Tulisan ini
merupakan resume materi yang saya sampaikan dalam sharing session online via
whatsapp grup KGCL SUMUT (Komunitas Guru Cerdas Literasi Sumatera Utara).
Kegiatan yang bertemakan “Membuat Program Literasi Kelas” ini dilaksanakan pada
Sabtu, 17 Februari 2018. Berikut ini adalah materi, pembahasan dan diskusi
dalam sharing session tersebut.
SESI 1: SESI PEMAPARAN
Assalamualaikum Bapak/Ibu guru pembelajar SGI KGCL SUMUT.
Gmn kabarnya? Semoga senantiasa sehat semua y.
Terima kasih sblmnya kpd bu lili yg mngundang utk
bergabung di grup ini. Spt yang diinfokan sblmnya kali ini saya akan sharing
session tentang literasi dengan tema membuat program literasi kelas. Sebelumnya
saya sedikit share video tentangliterasi dari kemdikbud. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa salah
satu keterampilan utuh abad 21 yang dibutuhkan adalah memiliki kemampuan
literasi dasar yang baik, yaitu bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk
kegiatan sehari-hari.
Apa itu literasi? Tentunya Bapak/Ibu disini
pastinya sudah tahu semua tentang hal tersebut. Sebagaimana dijelaskan dlm
infografis tsb, ada 6 komponen dalam literasi dasar ini, yaitu kemampuan
baca-tulis-berhitung, sains, teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
keuangan, budaya, dan kewarganegaraan.
Jenis Literasi yang dipahami dalam Gerakan Literasi Sekolah,
yaitu:
1.
Literasi Dasar (Basic Literacy), literasi jenis ini bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan
untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan menghitung.
2.
Literasi perpustakaan (Library Literacy), lebih lanjut setelah memiliki kemampuan dasar maka literasi perpustakaan
untuk mengoptimalkan. Literasi perpustakaan yang ada antara lain menunjukkan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan non fiksi
3.
Literasi media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui banyak sekali bentuk media yang berbeda, menyerupai
media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital
(media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
4.
Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang meliputi teknologi menyerupai
peranti keras (hardware), peranti lunak
(softweare), serta budipekerti dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Berikutnya, dapat mencapai teknologi untuk menceak, mempresentasikan, dan
mengakses internet.
5.
Literasi Visual (Visual Literacy), yaitu pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan
literasi teknologi yang menyebarkan kemampuan dan kebutuhan berguru dengan
memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat.
Untuk membuat program literasi di kelas harus
sinkron dengan program literasi sekolah. Tentunya hal tersebut disesuaikan dgn
visi misi sekolah, dukungan kepala sekolah dan semua civitas akademika yang ada.
Jika semua dukungan ada ditambah sarana prasarana penunjang maka kberhasipan
literasi jg bisa berjalan maksimal. Jadi alurnya buat program literasi sekolah
(sesuai kesepakatan). Selain program yg dijelasin di video tsb, ada beberapa
program literasi di kelas diantaranya adalah
1. Poster afirmasi
2. Display kelas
3. Token ekonomi
4. Pojok Baca
5. Bedah buku
6. Membaca buku 15 menit sebelum belajar
*Dan program2 lainnya disesuaikan dgn kondisi sekolah dan
kemampuan guru mengelola kelasnya
Sdkt saya share jg beberapa program yg pernah saya lakukan
Foto tersebut adalah contoh beberapa afirmasi positif yg pernah saya
buat saat penempatan di Halmahera Utara. Karena berada di daerah terpencil
buatlah yang sederhana dan mudah dibuatnya. Afirmasi ini tujuannya utk
memotivasi anak2 utk gemar membaca dan belajar pd umumnya
Tabungan Prestasi Kelas
6 SDN Fitako, Kec. Loloda Kepulauan
(Rencana Aturan Pemberian Reward dan Sistem Token Ekonomi)
Ketentuan
Tabungan Prestasi:
1. Pemberian
reward and punishment dalam Tabungan Prestasi ini terdiri atas dua macam
kriteria, yaitu:
-
Buku putih, sebagai buku reward (apresiasi)
-
Buku merah, sebagai buku punishment
2. Pemberian
reward and punishment terbagi dalam dua kategori, yaitu penilaian individu dan
penilaian kelompok
3. Pemberian
reward dilakukan saat berlangsungnya pembelajaran dengan pemberian bintang
prestasi di dalam buku putih dan akan dihitung tiap bulan untuk diberikan
penghargaan (hadiah)
4. Ketentuan
pemberian reward individu adalah:
-
Siswa aktif dalam kelas (berani bertanya, berbicara dan
menyampaikan pendapatnya)
-
Siswa yang mendapatkan nilai (ulangan/quis) terbaik
-
Siswa yang paling disiplin
5. Ketentuan
pemberian reward kelompok adalah:
-
Kelompok yang paling kompak
-
Kelompok yang aktif (berani bertanya atau memberikan pendapatnya)
-
Kelompok yang kreatif
-
Kelompok yang menjawab dengan benar
6. Ketentuan
pemberian sanksi/punishment:
-
Datang terlambat
-
Membuat gaduh di kelas
-
Mencontek
-
Mengganggu teman
7. Pemberian
sanksi berupa sanksi lisan dan sanksi tertulis (dalam buku merah)
Program Literasi Cangarlis
Kegiatan ini diberi nama Literasi “Cangarlis” yang
merupakan singkatan dari membaca-mendengar-menulis. Sesuai dengan namanya,
kegiatan ini terdiri atas 3 aktivitas yaitu membaca, mendengar, dan menulis.
Kegiatan ini dilakukan pada saat jam pelajaran berlangsung yaitu dengan materi
pengembangan diri berupa program literasi yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 5
dan kelas 6 SDN Fitako.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan, yel-yel
masing-masing kelas, apersepsi dan penyampaian motivasi tentang pentingnya
membaca, kenapa harus membaca? Pertanyaan ini saya ajukan kepada anak-anak yang
hadir. Saya juga menyampaikan sedikit pengalaman menulis saya yang mengantarkan
berbagai prestasi lewat menulis. Pengalaman ini saya sampaikan untuk memacu
anak-anak untuk suka membaca dan menulis. Untuk menentukan anak membaca buku,
saya menggunakan spidol yang diputar di atas lantai. Jika spidol berhenti, maka
tutup anak spidol yang menghadap ke anak tersebut yang mendapat giliran untuk
membaca. Anak-anak saya bebaskan memilih satu judul bacaan dari buku Makmal
pendidikan yang berjudul “Celoteh Anak di Langit Jampang”. Saat ada anak yang
membaca, siswa yang lainnya mendengarkan dengan seksama.
Setelah selesai membaca, saya memberikan tepuk
keren sebagai apresisasi bagi pembaca dan dilanjutkan dengan bertanya (mengulas
kembali apa yang sudah dibaca oleh pembaca). Saya mengajukan pertanyaan kepada
anak-anak tentang bacaan yang baru saja dibaca oleh temannya. Saya juga
mengaitkan bacaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka. Setelah itu
spidol kembali diputar dan jika berhenti pada tutup spidol yang menghadap ke
anak, maka giliran dia yang menjadi pembaca berikutnya, dan seterusnya. Setelah
membaca dan saling mendengarkan, kegiatan selanjutnya adalah menulis. Saya
menyuruh semua anak menulis sesuai dengan kesukaan masing-masing. Saya
memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreativitas dan saya memberikan
alternatif tema yang bisa ditulis seperti tentang cita-cita, sekolah, keluarga,
desa Fitako, pantai, laut, dan sebagainya.
SESI II : Sesi Diskusi
& Tanya Jawab
Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta diantaranya adalah:
1.
Kegiatan token ekonomi itu bagaimana ya guru..?
2.
Apakah 6 komponen literasi itu diterapkan utk semua
tingkatan, tk, sd, smp dan sma. Mohon contoh afirmasi positif utk tkt TK?
3.
Apakah kegiatan literasi harus sinkron dengan visi
misi serta di dukung sekolah baru bisa berhasil guru. Sementara literasi yang
saya terapkan kurang ada penunjang sarana dan prasarana
4.
Guru iin maaf sy ketinggalan. Ini sy mau tanya
gambarny kurang jelas. Itu kertasnya diwarnai anak2 dulu ya? Yg putih itu sudah ditempel dulu atau sblmnya
terpisah? Trus yg reward kelompok,
apakah kelompoknya sudah ditetapkan nama2nya dari awal? Jadi klompok itu terus yg dipakai stiap
pmbelajaran? Mohon dicerahkan..
5.
Kebanyakan kami ingin berkreasi tetapi terkadang
sekolah kurang memfasilitasi, kendalanya tak ada dana, sementara kami juga
masih statusnya honor jadi gimana solusinya Guru. Yang bagian merancang
progrmnya, dng biaya minim, tp bisa diterpkn dikls dn diskolah td guru..
Mau tahu jawabannya apa? Nah, simak ulasan
jawabannya sebagai berikut:
Jawaban dari pertanyaan di atas yaitu:
1.
Token ekonomi itu adalah salah satu bentuk stimulus prestasi dgn menggunakan point2
tertentu. Kalau secara pengertian seperti ini: Token
Economies merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan pengurangan perilaku yang tidak
diinginkan dengan pemakaian Tokens (tanda-tanda). Individu menerima token cepat
setelah mempertunjukkan perilaku yang diinginkan. Token itu dikumpulkan dan
yang dipertukarkan dengan suatu obyek atau kehormatan yang penuh arti. Contohnya spt ini token ekonomi yg saya buat berjudul tabungan
prestasi. Jadi intinya smcm
reward and punishment. Bentuknya bisa disesuaikn dgn kreativitas yg guru buat
2. Utk komponen 6 jenis literasi tsb dimulai SD hingga
SMA. Itu kondisi idealnya. Sbgmna sesuai dgn kurikulum 2013 dimana siswa hrs
memiliki kemampuan 4C dan bisa memecahkn soal2 yg HOTS. Dulu kbtln saya pernah
ngelola n mjd tim perintis PAUD ketika baru lulus S1. Nah utk afirmasi PAUD/TK
bentuknya adalah gambar2 yg menarik, misal tentang alam, sains, tumbuhan,
hewan, dll disesuaikan dgn tingktn bljar mrk. Utk PAUD baiknya dgn sistem sentra, spt sentra
sains alat peraga sains, sentra cooking dgn mainan peralatan masak2, dan
sentra2 yg lainnya. Dulu di PAUD yg saya rintis ada sekitar 8 sentra. Dan kita
juga hrs buat aturan mainnya. Adapun utk TK, KB atau PAUD jenis literasinya tdk
semua dari 6 jenis ini. Tp bisa dari salah satu hingga 3 jenis literasi tsb. Lebih
baiknya dgn mnggunakan sistem sentra
3.
Iya betul.
Kegiatan literasi sekolah sebaiknya harus sinkron dgn visi-misi sekolah dan
kalau bisa ada tim pengurus literasi tersendiri agar tercapai tujuan dari
penerapan literasi tsb. Tp biasanya sekolah terbentur dgn anggaran dana yg
minim. Nah disinilah diperlukan kreativitas guru utk merancang program literasi
yg mudah dilakukan, biaya terjangkau dan bisa diterapkan baik di kelas maupun
di sekolah scr umumnya
4.
Iya pak. Jadi kita sbg guru hnya bikin pola dan
aturan2nya. Anak2 yg mewarnai dan membuat buku tabungannya.
Iya utk kelompoknya dibuat heterogen dan ditetapkan
di awal ajaran baru. Tp bisa berlaku 2-3 bulan saja. Tp klo saya selama 1
semester trs ntar di akhir smster ada reward buat yg terbaik.
Iya baiknya kelompok tsb dipakai trs dlm
pembelajaran. Tp klo ganti kelompoknya hrs bikin token yg lain. Iya pake
origami jg bisa. Dulu saya buat di kelas lain jg ada yg pakai origami. Krn saya
dulu megang 3 kelas jadi saya bikin 3 token dgn desain yg berbeda
5.
Iya bu, hal spt itu memang banyak dialami guru2.
Dulu wkt saya penempatan SGI di halmahera jg spt itu kondisinya. Kepala sekolah
kurang mendukung program2 yg saya buat. Tp saya tetap jalankan program2 yg saya
buat meski sering berbeda pendpt dgn beliau. Bahkan pernah wkt itu ada lomba di
kecamatan yg hrs nyeberang pulau, kepsek tdk kasih izin dgn alasan tdk ada
dana. Akhirnya saya galang dana ke masyarakat atas seizin kepala desa.
Dlm sekolah lain
pun saya lihat spt itu. Guru2 ingin kreatif tp terkadang terkndala dana maupun
dukungan dari kepsek atau yg lainnya. Jika kondisinya spt ini saran saya
jalankan saja program yg kita buat. Tp bikinlah yg minim dana atau memanfaatkan
sumber daya yg ada di sekolah tsb
Closing Statemen
malam ini
"Jika AKU adalah MEMBACA, dan KAMU adalah MENULIS, maka
KITA adalah LITERASI. Dua sejoli (membaca dan menulis) adalah senjata ampuh
untuk meningkatkan kualitas manusia dan pendidikan
Sama halnya jika ingin memajukan sekolah, maka literasi harus
dijalankan agar tercapai tujuan pendidikan tersebut. Mulai dari program
literasi sekolah hingga literasi kelas diperlukan sinergi dan kerja sama antara
guru, kepala sekolah, orangtua dan semua elemen yang ada di sekolah tersebut.
Dan guru menjadi ujung tombak dalam penerapan literasi di kelas. Maka
diperlukan kreativitas dan teruslah menjadi guru pembelajar.
Guru pembelajar adalah guru yang senantiasa mengupgrade diri,
memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang pendidik
yang profesional. Sebagai guru pembelajar (baik guru PNS, honorer maupun
kontrak), tak ada kata berhenti dalam belajar. Tiada hari tanpa menimba dan
menambah ilmu dari sumber mana saja. Setiap selesai pembelajaran senantiasa
melakukan refleksi diri, perenungan dan evaluasi diri. Sudahkah kita menjadi
guru yang terbaik dan berkualitas bagi peserta didik?
Sebagai pengajar, sudahkah kita mengajar dengan baik,
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dan menyenangkan bagi mereka?
Bagaimana manajemen kelas yang sudah kita terapkan, display kelas, suasana
kelas hingga materi yang kita sampaikan, sudah lebih baikkah? Pengajaran yang
kita lakukan sudahkah terencana dengan baik sesuai RPP yang kita buat? Sebagai
pendidik, sudahkah kita mendidik mereka dengan hati yang tulus? Karena guru
adalah pengajar, pendidik, pemimpin dan teladan bagi para peserta didiknya.
SALAM LITERASI✍
Terima kasih atas kesempatan untuk sharing dan diskusi
bersama di grup ini
Iin Amrullah
#EduWriter
Jika masih ada pertanyaan atau yang ingin didiskusikan bisa
dishare di grup ini atau bisa japri atau kunjungi ke medsos saya:
IG: @iin_amrullah
Website: www.kang-amrul.com
Challenge untuk materi Membuat Program Literasi Kelas:
1. Membuat resume tentang materi
malam ini
2. Membuat afirmasi positif buat
di kelas yang berhubungan dengan literasi
*Resume yg sudah dibuat posting
di FB/IG.
*Begitu juga utk afirmasi yg
sudah dibuat. Lalu difoto afirmasi tsb dan posting di FB/IG dan tag-in ke:
FB: 1.Iin Amrullah Aldjaisya (tapi
sudah full pertemanan🙏)
2. Neng Vera Novita
3. Lili Gusni
4. Ali Sakti Rambe
IG: @iin_amrullah
email: vera.novita@ymail.com
hastag:
#KGCLSUMUT
#SekolahGuruIndonesia
#GuruPemimpin
#SalamLiterasi