Jika hidup adalah pembelajaran, maka prosesnya itu ibarat sebuah lesson study. Harus melewati 3 tahapan, yaitu Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan) dan See (refleksi). Sama seperti sebuah mimpi. Tak cukup hanya ditulis. Tapi butuh diperjuangkan. Nikmatnya itu terasa sangat manis manakala kita sudah melewati kerasnya dalam berjuang.
Itulah siklus kehidupan yang kini menjadi kenangan berharga. Pengalaman memang pancen is the best teacher. Sesuatu yang tak terlupakan. Setiap prosesnya menuangkan kisah yang paling berkesan. Inilah sepotong episode sejak bergabung menjadi keluarga Sekolah Guru Indonesia (SGI).
Sepanjang tahun 2015 ini adalah petualangan yang berharga dan amat terkesan. Perjalanan yang penuh pembelajaran. Travelearning. Mulai dari SGI hingga FIM. Sekali lagi ini dulunya adalah sebuah mimpi yang pernah tergores saat masih duduk di bangku kuliah. Iya, bukan kebetulan semata memang. Panjang ceritanya.
"Kenapa kalian mau ke Loloda Kepulauan, orang sini aja enggan untuk kesana" begitu ujar Ibu Cornelius. Disana kan dikenal daerah buangan, tambah ibu sekretaris dinas ini kala itu. Belum lagi daerahnya yang terisolir, ombaknya ganas, tidak ada sinyal, sulit akses dan petuah negatif dari sebagian orang kala pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Hibualamo (Halmahera Utara).
Yeah....! Karena karena tekad dan semangat kami waktu itu sudah dilapisi dengan kesungguhan yang membaja, maka setiap halangan dan rintangan yang menghadang pun hilang seketika...



Inilah travelearning yang luar biasa. Petualangan pembelajaran. Perjalanan setahun yang penuh makna. Tak hanya menggelorakan semangat 3P (Pengajar, Pendidik dan Pemimpin). Tapi banyak makna lain yang didapat. Pelajaran hidup yang bermakna.
Indonesia yg gemah ripah loh jinawi mungkin dulu ini baru teori yang pernah aku dapatkan dari bangku sekolah. Negeri maritim, tanah syurga katanya dan julukan negeri kepulauan yang kaya raya. Itulah teori yang diajarkan dlm pelajaran IPS dulu. Dan ternyata itu semua memang benar adanya. Gugusan pulau yg dalam peta nusantara seperti huruf K kecil inilah yang telah menjawab semua itu.
Perjalanan ini membuka cakrawala wilayah Indonesia Timur yg sangat kaya raya alamnya, lautnya yg mempesona, gugusan pulaunya yg cantik, aneka tambang yg melimpah ruah serta hsl rempah yg tak terhitung banyaknya. Pantas saja dulu Spanyol dan Portugis menjajah pulau ini. Terkadang muncul dlm diri, kenapa msh orang asing yg mengelola pertambangan kita? Kenapa orang asing yg leluasa mengeruk hasil lautan kita. Kenapa kita malah membeli hasil alam tersebut, padahal itu laut kita. Sudahkah kita benar2 merdeka?
Ini hanyalah prolog dari sepotong episode kehidupan.
"Maluku masa lalu. Jawa masa sekarang. Sumatera masa depan" begitulah ungkapan kata Bung Hatta yg didapatnya dari salah seorang guru beliau. Benarkah dengan ungkapan tersebut? Entahlah. Di tengah2 agenda kala itu, akhirnya bisa selesai juga membaca trilogi autobiografi Bung Hatta. Hingga akhirnya waktu itu pun lolos sebagai peserta FIM. Forum Indonesia Muda. Dari Maluku Utara terbang ke Jakarta. Dari FIM pun banyak pembelajaran yg di dapat tentang Indonesia.
Ini hanyalah prolog dari sepotong episode
Catatan kaladeiskop
Tegal, 31 Desember 2015
0 comments:
Post a Comment