Saturday, 1 May 2021

Ulasan Buku “Mengikat Makna”

 


Reviewer: Iin Amrullah

Judul: Mengikat Makna

Penulis: Hernowo

Penerbit: Kaifa

Tahun terbit: 2002

Jumlah halaman: 244 halaman

 

Buku “Mengikat Makna” ini sebenarnya sudah lama saya bidik dan masuk dalam waiting list untuk dibeli. Sudah lama mencari di toko buku Gramedia tapi sudah tidak ada stoknya. Akhirnya baru kesampaian beli di April 2021 secara online. Searching di berbagai toko online tidak ada buku yang baru untuk judul buku tersebut. Singkat cerita ketemulah dengan stok buku lama dan langsung dibeli saat itu juga. Meski bukunya bekas tapi kualitas masih bagus (ori juga). Hingga akhirnya jadilah buku ini sebagai cemilan bergizi selama bulan April 2021. Seperti apakah isinya? Mari simak ulasan singkatnya.

Buku “Mengikat Makna” disajikan dengan cara yang unik. Saat membuka lembar pertama buku ini sudah tersaji peta gagasan yang disertai dengan kiat-kiat ampuh membaca buku ini. Peta gagasan tersebut disertai dengan ilustrasi gambar dan skema alur membaca buku ini dari start hingga finish. Kalau mengikuti alur ini kita diarahkan setelah membaca bagian depan, kita disuruh membaca bagian paling belakang terlebih dahulu. Baru kemudian melanjutkan membaca bagian depan lagi. Tapi dalam prakteknya saya membaca secara berurutan dari depan hingga belakang, hehe. Alurnya yaitu start è mengubah paradigma è membangun persepsi è mengenali konstruksi gagasan dan visi pengarang è mengenali sosok dan bentuk buku è mengenali pentingnya ilustrasi è finish.

Mengikat makna berarti membaca buku dan menuliskan sesuatu secara efektif. Persis seperti yang dituangkan dalam buku ini. Menurut saya buku ini menyuguhkan cita rasa yang lengkap dalam melejitkan kemauan & kemampuan membaca dan menulis buku. Penulis buku ini menampilkan kemasan yang special dalam menarasikan dirinya setelah bagian daftar isi. Mengisahkan perjalanan hidupnya dengan cara bertutur kalimat yang penuh hikmah dan memotivasi bagi yang membacanya. Selain itu yang bikin buku ini semakin mantap adalah disertai ilustrasi gambar dan kutipan quotes dari tokoh-tokoh ternama yang memotivasi pembacanya untuk gemar membaca dan menulis agar menjadi habit yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca dan menulis akan berlangsung efektif bila Anda dalam keadaan FUN!

Dalam buku ini Hernowo membagikan lima kiat. Dua kiat pertama merupakan “kiat umum” dan “kiat khusus”. Kiat umum berisi konsep dasar yang berkaitan dengan membaca dan menulis. Kiat khusus berisi buku sebagai “makanan ruhani”. Kiat pertama, kiat kedua dan kiat ketiga masing-masing dibuat bab dengan penjabaran yang lengkap. Setiap pembahasan buku ini juga disertai dengan gagasan atau kutipan penting dari tokoh/penulis terdahulu. Sehingga dalam 1 buku ini kita merasa membaca gagasan atau ilmu dari berpuluh-puluh buku. Berbeda dengan makalah/karya tulis ilmiah, penyajian kutipan dalam buku ini terasa lebih enak dan renyah dibaca.

Ada 5 sikap yang harus dimiliki sewaktu membaca yaitu sabar, telaten, tekun, gigih dan sungguh-sungguh. Pertama, sabar. Kesabaran diperlukan saat membaca karena bila tergesa-gesa dalam memaknai suatu gagasan, bisa jadi kesimpulannya salah. Kedua, telaten. Ke-telaten-an memungut makna-makna yang tersebar di sepanjang halaman buku kemudian mengumpulkan dan menghimpunnya amat diperlukan, karena kalau tidak telaten akan banyak gagasan yang menguap dan bersembunyi kembali.  Ketiga, tekun. Ketekunan diperlukan untuk membantu kita menyisir himpunan kata, kalimat, Alinea, bab dan bagian demi bagian yang menyimpan gagasan pokok. Keempat, gigih. Kegigihan akan medorong kita agar sekali tidak baca sudah itu mati, artinya kita perlu mengulang pembacaan hingga lebih dari sekali. Kelima, sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam menemukan makna, memahami maksud penulis dan mengajak pikiran kita memelototi hal-hal menarik dan penting yang disampaikan penulis.

Membaca buku dapat dilakukan secara ngemil (tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit). Fungsi buku adalah menggerakan pikiran kita. Jika nasi, telor, roti dan sejenisnya adalah makanan jasmani. Maka  buku adalah makanan ruhani bagi tubuh kita. Saripati makanan adalah gizi buat tubuh kita yang diserap melalui usus. Sedangkan saripati buku adalah gagasan yang menggerakan pikiran dalam saraf otak kita. Gizi sebuah buku terletak di susunan kata yang mampu merangsang pikiran untuk bergerak. Tema sebuah buku tidak menentukan apakah sebuah buku “bergizi” atau tidak. Tema hanya menentukan selera. Mengambil jeda (berhenti sejenak) saat membaca buku akan membuat proses pembacaan menjadi efektif. Ada 5 hal yang menjadi daya pikat sebuah buku yaitu konstruksi gagasan pengarang, kehebatan visi pengarang, sosok buku yang menyejarah, bentuk buku yang melangit dan gambar yang menyentuh & mengutuh.

Bagian akhir dari buku ini adalah penutup dan lampiran-lampiran. Namun penyajiannya dikemas berbeda, sehingga membuat kita tergugah dan termotivasi dari pemaparan tersebut. Bagian penutup pun berisi dengan untaian kata yang bermakna dan bertutur dengan penjelasan yang penuh hikmah. Ada salah satu ungkapan menarik berikut ini: “membaca buku yang baik itu bagaikan mengadakan percakapan dengan para cendekiawan yang paling cemerlang dari masa lampau, yakni para penulis buku itu. Ini semua bahkan merupakan percakapan berbobot lantaran dalam buku-buku itu mereka menuangkan gagasan-gagasan mereka yang terbaik semata-mata” (Rene Descartes).  

 

#OneMonthOneBook

#ReadReviewShare

#OMOB_RRS

0 comments: