Thursday, 1 November 2018

Tiga Manajemen Pangkal Keren



Hari demi hari silih berganti. Bulan demi bulan terus berjalan. Bahkan menit demi menit, hingga detik demi detik terus berputar tak pernah berbalik. Seiring rotasi waktu tersebut, kesibukan demi kesibukan juga silih berdatangan dalam deretan antrian yang panjang. Semakin banyak kesibukan, harusnya menjadikan kita semakin pandai mengatur waktu. Bukan waktu yang mengatur kita. Bukan kesibukan yang membuat kita lalai dan lupa dengan kewajiban utama kita kepada Sang Pencipta. Bagaimana menyelesaikan kesibukan yang seabrek? Tugas terus menumpuk. Amanah yang semakin bertambah. Jangan stress. Jangan galau dengan kesibukan. Jangan sedih tatkala datang masalah. Hadapilah. Kelola kesibukan itu dengan manajemen yang baik.

Dalam menghadapi kesibukan pekerjaan, amanah dalam sekolah atau padatnya aktivitas di boarding school yang kerap kali menghampiri tentu kita kita tak boleh berdiam diri tapi kita harus menghadapi dan menyelesaikannya. Bukan mengeluh, apalagi bersedih. Itulah konsekuensi atas pilihan yang kita ambil. Agar tetap stabil tentu kita harus punya strategi dalam mengatur semua kesibukan yang ada dalam diri kita. Kita perlu mengatur schedule hidup kita. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi? Kalau tak diatur akan amburadul. Kalau tak dikelola, akan berantakan. Karena semua hal butuh pengelolaan dan pengaturan agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Bicara pengeloaan diri atau manajemen kesibukan sebenarnya kita bisa belajar dengan sistem organ yang ada dalam diri kita sendiri. Seandainya diri kita bisa melihat ke dalam sistem yang ada di tubuh kita pasti kita akan terampil menghadapi semua kesibukan yang ada. Karena Allah SWT telah menciptakan sistem regulasi tubuh manusia dengan begitu detailnya. Mulai dari sistem syaraf, sistem pencernaan, sistem respirasi (pernafasan), hingga sistem reproduksi semua sangat rapi, detail dan teratur. Semua sistem tersebut bekerja dengan kompak setiap harinya. Seandainya kita diberi kemampuan untuk melihat kinerja semua sistem yang ada di tubuh kita, pasti kita akan senantiasa bersyukur atas nikmat yang begitu agung tersebut. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Agar hidup kita stabil dalam menghadapi derasnya arus kesibukan, kita perlu manajemen yang jitu. Kita perlu tiga manajemen ini agar tetap konsisten dengan stamina dan spirit yang sama. Tiga manajemen tersebut adalah manajemen waktu, manajemen diri dan manajemen hati. Ketiganya harus kita kelola secara bersamaan. Kenapa harus dikelola? Agar hidup kita tertata. Agar semua tugas terselesaikan. Agar semua amanah tertunaikan. Agar semua tanggung jawab kita terpenuhi. Berikut ini uraikan singkat tentang ketiga manajemen tersebut.

1.      Manajemen waktu

Kita semua pasti tahu bahwa kita diberi waktu yang sama dalam sehari 24 jam. Dalam perputaran waktu tersebut tiap orang berbeda-beda dalam menggunakan waktu tersebut. Meski diberi waktu yang sama, keberhasilan tiap orang berbeda-beda. Ini tergantung bagaimana orang tersebut memanage (mengelola) waktunya dengan produktif. Dari 24 jam tersebut, coba kita hitung berapa waktu produktif kita? Berapa waktu kita untuk beribadah? Berapa waktu untuk bekerja? Berapa waktu untuk belajar? Berapa waktu untuk istirahat? Berapa waktu untuk membaca? Berapa waktu untuk menyelesaikan amanah keseharian kita?

Apa yang membedakan orang sukses dengan orang gagal? Orang yang berhasil dengan yang kurang beruntung? Padahal sama-sama diberi waktu yang sama. Bahkan semua manusia di dunia ini diberi waktu yang sama dalam sehari 24 jam. Lantas, apa yang menjadikannya berbeda? Sama halnya dengan siswa dalam sebuah kelas. Katakanlah satu kelas ada 30 orang siswa. Satu atap, satu kelas, satu perjuangan dalam menuntut ilmu. Guru yang mengajar dan mendidik pun sama. Proses pembelajaran yang dilakukan pun sama. Metode yang dilakukan guru dalam satu kelas itu pun sama. Tapi kenapa hasil pembelajaran yang didapat masing-masing siswa berbeda?

Pertama adalah semua anak memiliki potensi yang unik. Mereka punya bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Selain itu yang kedua adalah kemauan dan keuletannya dalam berjuang mencari ilmu. Ketiga, potensi dan kemauannya itu teratur dengan baik dalam mengelola waktunya. Ya, dibalik semua itu ada manajemen waktu yang menjadi pembeda dari semua orang. Kondisi ini tidak hanya berlaku bagi siswa saja, tapi berlaku bagi semua orang. Karena kita diberi waktu yang sama, yang menjadikan berbeda dan membuatnya sukses meraih keberhasilan adalah kemampuan manajemen waktunya. Keempat, yang tak kalah pentingnya adalah istiqomah. Konsisten. Kontinuitas. Melakukan hal tersebut secara tetap, itulah istiqomah. Walau sedikit, walau sebentar tapi rutin dilakukan setiap hari.

2.      Manajemen diri

Diri kita ibarat kendaraan, kita sendiri juga yang menjadi pengemudinya. Mau dibawa kemana pun. Mau jalan ke mana pun. Mau bekerja dimana saja. Mau tinggal dimana saja. Kita sendirilah pengemudinya. Mau ke jalan yang berliku, berkelok-kelok atau lurus kita pula yang menentukan. Itulah diri kita. Ditengah-tengah kesibukan sehari-hari, maka diri kita juga perlu dikelola. Manajemen diri. Baik kaitannya mengelola sikap dan tindakan kita yang harus diperbaiki, ditingkatkan kualitasnya. Apalagi saat berhadapan dengan orang lain, maka perilaku kita menjadi cermin bagi orang lain. Keseharian kita saat berinteraksi dengan orang lain, akan menentukan keakraban dan keutuhan pertemanan. Manajemen diri agar hidup kita bisa bertahan dan beradaptasi dimanapun kita tinggal. Tentu manajemen diri, mengelola diri dan team juga sangat diperlukan. Manajemen diri itu penting dan saling berkait dengan manajemen waktu. Ibarat sekeping koin, sisi depannya manajemen waktu dan sisi belakangnya lagi adalah manajemen diri.

3.      Manajemen hati

Mengelola diri sendiri tak lepas juga dengan mengelola hati. Kenapa hati juga harus dikelola? Hati kaitannya dengan nurani dan mata batin kita. Kepedulian, jiwa sosial, empati dan sikap-sikap lainnya yang dimunculkan oleh hati kita. Karena katanya hati itu pusatnya rasa yang kita miliki. Tak hanya itu. Hati itu bukan hanya menjadi organ detoksifikasi, atau pun bagian dari sistem ekskresi kita. Jauh lebih dari fungsi biologis itu. Hati menjadi penentu bagi organ tubuh lainnya. Ingatlah bahwa ada segumpal daging dalam tubuh kita, jika segumpal daging itu baik, maka baik pula seluruh tubuh itu. Sebaliknya, jika segumpal daging itu buruk, maka buruk pula seluruh tubuh itu. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati. Itulah hati. Perannya sangat penting dalam diri kita. Oleh karenanya harus dikelola, manajemen hati. Yaa muqollibal qulub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik.

*Tulisan ini dimuat juga dalam IHBS Magazine edisi September 2018

0 comments: