“Beri aku 1000
orang tua, maka akan ku cabut Semeru dari akarnya. Tapi, beri aku 10 orang
pemuda maka akan ku goncangkan dunia”, kata-kata yang pernah diungkapkan
oleh Ir. Soekarno ini memang punya kekuatan yang dahsyat. Itulah sosok pemuda
harapan bangsa, energik, punya spirit yang kuat dan tangguh. Sejak dulu hingga
sekarang pemuda adalah motor penggerak perubahan.
Pemuda saat ini, harapan masa
depan. Kenapa? Coba kita perhatikan dua momentum besar ini. Pertama, ‘bonus
demografi’ yang diprediksikan terjadi antara tahun 2025-2030 dan kedua,
‘Indonesia Emas 2045’ yang didengungkan
sejumlah kalangan terjadi saat Indonesia berusia 1 abad kemerdekaan. Benarkah
akan terjadi demikian? Kedua momentum tersebut bisa dijawab dengan melihat
pemudanya saat ini. Ya, anak muda saat ini yang akan menjadi motor penggerak
kedua momentum tersebut. Bonus demografi akan menjadi kekuatan besar bangsa
Indonesia manakala para pemudanya punya kapasitas dan kualitas yang mumpuni.
Begitu juga dengan Indonesia Emas 2045, para pemuda punya peran dan kiprah besar.
Sudah siapkah anak muda?
Mari sejenak kita menatap kondisi Indonesia saat ini, buram?
Kusam? Kelam? Bagaimana keadaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, politik
hingga stabilitas tata kehidupannya? Seperti itukah yang terpatri dalam benak
kita saat ini? Merubah Indonesia bebas korupsi, menjadi Indonesia cerdas,
Indonesia bangsa yang maju dan slogan besar lainnya tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan. Tidak usah terlalu muluk-muluk sampai ke tingkat negara, tapi
kita lihat dalam diri kita sendiri. Mampukah kita merubah diri kita menjadi
pribadi yang berkualitas? Ya, sebelum merubah bangsa, pantaskanlah diri sendiri
dulu, kuatkan kualitas dan kapasitas diri. Dengan cara apa kita bisa merubah
hitam-putihnya wajah negeri? Dengan karya kita. Dengan prestasi kita. Dan
dengan kiprah pergerakkan kita. Apa pun itu.
Pemuda hebat tak bisa bergerak seorang diri. Karena merubah
masyarakat dari yang kurang baik menjadi lebih baik, memang bukanlah perkara
yang gampang. Perlu proses, butuh komitmen dan yang paling penting adalah
berkolaborasi dengan semua pihak yang ada. Lantas bagaimanakah anak muda bisa
berkontribusi untuk mengubah dan menjadi bagian perubahan tersebut? Salah satu
wadah yang bisa menjadi penggerak perubahan bagi anak muda adalah melalui
komunitas, organisasi atau perkumpulan. Melalui komunitas inilah peran anak
muda bisa berkarya dan berkontribusi untuk perubahan sosial. Dalam bidang apa
saja, sesuai bakat, potensi dan kemampuan yang dimiliki anak muda tersebut
lewat komunitas yang digelutinya.
Kenapa komunitas atau perkumpulan? Karena melalui
wadah inilah aktualisasi dan pengembangan diri pemuda itu bisa berkembang,
bergerak bersama dan terstruktur dalam pola yang jelas dan terarah melalui
lembaga atau organisasi tersebut. Mulai dari tataran sekolah anak muda (siswa)
bisa berkarya lewat organisasi OSIS, PRAMUKA, ROHIS, PMR dan sebagainya. Hingga
universitas seperti BEM, SENAT, UKM, HIMA, LDK dan lain sebagainya. Hingga
organisasi ekstra atau komunitas yang berada di luar sekolah atau luar kampus
pun punya andil besar dalam perubahan sosial di masyarakat yang dilakukan oleh
kelompok anak muda. Melalui komunitas dan organisasi tersebutlah anak muda bisa
berkarya, berprestasi dan membuat perubahan (meski kecil) sesuai dengan wadah
komunitas masing-masing.
Sebut saja beberapa kiprah dan kontribusi komunitas
atau organisasi yang melibatkan pemuda di dalamnya seperti Forum Indonesia Muda
(FIM), Gerakan Anak Muda Kreatif (Gerakin), Kitabisa.com, Gerakan Indonesia
Mengajar, Sekolah Guru Indonesia, dan lain sebagainya. Komunitas-komunitas anak
muda tersebut telah turut serta berperan dalam perubahan sosial di masyarakat
dan menjadi bagian turut serta merawat Indonesia. Karena, dari pada mengutuk
kegelapan, lebih baik menyalakan lilin. Itulah anak muda melihat masalah
bangsa. Bukan hanya kritis melihat masalah, tapi memberikan solusi berupa
tindakan dan karya yang nyata. Jika anak muda terus konsisten dan berkolaborasi
dengan komunitas tersebut, maka bonus demografi dan Indonesia Emas pun akan
benar-benar kita nikmati buah manisnya kelak. Sebagai penutup, teringat sebuah
petuah Buya Hamka yaitu: “kepada pemuda, bebanmu akan berat. Jiwamu harus kuat. Tetapi aku
percaya, langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu…!”. Pemuda hebat, teruslah
konsisten dalam berkontribusi dan kuatkanlah pribadimu dengan berkolaborasi
bersama komunitas yang kamu geluti.
0 comments:
Post a Comment