Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Sunday, 29 December 2019

Rajut Kolaborasi Membangun SDM Unggul dan Produktif


Kualitas sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan masa depan bangsa. SDM yang unggul dan berdaya saing akan mengantar Indonesia
sejajar dan disegani bangsa lain
(B.J. Habibie – Presiden ke-3 Indonesia)


Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi suatu bangsa. Maju atau mundurnya sebuah peradaban bangsa kunci utamanya adalah memiliki sumber daya manusia yang unggul. Menurut Ratonggi Siregar (2017) kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi syarat mutlak untuk melaksanakan pembangunan. Setiap manusia dituntut kompetensi individunya untuk berinovasi guna memacu pembangunan ekonomi di segala bidang. Meningkatkan kualitas SDM merupakan investasi manusia jangka panjang, karena setiap orang menempuh jalur pendidikan tidak secara otomatis menjadikan dirinya berkualitas. Masih diperlukan proses dalam dunia kerjanya menuju ke jenjang yang lebih ahli atau berkualitas.

Mengingat begitu pentingnya kualitas sumber daya manusia tersebut, pemerintah Indonesia saat ini mencanangkan visi pembangunan sumber daya manusia. SDM Unggul menjadi prioritas utama pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato pertamanya setelah resmi dilantik sebagai Presiden periode 2019 – 2024. Beliau menyampaikan 5 poin utama yang akan dikerjakan selama 5 tahun ke depan. Poin pertama adalah pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan pemerintah. Kerja sama dengan industri juga penting dioptimalkan serta penggunaan teknologi yang mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri (https://www.setneg.go.id).

Pembangunan sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia bila mencermati data yang dikeluarkan Bank Dunia, dimana pada tahun 2018 Bank Dunia menyebutkan bahwa kualitas SDM Indonesia berada di peringkat 87 dari 157 negara. Sementara itu, di tahun yang sama, Business World memaparkan bahwa peringkat daya saing SDM Indonesia berada di ranking 45 dari 63 negara. Peringkat ini masih kalah dari dua negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia yang masing-masing berada diperingkat 13 dan 22 (Eddy Cahyono S., 2019). Berdasarkan data peringkat tersebut, sudah seharusnya kita berbenah diri dan mengevaluasi kinerja yang sudah dilakukan, setelah itu diperlukan adanya kolaborasi yang solid antara pemerintah dengan semua pihak terkait untuk merumuskan kebijakan dan program yang tepat untuk meningkatkan indeks kualitas SDM tersebut.

Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia (SDM), yaitu : (1) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya seperti jasmani, rohani, dan kejuangan, maupun kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat; (2) Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya; (3) Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan, serta (4) Pengembangan pelantara yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum yang mendukung peningkatan kualitas SDM. Secara oprasional, upaya peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui berbagai sektor pembangunan, antara lain sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan, tenaga kerja, dan sektor-sektor pembangunan lainnya (Mulyadi S, 2003:2). Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, tak bisa hanya dengan mengandalkan satu sektor pembangunan saja (misalnya hanya sektor pendidikan), akan tetapi harus bersinergi dan menjalin kolaborasi dengan sektor-sektor yang lainnya. Tidak hanya tugas pemerintah, tapi semua elemen masyarakat harus turut serta membangun SDM sesuai dengan tupoksi masing-masing.

Untuk mewujudkan “SDM UNGGUL, INDONESIA PRODUKTIF” menurut penulis yang paling utama adalah melalui PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS. Untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bukan cuma tugas Kemendikbud semata, tapi harus didukung oleh pihak-pihak lain mulai dari keluarga yang literat, lembaga pendidikan (sekolah hingga perguruan tinggi), masyarakat yang peduli dan dukungan stakeholder. Semua elemen tersebut harus saling bersinergi dan berkolaborasi dalam mencapai visi tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan aspirasi, harapan, dan saran kepada pemerintah yang baru untuk mewujudkan visi Indonesia (Pembangunan Sumber Daya Manusia) sebagai berikut:

1.     Penguatan Pendidikan Literasi Keluarga

Keluarga merupakan ujung tombak pembangunan karakter bagi setiap anak dan menjadi tempat pertama pendidikan penguatan sumber daya manusia itu terbentuk. Ibarat bangunan, keluarga adalah pondasi awal dalam membentuk karakter seseorang. Bahkan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya mengatakan bahwa keluarga dan lembaga pendidikan menempati peran sentral dalam pendidikan bagi anak-anak. Sebagaimana tercantum dalam infografis berikut ini:

Sumber: https://www.validnews.id/Infografis-Mencetak-SDM-Unggul-Indonesia-OQ
Apa saja yang harus dilakukan keluarga agar mampu menjadi tempat penguatan pendidikan karakter dan membangun SDM unggul dari rumah? Ada beberapa saran dari penulis untuk menjadikan keluarga yang literat bagi anak-anaknya, yaitu:

  1. Menjadi orangtua yang literat
Karena orangtua adalah teladan bagi anak-anaknya, maka orangtua harus menjadi contoh terbaik dan panutan utama bagi anak-anaknya. Hal ini harus dimulai sejak pertama kali menikah. Antara suami dan istri harus memiliki kekompakkan dalam hal pendidikan di keluarganya. Pasangan suami tersebut harus memiliki visi-misi pendidikan keluarga, program literasi keluarga, suka membaca, pola pengasuhan dan harus senantiasa mengupgrade diri dengan mengikuti seminar parenting misalnya. Sejatinya orangtua juga harus menjadi orangtua pembelajar yang rajin menuntut ilmu dan mengembangkan kualitas dirinya. Karena dari orangtua yang berkualitas, akan melahirkan anak-anak yang berkualitas pula. Sesuai dengan didikan dan pengasuhan dari orangtua literat tersebut.

  1. Memiliki perpustakaan keluarga
Sebagai orangtua yang literat sudah seharusnya memiliki koleksi-koleksi buku yang dibutuhkan anak-anaknya. Orangtua harus menyisihkan uangnya guna membeli kebutuhan buku bacaan bagi anak-anaknya di rumah. Orangtua harus mampu sedikit demi sedikit membeli buku, hingga akhirnya memiliki perpustakaan keluarga sendiri. Memang tak mudah untuk membangun perpustakaan keluarga, karena sebagaimana kita ketahui harga buku anak-anak memang sangat mahal harganya. Bagi orangtua literat, hal tersebut bukanlah kendala yang berarti, karena saat ini kita bisa membeli buku anak-anak yang harganya bisa jutaan dengan cara sistem arisan buku dengan keluarga yang lain. Inilah salah satu solusi untuk bisa membeli buku dengan sistem arisan. Atau bisa juga membeli buku dalam jumlah satuan, misalnya rutin 1 bulan membeli 2-3 buku.

  1. Mendampingi anak-anak belajar di rumah
Orangtua harus mengalokasikan waktu khusus untuk mendampingi anak-anak saat belajar. Bisa dengan membacakan buku cerita atau dongeng untuk anak-anak dan aktivitas lainnya. Orangtua harus bisa mengatur anak-anak kapan untuk belajar, kapan untuk bermain dan kapan untuk waktunya istirahat. Terlebih di zaman teknologi saat ini tantangannya adalah dalam penggunaan gadget pada anak-anak. Orangtua harus bisa membatasi anak-anak dalam menggunakan gadget atau gawai. Seperti kebijakan Kemendikbud tentang literasi dalam keluarga. Literasi yang kuat dan disiplin dalam keluarga dilakukan dengan gerakan 1820. Gerakan literatif yang digagas oleh Kemendikbud ini mengajak masyarakat mengurangi pemakaian gawai pada pukul 18:00 sampai 20:00 WIB. Waktu kebersamaan dalam rumah diintensifkan untuk berbagi bersama keluarga dalam bentuk bermain dan belajar bersama.

2.     Akses Pendidikan Berkualitas Secara Merata

Faktor utama yang menjadi kunci penentu peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dari pendidikan yang berkualitas (baik pendidikan formal, non-formal maupun informal). Sebagaimana kita ketahui kebijakan pendidikan di Indonesia terus berganti kurikulum seiring dengan bergantinya menteri. Tentu hal tersebut disesuaikan dengan kondisi dan situasi perubahan zaman yang terus berkembang. Akan tetapi penulis sedikit mengkritisi perubahan kurikulum yang silih berganti akan tetapi belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh guru Indonesia. Seperti yang dialami oleh rekan-rekan guru yang berada di daerah terpelosok, terpencil, dan terluar. Penulis pernah berkesempatan bertugas sebagai relawan Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa ditempatkan di Loloda Kepulauan, Kab. Halmahera Utara (2014-2015). Saat itu guru-guru di kepulauan tersebut mengaku belum paham KTSP (belum pernah ada pelatihan), tiba-tiba sudah ganti Kurikulum 2013. Bahkan buku-bukunya pun masih ada yang menggunakan KBK. Belum lagi sarana prasarana yang masih sangat minim dan terbatas. Ini hanya salah satu potret sebagai gambaran belum meratanya akses pendidikan yang berkualitas di semua penjuru wilayah Indonesia.

Semoga saja untuk perbaikan ke depannya, setiap pergantian kurikulum pendidikan di Indonesia bisa dipahami secara merata oleh seluruh guru Indonesia baik di perkotaan, pedesaan hingga daerah terpencil. Tentunya harus diadakan pelatihan yang menyeluruh, buku penunjang yang tercukupi dan kelengkapan sarana-prasarana yang lainnya juga terpenuhi. Sehingga pendidikan berkualitas bisa merata hingga pelosok dan melahirkan generasi (SDM) yang unggul sesuai dengan target yang kita inginkan. Terlebih kepada menteri pendidikan yang baru, menjadi harapan bagi semua guru di seluruh penjuru Indonesia. Penulis sebagai seorang guru sangat sepakat dengan konsep “Merdeka Belajar” yang dicanangkan oleh Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Bapak Nadiem Makarim). Empat kebijakan pendidikan “merdeka belajar” tersebut seperti dalam infografis berikut ini:

Sumber: Kemendikbud/Grafis: SENO (https://mediaindonesia.com/read/detail/277224-kaji-asesmen-pengganti-un)

Khususnya berkaitan dengan keseharian guru adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Saya sangat sepakat dengan konsep RPP yang baru yaitu guru bebas memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP menjadi satu lembar saja. Hal tersebut bisa meringankan beban kerja guru dan bisa membuat guru menjadi kreatif dan inovatif dalam membuat dan mengembangkan RPP. Selain empat kebijakan pokok “merdeka belajar” tersebut, penulis mengusulkan program lain yang harus ditingkatkan lagi khususnya untuk guru yaitu program pengembangan kompetensi guru (pelatihan, dan workshop guru agar diperbanyak lagi) dan program beasiswa bagi guru untuk lanjut studi S2 (khususnya bagi guru honorer).


Peningkatan kompetensi guru harus terus ditingkatkan. Karena guru merupakan aktor utama dalam lembaga pendidikan (sekolah) yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Guru yang berkualitas, akan melahirkan generasi yang berkualitas juga. Oleh karena itu forum-forum pengembangan kompetensi guru seperti KKG dan MGMP harus terus dihidupkan dan diaktifkan. Kenyataan di lapangan selama ini di kegiatan KKG/MGMP di wilayah pelosok atau pedesaan bisa dibilang redup. Hal tersebut terjadi karena banyak hal, seperti masalah pendanaan, kurang mendapat dukungan dari sekolah, kurangnya SDM, vakumnya UPTD setempat, dan kendala-kendala lainnya. Berbeda dengan di wilayah perkotaan, kegiatan KKG/MGMP masih berjalan, kegiatan seminar pendidikan atau pun pelatihan bisa dijangkau dengan mudah. Inilah yang masih menjadi PR semua pemangku kebijakan.

Selain belum meratanya program peningkatan kapasitas guru tersebut, perlu diadakannya juga beasiswa untuk guru khususnya guru honorer. Beasiswa untuk melanjutkan S1 maupun untuk melanjutkan S2 keguruan khususnya bagi guru-guru daerah terpencil dan pedesaan maupun program beasiswa bagi guru yang berprestasi. Program beasiswa tersebut bisa kesempatan untuk lanjut kuliah, untuk mengikuti kegiatan PPG maupun kegiatan untuk study banding dalam rangka peningkatan kompetensi guru.

3.     Reformasi Program Pengembangan Guru (Belajar dari Finlandia)
Berkaitan dengan program pengembangan guru tersebut, penulis mengusulkan untuk mengadopsi beberapa hal dari sistem pendidikan Finlandia yang bisa diterapkan di Indonesia. Siapa yang tak kenal dengan Finlandia? Negara kecil asal Nokia ini terkenal dengan julukan negara dengan ‘pendidikan terbaik dunia’. Finlandia telah berhasil mereformasi sistem pendidikannya dari yang dulunya tak dikenal dan tidak efisien kini menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam hal pendidikannya. Selain itu, Finlandia juga dikenal sebagai negara dengan indeks kebahagiaan tertinggi. Apa alasannya dan mengapa Finlandia bisa meraih gelar tersebut? Kita semua tahu bahwa pendidikan adalah elemen penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Berkaca dari Finlandia, kita bisa belajar dan menimba ilmu tentang kemajuan negara tersebut yang berawal dari pendidikannya. Salah satu faktor yang menjadi fokus perbaikan pendidikan di Finlandia adalah ‘program pendidikan guru’nya. Mengapa guru?
Guru adalah profesi paling bergengsi dan paling kompetitif di Finlandia. Guru menjadi profesi nomor satu bagi kalangan orang-orang muda Finlandia. Menurut Pasi Sahlberg, Ph.D (Pakar Pendidikan Finlandia dan Internasional) orang-orang Finlandia memandang guru sebagai profesi prestisius dan mulia, sejajar dengan dokter, pengacara dan ekonom. Hal tersebut lebih karena sebab-sebab moral dari pada kepentingan dan imbalan materi atau karir. Lalu, apa yang membuat “menjadi guru” sebagai pekerjaan top bagi mereka? Pasi Sahlberg dalam bukunya yang berjudul “Finnish Lessons: Mengajar Lebih Sedikit, Belajar Lebih Banyak ala Finlandia” mengemukakan tiga alasan. Pertama dan yang paling penting adalah tempat guru bekerja memungkinkan mereka memenuhi misi moral mereka. Kedua, pendidikan guru yang kompetitif dan menantang (karena syarat untuk menjadi guru SD (Sekolah Dasar) saja harus bergelar master/S2). Ketiga, tingkat penghasilan bukan motivasi utama untuk guru.
Semua guru di Finlandia harus memiliki gelar master / S2. Sebagaimana kualifikasi guru yang dipersyaratkan di Finlandia adalah guru TK (sarjana/S1), guru SD (master / S2), guru Sekolah Terpadu / Peruskoulu (master / S2), guru SMP (master / S2), dan guru SMA (master / S2). Disini terlihat jelas, bahwasanya guru harus benar-benar profesional sesuai dengan bidang kemampuannya dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Tugas guru tidak hanya mengajar dan berhenti pada tataran S1 saja, akan tetapi menjadi guru pembelajar, dan guru riset. Menurut Ann Lieberman (Senior Scholar, Stanford University) fokus reformasi pendidikan Finlandia adalah pada program pendidikan guru. Mereka yang berprofesi sebagai guru tidak hanya terus mengajar, tetapi banyak yang melanjutkan studi, bukan untuk melepaskan profesi ini, melainkan untuk belajar lebih banyak dan berkontribusi lebih banyak kepada profesi.
Sederhananya guru-guru Finlandia adalah guru pembelajar, guru riset dan guru pemimpin. Bahkan pemimpin adalah guru. Karena kebanyakan sekolah di Finlandia, kepala sekolah adalah seorang guru berpengalaman yang sudah teruji kompetensi kepemimpinan dan kepribadiannya. Di banyak sekolah, kepala sekolah juga memegang sejumlah kelas kecil untuk ia ajar setiap minggunya. Kepemimpinan pedagogik adalah salah satu bidang kunci dalam kepemimpinan sekolah yang profesional di Finlandia. Menurut Martti Hellstrom (Kepala Sekolah di Sekolah Aurora, Kota Espoo), menjadi kepala sekolah bukan seperti menjadi administrator atau pelatih sebuah klub olahraga. Seorang kepala sekolah bertanggung jawab atas sebagian dari sebuah sistem sosial yang kompleks yang terus menerus berubah. Tanpa pengalaman sebagai guru, akan sangat sulit untuk berhasil memenuhi amanat pekerjaan ini.
Selain keunggulan guru, banyak faktor lain yang telah berkontribusi pada ketenaran sistem pendidikan Finlandia, seperti adanya Sekolah Terpadu 9 tahun (Peruskoulu) untuk semua anak, kurikulum modern yang berfokus pada pembelajaran, perhatian sistematis kepada siswa-siswa berkebutuhan khusus yang beragam serta otonomi lokal dan tanggung jawab bersama. Reformasi sekolah terpadu (Peruskoulu) memicu pengembangan tiga aspek tertentu dalam sistem pendidikan Finlandia, yang belakangan telah terbukti berperan penting dalam menciptakan sistem pendidikan berkinerja tinggi. Ketiga aspek tersebut yaitu:
a) Pertama, prinsip berkesempatan sama (equal opportunity principle) yaitu menerima semua siswa tanpa memandang domisili, latar belakang sosial ekonomi dan minatnya.
b)  Kedua, bimbingan karier dan konseling menjadi bagian wajib dalam kurikulum sekolah terpadu di semua sekolah. Bimbingan dan konseling ini membantu siswa dalam menentukan arah pendidikan dan masa depan mereka, seperti melanjutkan ke sekolah atas umum, melanjutkan ke sekolah kejuruan atau mencari kerja.
c)  Ketiga, Peruskoulu menuntut guru-guru untuk profesional dan kreatif dalam mengajar siswa yang kemampuannya beragam.
Demikian beberapa ulasan tentang sistem pendidikan yang ada di Finlandia mengenai kebijakan tentang guru dan sekolah terpadu. Dari beberapa poin yang dibahas di atas tersebut, jika ada yang bisa diterapkan di Indonesia mari kita terapkan. Tentunya pemangku kebijakan (dalam hal ini Kemendikbud) juga tengah mengkaji beberapa gebrakan kebijakan baru di bidang pendidikan selain konsep “merdeka belajar” yang sudah dibahas sebelumnya.
    
4.     Kepedulian Masyarakat dan Dukungan Stakeholder

Untuk membangun sumber daya unggul tak cukup dilakukan oleh keluarga dan lembaga pendidikan saja. Akan tetapi butuh kepedulian masyarakat dan dukungan stakeholder terkait. Kepedulian masyarakat misalnya dengan adanya taman baca masyarakat, balai pelatihan kerja, bimbingan belajar dan lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Apabila dalam suatu daerah belum memiliki TBM (Taman Baca Masyarakat) atau pun perpustakaan desa, maka perlu diusulkan ke pihak kelurahan atau balai desa setempat misalnya dengan mengalokasikan dana ADD (Alokasi Dana Desa) untuk membangun TBM maupun perpustakaan desa. Disinilah diperlukan adanya gotong royong bersama dalam membangun SDM Unggul dari masyarakat.

Dukungan stakeholder dalam rangka membangun SDM Unggul pun sangat dibutuhkan. Seperti yang dilakukan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin).  Menurut Bona Ventura (dimuat dalam https://ekbis.sindonews.com/) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang terampil dan berpendidikan untuk menjawab kebutuhan pasar ekonomi di era digital. SDM unggul juga diharapkan dapat menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Berkaitan dengan hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia 2019 yang telah menghasilkan 18 rumusan rekomendasi dari pengusaha untuk memperkuat dunia usaha dan perekonomian nasional (https://kadin.id/news-event/news-detail/643/perkuat-dunia-usaha-ini-hasil-rapimnas-kadin-2019) pada poin ke-7 berbunyi “Kadin menjadi motor kegiatan vokasi dan dikoordinasikan antara kementerian/lembaga terkait” penulis mengusulkan 2 hal kepada Kadin yaitu sebagai berikut:

a)  Merintis dan mendampingi SMK berbasis kearifan lokal (local wisdom) sebagai percontohan usaha yang berkelanjutan. Sebagai contoh SMK di kepulauan mendirikan SMK Bahari yang berfokus pada keahlian di bidang pelayaran dan kelautan. Kadin bekerjasama dan mendorong lembaga/kementerian terkait untuk mendampingi usaha yang dirintis oleh SMK percontohan tersebut.

b) Kadin bersama kementerian terkait mengadakan kerjasama dan pendampingan program bagi keberlanjutan kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) khususnya PKM-K (Kewirausahaan) dan PKM-KC (Karya Cipta) yang dibuat oleh mahasiswa agar bisa dilakukan pembinaan dan follow up lebih lanjutnya. Karena biasanya selama ini hasil karya PKM yang dibuat oleh mahasiswa berhenti usai program tersebut selesai dan tidak ada keberlanjutan.


      

Sumber Referensi:

1.    Bona Ventura. 2019. Kadin Dorong SDM Unggul, Jadikan Ekonomi Kreatif Sebagai Tulang Punggung. https://ekbis.sindonews.com/read/1456957/34/kadin-dorong-sdm-unggul-jadikan-ekonomi-kreatif-sebagai-tulang-punggung-1573205564

2.   Eddy Cahyono S. 2019. Pembangunan Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Unggul. https://www.setneg.go.id/baca/index/pembangunan_sumber_daya_manusia_sdm_menuju_indonesia_unggul

3. Humas Kemensetneg. 2019. SDM Unggul Menjadi Prioritas Utama Jokowi. https://www.setneg.go.id/baca/index/sdm_unggul_menjadi_prioritas_utama_jokowi
4.      Mulyadi S. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT. Rajagafindo Persada.

5.  Pasi Sahlberg. 2014. Finnish Lessons: Mengajar Lebih Sedikit, Belajar Lebih Banyak ala Finlandia. Penerjemah: Ahmad Muchlis. Cetakan: I, Mei 2014 Penerbit: Kaifa


7.      Ratonggi Siregar. 2017. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 378



Monday, 18 November 2019

Piala ke-4 Darto



Bulan lalu (Oktober) Darto, Bilal dan Gilang berhasil meraih juara 2 di ajang kompetisi biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara berkelompok. Tadinya sudah mau tutup buku di semester pertama ini. Akan tetapi melihat peluang ada informasi lomba olimpiade biologi lagi di Bandung, akhirnya kita ikut serta lagi dalam ajang Bioaction 2019 ini.

Kepastian ikut serta dalam event ini adalah tepat di hari terakhir pendaftaran (12/11/2019), karena nunggu konfirmasi dari Waka Kesiswaan dan Kepsek terlebih dahulu. Sore harinya langsung daftar ke panitia, booking mobil ke yayasan dan searching informasi penginapan di Bandung. Darto, Bilal dan Gilang pun terpilih untuk berangkat mengikuti lomba tersebut. Karena mereka yang paling on-fire diantara anggota Biologi Club lainnya.

Babak penyisihan dimulai. Mereka bertiga pun sangat bersemangat mengikuti event ini. Mereka harus bersaing ketat dengan peserta lain se-Jawa Barat, DKI dan Banten. Kali ini lombanya adalah individu dan hanya terdiri 2 babak (penyisihan dan final). Yang masuk final hanya dipilih 10 orang yang nilainya paling tinggi. Alhamdulillah Darto dan Gilang masuk final. Persis seperti final Bioaction 2017 lalu (saat itu juga Fathi dan Darto yang masuk final). Babak final berbentuk soal responsi dan praktikum. Salah satu praktek yang baru dilakukan pertama kali oleh Darto dan Gilang adalah membedah kodok. Yang bikin heboh adalah Darto membedah kodok sampai hancur kodoknya, wkwk. Walau demikian Darto dan Gilang tetap optimis dalam babak final tersebut.

Pengumuman pemenang pun tiba. Rasanya bercampur aduk penuh penasaran. Alhamdulillah, akhirnya M. Rizki Windarto kembali menorehkan prestasi sebagai JUARA 2 di ajang Olimpiade Biologi Biaction 2019 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Prestasi ini mengulang kembali prestasi Bioaction 2017 yang lalu. Selamat Darto, torehan prestasi Darto ini merupakan piala ke-4 yang dia peroleh dari kelas X hingga kelas XII ini. Untuk Gilang dan Bilal tetap semangat, masih banyak peluang kalian di waktu mendatang. Keep spirit do the best.

#DatangDenganObsesi
#PulangMembawaPrestasi

Tuesday, 30 April 2019

Mendidik Karakter Butuh Konsistensi


“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki
(Bung Hatta)

Akhir-akhir ini masalah karakter menjadi sorotan semua pihak. Baik di lingkungan sekolah, keluarga, hingga masyarakat umum. Bahkan di media sosial pun kerap kali kita lihat postingan tentang problematika karakter tersebut. Kenapa krisis karakter menjadi trending topik? Sebenarnya apa itu karakter? Mengapa karakter itu menjadi penting bagi semua orang? Menurut Erie Sudewo (penulis buku Character Building) kualitas manusia ditentukan oleh 2K yaitu kompetensi dan karakter. Kompetensi bicara tentang kecerdasan (peningkatan diri), sedangkan karakter bicara tentang perilaku (perbaikan diri). Kompetensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas, sedangkan karakter adalah sejumlah sifat baik yang menjadi perilaku sehari-hari, untuk menjalankan peran sesuai amanah dan tanggung jawab. Kompetensi ibarat bangunan, sementara karakter adalah pondasinya.

Sebagaimana kita ketahui dalam penilaian pembelajaran di sekolah ada 3 hal yang harus dinilai oleh guru yaitu kognitif (pengetahuan), skill (keterampilan) dan afektif (sikap). Kognitif erat kaitannya dengan kecerdasan seseorang meliputi penguasaan pengetahuan. Sebagaimana quote Bung Hatta di atas, kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Semakin tekun dan giat belajar maka kecerdasan bisa bertambah. Skill (keterampilan) seseorang dapat ditingkatkan dengan banyak latihan. Semakin banyak berlatih, maka kita akan semakin terampil. Lain halnya dengan afektif (sikap), tak cukup  diajarkan dengan lisan semata, tapi harus dipraktekkan setiap hari dalam kondisi apapun. Afektif inilah yang disebut dengan karakter. Contohnya adalah jujur, disiplin, amanah, tanggung jawab dan sebagainya.

            Nilai kognitif dan skill bisa dibilang gampang kita dapatkan dengan cara banyak belajar, banyak membaca dan banyak berlatih. Akan tetapi untuk nilai afektif (sikap) seseorang tidak hanya menjadi nilai baik atau buruk saja, tapi akan menjadi karakter yang melekat bagi peserta didik tersebut tidak hanya di sekolah saja akan tetapi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga pasca lulus dari sekolah tersebut. Tentang pentingnya karakter ini, presiden pertama RI Ir. Soekarno pernah mendapat nasihat dari rektornya. Saat wisuda Bung Karno, Rektor Technische Hoogeschool (sekarang ITB) mengatakan “Tuan Soekarno, suatu saat ijazah ini bisa robek dan hancur. Ia tidak kekal. Ingatlah satu-satunya kekuatan yang dapat hidup terus dan kekal adalah KARAKTER dari seseorang. Ia akan tetap dalam hidup hati rakyat, sekalipun orangnya sudah mati”.

            Tujuan dari sekolah tentu tidak hanya sekedar mendapatkan nilai raport atau ijazah semata. Begitu juga saat kuliah tujuannya tidak hanya mengejar IPK dan gelar di ijazah untuk urusan mencari pekerjaan. Yang jauh lebih penting dari proses pendidikan baik di rumah, sekolah hingga di perguruan tinggi adalah terbentuknya karakter yang kuat dalam diri seseorang, seperti jujur, tanggung jawab, amanah, disiplin dan sebagainya. Karakter yang kuat tersebut tak bisa tumbuh begitu saja dalam diri seseorang. Karena pendidikan karakter butuh proses yang berkesinambungan. Terbentuknya ‘karakter’ dalam diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keluarga, pendidikan, sekolah, teman dan lingkungan sekitar. 

            Mendidik karakter anak (siswa) sangat dibutuhkan keteladanan karakter dari orang-orang di sekitarnya.  Karena cara terbaik mendidik karakter adalah dengan karakter pula, yaitu keteladanan dan contoh perilaku terbaik. Sebagaimana menurut Ida S. Wijayanti (penulis buku “Medidik Karakter dengan Karakter”) mengatakan bahwa mendidik karakter dengan karakter mensyaratkan pula pendidik berkarakter, yang berfungsi sebagai pihak paling berpengaruh yang memotori pembangunan karakter anak. Pendidikan karakter tak cukup dengan teori, tapi justru hanya efektif jika dengan contoh. Artinya jika berharap menghasilkan anak berkarakter, kita sebagai orangtua dan guru harus terlebih dahulu menerapkannya untuk diri sendiri.

Mendidik karakter memang bukan perkara mudah, karena banyak godaan dan tantangannya. Oleh karenanya butuh keistiqomahan dalam menerapkan karakter tersebut. Dalam konteks pendidikan karakter di sekolah butuh sinergi dan kekompakkan dari semua civitas akademika yang ada di sekolah tersebut. Mulai dari visi-misi sekolah hingga budaya sekolah untuk pembelajaran karakter yang diinginkan. Mulai dari pembelajaran di kelas, penerapan dalam lingkungan sekolah hingga pembiasaan secara berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Mendidik karakter memang proses perbaikan diri yang tak pernah usai, oleh karena itu butuh konsistensi dalam mengamalkannya. Karena mendidik karakter adalah proses perbaikan diri sepanjang hayat.

Friday, 12 April 2019

Harapan dan Impian Siswa XI IPA 2



Menjadi wali kelas itu harus siap menjadi multiperan bagi siswa. Tidak hanya berperan sebagai guru semata, tapi hakikatnya tugas wali kelas adalah harus bisa menjadi orangtua kedua, motivator, teman curhat, sahabat, mediator, fasilitator, coach dan berbagai peran lainnya bagi siswa.

            Hari ini (Selasa, 9 April 2019) adalah hari pertamaku ditunjuk sebagai pengganti wali kelas XI IPA 2.  Amanah yang sebelumnya dipegang oleh pak Jafar Ma’arif ini kini dilanjutkan olehku. Kurang lebih sisa waktu sekitar 2 bulan dari April hingga Mei untuk mendampingi siswa-siswa hebat XI IPA 2 ini. Bismillah, semoga bisa mengemban amanah ini dengan baik.    
  
Kamis, 11 April 2019 merupakan hari pertamaku masuk di kelas XI IPA 2 sebagai wali kelas. Sebagai wali kelas yang baru bagi mereka, tentu saya ingin mengenal lebih jauh dengan mereka. Meski ini sudah di pertengahan semester II, saya mencoba menggali informasi penting dari mereka dengan melakukan asesment awal. Ini caraku ketika menjadi wali kelas. Harus melakukan pendekatan terlebih dahulu. Tidak hanya secara lisan, tapi agar punya data otentik saya memberikan selembar biodata kepada setiap siswa.

Biodata tersebut berisi tentang data diri, seperti hobi, cita-cita, nomor handphone, akun media sosial, target impian mereka yang ingin dicapai selama di SMA IHBS (baik akademik maupun diniyah), tentang kondisi kelas XI IPA 2 (kebersihan, kerapian, kedisiplinan dan kekompakkan), harapan dan masukkan buat XI IPA 2 hingga rencana kuliah yang ingin mereka raih pasca lulus dari SMA ini. Data ini menjadi penting bagiku, agar bisa membimbing mereka dan mengarahkan mereka sesuai dengan impian dan kemauan mereka.

Setelah semuanya mengisi biodata tersebut, saya mengajak mereka diskusi (khususnya mengenai kondisi kelas dan harapan mereka). Awalnya saya bacakan poin-poin yang telah mereka isi dalam biodata tersebut, terus setelah itu kita rencanakan perbaikan-perbaikan yang harus ditingkatkan mengenai kondisi kelas berdasarkan saran dan masukan dari mereka. Sebagian besar siswa mengatakan kalau kerapian dan kebersihan kelas masih kurang, terutama pada rak buku yang masih terlihat kurang rapi. Ini yang harus ditingkatkan ke depannya.


Saya juga mengusulkan kelas mereka memiliki jargon tersendiri. Saya mengusulkan jargonya adalah “Keep Spirit, Do The Best”.  Awalnya saya juga menampung usulan dari mereka, tapi akhirnya usulan jargon dariku yang dipilih. Ketika saya bilang kelas XI IPA 2, mereka akan menjawabnya dengan “Keep Spirit, Do The Best”. Bismillah, semoga jargon ini bisa memacu semangat belajar mereka baik dalam akademik, maupun non-akademik mulai dari kognitif, afektif dan psikomotorik mereka.

Harapan dan Impian Mereka

          Berikut ini adalah beberapa target impian, harapan dan rencana kuliah dari siswa-siswa kelas XI IPA 2 yang saya dapatkan dari biodata yang telah mereka isi yaitu sebagai berikut:

1.    Target impian yang ingin dicapai selama di SMA IHBS (baik dalam akademik maupun diniyah)

1)    Ali Rifqi         : mengerti pelajaran2 dasar agama, mengerti pelajaran eksak, dapat berprestasi di basket, hafal minimal 3 juz dan masuk PTN lewat jalur SNMPTN/SBMPTN
2)    Yunadi           : untuk akademik saya ingin lulus UTBK dan menguasai ilmu-lmu yang diajarkan dan ingin faham ilmu syar’i meskipun tidak jadi ahli agar bisa menuntun saya dalam kehidupan
3)    Hammam      : jadi anak teladan, jadi anak sholeh, membawa nilai yang terbaik, suka matematika, rangking 5 besar dan membahagiakan ortu
4)    Atthariq        : nilai semester selalu meningkat, mutqin 4 juz yang telah dihafal di IHBS
5)    Hussen          : hafal 10 juz, dapet nilai bagus, jadi anak sholeh, bisa kurus
6)    Ardel              : dapat rangking dan membahagiakan ortu
7)    Sayid              : lulus SNMPTN/SBMPTN, bisa bangun bagi sendiri, bisa memanage waktu lebih baik
8)    Fajar              : ingin mendapatkan ilmu yang baru, yang tidak ada di sekolah luar, bisa mengaji dan juga mengontrol diri di saat sedang sedih
9)    Daffa Atalla  : membuat orangtua tidak merasa rugi memasukkan anaknya ke IHBS
10)  Agung           : dapat pahala yang banyak dan bisa buat masuk akmil
11)  Beryl             : bisa baca kitab gundul, fasih berbahasa Arab, seluruh nilai tidak ada yang remed, mutqin 5 juz dan mutqin hadits arbain
12)  Aufa              : mendapatkan apa yang diinginkan
13)  Wahyu          : lulus SBMPTN
14)  Alif                : hafalan mencapai 10 juz, menjadi orang yang lebih berilmu dan berakhlak
15)  Nafis             : menjadi lulusan terbaik, meraih juara lomba sains tingkat nasional dan internasional, hafal 10 juz, lancar berbahasa Inggris dan Arab
16)  Archie           : hafal 30 juz, lulus dengan nilai yang memuaskan
17)  Dzaky           : jadi anak sholeh
18)  Labib                        : mendapatkan nilai yang terbaik dengan usaha sendiri, bisa berbahasa Arab dan Inggris
19)  Nabil             : masuk PTN melalui jalur SNMPTN dan hafal Qur’an
20)  Dzikrul         : jadi rangking 1 di kelas
21)  Keane           : ingin menjadi yang terbaik dan ingin menyelesaikan hafalan Qur’an
22)  Fino               : lulus dengan nilai terbaik
23)  Mirza            : hafal 15 juz, paham aqidah Islam, fiqih, tafsir, nilai dari semester ke semester selalu meningkat
24)  Farhan M    : SBMPTN, dapat nilai bagus di mapel penjurusan IPA
25)   Chaidar       : mencari pengetahuan secara baik agar pantas diterima di kampus impian untuk jenjang yang lebih tinggi, diniyah agar bisa membantu para masyarakat untuk lebih mengenal agamanya
26)  Firdaus         : hafal + mutqin 8 juz, mengetahui tentang ilmu diniyah, jago dalam berbahasa Inggris dan Arab, dapat menguasai pelajaran akademik yang lain
27)  Ervin                        : juara futsal terus dan masuk SNMPTN UI
28) Farhan F.    : lancar dalam berbahasa Arab serta kaidahnya, diniyah rata-rata 100, hafalan 15 juz dan matematika rata-rata 9,5
29)  Alfin              : masuk SNMPTN PTN bagus     




2.    Bagaimana kondisi kelas XI IPA 2 saat ini? (terkait kebersihan, kerapian, kedisiplinan dan kekompakkan)

1)    Ali Rifqi         : akan kondusif tergantung bagaimana guru mengkondisikan, sedikit kotor setelah istirahat, rekan-rekan lumayan disiplin dan kompak
2)    Yunadi           : di kelas XI IPA 2 ini kedisiplinan sudah baik tapi untuk kebersihan masih kurang
3)    Hammam      : bersih, rapi, disiplin, kompak cuman di pagi doank. Sore hari sudah kebalikan dari semua itu
4)    Atthariq        : perfect (sempurna)
5)    Hussen          : kebersihan bagus, kerapihan berantakan dikit, kedisiplinan lumayan, kekompakkan bagus
6)    Ardel              : terbaik
7)    Sayid              : bersih, rapi, disiplin, kompak
8)    Fajar              : baik semuanya, perfect kok
9)    Daffa Atalla  : terbaik
10)  Agung           :  sangat baik, apalagi kekompakkan
11)  Beryl             : kebersihan kurang baik, yang lain alhamdulillah
12)  Aufa              : kompak, bersih, rapi, disiplin
13)  Wahyu          : baik, disiplin, seru, asyik, kompak
14)  Alif                : sangat baik dalam kedisiplinan dan kekompakkan, namun kurang dalam kebersihan dan kerapihan
15)  Nafis             : cukup baik
16)  Archie           : kondisinya baik dalam kebersihan, kerapian, kedisiplinan dan kekompakkan
17)  Dzaky           : baik-baik aja
18)  Labib                        : kebersihan, kerapian, kedisiplinan dan kekompakkan baik
19)  Nabil             : dalam kebersihan dan kerapihan kurang
20)  Dzikrul         : bersih, rapih, disiplin, kompak
21)  Keane           : sudah bagus, tinggal tingkatkan saja
22)  Fino               : bagus semua
23)  Mirza            : sangat bersih, rapi, disiplin, apalagi kompak
24)  Farhan M    : kompak, disiplin, baik
25)   Chaidar   : cukup baik, namun polusi suara saat belajar masih menjadi kendala
26)  Firdaus         : baik
27)  Ervin            : sudah sangat baik
28)  Farhan F.     : belum baik dalam kerapian
29)  Alfin              : sangat bersih, rapih dan nyaman untuk belajar

3.    Apa harapan dan masukkan buat XI IPA 2?

1)    Ali Rifqi         : semakin bisa berfikir dewasa anak-anaknya dan semakin    kompak   
2)    Yunadi           : lebih bersih lagi dan tolong AC-nya diperbaiki
3)    Hammam      : menjadi kelas famous, punya wali kelas yang pengertian, terbuka dan bisa diajak kompromi. Bisa lebih baik dari sebelumnya
4)    Atthariq        : tetap menjadi kelas yang terbaik dari yang terbaik, semoga kelas 12 nanti orang-orangnya tidak ditukar-tukar, tetap seperti kelas XI
5)    Hussen          : kelas rapih dikit, jangan berisik pas belajar
6)    Ardel              : kedepannya lebih baik lagi
7)    Sayid              : lebih baik lagi
8)    Fajar              : hidup tenang damai dan tentram
9)    Daffa Atalla  : tidak ada
10)  Agung           : mggak ada (sudah sangat baik)
11)  Beryl             : semoga menjadi kenangan indah, jadi lebih baik, tambahkan gorden kelas
12)  Aufa              : semoga ke depannya lebih baik
13)  Wahyu          : masuk surga
14)  Alif                : lebih rapih dalam kebersihan
15)  Nafis             : kondisi kelas dapat ditingkatkan
16)  Archie           : lebih giat belajar lagi dan tidak tidur
17)  Dzaky           : -
18)  Labib                        : kelas paling kompak,saling membantu dan disiplin
19)  Nabil             : lebih menjaga kebersihan dan kerapihan
20)  Dzikrul         : semoga baik selalu
21)  Keane           : harapannya jangan dipisah orangnya saat kelas 12
22)  Fino               : -
23)  Mirza            : keep be the best than the best others
24)  Farhan M    : makin kompak lagi
25)   Chaidar       : semua teman2 sekelas diterima di kampus impian dan dimudahkan jalannya
26)  Firdaus         : menjadi lebih baik lagi
27)  Ervin            : lebih semangat lagi dalam hal apapun
28) Farhan F.     : bersih
29) Alfin              : semoga semua anak XI IPA 2 sukses

4.    Rencana kuliah dimana? Ngambil jurusan apa? Tuliskan rencana yang ingin kamu capai setelah lulus dari SMA IHBS?

1)    Ali Rifqi         : teknik geologi Unpad, membuka kedai kopi, menjadi relawan bencana, freelance jurnalis dan mendaki gunung di Indonesia
2)    Yunadi           : ilmu ekonomi FEB-UI, atau ilmu hubungan internasional Fisip UI, menerima ilmu sampai S3 dan menjadi dosen untuk menjadi profesor
3)    Hammam      : Teknik mesin atau pertanian UGM, pengen kerja, pengen kumpul2 keluarga, bisa menjadi bagi keluarga, kuliah
4)    Atthariq        : manajemen bisnis UGM / ITB / UNDIP / UI /IPB, bikin usaha kecil2an terlebih dahulu, sukses nikah perkiraan usia 20-23, selalu membahagiakan ortu dan tidak mengecewakannya
5)    Hussen          : UGM (teknik elektro, kedokteran / hubungan  internasioanl), UI (kedokteran / hubungan  internasioanl), ITB (artificial intelligence), King Saud University of Saudi Arabia ((artificial intelligence, teknik elektro), tinggal di Madinah berkumpul bersama keluarga, orangtua dan adik, bisa membanggakan orangtua, jadi anak sholeh, jadi wiraswasta, naik haji, masuk surga
6)    Ardel              : kuliah =...??? (jurusan akuntansi/manajemen / teknik), rencana melakukan hal yang terbaik dalam berbakti pada ortu
7)    Sayid              : ITS (teknik mesin), dagang kecil-kecilan
8)    Fajar              : ingin masuk geofisika / elektro FTTM dan STEI, ingin kuliah di Jepang teknik mesin (Michigan University) atau Nagoya University, ingin kuliah di Jerman teknik industri
9)    Daffa Atalla  : kuliah =...? jurusan teknik / medic / manajemen, target mapan 1
10)  Agung           : akademi militer, jendral, bisa push up dan sit up lebih dari 60 kali dan pull up lebih dari 25 kali, bisa lari 3 km, punya fisik yang kuat
11)  Beryl             : universitas Islam Madinah, LIPIA, atau Al-Azhar Kairo, kampus PTN (belum tahu)
12)  Aufa              : perencanaan wilayah kota UGM, lulus kuliah dengan IPK tinggi, menjadi pengusaha sukses
13)  Wahyu          : kedokteran Unpad / Undip
14)  Alif                : komputer / IT UI, memiliki usaha sendiri dan menghasilkan uang sendiri
15)  Nafis             : ITB (fakultas teknik mesin ditgantara), sukses berbisnis, memiliki penghasilan yang baik secara mandiri tanpa bantuan orangtua, juara lomba tarung derajat dan archery tingkat nasional dan internasional
16)  Archie           : UIM ngambil jurusan aqidah, rencananya hidup lancar dan mutqin 30 juz, top global hero
17)  Dzaky           : jurusan teknik sipil ITS
18)  Labib                        : teknik sipil, peternakan, teknik mesin, atau teknik elektro UI, karena lebih dekat rumah. Punya sambilan usaha/kerjaan agar meringankan beban orangtua
19)  Nabil             : PTN di sekitar jabodetabek, Bandung atau Semarang (jurusan belum tahu), masuk PTN melalui jalur SNMPTN
20)  Dzikrul         : teknik sipil UI, jadi orang kaya
21)  Keane           : manajemen UI, berusaha mencari uang sendiri dibarengi dengan kuliah
22)  Fino               : UPI / UNJ / UNIBRAW / UNS (jurusan tataboga / psikologi / apapun yang dikit matematika)
23)  Mirza            : teknik sipil Universitas Sumatera Utara, hafidz 30 juz, lulus kuliah di USU jadi kontraktor, masuk surga
24)  Farhan M    : teknik lingkungan ITB / UI,
25)   Chaidar       : teknik mesin ITS, rencana berpenghasilan dengan hobi yang digemari (buka usaha bengkel, konsultan permesinan atau bergabung di salah satu tim balap jet darat formula 1)
26)  Firdaus         : UI / UGM / IPB / UNIBRAW jurusan teknik mesin / teknik lingkungan / teknik geologi. Mudah-mudahan masuk kampus ternama, lulusan terbaik dan membuka usaha
27)  Ervin            : kalau kuliah masuk akuntansi UI, masuk timnas Indonesia, jadi pemain bola hebat dan sukses
28) Farhan F.     : masuk UIM, terutama jamilah yang ada di Saudi Arabia jurusan syariah, membantu usaha orangtua belajar, mengembangkan perusahaan
29) Alfin              : rencana kuliah, kerja, nikah, sukses, masuk surga. Rencana kampus kuliah belum tahu dimana