Reviewer: Iin Amrullah
Judul: Mengikat Makna
Penulis: Hernowo
Penerbit: Kaifa
Tahun terbit: 2002
Jumlah halaman: 244 halaman
Buku “Mengikat Makna” ini
sebenarnya sudah lama saya bidik dan masuk dalam waiting list untuk dibeli. Sudah
lama mencari di toko buku Gramedia tapi sudah tidak ada stoknya. Akhirnya baru
kesampaian beli di April 2021 secara online. Searching di berbagai toko online
tidak ada buku yang baru untuk judul buku tersebut. Singkat cerita ketemulah
dengan stok buku lama dan langsung dibeli saat itu juga. Meski bukunya bekas
tapi kualitas masih bagus (ori juga). Hingga akhirnya jadilah buku ini sebagai
cemilan bergizi selama bulan April 2021. Seperti apakah isinya? Mari simak ulasan
singkatnya.
Buku “Mengikat Makna” disajikan
dengan cara yang unik. Saat membuka lembar pertama buku ini sudah tersaji peta
gagasan yang disertai dengan kiat-kiat ampuh membaca buku ini. Peta gagasan
tersebut disertai dengan ilustrasi gambar dan skema alur membaca buku ini dari
start hingga finish. Kalau mengikuti alur ini kita diarahkan setelah membaca
bagian depan, kita disuruh membaca bagian paling belakang terlebih dahulu. Baru
kemudian melanjutkan membaca bagian depan lagi. Tapi dalam prakteknya saya
membaca secara berurutan dari depan hingga belakang, hehe. Alurnya yaitu start è mengubah paradigma è membangun persepsi è mengenali konstruksi
gagasan dan visi pengarang è
mengenali sosok dan bentuk buku è
mengenali pentingnya ilustrasi è
finish.
Mengikat makna berarti membaca
buku dan menuliskan sesuatu secara efektif. Persis seperti yang dituangkan
dalam buku ini. Menurut saya buku ini menyuguhkan cita rasa yang lengkap dalam
melejitkan kemauan & kemampuan membaca dan menulis buku. Penulis buku ini menampilkan
kemasan yang special dalam menarasikan dirinya setelah bagian daftar isi. Mengisahkan
perjalanan hidupnya dengan cara bertutur kalimat yang penuh hikmah dan
memotivasi bagi yang membacanya. Selain itu yang bikin buku ini semakin mantap
adalah disertai ilustrasi gambar dan kutipan quotes dari tokoh-tokoh ternama
yang memotivasi pembacanya untuk gemar membaca dan menulis agar menjadi habit
yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca dan menulis akan
berlangsung efektif bila Anda dalam keadaan FUN!
Dalam buku ini Hernowo membagikan
lima kiat. Dua kiat pertama merupakan “kiat umum” dan “kiat khusus”. Kiat umum
berisi konsep dasar yang berkaitan dengan membaca dan menulis. Kiat khusus
berisi buku sebagai “makanan ruhani”. Kiat pertama, kiat kedua dan kiat ketiga masing-masing
dibuat bab dengan penjabaran yang lengkap. Setiap pembahasan buku ini juga
disertai dengan gagasan atau kutipan penting dari tokoh/penulis terdahulu. Sehingga
dalam 1 buku ini kita merasa membaca gagasan atau ilmu dari berpuluh-puluh buku.
Berbeda dengan makalah/karya tulis ilmiah, penyajian kutipan dalam buku ini
terasa lebih enak dan renyah dibaca.
Ada 5 sikap yang harus dimiliki
sewaktu membaca yaitu sabar, telaten, tekun, gigih dan sungguh-sungguh. Pertama,
sabar. Kesabaran diperlukan saat membaca karena bila tergesa-gesa dalam
memaknai suatu gagasan, bisa jadi kesimpulannya salah. Kedua, telaten. Ke-telaten-an
memungut makna-makna yang tersebar di sepanjang halaman buku kemudian
mengumpulkan dan menghimpunnya amat diperlukan, karena kalau tidak telaten akan
banyak gagasan yang menguap dan bersembunyi kembali. Ketiga, tekun. Ketekunan diperlukan untuk
membantu kita menyisir himpunan kata, kalimat, Alinea, bab dan bagian demi
bagian yang menyimpan gagasan pokok. Keempat, gigih. Kegigihan akan medorong
kita agar sekali tidak baca sudah itu mati, artinya kita perlu mengulang
pembacaan hingga lebih dari sekali. Kelima, sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam
menemukan makna, memahami maksud penulis dan mengajak pikiran kita memelototi
hal-hal menarik dan penting yang disampaikan penulis.
Membaca buku dapat dilakukan
secara ngemil (tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit). Fungsi buku
adalah menggerakan pikiran kita. Jika nasi, telor, roti dan sejenisnya adalah
makanan jasmani. Maka buku adalah
makanan ruhani bagi tubuh kita. Saripati makanan adalah gizi buat tubuh kita
yang diserap melalui usus. Sedangkan saripati buku adalah gagasan yang
menggerakan pikiran dalam saraf otak kita. Gizi sebuah buku terletak di susunan
kata yang mampu merangsang pikiran untuk bergerak. Tema sebuah buku tidak
menentukan apakah sebuah buku “bergizi” atau tidak. Tema hanya menentukan
selera. Mengambil jeda (berhenti sejenak) saat membaca buku akan membuat proses
pembacaan menjadi efektif. Ada 5 hal yang menjadi daya pikat sebuah buku yaitu
konstruksi gagasan pengarang, kehebatan visi pengarang, sosok buku yang menyejarah,
bentuk buku yang melangit dan gambar yang menyentuh & mengutuh.
Bagian akhir dari buku ini adalah
penutup dan lampiran-lampiran. Namun penyajiannya dikemas berbeda, sehingga
membuat kita tergugah dan termotivasi dari pemaparan tersebut. Bagian penutup
pun berisi dengan untaian kata yang bermakna dan bertutur dengan penjelasan yang
penuh hikmah. Ada salah satu ungkapan menarik berikut ini: “membaca buku
yang baik itu bagaikan mengadakan percakapan dengan para cendekiawan yang
paling cemerlang dari masa lampau, yakni para penulis buku itu. Ini semua bahkan
merupakan percakapan berbobot lantaran dalam buku-buku itu mereka menuangkan
gagasan-gagasan mereka yang terbaik semata-mata” (Rene Descartes).
#OneMonthOneBook
#ReadReviewShare
#OMOB_RRS