![]() |
Suasana pagi hari depan Desa Fitako |
“Cit… cit… cuit…. Cit… cit… cuit…. Cit… cit… cuit….” Bersahutan merdu membentuk melodi yang indah. Itulah alunan kicau Burung Baikole yang hampir tiap pagi hari bernyanyi menyambut terbitnya sang mentari. Baikole, burung bertubuh ukuran sedang yang berwarna corak hitam putih ini mirip sekali dengan Burung Kutilang, tapi Baikole jauh lebih indah kicauannya. Baikole suka bertengger di setiap penjuru tempat yang senang dihinggapinya yaitu pohon dan atap rumah. Semua Baikole tampak bersahut-sahutan secara bergantian. Burung ini seringkali terlihat berkoloni 2-4 burung. Aku sendiri baru pertama kali melihat burung ini di tempat yang aku tinggali ini, Pulau Panjang desa Fitako. Entah apa nama Indonesianya, yang jelas warga desa ini sering menyebutnya Burung Baikole. Entah termasuk dalam spesies apa namanya, yang jelas dari segi morfologi mungkin masih satu family dengan Kutilang.
Baikole rupanya tak sendiri. Dari pukul 5-7 pagi banyak burung-burung lain yang berkicau saling bersahutan. Mereka bernyanyi dengan kompak membentuk irama yang merdu terdengar. Ada Burung Ogono yang suaranya melekik tinggi. “Aoo…. Aoo…. Aooo” begitu kurang lebih suara Ogono (suaranya susah diungkapkan dengan kata-kata). Burung Ogono dijuluki juga Burung Setan oleh warga setempat, mungkin karena warna tubuhnya yang hitam pekat legam. Pokoknya hitam sekali. Ogono ini sering bertenger hanya di pohon-pohon yang tinggi seperti Pohon Kelapa. Suara Ogono memang tak semerdu Baikole, tapi Ogono juga kerap kali menyumbangkan suara emasnya dalam menyambut suasana tiap pagi hari.
Ada lagi Burung Elang, secara ukuran tubuh sama dengan Burung Ogono. Tapi Elang tampak lebih gagah dengan suara khasnya yang agak pemalu itu. Suara elang juga susah ditulis dalam kata-kata. Ada lagi Burung Tutuili yang berwarna warni bulunya dengan dominan kuning dan suka makan buah-buahan. Serta ada lagi Burung Idisi yang berwarrna hitam kelam, dengan ukuran tubuh kecil. Mungkin ukuran tubuhnya 11-12 dengan Baikole. Cirri khas Burung idisi adalah mereka sukanya bergerombol (10-50 ekor) hinggap dalam satu pohon dan ketika terbang satu, maka yang lain pun mengikutinya. Suaranya seperti dengungan lebah, tapi enak di dengar membentuk melodi yang khas. Apa lagi yah..??? masih banyak lagi, karena aku sendiri tidak tahu nama-nama burung tersebut yang belum aku kenal.
0 comments:
Post a Comment