis. Pengalaman ini saya sampaikan untuk memacu anak-anak untuk suka membaca dan menulis. Untuk menentukan anak membaca buku, saya menggunakan spidol yang diputar di atas lantai. Jika spidol berhenti, maka tutup anak spidol yang menghadap ke anak tersebut yang mendapat giliran untuk membaca. Anak-anak saya bebaskan memilih satu judul bacaan dari buku Makmal pendidikan yang berjudul “Celoteh Anak di Langit Jampang”. Saat ada anak yang membaca, siswa yang lainnya mendengarkan dengan seksama.

Setelah selesai membaca, saya memberikan tepuk keren sebagai apresisasi bagi pembaca dan dilanjutkan dengan bertanya (mengulas kembali apa yang sudah dibaca oleh pembaca). Saya mengajukan pertanyaan kepada anak-anak tentang bacaan yang baru saja dibaca oleh temannya. Saya juga mengaitkan bacaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Setelah itu spidol kembali diputar dan jika berhenti pada tutup spidol yang menghadap ke anak, maka giliran dia yang menjadi pembaca berikutnya, dan seterusnya. Setelah membaca dan saling mendengarkan, kegiatan selanjutnya adalah menulis. Saya menyuruh semua anak menulis sesuai dengan kesukaan masing-masing. Saya memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreativitas dan saya memberikan alternatif tema yang bisa ditulis seperti tentang cita-cita, sekolah, keluarga, desa Fitako, pantai, laut, dan sebagainya.



SESI II : Sesi Diskusi & Tanya Jawab

Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta diantaranya adalah:
1.      Kegiatan token ekonomi itu bagaimana ya guru..?

2.      Apakah 6 komponen literasi itu diterapkan utk semua tingkatan, tk, sd, smp dan sma. Mohon contoh afirmasi positif utk tkt TK?

3.      Apakah kegiatan literasi harus sinkron dengan visi misi serta di dukung sekolah baru bisa berhasil guru. Sementara literasi yang saya terapkan kurang ada penunjang sarana dan prasarana

4.      Guru iin maaf sy ketinggalan. Ini sy mau tanya gambarny kurang jelas. Itu kertasnya diwarnai anak2 dulu ya?  Yg putih itu sudah ditempel dulu atau sblmnya terpisah? Trus yg reward kelompok,  apakah kelompoknya sudah ditetapkan nama2nya dari awal?  Jadi klompok itu terus yg dipakai stiap pmbelajaran? Mohon dicerahkan..

5.      Kebanyakan kami ingin berkreasi tetapi terkadang sekolah kurang memfasilitasi, kendalanya tak ada dana, sementara kami juga masih statusnya honor jadi gimana solusinya Guru. Yang bagian merancang progrmnya, dng biaya minim, tp bisa diterpkn dikls dn diskolah td guru..

Mau tahu jawabannya apa? Nah, simak ulasan jawabannya sebagai berikut:
Jawaban dari pertanyaan di atas yaitu:
1.      Token ekonomi itu adalah salah satu bentuk  stimulus prestasi dgn menggunakan point2 tertentu.  Kalau secara pengertian seperti ini: Token Economies merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan pengurangan perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian Tokens (tanda-tanda). Individu menerima token cepat setelah mempertunjukkan perilaku yang diinginkan. Token itu dikumpulkan dan yang dipertukarkan dengan suatu obyek atau kehormatan yang penuh arti. Contohnya spt ini token  ekonomi yg saya buat berjudul tabungan prestasi. Jadi intinya smcm reward and punishment. Bentuknya bisa disesuaikn dgn kreativitas yg guru buat

2.    Utk komponen 6 jenis literasi tsb dimulai SD hingga SMA. Itu kondisi idealnya. Sbgmna sesuai dgn kurikulum 2013 dimana siswa hrs memiliki kemampuan 4C dan bisa memecahkn soal2 yg HOTS. Dulu kbtln saya pernah ngelola n mjd tim perintis PAUD ketika baru lulus S1. Nah utk afirmasi PAUD/TK bentuknya adalah gambar2 yg menarik, misal tentang alam, sains, tumbuhan, hewan, dll disesuaikan dgn tingktn bljar mrk. Utk PAUD baiknya dgn sistem sentra, spt sentra sains alat peraga sains, sentra cooking dgn mainan peralatan masak2, dan sentra2 yg lainnya. Dulu di PAUD yg saya rintis ada sekitar 8 sentra. Dan kita juga hrs buat aturan mainnya. Adapun utk TK, KB atau PAUD jenis literasinya tdk semua dari 6 jenis ini. Tp bisa dari salah satu hingga 3 jenis literasi tsb. Lebih baiknya dgn mnggunakan sistem  sentra

3.       Iya betul. Kegiatan literasi sekolah sebaiknya harus sinkron dgn visi-misi sekolah dan kalau bisa ada tim pengurus literasi tersendiri agar tercapai tujuan dari penerapan literasi tsb. Tp biasanya sekolah terbentur dgn anggaran dana yg minim. Nah disinilah diperlukan kreativitas guru utk merancang program literasi yg mudah dilakukan, biaya terjangkau dan bisa diterapkan baik di kelas maupun di sekolah scr umumnya

4.      Iya pak. Jadi kita sbg guru hnya bikin pola dan aturan2nya. Anak2 yg mewarnai dan membuat buku tabungannya.

Iya utk kelompoknya dibuat heterogen dan ditetapkan di awal ajaran baru. Tp bisa berlaku 2-3 bulan saja. Tp klo saya selama 1 semester trs ntar di akhir smster ada reward buat yg terbaik.

Iya baiknya kelompok tsb dipakai trs dlm pembelajaran. Tp klo ganti kelompoknya hrs bikin token yg lain. Iya pake origami jg bisa. Dulu saya buat di kelas lain jg ada yg pakai origami. Krn saya dulu megang 3 kelas jadi saya bikin 3 token dgn desain yg berbeda

5.      Iya bu, hal spt itu memang banyak dialami guru2. Dulu wkt saya penempatan SGI di halmahera jg spt itu kondisinya. Kepala sekolah kurang mendukung program2 yg saya buat. Tp saya tetap jalankan program2 yg saya buat meski sering berbeda pendpt dgn beliau. Bahkan pernah wkt itu ada lomba di kecamatan yg hrs nyeberang pulau, kepsek tdk kasih izin dgn alasan tdk ada dana. Akhirnya saya galang dana ke masyarakat atas seizin kepala desa.

Dlm sekolah lain pun saya lihat spt itu. Guru2 ingin kreatif tp terkadang terkndala dana maupun dukungan dari kepsek atau yg lainnya. Jika kondisinya spt ini saran saya jalankan saja program yg kita buat. Tp bikinlah yg minim dana atau memanfaatkan sumber daya yg ada di sekolah tsb


Closing Statemen malam ini

"Jika AKU adalah MEMBACA, dan KAMU adalah MENULIS, maka KITA adalah LITERASI. Dua sejoli (membaca dan menulis) adalah senjata ampuh untuk meningkatkan kualitas manusia dan pendidikan

Sama halnya jika ingin memajukan sekolah, maka literasi harus dijalankan agar tercapai tujuan pendidikan tersebut. Mulai dari program literasi sekolah hingga literasi kelas diperlukan sinergi dan kerja sama antara guru, kepala sekolah, orangtua dan semua elemen yang ada di sekolah tersebut. Dan guru menjadi ujung tombak dalam penerapan literasi di kelas. Maka diperlukan kreativitas dan teruslah menjadi guru pembelajar.

Guru pembelajar adalah guru yang senantiasa mengupgrade diri, memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang pendidik yang profesional. Sebagai guru pembelajar (baik guru PNS, honorer maupun kontrak), tak ada kata berhenti dalam belajar. Tiada hari tanpa menimba dan menambah ilmu dari sumber mana saja. Setiap selesai pembelajaran senantiasa melakukan refleksi diri, perenungan dan evaluasi diri. Sudahkah kita menjadi guru yang terbaik dan berkualitas bagi peserta didik?

Sebagai pengajar, sudahkah kita mengajar dengan baik, menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi mereka? Bagaimana manajemen kelas yang sudah kita terapkan, display kelas, suasana kelas hingga materi yang kita sampaikan, sudah lebih baikkah? Pengajaran yang kita lakukan sudahkah terencana dengan baik sesuai RPP yang kita buat? Sebagai pendidik, sudahkah kita mendidik mereka dengan hati yang tulus? Karena guru adalah pengajar, pendidik, pemimpin dan teladan bagi para peserta didiknya.


SALAM LITERASI

Terima kasih atas kesempatan untuk sharing dan diskusi bersama di grup ini

Iin Amrullah
#EduWriter

Jika masih ada pertanyaan atau yang ingin didiskusikan bisa dishare di grup ini atau bisa japri atau kunjungi ke medsos saya:
IG: @iin_amrullah
Website: www.kang-amrul.com


Challenge untuk materi Membuat Program Literasi Kelas:
1. Membuat resume tentang materi malam ini
2. Membuat afirmasi positif buat di kelas yang berhubungan dengan literasi

*Resume yg sudah dibuat posting di FB/IG.
*Begitu juga utk afirmasi yg sudah dibuat. Lalu difoto afirmasi tsb dan posting di FB/IG dan tag-in ke:

FB: 1.Iin Amrullah Aldjaisya (tapi sudah full pertemanan🙏)
2. Neng Vera Novita
3. Lili Gusni
4. Ali Sakti Rambe

IG: @iin_amrullah

email: vera.novita@ymail.com

hastag:
#KGCLSUMUT
#SekolahGuruIndonesia
#GuruPemimpin
#SalamLiterasi

0 comments: