Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Saturday, 31 December 2011

SELEMBUT HATI SANG PERMAISURI


Teruntuk Ibunda Tercinta,
Assalamu’alaikum Ibu……!!!

Ibu, bisakah aku meminjam hatimu sebentar? Agar aku bisa merasakan bagaimana letihnya engkau dalam senyuman. Agar aku juga bisa merasakan kelembutan hatimu yang begitu dalam dan kasih sayangmu yang begitu tulus ikhlas sepanjang masa. Pengorbanan dan jerih payahmu begitu luar biasa hebatnya untuk anakmu ini. Setiap saat setiap waktu engkau selalu memikirkan dan mendo’akanku dalam setiap lima waktu. Wajahmu begitu terang benderang, seterang rembulan malam yang begitu anggun, elok, damai, dan menentramkan hati bagi setiap yang melihat engkau. Ibu, tak terasa usiaku sekarang telah mencapai 21 tahun. Betapa banyak yang telah engkau berikan yang terbaik untukku. Mungkin jika dihitung-hitung, dalamnya samudera dan luasnya alam semesta pun tak akan mampu menampung semua kebaikan dan jerih payahmu selama ini kepadaku. Ibu, melalui surat ini banyak sekali yang ingin aku ungkapkan dan aku tuliskan tentangmu, agar semua orang di dunia ini tahu bahwa engkau adalah ibu yang terhebat dan terbaik di dunia ini. Ibu yang selalu ada dan mengasihiku dalam setiap waktu dan setiap saat meski aku tidak berada di sampingmu saat ini.

Ibu, aku masih ingat sekali dengan sebuah syair ketika aku belajar di madrasah waktu kecil dulu dan sampai sekarang pun masih teringat dengan syair tersebut. “Duh sangang sasi aku diemban, daning ibuku ing pedaharan. Nalika iku ibuku nampa kamelaraten lan tumpa-tumpa” (Selama sembilan bulan aku dikandung dalam perut ibu, ketika itu ibu merasakan betapa susah dan repotnya mengandungku). Aku begitu merepotkan dalam perut ibu, kemana-mana ibu pergi ibu selalu membawaku pergi juga di setiap langkah ibu. Tapi ibu tak pernah mengeluh dan tak pernah merasa sedih selama sembilan bulan itu. Hingga akhirnya aku dilahirkan pun aku masih merepotkanmu. Aku yang selalu menangis, menangis, dan menangis tiada henti. Engkau menggendongku, menyusuiku, memandikanku, hingga mengganti popokku yang telah aku gunakan. Sungguh sabarnya engkau wahai ibuku, sabar menghadapi tingkahku yang masih manja dan selalu ingin diperhatikan olehmu. Andai saja aku bisa meminjam hatimu sebentar, aku pasti bisa merasakan bagaimana letihnya engkau dalam menjaga dan merawatku selama ini.

Seiring berjalannya waktu, aku pun mulai menapaki usia menjadi anak-anak yang ceria dan masih manja. Hingga aku pun mulai menginjakkan kakiku untuk menjadi seorang siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Engkau pun masih begitu setianya menemaniku, mengantarkan, dan menjemputku ke sekolah. Ketika aku berada di rumah pun, engkau begitu perhatian dan menjagaku dengan penuh kasih sayang. Meski engkau bukan seorang guru di Sekolah, tapi di rumah engkau adalah guruku yang terbaik dan pelita dalam hidupku. Engkau mengajar dan mendidikku secara penuh dan menyeluruh. Ibu, engkau telah mengajarkanku banyak pelajaran penting dalam hidup ini. Mulai dari menjaga dan menghargai waktu, engkau telah mengajarkan dan mendidikku untuk sholat lima waktu. Engkau pula yang pertama kali mengajarkanku tentang abatasa (huruf hijaiyah) dan membaca Al-Qur’an. Mulai dari bangun pagi untuk sholat Shubuh, engkau yang selalu pertama kali membangunkanku, hingga akhirnya aku pun menjadi terbiasa bangun pagi. Engkau pula yang telah mengajariku tentang memasak, mencuci peralatan makan setiap habis selesai makan, membersihkan dan menyapu ruangan serta halaman rumah. Hingga akhirnya aku pun bisa menjalankan semua hal tersebut. Hingga usiaku menginjak 10 tahun, aku pun sudah sedikit mandiri melakukan semua itu. Aku selalu bangun pagi dan memasak air, membersihkan tempat tidurku dan menyapu halaman rumah. Disiplin waktu, disiplin diri dan disiplin hati, begitulah yang telah engkau ajarkan kepadaku selama ini dan hingga saat ini pun aku masih mempertahankan akan semua hal itu. Menjaga kebersihan (membersihkan lingkungan kos, kamar mandi dan halaman depan kos) hampir tiap minggu sekali.

Menjadi anak yang sholeh dan berbakti itulah yang engkau harapkan. Aku masih ingat, waktu itu juga aku dibatasi waktu untuk menonton TV maksimal jam 9 malam dan harus sudah istirahat. Begitu beruntungnya aku memiliki ibu yang begitu luar biasanya dalam mendidikku. Kesisiplinan selalu harus ditingkatkan. Aku pun selalu menuruti nasehatmu, sejak kecil aku sudah dididik untuk mengaji di TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) selain aku juga sekolah di MI (Sekolah Dasar). Atas nasehat dan petuahnya yang selalu aku turuti itu, aku pun sedikit bisa memberikan senyum yang indah untuk ibu. Sejak kelas 1 sampai kelas 6 alkhamdulillah aku mendapat ranking 1 dalam setiap kenaikan kelas. Selain itu, pada waktu kelas 4 MI, aku juga sudah dapat melakukan wisuda pertamaku yaitu wisuda TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) dan alkhamdulillah juga mendapatkan nilai yang memuaskan. Hingga akhirnya setelah lulus, aku pun melanjutkan ke MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) untuk sore harinya dan pada pagi harinya aku sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) setelah lulus dari MI. Karena begitu banyaknya pendidikan tentang hidup (kedisiplinan, ketekunan, dan kebersihan) yang diberikan ibu ketika di rumah, ketika aku lulus dan wisuda MDA juga alkhamdulillah aku mendapat juara 1 dalam wisuda tersebut. Semoga sedikit prestasi ini juga bisa menjadi kado terindah untuk ibuku.

Setelah lulus MTs, ibu pun masih mengedepankan pendidikanku untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi lagi yaitu ke SMAN 3 Pemalang dan dalam waktu yang bersamaan juga aku menetap di pondok pesantren. Waktu itu aku masih teringat ibu menangis ketika akan pulang meninggalkanku karena harus berpisah dan ibu pulang kembali di rumah. Pagi hari aku sekolah di SMA, dan habis pulang langsung melanjutkan lagi madrasah di tingkat Diniyah Wustho dan malamnya ada pengajian sampai jam 10 malam. Begitulah rutinitas selama 3 tahun di Pemalang. Alkhamdulillah, aku pun kembali sedikit memberikan senyuman indah untuk ibu dan ibu pun menangis terharu bahagia saat melihatku naik ke panggung wisuda Diniyah Wustho dan aku mendapat predikat “Santri Terbaik Diniyah Wustho”. Terima kasih ibu, karena kasih sayang dan do’amulah aku bisa meraih prestasi ini.

Ibu, mungkin kado-kado dan prestasi tersebut belumlah ternilai harganya atas limpahan dan kasih sayang ibu selama ini kepadaku. Tapi aku akan selalu berusaha membahagiakan ibu, menjadi anak yang sholeh dan menjadi anak ibu yang terbaik dimanapun berada. Terima kasih ibu atas ilmu, kasih sayang, dan pengorbananmu selama ini kepadaku. Aku akan selalu memberikan senyuman dan kado yeng terindah untukmu. Ibu, alkhamdulillah sampai sekarang ini aku sudah bisa menjadi mahasiswa (aktivis kampus dan asisten praktikum) dan mampu berkeliling menjelajah keliling Indonesia serta mendapatkan prestasi-prestasi yang membanggakan. Ini semua adalah berkat do’amu yang senantiasa engkau lantunkan. Nasehat dan petuahmu akan selalu tersimpan dalam hatiku ini. oya bu, insya allah tahun depan aku lulus S1 bu dan mungkin sampai disini ungkapan rasa terima kasihku kepada ibuku yang luar biasa hebatnya. Do’aku juga akan senantiasa mengiringimu. Dan semoga anakmu ini mampu menjadi anak yang sholeh dan bermanfaat bagi orang lain dimanapun berada. Amien ya robbal’alamin.
Wasallamualaikum Wr. Wb.

Dari anakmu yang sedang merantau menimba ilmu,

*Tulisan ini menjadi pemenang dalam Lomba Menulis Surat Cinta untuk Ibu tingkat nasional (dari 550 peserta, hanya diambil 60 finalis tulisan terbaik yang dibukukan), dan sudah terbit dibukukan (tahun 2011) dalam kumpulan antologi buku berjudul "Perempuanku (Sebuah Persembahan Cinta untuk Perempuan Terhebat)

Thursday, 29 December 2011

12 TUNAS IMPIAN 2012

Waktu begitu cepat berlalu. Secepat kilat ia lewat, setajam pedang ia menebas dan sekedip mata ia berhembus dalam hitungan detik demi detik. Begitu berharganya waktu itu. Mengelola, memanage dan memupuknya dengan sesuatu yang positif menjadi sebuah hal yang sangat penting. Tak terasa tahun 2011 berada di ujung penutup hari di bulan Desember. Ternyata dalam sepanjang tahun 2011 ini merupakan masa yang gemilang dalam meraih mimpi-mimpiku yang telah aku impikan dan rencanakan sebelumnya. Berawal dari kedua prestasi kecilku, yaitu juara 2 Lomba Jurnalistik Menulis Surat “Aku Cinta Lingkungan” tingkat Fakultas Biologi Unsoed (November 2010) dan menjadi juara 1 Lomba Cerdas Tangkas (LCT) tingkat Universitas Jenderal Soedirman (Desember 2010). Bermula dari kedua prestasi kecil inilah yang menginisiasiku melangkah lebih lanjut merajut mimpi di sepanjang tahun 2011. Kedua prestasi kecil ini telah memompa semangatku untuk maju terus pantang menyerah. Setelah dihitung-hitung ternyata dalam sepanjang tahun 2011 ini aku sudah menjelajahi 5 kota besar di Indonesia, yaitu Bogor, Surabaya, Makassar, Semarang, dan Yogyakarta. Berikut Perjalananku ke luar kota dan prestasi yang telah aku raih sepanjang tahun 2011:

1. Bogor: untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL) di LIPI Cibinong Bogor (Januari-Februari 2011). Waktu itu juga sempat ikut acara Gebyar Inovasi Pemuda Indonesia (GIPI) di Institut Pertanian Bogor (IPB).
2. Surabaya: pada tanggal 13-15 Mei 2011 ke Universitas Airlangga Surabaya untuk mengikuti final dan presentasi Lomba Karya Tulis Call for Paper Communication Student Summit 2011 dan alkhamdulillah menjadi juara III tingkat nasional.
3. Makassar: pada tanggal 18-21 Juni 2011 ke Universitas Hasannudin (UNHAS) Makassar sebagai finalis Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-XXIV dan ini juga pertama kalinya aku naik pesawat terbang.
4. Semarang: pada tanggal 20-21 September 2011 ke Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang untuk mengikuti OSNPTI 2011 (Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi Indonesia).
5. Yogyakarta: pada tanggal 20-22 Oktober 2011 ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sebagai finalis Call fo Paper Youth Power 2011.

Demikian sepotong kecil perjalanan ke luar kota di tahun 2011 yang penuh dengan lika likunya. Semua itu berawal dari mimpi. Mimpi yang bermetamorfosis menjadi impian yang nyata. Ternyata bermimpi dan punya impian itu sangat mengasyikkan. Salah satu kuncinya adalah “take action with your passion to get your dreams”. Dan kini kembali aku merajut dan menyulam kembali mimpi-mimpi baru untuk tahun 2012. Layaknya seperti sebuah bahan mentah yang harus diolah, begitu juga dengan impian harus kita rancang, kita olah dan kita nikmati hasilnya nanti. Mimpi itu memang masih semu, tapi kalau kita optimis untuk meraihnya pasti bisa kita raih. Sama halnya seperti sebuah tunas yang selalu tumbuh dan berkembang ke atas menuju sebuah cita-cita tinggi, begitulah deskripsi sebuah impianku. Sebuah tunas yang bercabang menjadi 12 tunas impian dalam tahun 2012 sebagai berikut:

1. Menyelesaikan Seminar Proposal dan Skripsi (Tugas Akhir).
2. Memberikan atau membagikan buku “Cinta Membaca” (antologi bukuku yang pertama) ke perpustakaan sekolahku (MI, MTs, SMA hingga Kampus dan semua UKM yang aku ikuti).
3. Lolos PKM-GT atau PKM-AI dan menjadi finalis dalam PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) ke-XXV tahun 2012.
4. Memenangkan berbagai ajang kompetisi ilmiah tingkat regional maupun nasional dan menjelajahi ke luar kota minimal 3 kota tujuan.
5. Membentuk sebuah komunitas peduli lingkungan kepada anak-anak sebagai bentuk pendidikan lingkungan sejak dini dan upaya untuk mengatasi global warming.
6. Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dengan score TOEFL minimal 550.
7. Menulis dan menerbitkan sebuah buku inspirasi dan motivasi hidup yang ku persembahkan bagi adik-adik kelas dan para pemuda pemudi Indonesia.
8. Menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) tingkat Fakultas dan tingkat Universitas Jenderal Soedirman.
9. Lulus kuliah S1 dan wisuda dengan prestasi yang membanggakan.
10. Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 (dalam atau luar negeri).
11. Menciptakan sebuah lapangan pekerjaan tentang bidang Biologi yang dibutuhkan masyarakat.
12. Impian terbesar jangka panjangku adalah bisa membiayai dan berangkat haji bareng kedua orangtuaku ke Mekkah.

Tunas-tunas impian tersebut tentunya akan dapat tumbuh optimal jika dipupuk dan dipelihara dengan usaha yang maksimal, kerja keras, semangat tinggi, dan sungguh-sungguh. Tak lupa juga ikhtiar dan berdoa adalah katalisatornya. Setinggi apapun tunas impian itu jangan sampai lupa untuk tawakal dan bersyukur kepada-Nya. (Zettai dekiru…!!! Pasti Bisa…!!!).

NB: Posting ini aku tulis dalam rangka mengikuti
LOMBA ANNIDA ONLINE “Saya Punya Mimpi Sejuta Dollar”

Bagi teman-teman yang berminat dan ingin mengikuti lomba ini, silahkan lihat pengumumannya di situs Annida Online (http://annida-online.com/artikel-4531-lomba-essai-annidaonline-impianku-di-tahun-2012.html) Take action with your passion to get your dreams.....!!!

Saturday, 17 December 2011

“Prestasiku, Prestasimu, Prestasi Kita Semua” Bersama Membangun Prestasi Mahasiswa UNSOED Menuju World Class Civic University

(Karya esaiku yang dibuat dalam rangka Soedirman Paper Challenge (SPC) yang diadakan oleh UKMPR UNSOED dengan tema"Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Institusi Menuju World Class University")

Tiada seseorang yang tidak ingin untuk meraih sebuah prestasi. Semua orang pasti mempunyai ambisi untuk meraih prestasi dalam mencapai kesuksesan hidupnya. Prestasi itu tidak selalu bersifat material maupun finansial, akan tetapi prestasi itu bisa berupa sesuatu yang bersifat abstrak , namun hanya hati dan orang lainlah yang dapat merasakan manfaat dari prestasi itu. Begitu juga dengan sebuah institusi atau lembaga maupun sebuah universitas tentunya mempunyai harapan yang sama seperti seseorang untuk meraih prestasi. Harapannya pasti jauh lebih besar dari sekedar prestasi, yaitu berupa visi dan misi perguruan tinggi guna menunjang dan memperkokoh eksistensinya tersebut. Visi dan misi yang sangat tinggi yang diinginkan oleh setiap perguruan tinggi (universitas) adalah menjadi World Class University. Tidaklah mudah bagi sebuah universitas untuk meraih gelar tersebut. Banyak hal yang harus dilakukan dan diupayakan untuk mendapatkan predikat yang prestisius tersebut. Selain sarana dan prasarana yang mendukung guna meraih gelar World Class University, diperlukan juga peran aktif dari semua civitas akademika yang ada di kampus tersebut.
Seperti halnya universitas-universitas ternama lainnya yang ada di Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman yang terletak di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah ini juga memiliki visi dan misi untuk menuju World Class University. Akan tetapi visi yang dimiliki Universitas Jenderal Soedirman ini lebih spesifik yaitu menjadi World Class Civic University yang memiliki keunggulan ipteks yang relevan untuk pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan. Lebih detailnya lagi yaitu dalam Visi UNSOED 2020 adalah “Unsoed menjadi world class civic university yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni yang relevan dengan pengembangan sumberdaya perdesaan berkelanjutan dan penggalian serta pemanfaatan kearifan lokal”. Menjadi World Class University bukanlah sesuatu yang mudah, sebab untuk menjadi world class haruslah sempurna dalam infrastructure, performance, services, dan juga expertise ditambah lagi mengenai Quality Culture, Autonomy, dan juga indikator-indikator yang lain. Selain sarana dan prasarana yang mendukung, sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan, juga diperlukan prestasi-prestasi yang membanggakan guna meningkatkan citra universitas dalam mewujudkan visi tersebut.

Untuk mewujudkan visi Universitas Jenderal Soedirman menuju World Class Civic University tersebut diperlukan peran serta dari semua civitas akademika yang ada mulai dari mahasiswa, dosen, karyawan, cleaning service, satpam, dan semua elemen yang ada. Banyak upaya dan strategi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika. Seperti yang sudah dilakukan oleh pihak biroksi (rektorat dan jajarannya), LPPM serta LP3K yaitu dengan melakukan berbagai kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik dalam negeri maupun luar negeri, workshop penjaminan mutu, pelatihan penulisan ilmiah, dan lain sebagainya yang mana kegiatan-kegiatan tersebut lebih banyak melibatkan dosen dan pejabat-pejabat yang ada di Universitas Jenderal Soedirman. Upaya untuk menuju dan menjadi World Class Civic University bukan semata-mata hanya dilakukan oleh dari para atasan (birokrasi) saja, akan tetapi semua elemen (civitas akademika) yang ada harus turut serta berupaya untuk mewujudkannya. Seperti halnya dengan mahasiswa, muncul pertanyaan apa yang harus dilakukan mahasiswa untuk mewujudkan visi kampus menuju World Class Civic University? dan bagaimana peran serta mahasiswa dalam mewujudkan dan meraih citra kampusnya menjadi World Class Civic University?.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peran serta mahasiswa dalam andilnya menuju World Class Civic University, perlu diketahui dulu apa makna dan maksud dari World Class University maupun lebih spesifiknya World Class Civic University itu sendiri. "World class" atau kelas dunia menurut maknanya adalah "ranking among the foremost in the world, of an international standard of excellence" (menduduki ranking di antara yang terdepan di dunia, mempunyai standart keunggulan internasional). ‘Civic University’ artinya universitas yang berbasis pedesaan, dalam artian mampu memecahkan permasalahan yang ada dan pengembangan sumberdaya pedesaan serta mampu mempertahankan kearifan lokal secara berkelanjutan. Pemahaman ini harus dipahami dan diketahui secara seksama oleh semua civitas akademika UNSOED, terutama mahasiswa yang merupakan bagian utama dan terbesar dalam komponen utama universitas.
Menurut Philip G Albach (2005) dalam The Costs and Benefits of World Class Universities, ‘World Class University‘ adalah universitas yang memiliki ranking utama di dunia dan memiliki standar internasional dalam keunggulan (exellence) mencakup :
1. Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui publikasi internasional.
2. Keunggulan dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualitas tinggi dan terbaik dalam bidangnya.
3. Keunggulan dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual.
4. Keunggulan manajemen dan governance.
5. Fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis (perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang mutakhir).
6. Pendanaan yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar dan riset.
7. Keunggulan dalam kerjasama internasional dalam program akademis dan riset.

Berdasarkan kriteria menurut Albach tersebut, secara garis besar telah dilakukan dan diupayakan oleh para birokrat kampus dan lembaga-lembaga yang ada di UNSOED (dalam hal ini LPPM dan LP3K). Berkaitan dengan hal tersebut, dimanakah mahasiswa bisa berperan dalam upaya untuk mewujudkan kampusnya menjadi World Class Civic University. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa sebagai agent of change dan sosial control tentu mempunyai kiprah yang besar dalam kampusnya. Tentunya dengan cara dan upayanya masing-masing. Ada pepatah mengatakan “Orang dikenal dari kiprahnya, sebuah lembaga (institusi) pun dikenal dari prestasinya”. Prestasi bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya butuh prestasi dan setiap orang pasti punya ambisi untuk mendapatkan prestasi tersebut. Begitu juga dengan mahasiswa, pasti mempunyai target dan upaya untuk meraih prestasinya sesuai dengan bakat dan skillnya masing-masing. Dengan prestasi inilah mahasiswa mampu menyumbangkan perannya untuk menuju World Class Civic University. Prestasi mahasiswa ini bermacam-macam, sesuai dengan bakat, skill, dan kemampuannya masing-masing. Karena kriteria mahasiswa ini ada bermacam-macam, ada yang academis-only (mahasiswa IP-minded), mahasiswa-aktivis (UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa, BEM/HIMA, maupun organisasi lainnya), mahasiswa-penulis (baik menulis lewat Lomba Karya Tulis maupun lainnya), mahasiswa-preneurship (mahasiswa yang sekaligus berwirausaha), maupun mahasiswa-asisten (mahasiswa yang menjadi asisten dosen maupun dalam asisten praktikum tertentu). Dari jenis-jenis kriteria mahasiswa inilah mereka mempunyai andil sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing, seperti menjadi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) itu memerlukan semua komponen dari semua criteria mahasiswa tersebut (IPK, prestasi akademik, pengalaman berorganisasi, dan kemampuan bahasa Inggris). Yang mana keempat point ini bisa didapatkan dari berbagai kegiatan mahasiswa tersebut. Selain itu upaya mengikuti berbagai bidang kompetisi, lomba maupun kejuaraaan bidang tertentu baik yang bersifat lokal, regional, nasional sampai tingkat internasional akan mampu meningkatkan citra kampus karena membawa nama almamater dalam ajang tersebut. Seperti PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) untuk bidang Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang ilmiah dan penalaran, POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) untuk bidang olahraga, PEKSIMINAS (Pekan Seni Nasional) untuk bidang seni, dan lain sebagainya. Dari keikutsertaan dalam berbagai ajang kompetisi inilah prestasi-prestasi mahasiswa mampu berperan dalam kiprahnya untuk menuju World Class Civic University. Karena dengan prestasi-prestasi ini yang akan menjadi point tambah dalam penilaian kampus menjadi World Class Civic University. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan prestasi-prestasi mahasiswa tersebut adalah menumbuhkan atmosfir berprestasi bagi setiap mahasiswa, memasang baliho atau spanduk untuk berprestasi maupun penghargaan bagi setiap mahasiswa yang berprestasi, serta memasifkan informasi tentang berbagai informasi tentang berbagai bidang kompetisi maupun tentang kegiatan mahasiswa tersebut.

Monday, 12 December 2011

TRAINING OF TRAINERS (TOT) PKM UNSOED (Menuju PIMNAS 2012, Unsoed Teyeng…!!!)



“Mahasiswa UNSOED adalah subyek pembelajar yang tidak hanya berkutik pada akademik saja, akan tetapi harus bisa mengembangkan kreativitasnya. Segudang potensial, kecerdasan, dan kreatif harus senantiasa dipupuk agar mampu menghasilkan sebuah karya yang imajinatif. Bermimpi saja tidak cukup, akan tetapi diperlukan sebuah perencanaan, persiapan dan upaya untuk mewujudkan prestasi tersebut. Jika kamu sukses, jangan sendirian saja. Ajak yang lain juga untuk menjadi sukses. Jadilah yang terbaik diantara yang terbaik, “You will be the Best among the Best” demikian sambutan singkat Rektor UNSOED, Prof. Edy Yuwono, PhD sekaligus membuka acara Training of Trainers (TOT) Pembimbingan dan Pengelolaan PKM UNSOED pada hari Jumat, 9 Desember 2011 yang bertepatan dengan Hari Anti Korupsi juga dan bertempat di Wisma Satria Baturaden. Acara ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dan perwakilan dosen dari tiap fakultas yang ada di UNSOED, yang merupakan sebuah upaya dalam pengelolaan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) dan persiapan menuju PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Acara TOT ini juga merupakan yang pertama kalinya diselenggarakan, setelah sekian kali pernah mengadakan workshop maupun pelatihan PKM beberapa waktu yang lalu.

Acara TOT ini berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 9-10 Desember 2011 dengan materi pertama disampaikan oleh Bapak Herminanto Sofyan (Pembantu Rektor III UNY) yang membawakan materi tentang “Sukses PKM Menuju Sukses PIMNAS”. Pada hari kedua peserta dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing yaitu kelompok A (bidang Ilmu Pertanian, Peternakan, Biologi, Sain dan Teknik), kelompok B (bidang Ilmu Kedokteran dan Kesehatan) dan kelompok C (bidang Ilmu Sosial dan Ekonomi. Materi pada hari kedua ini terdiri atas 3 materi, yaitu materi I tentang Kiat Penyusunan Proposal PKM-P, PKM-GT, dan PKM-AI yang Unggul oleh bapak Dr. Bambang Heru P., M.Si, materi II tentang Kiat Penyusunan Proposal PKM-K, dan PKM-M yang Unggul oleh bapak Ir. Mustaufik, MP, dan materi III tentang Kiat Penyusunan Proposal PKM-T, dan PKM-KCyang Unggul oleh bapak M. Chasani, M.Si. Sedangkan pada kelompok B dan kelompok C diisi dengan materi yang sama, tetapi dengan pembicara yang berbeda.

A. Sukses PKM Menuju Sukses PIMNAS

PKM UNSOED…. (Luar Biasa…..!!!), Tim PIMNAS UNSOED….. (Pasti Juara….!!!), begitu teriakan yel-yel yang menggelora pada materi sesi pertama yang disampaikan oleh Bapak Herminanto Sofyan (Pembantu Rektor III UNY) yang membawakan materi tentang “Sukses PKM Menuju Sukses PIMNAS”. Beliau memberikan yel-yel tersebut sebelum memulai materi dan para peserta TOT pun sangat antusias dengan materi yang disampaikan. Beliau berbagi pengalaman tentang pengelolaan PKM di UNY sampai menuju ke PIMNAS serta upaya-upaya yang harus dilakukan dalam mengelola PKM tersebut. Dengan dimoderatori oleh Pak Aris Mumphuni (dosen Fakultas Biologi) suasana pada acara ini menjadi semakin meriah dan antusiasme yang tinggi dari para peserta TOT. Pada awal sesi, beliau menceritakan tentang permasalahan PIMNAS pada tahun 2008 yang berimbas dengan UNY dan beberapa kampus lain juga mengalami penurunan prestasi, bahkan UNY sendiri sama sekali tidak mendapatkan juara dalam PIMNAS 2008. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, tambah bapaknya. Salah satunya adalah masalah dalam penjurian. Setelah menceritakan hal itu, pak Herminanto melanjutkan pemaparan tentang pengelolaan PKM di UNY. Pada awalnya berorientasi pada kuantitas untuk membuat PKM bagi para mahasiswa dan diwajibkan bagi para mahasiswa peraih beasiswa. Mindset yang harus dibangun bagi para mahasiswa adalah atmosfir tentang PKM dan PIMNAS ini yang merupakan ajang yang prestisius dan ajang paling bergengsi bagi para mahasiswa. Apalagi kalau sudah dalam tataran PIMNAS, semangat yang menggelora dan suasana yang begitu semarak mempertemukan duta-duta PKM dari seluruh universitas yang ada di Indonesia. Dalam perkembangannya bukan hanya sekedar kuantitas saja, setelah mindset itu dibangun dan dimiliki oleh mahasiswa, kualitas PKM tersebut juga harus ditingkatkan lagi. Banyak upaya yang dilakukan dalam tata pengelolaan PKM ini mulai dari tingkatan universitas sampai tingkat jurusan, tentunya oleh tim-tim yang telah ditunjuk oleh universitas dan ada SK-nya juga. Bagi mahasiswa peraih beasiswa, beliau menambahkan kata-kata yang menggelitik, “Mahasiswa penerima beasiswa kok tidak berkualitas, harusnya berkualitas karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti IPK tinggi, aktif berorganisasi dan sebagainya”. Disinilah mahasiswa harus menunjukkan kemampuannya dan PKM bukan hanya sekedar formalitas belaka sebagai pemenuhan persyaratan atau tindak lanjut dari beasiswa saja. Eksistensi dan kemampuannya harus mampu menunjukkan kemampuannya yang terbaik. Selain itu upaya lain yang dilakukan UNY adalah memberikan apresiasi dan penghargaan bagi mahasiswa berprestasi baik dalam bidang PIMNAS, seni, olahraga, sampai pada prestasi dosen. Setiap bulan prestasi-prestasi ini dipajang di baliho besar di depan kampus UNY. Selain sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan, upaya ini juga dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkan motivasi dan rasa bangga dari semua civitas akademika yang ada. Bagi karya-karya mahasiswa juga diterbitkan dalam Jurnal PELITA, yang merupakan jurnal hasil karya mahasiswa dalam penulisan berbagai karya-karya ilmiah.

Sekedar share dari penulis dalam pengalaman ikut PIMNAS yang ini juga merupakan impian penulis saat pertama kali masuk kampus Jenderal Soedirman ini, alkhamdulillah tahun 2011 kemarin kesampaian juga ikut PIMNAS di UNHAS Makassar. PIMNAS memang benar-benar ajang yang bergengsi dan prestisius sekali, sangat wah dan luar biasa semaraknya. Sampai merinding merasakannya, karena tidak menyangka sebelumnya bisa ikut bersaing dan berkumpul dengan ribuan mahasiswa seluruh Indonesia. Semoga tulisan ini bisa mendorong dan menjadi motivasi bagi teman-teman sekalian para duta Soedirman dalam ajang PIMNAS tahun selanjutnya, milikilah MOTIVASI dan SEMANGAT itu, karena itu bukan hanya kamu yang merasa bangga, tapi fakultasmu, kampusmu dan semua civitas akademika yang ada pun akan turut merasa bangga, apalagi kalau sampai mendapatkan juara disana.

B. Kiat Penyusunan Proposal PKM-P, -GT, -AI, -K, -M, -T dan PKM-KC yang Unggul

Secara umum kiat penyusunan proposal semua jenis PKM adalah dengan membaca dan pahami BUKU PANDUAN PKM. Paham: perbedaan substansi antar PKM (PKM-P, -K, -T, -M, -KC, -GT dan –AI). Paham: aturan tentang “yang diijinkan” dan “yang tidak diijinkan”, pahami kelengkapan yang harus disertakan dan patuhi format dan sistematika penulisan yang telah ditetapkan.. Demikian yang disampaikan oleh pak Bambang Heru Budianto pada materi pertama ini. Pokoknya BACA dan PAHAMI benar panduan PKM yang terbaru dan yang terpenting kreativitasnya, namanya saja PKM (program KREATIVITAS mahasiswa), kreativitas ini meliputi KEUNIKAN dan MANFAAT. Begitu tambah bapaknya. Sebenarnya materi yang disampaikan sangat banyak, jika ada yang mau share lebih lengkapnya hubungi aja bapaknya atau bisa hubungi penulis juga (kang Amroelz, hehehe).
Sekedar share juga pengalaman penulis yang alkhamdulillah sudah beberapa kali membuat PKM atau pun karya tulis lainnya, kunci dan trik agar mudah dalam membuat PKM atau pun karya tulis lainnya adalah sebagai berikut:
1. Banyak MEMBACA
Membaca tidak harus dari buku, tapi bisa juga membaca lingkungan sekitar kita atau pun kondisi alam sekitar, dsb), jangan lupa juga membaca judul-judul PKM yang lolos dalam tahun sebelumnya, karena itu bisa mendongkrak atau menemukan ide baru tapi jangan plagiat. Pokoknya membaca itu RAMUAN dan KUNCI utamanya. (Coba saja baca tulisan penulis yang berjudul “Membaca Pangkal Kaya” dalam blog ini).
2. Berani dan MAU mencoba
Ini juga penting, jangan hanya sekedar ingin tapi tidak ada tindakannya. Kalau kita ingin, lakukanlah sekarang juga, berani dan mau mencoba walau itu dengan cara otodidak (belajar sendiri) karena kalu sudah merasakan hasilnya akan terasa nikmatnya yang begitu luar biasa, ternyata kita juga bisa (ini juga pengalaman penulis yang belajar secara otodidak).
3. Diskusi dengan teman sekelompok dan diskusi dengan dosen Pembimbing
4. Koreksi ulang atau cek kembali karyamu jika masih ada yang kurang
5. Dan masih banyak yang lainnya, lain kali penulis share lagi. Yang jelas Membaca pengalaman orang lain itu sangat berbeda nyata dengan merasakan langsung pengalaman itu.

Terkait kiat penyusunan proposal PKM-K dan PKM-M pak Mustaufik yang menyampaikan materi ini. Sebelum menyampaikan materi ini, pak Mustaufik bercerita dulu tentang pengalaman dalam PIMNAS karena kebetulan beliau juga adalah ketua tim pengelola PKM di UNSOED. Beliau menceritakan tim PKM UNSOED yang ikut dalam PIMNAS di BALI (2010) dan PIMNAS di UNHAS MAKASSAR (2011). Motivasi dan NIAT yang kuat untuk berkarya itulah yang harus dimiliki. ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) itu juga bisa menjadi strategi dalam menghasilkan sebuah karya dan yang penting adalah kreatif. Kreatiflah dalam isinya, tapi jangan kreatif dalam format dan aturan karena format dan aturan harus kita patuhi dan jangan dimodifikasi. Kreatif itu adalah suatu hal yang melawan secara umum atau berbeda dari kebanyakan, oleh karena itu jadilah orang yang kreatif. Begitu papar pak mustaufik mengawali penyampaian materi tentang PKM-K dan PKM-M. Untuk materi selengkapnya bisa nanya langsung ke pak mustaufik atau bisa menghubungi penulis untuk share bersama.

Selanjutnya untuk materi terakhir disampaikan oleh pak M. Chasani tentang kiat penyusunan proposal PKM-T dan PKM-KC. Diawali dengan penjelasan PKM-KC (Karsa Cipta). PKM-KC ini merupakan jenis PKM yang baru di tahun 2011 ini sehingga belum ada contoh yang sudah jadi. Akan tetapi pak Chasani menjelaskan bahwa PKM-KC ini merupakan jenis PKM baru yang bertujuan menghasilkan karya cipta dalam bentuk prototype, baik teknologi maupun nanoteknologi dan merupakan program penciptaan yang didasari atas karsa dan nalar mahasiswa yang bersifat konstruktif, menghasilkan suatu system, desain, model/barang atau sejenisnya. Mungkin sedikit terjadi kemiripan dengan PKM-T maupun PKM-P. sehingga dalam paparannya, pak Chasani menjelaskan perbedaan dari PKM-P, PKM-T dan PKM-KC adalah sebagai berikut:
• PKM-P merupakan karya kreatif untuk menjawab permasalahan, pengembangan dan teori yang dilaksanakan dengan pengumpulan data. Pada PKM-P pemecahan masalah belum ada dan itu yang harus dicari dengan percobaan. PKM-P dapat menghasilkan/memperoleh teknologi baru tapi tidak selalu
• PKM-KC: harus menghasilkan teknologi yang baru atau menciptakan suatu karya teknologi, dan teknologi baru itulah yang menjadi focus kegiatan yang dihasilkan
• PKM-T: menerapkan suatu hasil karya teknologi
Selain itu pak Chasani juga menyampaikan bahwa dalam pembuatan PKM-KC kita harus berpikir kreatif, yaitu upaya untuk menghubungkan benda-benda atau sesuatu atau gagasan-gagasan yang sebelumnya tidak berhubungan.