Tumbuh itu pasti,
soal kuantitas. Seperti halnya usia yang berkurang. Maka, teruslah berkembang,
meningkatkan kualitas. Berkembang secara akal, kedewasaan dan pola pikir.
Berkembang keimanan dan ketakwaan dalam setiap langkah hidup. Berkembang
fikriyah dan ruhiyahnya. Teruslah bersyukur, berbenah, bergerak dan
berkarya.... Bismillah....
Terima kasih
kepada semua sahabat atas ucapan, do'a dan harapannya. Semoga kebaikan juga
menyertai sahabat sekalian. Karena tidak ada balasan
kebaikan, selain kebaikan pula. Maka, teruslah tingkatkan saldo kebaikan kita.
Mohon maaf bagi yg belum dibales ucapannya. Selamat menempuh (fase)
hidup baru
@Ruang Teater
Gedung A Perpustakaan RI, 27 Agustus 2016
Meneguk Ilmu dalam Final GRCC 2016
Hari ini
(27/08/2016) adalah hari istimewa. Selain karena hari ini bertepatan dengan
hari kelahiranku, juga di hari yang sama aku (mewakili Saung Ilmu) mendapat
kesempatan untuk menghadiri Awarding Gramedia Reading Comunity Competition
(GRCC) 2016 di Gedung Teater A Perpustakaan RI. Sejak awal pengin datang tepat
waktu. Tapi apa boleh buat saat KRL baru sampai Tanjung Barat harus terhenti
dan tertahan hingga hampir 1 jam karena gangguan sinyal. Alhasil saya pun telat
datang dan tidak bisa mengikuti acara dari awal.
Padahal saat sesi
pembukaan ada sesi Inspirational Speech dari Pak Anis Baswedan. Karena
terlambat, sedikit saya kutipkan beberapa pesan pak Anis yang diupdate oleh
Budi Iskandar (SGI 7 - Pegiat Komunitas Ngejah) yang sudah hadir sejak awal.
Berikut kutipannya:
"Pendekatan
gotong royong perlu dilakukan dalam peningkatan kemampuan literasi" begitu
kata Anies Baswedan dalam inspiration speech sebagai pembuka final #GRCC2016
Jawa barat, jakarta, banten dan lampung.
Bicara upaya
meningkatkan minat baca masyarakat, ini bisa diawali dengan sebuah gerakan buka
program. Ya. Gerakan lebih
memungkinkan untuk menginspirasi orang lain diluar. Lebih dari pada sebuah
program. Anies berpesan
agar para pegiat literasi lebih banyak melakukan sebuah gerakan yang continue
di lingkungannya masing-masing.
Saat ini Indonesia
menjadi negara ke 60 dari 61 sebagai negara dengan penduduk yang memiliki minta
baca rendah. Harapan agar indonesia bisa menjadi negara cerdas dengan membaca,
maka salah satu solusinya adalah sebuah gerakan yang terus dilakukan.
Begitu kurang
lebih yg diupdate oleh Budi melalui akun FBnya. Nah, saya datang di gedung ini
sedang berlangsung sesi penyerahan hadiah bagi pemenang GRCC wilayah Indonesia
Timur. Merinding euy melihat momen ini. Sekaligus menggugah motivasi dari
mereka.
Acara berlanjut
dengan presentasi 3 menit dari 10 finalis GRCC regional Indonesia Barat.
Kesepuluh finalis ini dipanggil maju ke atas panggung dan mempresentasikan
gagasannya secara bergantian. Mereka disuruh memaparkan idenya dan apa yang
akan dilakukan jika menjadi pemenang GRCC ini.
Dari kesepuluh
finalis ini awalnya bercerita tentang komunitas taman bacanya. Tentang
kegiatannya, ragam keunikan, sebaran lokasinya, jumlah volunter, hingga capaian
prestasi yang sudah ditorehnya. Secara umum memiliki kegiatan yang hampir sama
dengan Saung Ilmu. Tapi masing-masing punya keunikan dan kekhassan yang
diusungnya. Kegiatan utamanya literasi. Terus ada ruang ceria anak-anak yang
diisi dengan games, dongeng, dan lain-lainnya. Ada parentingnya, training
motivasi, outbond, tebar buku, pojok baca dan ragam kegiatan lainnya.
Usai presentasi
finalis, acara dilanjutkan dengan Inspirational Speech dari Butet Manurung
tentang apa makna membaca bagi orang Rimba. Banyak sekali pelajaran hidup, ilmu
dan informasi yang menarik yang disampaikan oleh Butet yang lebih banyak
menceritakan kisah perjalanannya ketika berjuang di sekolah rimba di
wilayah-wilayah pedalaman. Salah satu quotes menariknya adalah “merdeka adalah
ketika mereka bisa menulis kisah hidupnya dan bebas menjalaninya di hutan
belantara”.
Acara puncak final
GRCC 2016 ini adalah penganugerahan hadiah kepada para pemenang. Closing
kegiatan ini ditutup dengan talkshow inspiratif oleh Sulaiman Budiman dari
Kompas Gramedia tentang “Bigger impact Through Your Community”.
Bahagia Kuadrat
Perasaan hari ini
campur aduk. Seperti gado-gado. Berasa nano-nano. Entah apa namanya. Bahagia
yang berbunga-bunga. Alhamdulillah. Wasyukurillah.
Setelah seharian
dari pagi sampai sore di Gedung Perpustakaan RI di Jakarta. Menghadiri acara
awarding GRCC 2016 yg penuh inspirasi dan bertemu dgn para pegiat literasi
Indonesia. Pak Anis Baswedan dan Bu Butet Manurung pun turut serta mengisi
inspirational speech dalam acara ini.
Sepanjang perjalanan Jakarta-Bogor naik KRL berdiri
karena padat penumpangnya. Sampai Bogor malam badha maghrib. Tinggal lelah yang
bertumpuk. Tapi ada satu rasa yang masih terngiang yaitu "bahagia".
Rasa letih yang mampir, tiba-tiba hilang seketika dan tumpah rasa haru saat
pulang ke asrama ada surprise dari anak-anak hebatku (Kelas Jawara), teman
seperjuangan sekamar (Hakkin Nizar) dan dihadiri pula oleh kepala sekolahku
(Pak Efa Nasrifa). Aku tak bisa berkata-kata lagi. Haru bercampur bahagia duduk
bersama mereka merekatkan manisnya ukhuwah diantara kami. Terima kasih
semuanya. Syukron katsir
"Khaasibuu,
qobla an tukhaasaabuu" begitu nasihat Sahabat Umar ini tiba-tiba teringat.
Hisablah (dirimu), sebelum engkau dihisab (kelak). Introspeksi diri. Evaluasi
diri. Syukuri. Mantapkan. Bismillah. Cemerlangkan diri menatap masa depan.
Karena hari ini adalah bahagia kuadrat.
@Asrama Bilik
Bambu, 27 Agustus 2016
Ukur Diri, Ukir Prestasi
Setiap langkah
perjalanan hidup selalu menghadirkan suka-duka, pahit-manis, susah-senang dan
aneka lawan kata lainnya. Satu tahun telah berlalu, bulan demi bulan terus
berjalan dan hari demi hari terus silih berganti. Lantas apa yang sudah saya
lakukan selama ini? Apa yang telah saya perbuat? Apa yang sudah saya
kontribusikan? Apakah langkah hidupku sudah dalam koridor yang benar? Ahh,
rasanya begitu banyak beraneka macam pertanyaan yang ingin ditanyakan dalam
diriku yang penuh dengan salah dan khilaf ini. Satu hal yang pasti adalah
syukuri. Iya itulah yang harus selalu lisan ini ucapkan, hati ini rasakan dan
perbuatan ini amalkan dengan penuh kesyukuran kepada-Nya. Alhamdulillah
wasyukurillah.
Tentang pencapaian
dalam hidup, apakah hanya sekedar tumbuh? Atau juga berkembang selama ini?
Sungguh sangat rugi jika selama ini hanya tumbuh saja, bertambah secara usia,
bertambah berat badannya atau bertambah tingginya. Iya, jika hanya itu saja,
maka sungguh merugi. Tumbuh harus dibarengi dengan berkembang secara kualitas.
Karena perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, tapi keduanya berjalan
seiringan. Perkembangan adalah soal kedewasaan, kematangan berpikir, ketakwaan
yang meningkat dan yang jelas kualitas yang meningkat. Kualitas diri, kualitas
iman, kualitas fikriyah, dan kualitas ruhiyah kita. Resapi, renungi, hayati dan
refleksikan dalam diri dan hati nurani yang terdalam. Bismillah, laa khaula
walaa quwwata illa billah.
Gimana kabar
mimpi-mimpiku? Gimana kabar target dan capaian yang ingin diraih? Menganalisis
diri memang perlu banyak perenungan. Belajar, berkarya dan berkontribusi.
Menjadi pembelajar adalah terus mengevaluasi diri, kembangkan dan tingkatkan
terus menerus. Insya Allah tekad itu akan terus menyala, semangat ini akan
terus membara, cerminan diri hari ini pancarkan visi masa depan. Maka, sebagai
pembelajar teruslah “ukur diri” dan “ukir prestasi”.
Percayalah semakin
banyak amanah, akan menjadikan diri ini semakin profesional. Semakin banyak
kesibukan, menjadikan kita semakin pandai mengelola waktu. Jadi, teruslah
bertumbuh dan berkembang. Pantaskan diri, mantapkan pribadi untuk menggapai
ridho-Nya. Let’s go Kang Amrul....!!! @^,^
0 comments:
Post a Comment