Hari
demi hari silih berganti. Bulan demi bulan terus berjalan. Bahkan menit demi
menit, hingga detik demi detik terus berputar tak pernah berbalik. Seiring rotasi
waktu tersebut, kesibukan demi kesibukan juga silih berdatangan dalam deretan
antrian yang panjang. Semakin banyak kesibukan, harusnya menjadikan kita semakin
pandai mengatur waktu. Bukan waktu yang mengatur kita. Bukan kesibukan yang
membuat kita lalai dan lupa dengan kewajiban utama kita kepada Sang Pencipta.
Bagaimana menyelesaikan kesibukan yang seabrek? Tugas terus menumpuk. Amanah
yang semakin bertambah. Jangan stress. Jangan galau dengan kesibukan. Jangan
sedih tatkala datang masalah. Hadapilah. Kelola kesibukan itu dengan manajemen
yang baik.
Dalam
menghadapi kesibukan pekerjaan, amanah dalam sekolah atau padatnya aktivitas di
boarding school yang kerap kali menghampiri tentu kita kita tak boleh berdiam
diri tapi kita harus menghadapi dan menyelesaikannya. Bukan mengeluh, apalagi
bersedih. Itulah konsekuensi atas pilihan yang kita ambil. Agar tetap stabil
tentu kita harus punya strategi dalam mengatur semua kesibukan yang ada dalam
diri kita. Kita perlu mengatur schedule hidup
kita. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi? Kalau tak diatur akan amburadul.
Kalau tak dikelola, akan berantakan. Karena semua hal butuh pengelolaan dan
pengaturan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Bicara
pengeloaan diri atau manajemen kesibukan sebenarnya kita bisa belajar dengan
sistem organ yang ada dalam diri kita sendiri. Seandainya diri kita bisa
melihat ke dalam sistem yang ada di tubuh kita pasti kita akan terampil
menghadapi semua kesibukan yang ada. Karena Allah SWT telah menciptakan sistem
regulasi tubuh manusia dengan begitu detailnya. Mulai dari sistem syaraf, sistem
pencernaan, sistem respirasi (pernafasan), hingga sistem reproduksi semua
sangat rapi, detail dan teratur. Semua sistem tersebut bekerja dengan kompak
setiap harinya. Seandainya kita diberi kemampuan untuk melihat kinerja semua
sistem yang ada di tubuh kita, pasti kita akan senantiasa bersyukur atas nikmat
yang begitu agung tersebut. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?
Agar
hidup kita stabil dalam menghadapi derasnya arus kesibukan, kita perlu
manajemen yang jitu. Kita perlu tiga manajemen ini agar tetap konsisten dengan
stamina dan spirit yang sama. Tiga manajemen tersebut adalah manajemen waktu,
manajemen diri dan manajemen hati. Ketiganya harus kita kelola secara bersamaan.
Kenapa harus dikelola? Agar hidup kita tertata. Agar semua tugas terselesaikan.
Agar semua amanah tertunaikan. Agar semua tanggung jawab kita terpenuhi.
Berikut ini uraikan singkat tentang ketiga manajemen tersebut.
1.
Manajemen
waktu
Kita
semua pasti tahu bahwa kita diberi waktu yang sama dalam sehari 24 jam. Dalam
perputaran waktu tersebut tiap orang berbeda-beda dalam menggunakan waktu
tersebut. Meski diberi waktu yang sama, keberhasilan tiap orang berbeda-beda.
Ini tergantung bagaimana orang tersebut memanage
(mengelola) waktunya dengan produktif. Dari 24 jam tersebut, coba kita hitung
berapa waktu produktif kita? Berapa waktu kita untuk beribadah? Berapa waktu
untuk bekerja? Berapa waktu untuk belajar? Berapa waktu untuk istirahat? Berapa
waktu untuk membaca? Berapa waktu untuk menyelesaikan amanah keseharian kita?
Apa
yang membedakan orang sukses dengan orang gagal? Orang yang berhasil dengan
yang kurang beruntung? Padahal sama-sama diberi waktu yang sama. Bahkan semua
manusia di dunia ini diberi waktu yang sama dalam sehari 24 jam. Lantas, apa
yang menjadikannya berbeda? Sama halnya dengan siswa dalam sebuah kelas.
Katakanlah satu kelas ada 30 orang siswa. Satu atap, satu kelas, satu
perjuangan dalam menuntut ilmu. Guru yang mengajar dan mendidik pun sama.
Proses pembelajaran yang dilakukan pun sama. Metode yang dilakukan guru dalam
satu kelas itu pun sama. Tapi kenapa hasil pembelajaran yang didapat
masing-masing siswa berbeda?
Pertama
adalah semua anak memiliki potensi yang unik. Mereka punya bakat dan kemampuan
yang berbeda-beda. Selain itu yang kedua adalah kemauan dan keuletannya dalam
berjuang mencari ilmu. Ketiga, potensi dan kemauannya itu teratur dengan baik
dalam mengelola waktunya. Ya, dibalik semua itu ada manajemen waktu yang
menjadi pembeda dari semua orang. Kondisi ini tidak hanya berlaku bagi siswa
saja, tapi berlaku bagi semua orang. Karena kita diberi waktu yang sama, yang
menjadikan berbeda dan membuatnya sukses meraih keberhasilan adalah kemampuan
manajemen waktunya. Keempat, yang tak kalah pentingnya adalah istiqomah.
Konsisten. Kontinuitas. Melakukan hal tersebut secara tetap, itulah istiqomah.
Walau sedikit, walau sebentar tapi rutin dilakukan setiap hari.
2.
Manajemen
diri
Diri
kita ibarat kendaraan, kita sendiri juga yang menjadi pengemudinya. Mau dibawa
kemana pun. Mau jalan ke mana pun. Mau bekerja dimana saja. Mau tinggal dimana
saja. Kita sendirilah pengemudinya. Mau ke jalan yang berliku, berkelok-kelok
atau lurus kita pula yang menentukan. Itulah diri kita. Ditengah-tengah kesibukan
sehari-hari, maka diri kita juga perlu dikelola. Manajemen diri. Baik kaitannya
mengelola sikap dan tindakan kita yang harus diperbaiki, ditingkatkan
kualitasnya. Apalagi saat berhadapan dengan orang lain, maka perilaku kita
menjadi cermin bagi orang lain. Keseharian kita saat berinteraksi dengan orang
lain, akan menentukan keakraban dan keutuhan pertemanan. Manajemen diri agar
hidup kita bisa bertahan dan beradaptasi dimanapun kita tinggal. Tentu
manajemen diri, mengelola diri dan team juga sangat diperlukan. Manajemen diri
itu penting dan saling berkait dengan manajemen waktu. Ibarat sekeping koin,
sisi depannya manajemen waktu dan sisi belakangnya lagi adalah manajemen diri.
3.
Manajemen
hati
Mengelola
diri sendiri tak lepas juga dengan mengelola hati. Kenapa hati juga harus
dikelola? Hati kaitannya dengan nurani dan mata batin kita. Kepedulian, jiwa
sosial, empati dan sikap-sikap lainnya yang dimunculkan oleh hati kita. Karena
katanya hati itu pusatnya rasa yang kita miliki. Tak hanya itu. Hati itu bukan
hanya menjadi organ detoksifikasi, atau pun bagian dari sistem ekskresi kita.
Jauh lebih dari fungsi biologis itu. Hati menjadi penentu bagi organ tubuh
lainnya. Ingatlah bahwa ada segumpal
daging dalam tubuh kita, jika segumpal daging itu baik, maka baik pula seluruh
tubuh itu. Sebaliknya, jika segumpal daging itu buruk, maka buruk pula seluruh
tubuh itu. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati. Itulah hati.
Perannya sangat penting dalam diri kita. Oleh karenanya harus dikelola,
manajemen hati. Yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik.
*Tulisan
ini dimuat juga dalam IHBS Magazine edisi September 2018