
Selamat datang maba, selamat memilih. “Pilihlah dengan bijak dan bijaklah dalam memilih”. Tak terasa UN telah berkahir. Begitu juga dengan SNMPTN, UMB, SPMB ataupun ujian masuk perguruan tinggi lainnya telah berhasil mereka taklukkan. Siswa-siswa yang telah diterima di kampus pilihannya masing-masing kini telah menjadi mahasiswa baru (baca: maba-red). Jauh sebelum ujian masuk perguruan tinggi dimulai maba ini sudah menentukan pilihan kampus favoritnya. Begitu juga dengan pilihan jurusan yang akan diambilnya. Inilah pilihan pertama yang telah dipilih oleh seorang maba. Karena pada dasarnya hidup ini penuh dengan pilihan. Menjadi mahasiswa baru juga merupakan pilihan dan pasti akan menghadapi berbagai pilihan yang mau tidak mau harus dipilihnya. Memilih pilihan yang terbaik dan tepat tentunya akan menjadi batu loncatan untuk menapaki dunia maba yang baru, yaitu dunia perkampusan. Sudahkah maba menyiapkan pilihan-pilihan terbaiknya?
Metamorfomaba, begitulah istilahnya yang sedang dihadapi oleh seorang maba. Metamorfomaba merupakan perubahan atau peralihan masa dari siswa menjadi mahasiswa baru. Perubahan atau peralihan ini tentunya bukan hanya sekedar berubah secara nama saja, akan tetapi harus berubah secara mental, karakter, pola pikir, kebiasaan, idealisme dan prinsip hidup yang akan dipilihnya untuk menjadi seorang mahasiswa. Selamat datang maba, selamat memilih pilihanmu. Kembali bertanya, sudahkah maba menyiapkan pilihan-pilihan terbaiknya?
Maba kembali memilih, setelah dinyatakan diterima dan sudah melakukan registrasi ulang di kampusnya. Yaitu memilih tempat tinggal baru (kos, kontrakan, atau asrama) bagi yang bukan penduduk pribumi tempat kampusnya berada. Tentunya juga tidak asal memilih tempat tinggal baru yang nyaman dengan fasilitas lengkap saja, akan tetapi harus diperhatikan mengenai kondisi tempat tinggal baru tersebut, penghuninya siapa saja, pemiliknya bagaimana, kondisi masyarakat sekitarnya, hingga sarana dan prasarana yang mendukung untuk kebutuhan jasmani atau rohani bagi dirinya. Lokasi boleh jauh dari kampus tapi diusahakan yang dekat dengan tempat ibadah (masjid atau mushola) agar kita senantiasa bisa berjama’ah setiap 5 waktu. Oleh karena itu diperlukan observasi terlebih dahulu sebelum menetapkan tempat tinggal baru yang akan kita tempati. Lingkungan yang baik akan membuat kita nyaman dan baik pula untuk ke depannya. Ingat, fenotip = genotip + lingkungan. Lingkungan disini bukan hanya tempat tinggal saja, akan tetapi meliputi kondisi masyarakat, teman, pergaulan, serta interaksi dengan orang lain.
Maba kembali memilih lagi. Ketika registrasi ulang maba pasti rasanya berkibar-kibar hatinya. Senangnya berkuadrat pangkat tiga, hehe. Menghirup suasana kampus baru, atmosfir baru, dan suasana baru. Berbeda dengan registrasi waktu SMA atau SMP dulu, registrasi maba penuh dengan keramaian (ramai warga yang menawari kos-kosan, ramai dengan stand-stand yang warna warni, dan pastinya ramai dengan kakak-kakak mahasiswa yang membagikan brosur). Ramainya seperti sebuah di stasiun ataupun terminal yang kedatangan penumpang baru turun. Disinilah maba kembali dihadapkan dengan berbagai pilihan. Mau pilih jurusan mana? Stand ospek, stand ukm, stand bem, stand organisasi daerah, atau stand organisasi lainnya? Jawabannya ada di maba itu sendiri. Mengisi brosur, bertemu dengan kakak mahasiswa yang murah senyum, ramah dan baik hati.
Maba kembali memilih lagi. Saat tiba waktunya OSPEK atau sekarang lebih dikenal dengan OSMB (baca: Orientasi Studi Mahasiswa Baru-red) merupakan masa yang penuh dengan dag dig dug deeer. Mengenakan atribut yang sudah ditentukan panitia, menaati peraturan yang ada, berangkat pagi, pulang sore (ada juga yang sampai malam), duduk yang manis, berdiri yang tegak, dan berbaris dengan barisan yang teratur. Menjadi agent of change, iron stoke, moral force, moral of value dan kata-kata mutiara lainnya didengung-dengungkan saat OSMB berlangsung. Inilah masa-masa pengembangan jati diri menjadi seorang mahasiswa. Kritis, solutif, peduli, tanggap, berjiwa sosial dan tanggung jawab, itulah kata-kata yang sering menjadi headline dan menjadi tujuan agar dimiliki oleh setiap maba. Itu hanya sekilas, masih banyak lagi yang akan didapatkan ketika OSMB berlangsung, yang jelas akan berdampak nyata pada diri seorang maba agar benar-benar menjadi seorang mahasiswa yang berkarakter. Masih seputar OSMB baik tingkat universitas maupun tingkat fakultas / jurusan, ada satu lagi momentum yang membuat maba harus menentukan pilihannya, yaitu saat adanya UKM EXPO (baik indoor maupun outdoor). Setiap UKM (baca: Unit Kegiatan Mahasiswa-red) sudah mendirikan stand-nya masing-masing dan menampilkan performa dan atraksi yang maksimal ketika demo oral. Semua UKM menampilkan dengan luar biasa dan sangat maksimal. Sebagian maba hanya bisa terpukau melihatnya dan ada yang tertarik untuk ikut UKM tersebut, ada juga yang tidak tertarik sama sekali. Iya, itulah pilihan lagi bagi setiap maba. Inilah saat-saat yang menentukan bagi maba untuk melangkah ke depannya menjadi seorang mahasiswa:
Apakah akan menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja?
Apakah akan menjadi mahasiswa yang study-oriented?
Apakah akan menjadi seorang aktivis kampus?
Apakah akan menjadi mahasiswa yang berwirausaha juga?
Apakah akan menjadi mahasiswa yang berprestasi?
--> --> Metamorfomaba, begitulah istilahnya yang sedang dihadapi oleh seorang maba. Metamorfomaba merupakan perubahan atau peralihan masa dari siswa menjadi mahasiswa baru. Perubahan atau peralihan ini tentunya bukan hanya sekedar berubah secara nama saja, akan tetapi harus berubah secara mental, karakter, pola pikir, kebiasaan, idealisme dan prinsip hidup yang akan dipilihnya untuk menjadi seorang mahasiswa. Selamat datang maba, selamat memilih pilihanmu. Kembali bertanya, sudahkah maba menyiapkan pilihan-pilihan terbaiknya?
Maba kembali memilih, setelah dinyatakan diterima dan sudah melakukan registrasi ulang di kampusnya. Yaitu memilih tempat tinggal baru (kos, kontrakan, atau asrama) bagi yang bukan penduduk pribumi tempat kampusnya berada. Tentunya juga tidak asal memilih tempat tinggal baru yang nyaman dengan fasilitas lengkap saja, akan tetapi harus diperhatikan mengenai kondisi tempat tinggal baru tersebut, penghuninya siapa saja, pemiliknya bagaimana, kondisi masyarakat sekitarnya, hingga sarana dan prasarana yang mendukung untuk kebutuhan jasmani atau rohani bagi dirinya. Lokasi boleh jauh dari kampus tapi diusahakan yang dekat dengan tempat ibadah (masjid atau mushola) agar kita senantiasa bisa berjama’ah setiap 5 waktu. Oleh karena itu diperlukan observasi terlebih dahulu sebelum menetapkan tempat tinggal baru yang akan kita tempati. Lingkungan yang baik akan membuat kita nyaman dan baik pula untuk ke depannya. Ingat, fenotip = genotip + lingkungan. Lingkungan disini bukan hanya tempat tinggal saja, akan tetapi meliputi kondisi masyarakat, teman, pergaulan, serta interaksi dengan orang lain.
Maba kembali memilih lagi. Ketika registrasi ulang maba pasti rasanya berkibar-kibar hatinya. Senangnya berkuadrat pangkat tiga, hehe. Menghirup suasana kampus baru, atmosfir baru, dan suasana baru. Berbeda dengan registrasi waktu SMA atau SMP dulu, registrasi maba penuh dengan keramaian (ramai warga yang menawari kos-kosan, ramai dengan stand-stand yang warna warni, dan pastinya ramai dengan kakak-kakak mahasiswa yang membagikan brosur). Ramainya seperti sebuah di stasiun ataupun terminal yang kedatangan penumpang baru turun. Disinilah maba kembali dihadapkan dengan berbagai pilihan. Mau pilih jurusan mana? Stand ospek, stand ukm, stand bem, stand organisasi daerah, atau stand organisasi lainnya? Jawabannya ada di maba itu sendiri. Mengisi brosur, bertemu dengan kakak mahasiswa yang murah senyum, ramah dan baik hati.
Maba kembali memilih lagi. Saat tiba waktunya OSPEK atau sekarang lebih dikenal dengan OSMB (baca: Orientasi Studi Mahasiswa Baru-red) merupakan masa yang penuh dengan dag dig dug deeer. Mengenakan atribut yang sudah ditentukan panitia, menaati peraturan yang ada, berangkat pagi, pulang sore (ada juga yang sampai malam), duduk yang manis, berdiri yang tegak, dan berbaris dengan barisan yang teratur. Menjadi agent of change, iron stoke, moral force, moral of value dan kata-kata mutiara lainnya didengung-dengungkan saat OSMB berlangsung. Inilah masa-masa pengembangan jati diri menjadi seorang mahasiswa. Kritis, solutif, peduli, tanggap, berjiwa sosial dan tanggung jawab, itulah kata-kata yang sering menjadi headline dan menjadi tujuan agar dimiliki oleh setiap maba. Itu hanya sekilas, masih banyak lagi yang akan didapatkan ketika OSMB berlangsung, yang jelas akan berdampak nyata pada diri seorang maba agar benar-benar menjadi seorang mahasiswa yang berkarakter. Masih seputar OSMB baik tingkat universitas maupun tingkat fakultas / jurusan, ada satu lagi momentum yang membuat maba harus menentukan pilihannya, yaitu saat adanya UKM EXPO (baik indoor maupun outdoor). Setiap UKM (baca: Unit Kegiatan Mahasiswa-red) sudah mendirikan stand-nya masing-masing dan menampilkan performa dan atraksi yang maksimal ketika demo oral. Semua UKM menampilkan dengan luar biasa dan sangat maksimal. Sebagian maba hanya bisa terpukau melihatnya dan ada yang tertarik untuk ikut UKM tersebut, ada juga yang tidak tertarik sama sekali. Iya, itulah pilihan lagi bagi setiap maba. Inilah saat-saat yang menentukan bagi maba untuk melangkah ke depannya menjadi seorang mahasiswa:
Apakah akan menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja?
Apakah akan menjadi mahasiswa yang study-oriented?
Apakah akan menjadi seorang aktivis kampus?
Apakah akan menjadi mahasiswa yang berwirausaha juga?
Apakah akan menjadi mahasiswa yang berprestasi?
Itu semua adalah pilihan yang harus dipilih oleh seorang maba dan jawabannya juga ada pada masing-masing maba. Kalau bisa jangan hanya menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja yang terkenal dengan istilah mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) atau hanya mengenal 3K (Kuliah, Kantin, Kos-kosan). Ada juga istilah lain tentang kehidupan mahasiswa, yaitu mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat-kuliah-rapat), atau kula-kula (kuliah-lab-kuliah-lab), atau ada juga istilah kunang-kunang (kuliah nangkring - kuliah nangkring). Lagi-lagi itu semua hanyalah pilihan yang harus dihadapi oleh seorang maba. “Pilihlah dengan bijak dan bijaklah dalam memilih”. Hardskill saja tidak cukup, tapi harus didukung pula dengan softskill. Hardskill dan softskill juga tidak cukup, tapi harus didukung pula dengan integritas, attitude, dan karakter yang baik (akhlakul karimah). Kalau bisa jadilah mahasiswa yang luar biasa, berkontribusi dan bermanfaat untuk kemaslahatan bangsa dan umat.
0 comments:
Post a Comment