Monday, 22 July 2013

Merancang Peta Hidup Bersama Remaja Super

Buat apa punya mimpi? Buat apa bikin peta hidup? Pakai ditulis-tulis segala, dan dipasang di tembok kamar? Buat apa coba? Ini adalah persepsiku dulu waktu ikut training kala masih menjadi mahasiswa baru. Silih berganti, proses demi tahap berjalannya metamorfosis kehidupanku, ternyata punya mimpi dan peta hidup itu bikin alur hidup kita lebih terarah, yang penting luruskan dulu niatnya, dan aksi nyata bukan sekedar pajangan belaka penghias tembok kamar. Ya, begitulah yang aku lakukan. Awalnya aku hanya menuliskan mimpiku dalam otak dan hati saja. Ya, dalam ingatan dan balutan rasa yang dalam. Tapi ternyata, itu mudah lupa dan bisa hilang seketika oleh pengaruh lingkungan, sehingga perlu dikasih barier (wah, jadi mirip topic skripsiku, hehe). Maksudnya perlu ditulis juga dalam selembar kertas, buku diari, dan  green_nb (si laptop kecilku). Kenapa perlu ditulis? Ya, betul agar kita jadi inget terus. Walaupun ga inget, setidaknya deretan tulisan mimpi itu yang mengingatkan kita sewaktu-waktu.

            Sekarang, apa tujuan hidupmu? Impianmu? Mimpimu? Cita-citamu? Rencana hidupmu ke depan? demikian, pertanyaan ini aku tanyakan pada anak-anak dan remaja Pabuaran, Purwokerto utara dalam acara Remaja Super yang bertemakan “Sukses, Maju, Mandiri” yang diselenggarakan oleh PKPU Purwokerto. Kebetulan aku menjadi panitia dan pengisi acara juga dalam acara ini. Ahad, 21 Juli 2013 puluhan anak-anak dan remaja yang berusia SD, SMP dan SMA ini berkumpul di Mushola Firdaus Pabuaran, Purwokerto Utara. Kegiatan ini berlangsung dari pagi sampai sore hari ditutup dengan berbuka puasa bersama.

            “Tepuk konsentrasi…!!! Konsentrasi…. (pruk… pruk… pruk…), Konsentrasi…. (pruk… pruk… pruk…), hati-hati…. (pruk…pruk..pruk…), kita mulai… (pruk…pruk..pruk…), perkenalan (pruk…pruk..pruk…)” kataku mengawali perkenalan dengan mereka. Sambil bertepuk tangan, satu per satu mengenalkan dirinya. Usai perkenalan, dan ice breaking senam otak yang dipandu oleh MOT acara ini (Ryan Rudayana), para peserta diajak ke luar menuju lapangan untuk pembentukan kelompok, pembuatan yel-yel dan pemanasan awal.

            Acara sesi pertama adalah penyampaian materi tentang “Key To Succes (Membongkar Mitos Menuju Sukses)” yang diisi oleh pak Riyadi, S.Pt. Sarjana peternakan Unsoed ini mengawali pemaparannya dengan menanyakan kabar kepada para peserta. Kalau ditanya kabar, jawabnya “Alhamdulillah……, Sukses……, Wow keren…..” paparnya dan diikuti oleh semua peserta. Orang miskin tidak bisa sukses? Anak orang miskin tidak bisa kuliah? Itu adalah mitos lama. Mari kita bongkar mitos tersebut, paparnya. Ada 3 point utama yang disampaikan oleh beliau, yaitu jika kita ingin sukses harus memiliki DPA (Dream, Pray, & Action). Meski keluarga kita tidak mampu, tapi jangan takut untuk bermimpi, karena banyak jalan untuk menuju kesana yang penting kita harus punya keberanian dan bermimpi yang tinggi. Setelah punya mimpi, langkah selanjunya adalah Pray (Berdo’a). Berdo’alah dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT setiap hari, kalau bisa setiap sehabis kita sholat. Do’akan mimpi-mimpi tersebut, agar bisa dikabulkan, dimudahkan dan diridhoi oleh Allah SWT. Setelah bermimpi dan berdo’a, tahap selanjutnya yang paling penting adalah action. Berusaha dengan penuh kesungguhan, pantang menyerah dan tak kenal lelah.

            Sesi kedua berbagi pengalaman tentang Succes Story yang disampaikan oleh saya dan Ryan Rudayana. Kedua pemateri ini menceritakan pengalaman hidupnya masing-masing ketika menjadi mahasiswa dengan sudau pandang yang berbeda. Ryan lebih banyak menyampaikan pengalaman suksesnya sebagai entrepreneur selama menjadi mahasiswa. Selain menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian Unsoed, Ryan juga pernah menjalankan usaha berdagang seperti berjualan jagung bakar, ice jelly dan kue dorayaki. Mahasiswa asal Majalengka ini menuturkan bahwa usahanya itu dilakukan dengan mendorong gerobak yang bertempat di depan Masjid Nurul Ulum Unsoed dan kalau dorayaki dikirim ke kos-kosan temannya. Hingga saat ini dia juga sedang mengembangkan usaha barunya yaitu tas laptop multifungsi yang baru saja mendapat suntikan dana dari kegiatan Teknopreneurship Unsoed. Selain itu, dia juga tergabung dalam forum ‘UYE’ atau Unsoed Young Entrepreneur.

Sekarang giliran aku yang berbagi pengalaman. Kalau Ryan lebih banyak bercerita tentang jiwa entrepreneurnya, kalau aku berbagi kisah tentang perjalanan mimpiku dalam kegiatan lomba dan ajang kompetisi menulis. Berawal dari mimpi, niat dan kesungguhan yang pernah aku lakukan. Membangun mimpi sejak pertama kali menjadi mahasiswa, yaitu ingin memenangkan lomba karya tulis tingkat nasional. Langkah-langkah itu aku lakukan step by step. Hingga akhirnya aku berhasil memenangkan lomba menulis tingkat fakultas, kemudian universitas, hingga akhirnya aku juga bisa memenangkan lomba karya tulis tingkat nasional. Beberapa kota yang aku jelajahi dengan tiket lomba karya tulis seperti Surabaya, Yogyakarta, Makassar, dan Jakarta. Lantaran lomba karya tulis juga aku pertama kalinya bisa naik pesawat terbang saat PIMNAS di Makassar. Selain itu aku juga menceritakan pengalamanku dalam lomba menulis yang menghasilkan 7 buah buku antologi yang sudah diterbitkan sampai saat ini. Padahal dulu saat SMA aku hanyalah siswa biasa saja, tak punya prestasi, tidak ikut organisasi dan tak pernah ikut lomba sama sekali. Tapi keadaan berubah ketika menjadi mahasiswa, tatkala aku mulai merancang mimpi. Kalau ada kemauan, niat, dan kesungguhan yang kuat kita bisa kok mendapatkan impian kita. Kalau kita mau….., kita ingin…., kita punya mimpi…., gedein dong usahanya, mantepin do’anya, sungguh2in ikhtiarnya. Ya, yang pasti take action dan teruslah berproses dalam ikhtiar yang kita lakukan.

Bukan yang lebih tajam, tapi yang lebih besar bersungguh-sungguhnya” demikian cuplikan kata yang cukup memotivasi para peserta dalam sesi nonton film bersama yaitu film Negeri 5 Menara. Kayu yang besar ketika dipotong dengan pedang pun tidak bisa sekali, harus berkali-kali dan bersungguh-sungguh dalam memotongnya. Itulah kesungguhan. Ya, “Man Jadda Wajada” berkali-kali kata ini diungkapkan dalam film tersebut. Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan berhasil. Film N5M ini cukup menyengat motivasi para peserta.

Sesi terakhir sebelum berbuka puasa bersama adalah sesi materi tentang merancang peta hidup yang disampaikan oleh saya sendiri. Kenapa kita harus bikin peta hidup? Apa tujuan hidup kita? Apa cita-cita dan impian kalian? Sudahkah menyiapkan rencana untuk menggapai semua itu? Setidaknya kita masih ingatkan dengan tujuan hidup manusia? Iya, untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Ayat yang lainnya berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Hasyr : 18). Sudahkah kita menyiapkannya? Masih ingat kan dengan pesan Rasulullah SAW dalam haditsnya: “Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemaren, maka ia merugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemaren,  maka ia beruntung”

Salah satu tujuan membuat peta hidup adalah agar hidup kita lebih terarah dan memudahkan langkah-langkah kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.  Sebelumnya saya memutarkan video 1001 motivasi yang penuh inspirasi tentang sebuah mimpi yang ditulis dalam selembar kertas karya Mas Danang (IPB). Apa saja yang kita impikan dan kita targetkan dalam hidup kita selama 1 pekan ke depan, 1 bulan, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 50 tahun nanti? Tidak ada salahnya kalau kita tuliskan dalam daftar mimpi dalam selembar kertas seperti yang dilakukan oleh Mas Danang (IPB) dalam video tersebut, hingga akhirnya dia pun bisa mewujudkan mimpinya sampai ke negeri sakura, Jepang. Pada akhir sesi ini, para peserta diminta untuk menuliskan mimpi dan impiannya.  Mereka diberi waktu setengah jam untuk menulisnya di atas kertas. Setiap peserta kumpul dengan kelompoknya msg2. Siapkan kertas dan alat tulis. Tentukan targetan yg ingin dicapai (pekan, bulan, tahun, 5 tahun, 10 tahun, dst). Tuliskan pada selembar kertas. Tempel di kamar msg2. Laksanakan dan take action. 

Setelah selesai menulisnya, sebagian mereka ada yang maju ke depan untuk mempresentasikan daftar mimpi yag ditulisnya dan para peserta yang lain mengaminkan dan mendo’akannya secara bersama-sama. Kegiatan ini diakhiri dengan buka puasa bersama.


0 comments: