(Karya esaiku yang dibuat dalam rangka Soedirman Paper Challenge (SPC) yang diadakan oleh UKMPR UNSOED dengan tema"Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Kualitas Institusi Menuju World Class University")
Tiada seseorang yang tidak ingin untuk meraih sebuah prestasi. Semua orang pasti mempunyai ambisi untuk meraih prestasi dalam mencapai kesuksesan hidupnya. Prestasi itu tidak selalu bersifat material maupun finansial, akan tetapi prestasi itu bisa berupa sesuatu yang bersifat abstrak , namun hanya hati dan orang lainlah yang dapat merasakan manfaat dari prestasi itu. Begitu juga dengan sebuah institusi atau lembaga maupun sebuah universitas tentunya mempunyai harapan yang sama seperti seseorang untuk meraih prestasi. Harapannya pasti jauh lebih besar dari sekedar prestasi, yaitu berupa visi dan misi perguruan tinggi guna menunjang dan memperkokoh eksistensinya tersebut. Visi dan misi yang sangat tinggi yang diinginkan oleh setiap perguruan tinggi (universitas) adalah menjadi World Class University. Tidaklah mudah bagi sebuah universitas untuk meraih gelar tersebut. Banyak hal yang harus dilakukan dan diupayakan untuk mendapatkan predikat yang prestisius tersebut. Selain sarana dan prasarana yang mendukung guna meraih gelar World Class University, diperlukan juga peran aktif dari semua civitas akademika yang ada di kampus tersebut.
Seperti halnya universitas-universitas ternama lainnya yang ada di Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman yang terletak di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah ini juga memiliki visi dan misi untuk menuju World Class University. Akan tetapi visi yang dimiliki Universitas Jenderal Soedirman ini lebih spesifik yaitu menjadi World Class Civic University yang memiliki keunggulan ipteks yang relevan untuk pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan. Lebih detailnya lagi yaitu dalam Visi UNSOED 2020 adalah “Unsoed menjadi world class civic university yang unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni yang relevan dengan pengembangan sumberdaya perdesaan berkelanjutan dan penggalian serta pemanfaatan kearifan lokal”. Menjadi World Class University bukanlah sesuatu yang mudah, sebab untuk menjadi world class haruslah sempurna dalam infrastructure, performance, services, dan juga expertise ditambah lagi mengenai Quality Culture, Autonomy, dan juga indikator-indikator yang lain. Selain sarana dan prasarana yang mendukung, sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, pengembangan sumberdaya pedesaan dan kearifan lokal yang berkelanjutan, juga diperlukan prestasi-prestasi yang membanggakan guna meningkatkan citra universitas dalam mewujudkan visi tersebut.
Untuk mewujudkan visi Universitas Jenderal Soedirman menuju World Class Civic University tersebut diperlukan peran serta dari semua civitas akademika yang ada mulai dari mahasiswa, dosen, karyawan, cleaning service, satpam, dan semua elemen yang ada. Banyak upaya dan strategi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas akademika. Seperti yang sudah dilakukan oleh pihak biroksi (rektorat dan jajarannya), LPPM serta LP3K yaitu dengan melakukan berbagai kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik dalam negeri maupun luar negeri, workshop penjaminan mutu, pelatihan penulisan ilmiah, dan lain sebagainya yang mana kegiatan-kegiatan tersebut lebih banyak melibatkan dosen dan pejabat-pejabat yang ada di Universitas Jenderal Soedirman. Upaya untuk menuju dan menjadi World Class Civic University bukan semata-mata hanya dilakukan oleh dari para atasan (birokrasi) saja, akan tetapi semua elemen (civitas akademika) yang ada harus turut serta berupaya untuk mewujudkannya. Seperti halnya dengan mahasiswa, muncul pertanyaan apa yang harus dilakukan mahasiswa untuk mewujudkan visi kampus menuju World Class Civic University? dan bagaimana peran serta mahasiswa dalam mewujudkan dan meraih citra kampusnya menjadi World Class Civic University?.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peran serta mahasiswa dalam andilnya menuju World Class Civic University, perlu diketahui dulu apa makna dan maksud dari World Class University maupun lebih spesifiknya World Class Civic University itu sendiri. "World class" atau kelas dunia menurut maknanya adalah "ranking among the foremost in the world, of an international standard of excellence" (menduduki ranking di antara yang terdepan di dunia, mempunyai standart keunggulan internasional). ‘Civic University’ artinya universitas yang berbasis pedesaan, dalam artian mampu memecahkan permasalahan yang ada dan pengembangan sumberdaya pedesaan serta mampu mempertahankan kearifan lokal secara berkelanjutan. Pemahaman ini harus dipahami dan diketahui secara seksama oleh semua civitas akademika UNSOED, terutama mahasiswa yang merupakan bagian utama dan terbesar dalam komponen utama universitas.
Menurut Philip G Albach (2005) dalam The Costs and Benefits of World Class Universities, ‘World Class University‘ adalah universitas yang memiliki ranking utama di dunia dan memiliki standar internasional dalam keunggulan (exellence) mencakup :
1. Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui publikasi internasional.
2. Keunggulan dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualitas tinggi dan terbaik dalam bidangnya.
3. Keunggulan dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual.
4. Keunggulan manajemen dan governance.
5. Fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis (perpustakaan yang lengkap, laboratorium yang mutakhir).
6. Pendanaan yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar dan riset.
7. Keunggulan dalam kerjasama internasional dalam program akademis dan riset.
Berdasarkan kriteria menurut Albach tersebut, secara garis besar telah dilakukan dan diupayakan oleh para birokrat kampus dan lembaga-lembaga yang ada di UNSOED (dalam hal ini LPPM dan LP3K). Berkaitan dengan hal tersebut, dimanakah mahasiswa bisa berperan dalam upaya untuk mewujudkan kampusnya menjadi World Class Civic University. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa sebagai agent of change dan sosial control tentu mempunyai kiprah yang besar dalam kampusnya. Tentunya dengan cara dan upayanya masing-masing. Ada pepatah mengatakan “Orang dikenal dari kiprahnya, sebuah lembaga (institusi) pun dikenal dari prestasinya”. Prestasi bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya butuh prestasi dan setiap orang pasti punya ambisi untuk mendapatkan prestasi tersebut. Begitu juga dengan mahasiswa, pasti mempunyai target dan upaya untuk meraih prestasinya sesuai dengan bakat dan skillnya masing-masing. Dengan prestasi inilah mahasiswa mampu menyumbangkan perannya untuk menuju World Class Civic University. Prestasi mahasiswa ini bermacam-macam, sesuai dengan bakat, skill, dan kemampuannya masing-masing. Karena kriteria mahasiswa ini ada bermacam-macam, ada yang academis-only (mahasiswa IP-minded), mahasiswa-aktivis (UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa, BEM/HIMA, maupun organisasi lainnya), mahasiswa-penulis (baik menulis lewat Lomba Karya Tulis maupun lainnya), mahasiswa-preneurship (mahasiswa yang sekaligus berwirausaha), maupun mahasiswa-asisten (mahasiswa yang menjadi asisten dosen maupun dalam asisten praktikum tertentu). Dari jenis-jenis kriteria mahasiswa inilah mereka mempunyai andil sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing, seperti menjadi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) itu memerlukan semua komponen dari semua criteria mahasiswa tersebut (IPK, prestasi akademik, pengalaman berorganisasi, dan kemampuan bahasa Inggris). Yang mana keempat point ini bisa didapatkan dari berbagai kegiatan mahasiswa tersebut. Selain itu upaya mengikuti berbagai bidang kompetisi, lomba maupun kejuaraaan bidang tertentu baik yang bersifat lokal, regional, nasional sampai tingkat internasional akan mampu meningkatkan citra kampus karena membawa nama almamater dalam ajang tersebut. Seperti PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) untuk bidang Program Kreativitas Mahasiswa dalam bidang ilmiah dan penalaran, POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) untuk bidang olahraga, PEKSIMINAS (Pekan Seni Nasional) untuk bidang seni, dan lain sebagainya. Dari keikutsertaan dalam berbagai ajang kompetisi inilah prestasi-prestasi mahasiswa mampu berperan dalam kiprahnya untuk menuju World Class Civic University. Karena dengan prestasi-prestasi ini yang akan menjadi point tambah dalam penilaian kampus menjadi World Class Civic University. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan prestasi-prestasi mahasiswa tersebut adalah menumbuhkan atmosfir berprestasi bagi setiap mahasiswa, memasang baliho atau spanduk untuk berprestasi maupun penghargaan bagi setiap mahasiswa yang berprestasi, serta memasifkan informasi tentang berbagai informasi tentang berbagai bidang kompetisi maupun tentang kegiatan mahasiswa tersebut.
Saturday, 17 December 2011
Home »
» “Prestasiku, Prestasimu, Prestasi Kita Semua” Bersama Membangun Prestasi Mahasiswa UNSOED Menuju World Class Civic University
“Prestasiku, Prestasimu, Prestasi Kita Semua” Bersama Membangun Prestasi Mahasiswa UNSOED Menuju World Class Civic University
08:49
No comments
0 comments:
Post a Comment