Jika hidup adalah pembelajaran, maka tahapan prosesnya itu
ibarat sebuah lesson study. Harus melewati 3 tahapan, yaitu Plan (perencanaan),
Do (pelaksanaan) dan See (refleksi). Sama seperti sebuah mimpi. Tak cukup hanya
ditulis. Tapi butuh diperjuangkan. Nikmatnya itu terasa sangat manis manakala
kita sudah melewati kerasnya dalam berjuang. Setidaknya begitulah ulasan
singkat evaluasi diri dari setiap langkah yang aku pilih.
Banyak pelajaran yang aku dapatkan sepanjang tahun 2017 yang telah berlalu. Entah secara pribadi maupun komunitas dan lembaga tempatku bertugas. Pembelajaran hidup yang memerlukan banyak energi untuk berpikir, membutuhkan ketajaman analisa dan strategi menghadapi semua lika-liku yang berada di dalamnya. Terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama ini. Mengisi hari-hariku penuh makna untuk menyelami jejak perjuangan tersebut
Meski aktivitas utama berada dalam sekolah dengan sistem boardingschool tapi aku mencoba tetap mengupgrade diri beraktivitas di luar tugas pokok tersebut. Berkarya lewat jalan literasi pun merupakan hobi sekaligus wadah untuk berbagi. Semua torehan capaian karya tersebut tentunya tak lepas dari perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang mantap. Alhamdulillah 'ala kulli hal.
Enam purnama pertama di tahun 2017 adalah masa-masa penuh
pilihan. Memilih, mengevaluasi dan memutuskan sebuah keputusan besar. Selanjutnya
di enam purnama berikutnya adalah masa adaptasi dan aklimatisasi diri di tempat
perjuangan yang baru. Ada banyak hikmah baru yang tergores. Dibalik semua itu
tentunya tak lepas dari tekad yang menyala tatkala memancarkan resolusi
sepanjang tahun 2017.
Semua yang teraih dalam bentuk apapun harus disyukuri.
Alhamdulillah. Berikut ini adalah sedikit torehan yang diraih dan kegiatan
penting sepanjang tahun 2017:
1. Meraih juara 4 dalam Lomba FIM
Menulis yang diadakan oleh FIM Sumbar
2. Lolos seleksi penulisan cerpen dan
masuk 10 besar naskah yang akan dibukukan dengan tema Untuk Hati yang Pernah
Singgah
3. Meraih Juara 1 Literacy Awards
Baznas-Republika
4. Diliput dan tayang di Jawapos TV
kategori sosok: Guru Muda Berprestasi
5. Membimbing siswa dalam olimpiade
biologi dan meraih Juara 1 atas nama Fathi dan Juara Harapan 1 atas nama Darto
dalam olimpiade biologi yang diadakan oleh UIN Bandung
6. Meraih Juara 1 Lomba Esai Hari
Guru Nasional yang diadakan oleh DD Jabar
7. Kontributor buku antologi SMT
Jabar dengan judul “Guru Cerdas Literasi, Murid Cerdas Ekspresi”
8. Menjadi pemateri dalam Indonesian
Youth Education Forum (IYEF)
9. Menjadi pemateri dalam KIR Writing
Camp di Selaras Adventure Land Sukabumi
10. Menjadi pemateri dalam Kemah Guru
Indonesia
Kini tahun 2018 telah bersemi. Semoga tekad itu juga terus bertumbuh dan berkembang bersama resolusi baru. Karena resolusi ialah ketetapan hati, kebulatan tekad untuk mengambil sikap, melakukan tindakan, serta menunjukkan perilaku baru yang berbeda dengan yang sudah-sudah. Sudah siapkah melakukan resolusi 2018? Harus. Bismillah. Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah.
Bismillah.
Untuk Resolusi 2018 adalah melanjutkan resolusi 2017 yang pernah saya tulis
dengan judul “Dua Rasa Tujuh Asa di Usia 27” yang saya tulis tanggal 27 Agustus
2017 yang lalu, yaitu:
1. Menikah
2. Lolos Toefl min 475
3. Lolos Beasiswa LPDP-S2
4. Nerbitin buku (solo)
5. Beliin adik laptop baru (√ akhir desember 2017)
6. Traveling ke luar pulau Jawa
7. Memenangkan event kompetisi nasional (√ november
2017)
Daftar resolusi detailnya (revisi 2018) on progress
di buku diary
Tegal, 1 Januari 2018
0 comments:
Post a Comment