Berawal dari rasa yang beraneka ragam, muncullah kesan
yang teramat dalam. Antara dag dig dug bercampur penasaran. Rasanya ketar-ketir
berhomogen dengan gelora semangat untuk menaklukkan tantangan menyusuri sungai. Rasa gentar berpacu dengan adrenalin semakin
kian menantang saat perahu kapal karet ini mulai berjalan. Pokoknya suerruuu. Mantap!
Apalagi saat melewati turunan berkelok yang terjal, bombastis! Wow, dahsyat! Ekspresinya
tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Itulah sekelumit keseruan saat pertama
kali mencoba sensasi rafting di Selaras Adventure Sukabumi.
Perjalanan camping kali ini begitu mengasyikan.
Setelah 2 hari berkutat dengan karya ilmiah, para peserta KIR Writing Camp dan
guru pendamping pada hari ketiga melakukan petualangan seru di Sungai Citarik.
Begitu juga dengan narasumbernya pun ikut merasakan sensasi derasnya sungai
yang berada di hamparan pepohonan. Asri, sejuk, dan nyaman, begitu kesan yang
terasa. Meski tadi malam di wilayah Sukabumi dan
sekitarnya ada gempa bumi dan tadi pagi sempat ada gempa susulan yang cukup
terasa getarannya, tapi menurut tim rescue kita masih bisa untuk rafting pagi
ini.
Pagi hari yang cerah menawan, dikelilingi dengan rerimbunan pepohonan
yang menjulang rindang ini para peserta melakukan olahraga pagi terlebih dulu
dan tentunya mengisi energi (ATP) secukupnya dengan melakukan sarapan pagi. Sebelum
berangkat melakukan ekspedisi rafting ini para peserta dibriefing terlebih
dahulu oleh tim pengelola. Setelah mendapat pengarahan dari tim rescue, kami dibagi menjadi 10
kelompok. Semua peserta sudah lengkap mengenakan pelampung, helm dan dayung.
Tiap perahu karet ada 1 pemandu instrukturnya. Tiap regu pun mulai naik ke atas
perahu karet sesuai dengan instruksi pendamping masing-masing.
Satu per satu perahu
karet siap bergerak menyusuri sungai yang arusnya cukup deras ini. Awalnya sempat
berdebar-debar dengan derasnya arus sungai ini. Terlebih saat memasuki arus
yang berkelok dan ada batu besar yang menghadang. Bagiku mungkin ini belum
seberapa jika dibandingkan dengan besarnya ombak (gelombang) di lautan Maluku
Utara dulu yang tingginya 1-3 meter. Rasanya jadi terkenang dengan sensasi
ombak laut. Tapi kali ini tantangannya adalah arus sungai yang deras. Sensasi
aliran sungai Citarik ini cukup membuatku mengeluarkan tenaga ekstra saat
mendayung dan mengemudikan perahu karet ini.
Derasnya aliran
sungai dan tantangan demi tantangan yang menghadang membuat para peserta
sesekali berteriak. Apalagi yang peserta perempuan. Ruame pokonya. Saling bersautan
antar peserta satu dengan yang lainnya. Dari raut wajahnya tampak ekspresi
bahagia yang bergelora sekaligus bercampur kewaspadaan. Akan tetapi untuk
keamanan tentunya sudah sangat diperhitungkan oleh tim pengelola. Selain setiap
peserta sudah menggunakan pelampung, ada dua perahu di depan yang bertindak
sebagai tim rescue (korlap) dan tim fotografer yang profesional. Jadi meskipun
terjatuh ke sungai, sudah disiapkan juga tim penyelamat jika sewaktu-waktu ada
yang terjatuh.
Satu lagi yang
membuat serunya bertualang arung jeram di tempat ini adalah suasana alamnya
yang masih sangat asri. Sepanjang sungai Citarik ini dikelilingi pepohonan yang
sangat kaya akan oksigen. Segernya citarasa O2 di wilayah ini
seperti merasakan sejuknya ruangan ber-Ac, hehe. Selain itu aneka flora yang
bermacam-macam ini terlihat berjajar sepanjang sungai ini mengalir. Rindang,
hijau, adem dan tentunya sangat alami. Hal ini terlihat dari masih banyaknya
aneka satwa dan aneka fauna yang berhabitat di wilayah tersebut. Diantaranya adalah
biawak dan monyet.
Dalam perjalanan
arung jeram kali ini, kami menjumpai biawak yang berkeliaran. Kami berjumpa
dengan 3 ekor biawak berukuran cukup besar ini di 3 lokasi yang berbeda. Biawak
tersebut bertengger di atas bebatuan besar yang berada di tepi sungai ini. Seketika
itu juga para peserta khususnya yang perempuan berteriak histeris. Tapi
untungnya biawak itu tidak menyerang kita. Ukuran biawak lebih dari 1 meter
panjang tubuhnya. Sepertinya di daerah tersebut merupakan habitatnya para
biawak tersebut. Selain biawak di sungai yang terletak diantara hutan tersebut
juga masih terlihat adanya monyet, anjing, burung elang dan fauna endemik
lainnya.
Saat berada di
tengah perjalanan, kami berhenti di wilayah sungai yang agak datar dan sebagian
peserta ikut terjun ke dalam sungai ini. Kedalaman sungai di lokasi tersebut
berkisar 1-2 meter. Karena kita pakai pelampung jadi kita bisa mengambang. Akan
tetapi bagi yang tidak bisa berenang jangan sekali-kali mencoba menceburkan
diri ke lokasi tersebut karena di sekitarnya ada aliran sungai yang cukup deras
juga, nanti takutnya terbawa arus tersebut. Namun, bagi yang ingin mencoba
sensasi derasnya sungai Citarik bisa mencobanya.
![]() |
Para peserta KIR Writing Camp bersiap-siap untuk arung jeram |
Salam Literasi, Salam Lestari
#MyTripMyTafakur
#CatatanEduWriter
0 comments:
Post a Comment