Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Sunday, 10 November 2013

Semua Bisa Menjadi Penulis


Dua minggu yang lalu saya bertemu dengan pemuda-pemudi hebat dari berbagai penjuru tanah air di Bogor, kali ini saya kembali bertemu dengan wajah pemuda-pemudi generasi penerus bangsa peserta Training Soedirman 1 UKMPR Unsoed. Saya berdiri di sini, di tempat yang penuh sejarah bagi saya. Dulu, disini saya pernah menjadi peserta, paskibra, panitia hingga SC untuk event-event organisasi di tempat ini. Kali ini, saya menjadi pembicara. Berbagi inspirasi dan motivasi tentang pengalaman menulis yang telah saya dapatkan. Kata Ustadz Yusuf Mansur, “semua bisa menjadi pengusaha”. Kalau kata saya, “semua bisa jadi penulis”.


Semua Bisa Jadi Penulis, syaratnya gampang:
Pertama: Menulis...! Kedua: Do Write...!! Ketiga: Uktub..!!! = Tulislah...!!!

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” 
kata Pramoedya Ananta Toer, Novelis Indonesia.

Kenapa sih harus menulis? Jawaban beberapa peserta bervariatif. Apa yang menyebabkan Ahmad Fuadi terkenal dengan karya Man Jadda wajada dalam bukunya “Negeri 5 Menara”?  Kenal  dengan Inspirator Sukses Mulia? Salah satu buku terbarunya berjudul “ON” yang saat ini masuk dalam daftar Top Ten buku terlaris di Gramedia Purwokerto? Iya, betul Pak Jamil Azzaeni namanya. Beliau adalah motivator, trainer, sekligus penulis buku juga. Tahukah kalian dengan Novelis No. 1 Indonesia? Beliau sudah menerbitkan puluhan novel Bestseller dan sudah difilmkan juga, salah satunya “Ketika Cinta Bertasbih”. Betul, Kang Abik atau nama lengkapnya Habiburrahman El-Shirazy. Siapakah  tokoh  ustadz yang terkenal dengan Spiritual Entrepreneur dengan konsep sedekah? Betul, beliau adalah Ustadz Yusuf Mansur, juga telah menulis dan menerbitkan puluhan buku. Tahukah kalian dengan penulis buku-buku parenting dan urusan rumah tangga? Benar, Asma Nadia namanya. Beliau juga telah menerbitkan puluhan buku. Begitu juga dengan Helvy Tiana Rosa, sastrawan dan penulis novel inspiratif. Kenapa mereka semua bisa menulis? bisa menghasilkan puluhan karya tulis? Menerbitkan berbagai macam jenis buku? Apa motivasi kamu untuk MENULIS…???? Buat apa sih MENULIS itu…..????? Coba SIMAK baik-baik video berikut ini:



Gimana, sudah tahu kan manfaat menulis? kenapa harus menulis? Sekali lagi saya katakan “semua bisa jadi penulis”. Terus apa yang mau ditulis? Baik, saya uraikan sedikit macam-macam jenis tulisan yang bisa kamu tulis, yaitu: karya tulis ilmiah, essay, cerpen, novel, artikel, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), surat kabar, dan lain-lain masih banyak lagi. Kalau bedanya apa dari macam-macam tulisan tersebut, bisa dipelajari sendiri yah, hehe. Atau nanti bisa konsultasi langsung dengan saya. Jika ingin menulis salah satu dari jenis tulisan tersebut, coba perhatikan modal utama untuk menulis, yaitu:
1. Niat dan kemauan 
2. Pilih sesuai passion, bakat dan minat 
3. Pilih yang paling disukai 
4. Tekuni dengan sungguh-sungguh 
5. Memiliki ide/gagasan 

Bagaimana caranya menggali ide? Ada banyak sumber untuk menggali ide/gagasan yaitu berdasarkan pengalaman pribadi, media cetak & elektronik, lingkungan sekitar, observasi ke lokasi tertentu, diskusi dan wawancara dengan narasumber/pakar tertentu. 

Bagaimana langkah selanjutnya setelah menemukan ide? Kiat-kiat setelah menemukan ide (khusunya jika mau buat karya tulis atau essay yang akan dilombakan) adalah:
Cari referensi tambahan 
Observasi langsung 
Menyusun outline / map maping 
Segera menulis 
TAKWA (ikuti panduan yang ada  & hindari hal-hal yang tidak sesuai dengan panduan)
Berdiskusi dengan kelompok 
Berkonsultasi dengan dosen pendamping 

Bagaimana cara mengasah kemampuan menulis? sebenarnya caranya sama dengan syarat Semua Bisa Jadi Penulis, yaitu: Pertama: Menulis...! Kedua: Do Write...!! Ketiga: Uktub..!!! = Tulislah...!!! Ini ada sedikit tips tambahan untuk mengasah kemampuan menulis, yaitu:
1. Sering berlatih
Membiasakan diri untuk menulis. Pasti bisa! Pasti Teyeng! Update status aja bisa, berkicau di twitter aja sanggup, mengerjakan laporan praktikum aja gampang, apalagi menulis?

2. Banyak membaca
Seorang penulis pasti tak lepas dari membaca. Membaca dan menulis adalah dua sejoli yang tak bisa dipisahkan. Membaca adalah amunisi yang canggih, senjata yang tepat untuk bisa menulis. Seorang Lisa See lewat tokoh Paman Lu, dalam novelnya berjudul Snow Flower berkata, “Bacalah seribu buku, maka kata-kata akan mengalir seperti sungai”. Membaca yang utama memang dari buku, jurnal, majalah, internet atau bentuk tertulis lainnya. Tapi jika yang tidak suka membaca dalam bentuk buku, bisa lakukan membaca dengan melihat film, membaca situasi atau peristiwa tertentu, membaca lingkungan, membaca travelling dan membaca alam semesta yang begitu luas ini.

3. Bertanya dan berdiskusi dengan teman yang ahli dalam menulis
Belajarlah kepada mereka yang sudah berpengalaman lebih dulu. Minta dikoreksi, dan dibimbing dalam proses penulisannya. Bisa juga dengan membaca karya orang tersebut dan berdiskusi dengannya.

4. Mengikuti lomba menulis (LKTI, essay, dan lain-lain), pilih yang paling disukai dan diminati
Manfaatkan peluang emas jika ada lomba, karena dengan mengikuti lomba kita akan tahu sejauh mana kemampuan menulis kita. Walau masih pemula tidak apa-apa, itu sebagai sarana melatih kemampuan kita. Gagal/kalah tak masalah, namanya aja belajar. Kalau tips dari saya begini: cari lomba sebanyak mungkin, cari yang gratis tapi hadiahnya lumayan gede dan pilih yang paling mudah, paling kita sukai dan paling kita anggap mampu mengerjakannya.

5. Jangan pernah bosan menghadapi kegagalan, nikmati saja prosesnya. 
Karena kegagalan adalah guru terbaik untuk mengevaluasi kekurangan tulisan yang kita tulis. Jika kita gagal/kalah dan tak pernah lolos dalam lomba menulis, jangan sedih, jangan menyerah. Kita evaluasi diri, evaluasi tulisan kita kekurangannya apa. Kembali minta masukan dan saran kepada yang sudah berpengalaman, minta dikoreksi sebelum dikirim ke panitia lomba, banyak baca lagi, ikut workshop/pelatihan tentang menulis, setelah itu action dan teruslah berkarya.


“Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda tertarik, teruslah berkarya. Jika Anda bosan, teruslah berkarya”
(Michael Crichton, penulis novel “Jurassic Park” )

Tuesday, 5 November 2013

Funtastic Camp 1435 H: “Tafakur Alam”

Maka apakah mereka tidak pernah berjalan di muka bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, atau telinga mereka dapat mendengar? Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada” (Q.S. Al-Hajj ayat 46)


Melihat diri lebih jauh ke belakang, evaluasi, introspeksi diri. Menyimak hari ini yang penuh dengan kegetiran, kegelisahan, dan tantangan kan ku rajut menjadi kekuatan baru. Menatap diri lebih jauh ke depan, resolusi. Menatap bulan, tutup buku 1434 H. Mari sejenak mengevaluasi diri kita, internal dan eksternal kita. Mengevaluasi ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah kita. Menyambut 1 Muharram 1435 H, sebagai awal recharge kita memetamorfoselfkan  menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Melakukan perjalanan diri. Travelling dan tafakur alam. Mari berfikir sejenak merenungi ciptaan-Nya yang indah ini. Coba perhatikan ayat-ayat dalam Al-Qur’an, begitu banyak seruan pada manusia yang ditujukan kepada kita untuk berfikir: “apakah kamu tidak memikirkan…?”, “apakah mereka tidak berfikir….?”, “apakah mereka tidak merenungkannya…?”, “apakah mereka tidak mengambil pelajaran…?, “agar kamu mengerti”, “agar kamu berfikir”, “jika kamu memahaminya”, “jika kamu berfikir”, “bagi kaum yang berfikir”, dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lainnya. Sudahkah kita memikirkannya…? Memang betul, sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

Bertafakur alam. Meneguk inspirasi, merefleksi diri. Bermuhasabah diri. Bukan sekedar bermalam dan camping di tepian danau atau berkunjung di kawasan bukit yang katanya merupakan daerah tertinggi di Pulau Jawa, bukit Sikunir namanya. Daerah ini terletak di kawasan puncak dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Ternyata banyak juga yang berkunjung dan camping di tempat ini, tepat di malam 1 Muharram 1435 H. Jumlahnya ratusan, bahkan ribuan orang. Berdasarkan informasi dari petugas loket yang saya temui, setiap akhir pekan daerah ini ramai dikunjungi orang-orang (jumlahnya bisa ribuan, kata petugas loket tersebut) baik yang camping atau hanya sekedar melihat sunrise dari atas bukit. Semoga niat mereka bukan hanya sekedar camping, bukan hanya sekedar melihat sunrise, apalagi hanya sekedar senang-senang dan hobi saja. Sesungguhnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

Aku termenung. Menatap langit tak lagi tampak. Hanya gelap yang terlihat menyisakan satu warna, hitam pekat. Bersama dengan rasa dingin tingkat kutub utara. Dingin yang menusuk hingga ke dasar tulang. Desiran angin membawa butiran kabut tak kunjung berhenti hingga larut malam. Sungguh nikmatnya desiran angin yang berlalu lalang ini, menghampiriku duduk diantara 2 tenda dom. Menyaksikan lilin yang begitu tulus ikhlas menerangi, menjadi pelita dan bahan bakar penyala untuk api unggun, hingga habis tak bersisa lilin itu.

Refleksi diri. Apakah yang sudah saya lakukan selama ini? Apakah sudah berbakti kepada kedua orangtua? Sudahkah membalas semua kebaikan mereka? Apakah yang sudah saya berikan, kontribusikan bagi masyarakat, umat, bangsa dan bumi semesta tempat kita berpijak? Sudahkah beramal terbaik sepanjang hidup ini? Sudahkah beribadah dengan baik? Gimana kabar hatimu, apakah selama ini digunakan untuk merasakan syukur, menghirup sabar? Gimana matamu, sudahkah digunakan untuk membaca dan melihat hal-hal yang baik? Gimana dengan telingamu? Kakimu? Tanganmu? Dan semua anggota badan yang lain, sudahkah digunakan sebagaimana mestinya. Ingat, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.


Usai melintasi perjalanan diri, lanjut dengan perjalanan mendaki tebing bukit Sikunir di fajar yang sunyi. Mengejar melihat sunrise bersama ratusan pendaki lainnya. Sampai juga di ketinggian yang menjulang ini. Menikmati panorama sunrise yang begitu memukau, memancarkan kilau di antara Sindoro, Sumbing dan Merapi. Gunung Slamet pun nampak terlihat dari ketinggian puncak bukit ini. Semerbak angin lembah terasa merasuki pori-pori. Alam semesta Indonesia memang indah dan memukau, tapi yang lebih hebat adalah jika kita bisa senantiasa mensyukurinya dan memikirkannya. Bertafakur. Alhamdulillah wasyukurillah, begitu agung nikmat-Mu ini. Semoga kita bisa senantiasa menjadi hamba yang pandai bersyukur. Aamiin yaa robbal’alamiin.

_Funtastic Camp, Bukit Sikunir Dieng Wonosobo, 1 Muharram 1435 H_
Bersama keluarga besar Rumah Funtastic Purwokerto

Tuesday, 29 October 2013

Leadership Camp TNYI 2013: “Aku Hebat, Bangsaku Hebat”

Puncak Cipanas Bogor, 24-28 Oktober 2013


Salam Hebat Pemuda Indonesia, Semangat Hebat Membangun Bangsa…!!!
“Siapapun Anda sekarang, Anda Bisa Hebat!”

Membaca masa lalu….. Dengan karya baru….
Menorehkan cerita….. Tuk masa yang baru….
Menghadirkan jiwa yang tangguh tak mengeluh
Menjadi The New You

Insan penuh prestasi/kreasi
Berkarya tanpa henti
Memiliki asa membumbung tinggi
Aku Hebat, Bangsaku Hebat

            Pemuda itu memang sosok yang hebat, penuh semangat, energik dan tak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya, itulah pemuda yang juga menjadi agent of change bagi sebuah peradaban bangsa. Rasanya luar biasa, bisa bertemu dengan para pemuda hebat dari berbagai penjuru tanah air. Pertemuan yang menginspirasi dan membangun diri untuk turut serta memikirkan dan membangun bangsa yang saat ini sedang dilanda krisis karakter. Berbagai problematika akut, masalah kronis dan penyakit-penyakit kejahatan lainnya kerap kali melanda bangsa ini. Memang miris melihatnya. Tapi saya yakin, suatu saat nanti Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan ini dan para pemudalah yang akan mengawal dan memimpin perubahan itu. Pemuda saat ini, pemuda hari ini yang akan memimpin bangsa ini 10-20 tahun mendatang.

            Wahai para pemuda Indonesia! Dimanapun berada. Kali ini saya akan sedikit berbagi cerita, mengurai pengalaman yang saya dapatkan setelah mengikuti acara “Leadership Camp The New You Institute 2013” yang berlangsung pada tanggal 24-28 Oktober 2013 di Puncak Cipanas Bogor. Acara ini diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai penjuru tanah air di Indonesia, yang terdiri atas pelajar SMA, mahasiswa S1, mahasiswa S2 dan pemuda umum lainnya. Mereka merupakan orang-orang terpilih yang sebelumnya telah melewati proses seleksi panjang dari panitia. Mereka adalah finalis hebat dari dua kategori event, yaitu Leadership Award (LA) dan Social Business Plan Competition (SPBC), yang dikumpulkan dalam satu acara bernama Leadership Camp TNYI 2013. Acara ini merupakan acara LC perdana yang digelar oleh The New You Institute dan akan dilaksanakan kembali pada tahun-tahun berikutnya. Jadi, yang berkeinginan untuk ikut pada tahun mendatang persiapkan diri sejak sekarang juga.

Baiklah, langsung saja saya mulai ceritanya. Bermula dari perjalanan panjang Purwokerto-Jakarta, sampai di Stasiun Senen dini hari jam 01.30 WIB. Bersama dengan penumpang lain, saya pun rehat sejenak tidur di area sekitar stasiun sembari menanti waktu Shubuh. Usai Shubuh sambil menanti kedatangan panitia untuk menuju kantor TNYI di Jakarta Selatan. Cukup lama, sehingga saya gunakan waktu menunggu itu dengan membaca buku sambil menikmati cemilan pagi. Tak disangka, ternyata di ruang tunggu bertemu dengan peserta lain dari Yogyakarta, Solo dan Semarang. Panitia yang menjemput sudah datang, kami pun lanjut menempuh jalan ibukota yang macet. Sampai juga di kantor TNYI, tempat registrasi dan transit sejenak. Rasa lelah yang mampir sejenak tiba-tiba hilang seketika usai mendapat sms motivasi. “Sukses untuk pelatihanmu Iin, insya Allah kaulah PELATIH BERIKUTNYA” bunyi sms dari Bu Yulia Sistina (Dekan Fakultas Biologi Unsoed). Walau saya sudah lulus, tapi semoga silaturahim saya dengan pihak kampus terus terjalin. “Aamiin ya robbal’alamin….” jawaban smsku, yang sebelumnya kami saling memberi informasi dan kabar masing-masing.

Perjalanan panjang Jakarta-Bogor menuju Villa Kota Bunga. Setelah pembagian kamar, ishoma, dilanjutkan dengan grand opening. Opening ceremony digelar secara semi-formal. Setelah pembukaan resmi acara oleh Bapak Zulfikar Alimudin, B. Eng, M.M  (Founder & Principle TNYI) dilanjutkan dengan perkenalan antar peserta dan panitia, pengenalan The New You Institute dan pembuatan miniatur tim aparatur negara.Tiap peserta memilih/mengajukan diri sebagai pimpinan lembaga negara, mulai dari presiden, wapres, menteri-menteri, ketua KPK, ketua DPR, dan lain-lain. Hingga terbentuklah susunan miniatur pemerintahan kabinet “Indonesia Hebat”.Sebelumnya semua peserta telah dibagi dalam beberapa kelompok.




Kelompok 4 Leadership Award: Saya, Asrul Fauzi (Universitas Lampung),
Indana Luzulfa Anas (Universitas Lampung), Eksa Rusdiana (S2-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta), M. Rokim (S2-Universitas Riau), Wiliam Lautama (Institut Teknologi Bandung), Moh. Khoiri (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Rahmiana Rahman (S2-Universitas Negeri Makassar), Rizka Amalia Shofa (Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta)
dan Solikha (IAIN Surakarta).

Selama 5 hari 4 malam banyak sekali materi yang saya dapatkan, ilmu yang bermanfaat, spirit yang menyala, dan teman yang luar biasa. Bapak Zulfikar Alimudin, B. Eng, M.M  (Founder & Principle TNYI) menyampaikan materi tentang Konsep The New You yang dibagi menjadi 4 sesi. Materi yang disampaikan meliputi pemahaman The Ultimate Leadership, Manifestasi TNY, Kontemplasi, konsep hebat, dan peta hidup seorang pemimpin. The New You Konsep meliputi keinginan dan kesungguhan mencari potensi terbaik, tidak menyerah, tidak berpuas diri, terus membangun, menempatkan diri sebagai bagian terpenting masyarakat, menyegerakan tindakan dan siap mendengar, siap belajar dari siapapun.

Menurut pak Zulfikar, The New You dapat diibaratkan sebagai seorang yang mengendarai sepeda. Bagian-bagian  dari sepeda itu sendiri menggambarkan aspek-aspek yang membentuk gambaran utuh sang Insan Baru. Pengendara sepeda The New You memiliki 3 fondasi waktu; yaitu masa lalu, yang diibaratkan dengan standar untuk menopang sepeda saat berhenti, masa kini, diibaratkan pedal untuk “mengayuh sepeda” dan masa depan, yang dilambangkan dengan stang untuk mengarahkan gerak sepeda. Roda depannya merupakan “roda pencerahan” terdiri dari tiga pengalaman eksistensial (kegetiran, kegelisahan, dan tantangan) yang memicu sekaligus mengawal pembentukan The New You. Kemudian roda belakang yang merupakan “roda kekuatan” terdapat kumpulan tiga tahapan menuju The New You, yaitu Kontemplasi, Manifesto dan Penciptaan dimensi-dimensi baru.

Masih banyak lagi materi yang tak kalah hebatnya, seperti yang disampaikan Bapak Khairil Anwar tentang “Leadership dalam Ketidakpastian”, Bapak Fajar Darmawan menyampaikan tentang “Bisnis Plan”, Bapak Adhita Sri Prabakusuma, S.P tentang “Kewirausahaan Sosial”, dan materi-materi lain yang sangat menginspirasi seperti materi tentang Bisnis model kanvas, Pengenalan Yayasan Semangat Membangun Indonesia Hebat (SMIH), DHM (Desa Hijau Makmur): program pemberdayaan masyarakat desa, KDIH (Koperasi Desa Indonesia Hebat) dan Microfinance: basis penguatan modal rakyat untuk kesetaraan ekonomi, KRIH (Komunitas Remaja Indonesia Hebat): program komunitas untuk remaja dalam mengembangkan minat-bakat dan aktifitas positif dan KPIH (Koperasi Pemuda Indonesia Hebat): basis kekuatan daya ungkit pemuda dalam melaksanakan usaha-usaha bersama masyarakat, Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI) Autism Center, dan lain-lain (Mohon maaf materi-materi tersebut tidak bisa saya jabarkan satu per satu, untuk lebih lengkapnya silahkan kunjungi website masing-masingnya: www.thenewyouinstitute.orgwww.smih.orgwww.ychiautismcenter.org )


Tidak hanya pemateri/mentor yang hebat dan materinya yang luar biasa juga, tapi para peserta yang mengikuti acara Leadership Camp ini juga tak kalah hebatnya, mereka adalah pemuda-pemudi hebat dan luar biasa kiprahnya. Berangkat dari mimpi, niat dan kemauan yg kuat. Tekun sesuai dg passion yang mereka miliki. Itulah yang mereka lakukan. Mereka adalah pemuda/i hebat, pelajar, mahasiswa S1-S2, leader dan entrepreneur yg sdg saya temui ini rata-rata memiliki segudang prestasi baik nasional hingga internasional. Mereka juga rata-rata mjd aktifis organisasi (BEM, HIMA, UKM, LDK, MITI, dan organisasi sosial lainnya). Bangun keKOKOHan diri, Semangat Membangun Indonesia Hebat.

Acara Leadership Camp TNYI 2013 ini ditutup dengan agenda Awarding dan Expo “Kolaborasi Membangun Negeri” pada hari Senin, 28 Oktober 2013 yang bertepatan juga dengan Hari Sumpah Pemuda. Sekaligus pada hari tersebut juga merupakan HUT ke-1 Yayasan SMIH (Semangat Membangun Indonesia Hebat). Pada moment ini pak Zulfikar Alimuddin meyampaikan pidato Presentasi Kolaborasi  tentang “Renew and Reconstruct, Kolaborasi masyarakat dalam perwujudan Social Enterprise: Proses Pembudayaan Baru Bangsa Indonesia”. Suasana hening seketika ketika pak Zul memaparkan pidatonya dengan penuh energik, dan gagah perkasa. “Semua berawal dari mimpi saya sejak kecil. Butuh waktu 20 tahun untuk mewujudkan pembudayaan baru (renew and reconstruct). Kita adalah produk dari pembudayaan yang kita lakukan” paparnya. “Kita saat ini menentukan kita di masa depan. Wujudkan mulai detik ini juga serangkaian takdirmu. Karena Tuhan hanya akan merubah diri kita, saat kita mau merubah diri kita sendiri. Jadilah kita yang hebat untuk membentuk bangsa yang hebat!” tambahnya mengakhiri pidato kolaborasi tersebut.

Berawal dari mimpi. Berawal dari diri sendiri, kembangkan potensi diri. Bangun diri, bangun bangsa. Semangat membangun Indonesia Hebat. Karena Aku Hebat, Bangsaku Hebat. Satu detik, satu gerakan yg kita lakukan menentukan hidup kita. Sekecil apapun tindakan yg kita perbuat, menggambarkan diri kita. Perbaiki diri. Disiplin diri, dan bangun diri. Dalam segala hal hidup yg kita lalui. Sampai jumpa lagi pemuda-pemudi hebat. Terus berkarya, bekerja, membangun bangsa. Semangat sumpah pemuda, berkolaborasi membangun Indonesia hebat. Semoga tahun depan kita bisa berjumpa lagi dengan membawa cerita aksi nyata yang sudah kita lakukan masing-masing.

-----------Semangat ‘Hebat’ di Stasiun Pasar Senen Jakarta--------------

Kembali ditampar semangat membangun bangsa oleh seorang orangtua (berusia sekitar 60 tahun-an). Waktu itu kami lagi makan di salah satu warung makan depan Stasiun Pasar Senin Jakarta. Orangtua tersebut berada di belakang meja kami. Ternyata orang tersebut diam-diam membaca tulisan yang tertera di belakang kaosku “Aku Hebat Bangsaku Hebat”. Tiba-tiba orangtua tersebut berkata “Saya bangga dengan kalian”. Kami yang waktu itu sedang makan dibuatnya kaget seketika. “Bangsa ini adalah milik kalian (para pemuda)” tambahnya. Kami pun berbalik arah dan mendengarkan petuahnya. Orang tersebut bercerita banyak tentang pemuda, sejarah sumpah pemuda, proklamasi hingga kondisi bangsa Indonesia. Berawal dari mimpi yang diperjuangkan oleh para pemuda, itulah bangsa kita. Lanjutkan perjuangan kalian, tutur lelaki berkaos dengan symbol merah putih di dadanya. Setelah mengobrol panjang, ternyata orangtua ini berasal dari Banyumas dan merupakan salah satu tokoh organisasi KNPI.


Rombongan pemuda dari wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta pulang lewat jalur kereta Stasiun Pasar Senen. Jadwal keberangkatan keretanya ada yang jam 9 dan jam 10 malam. Padahal kita sudah tiba disini sekitar pukul 15.30 WIB. Mau ga mau harus sabar menunggu sampai malam. Ditengah-tengah waktu menunggu di tempat transit (sekitar pukul 19.30 WIB), kita gerah melihat ulah sekelompok orang yang membuang sampah sembarangan. “Mereka yang berombongan” makan malam membiarkan dan meninggalkan sampah berserakan. Seketika itu juga kami yang tengah duduk santai pun tiba-tiba langsung bergerak dengan aksi nyata “memungut sampah-sampah” itu dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar komplek Stasiun Pasar Senen. Kebanyakan orang pun tercengang melihat aksi yang kita lakukan ini. Kurang lebih sekitar 1 jam kami membersihkan hingga menyapu lingkungan tersebut.

Ternyata menjadi pembersih sampah memang capek, lelah. Tapi, yang lebih parah adalah “mereka” yang dengan seenaknya meninggalkan sampah begitu saja secara sembarangan. Yang lebih parah lagi “mereka” yang terang-terangan dengan sengaja membuang sampah secara sembarangan, tanpa rasa malu sedikitpun.

_Mari bangun diri, budayakan diri, mulai dari diri sendiri.
Membuang sampah pada tempatnya_

#Aku Hebat, Bangsaku Hebat#
Mulai dari diri sendiri, Bangun keKOKOHan diri,
mari BERKOLABORASI bersama membangun bangsa

Wednesday, 9 October 2013

Laporan “Prestasi Emas” Mahasiswa Fakultas Biologi Unsoed

I.     Prakata

Prestasi emas merupakan sekumpulan rekam jejak tentang sebuah capaian terbaik yang disusun dalam secakram laporan digital. Sebuah laporan yang disusun sebagai kado emas dalam “Dies Emas Fakultas Biologi Unsoed ke-50 tahun”. Laporan ini berisi tentang torehan “prestasi emas” mahasiswa-mahasiswi Fakultas Biologi Unsoed dari berbagai bidang, event dan kegiatan yang telah dicapai selama kurun waktu tahun 2011-2013. Dari mereka yang berani berkiprah. Berjejak mengukir sejarah. Baik di level lokal, nasional, hingga internasional.

Bermula dari latar belakang itulah, penulis (sekaligus berperan sebagai pembuat video tersebut) bermaksud berbagi inspirasi dan motivasi khususnya bagi adik-adik generasi penerus Soedirman Muda putra-putri Fakultas Biologi Unsoed dan umumnya mahasiswa-mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman yang memiliki semangat tinggi dan motivasi untuk mengharumkan nama almamater sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing. Selamat membaca dan selamat menyaksikan video singkat tentang Laporan Praktikum “Prestasi Emas” Mahasiswa Fakultas Biologi Unsoed.

II.     Metode Pengumpulan Data

Ide awalnya bermula ketika mengikuti acara jalan sehat dan temu alumni Fakultas Biologi Unsoed pada hari Sabtu, 21 September 2013. Pembuatan dan penyusunan laporan ini dilakukan dengan metode observasi di dunia maya dengan berselancar di websitenya kampus hayati yang memiliki jargon “semper excelcius pro proximo nostro” dan websitenya universitas yang memiliki jargon “world class civic university”. Pengambilan data dilakukan secara acak dengan mengetikkan beberapa kata kunci melalui kolom search engine pada kedua website tersebut.

III.     Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data dan informasi yang penulis telusuri di kedua website tersebut serta berdasarkan pengalaman dan data informasi yang penulis miliki, mereka yang telah berhasil mengukir, menorehkan prestasinya, berkarya, dan berbagai jenis event lainnya baik lokal, nasional dan internasional adalah seperti yang tertera dalam video di bawah ini:


Video tersebut bisa disaksikan juga di youtube dengan mengklik link berikut:


IV.     Kesimpulan dan Saran

Itulah sekilas tentang kiprah dan perjalanan mereka dalam menggapai prestasinya masing-masing. Mereka semua bisa berprestasi, berkarya dan meraih semua itu karena mereka telah mengoptimalkan POTENSI yang mereka miliki. Kalau mereka saja bisa, kalian juga pasti bisa seperti mereka. Sekarang, giliran kalian para generasi penerus Soedirman Muda yang melanjutkan dan meneruskan. Saatnya  yang MUDA BERKARYA dan BERPRESTASI. Gali potensi, raih prestasi…!!! Jangan takur mencoba. Beranikan diri dengan semangat tinggi. Miliki semangat juang seperti Panglima Besar Jenderal Soedirman, semangat “Maju Terus Pantang Menyerah”. Pilih yang kamu sukai dan minati, lalu tekuni dengan sungguh-sungguh. Pasti Teyeng…!!!
Selamat dies emas Fakultas Biologi Unsoed ke-50, semoga jaya selalu dan semakin “semper excelcius pro proximo nostro”. Bravo Biologi Unsoed….!!!

V.     Daftar Pustaka

Data, foto, dan informasi yang teretera dalam laporan tersebut bersumber dari website www.bio.unsoed.ac.id dan www.unsoed.ac.id ditambah dengan beberapa dokumentasi dan informasi yang penulis miliki. Mohon maaf bila ada salah kata atau tulisan yang kurang berkenan. Semoga tayangan sekilas video tersebut bisa memotivasi dan memberikan semangat bagi siapa saja yang membaca dan menontonnya. Selamat berprestasi dan maju terus pantang menyerah.

Tuesday, 8 October 2013

Meraih “Sukses Mulia”


Orang hebat sebenarnya sama seperti manusia yang lainnya, hanya saja orang hebat itu seperti memiliki magnet yang kuat dan memiliki daya memikat. Orang hebat memiliki stok semangat yang tak pernah habis, yang bisa membuat kebanyakan peserta yang tadinya duduk bersandar menjadi duduk tegak dan sigap. Begitu analisaku mengenai sosok orang hebat. Kali ini saya akan berbagi materi tentang “Sukses Mulia” yang disampaikan oleh orang hebat bernama Jamil Azzaini (Inspirator SuksesMulia, Pendiri Akademi Trainer, dan Master Trainer Kubik Training & Konsultansi). Materi ini saya dapatkan ketika mengikuti Training Sukses Mulia yang disampaikan beliau dalam acara Temu Responden Survei Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto yang berlangsung di Ruang Cenderawasih, Hotel Horison Purwokerto pada hari Selasa, 8 Oktober 2013.

Trainer hebat yang juga menjadi Pendiri Komunitas SuksesMulia & Klub SuksesMulia ini telah memberikan training di berbagai perusahaan ternama baik di Indonesia, Brunei Darussalam, Hongkong, Macau, Malaysia, Philipina, Singapura, Jepang dan Australia. Beliau juga merupakan penulis buku-buku best seller di Gramedia dan Mizan, antara lain: Kubik Leadership; Menyemai Impian Meraih Sukses Mulia; Tuhan, Inilah Proposal hidupku; DNA Sukses Mulia; Makelar Rezeki dan ON. Selain itu, beliau juga merupakan Pendiri Pesantren Wirausaha Klaten Jawa Tengah, Penasehat Komunitas TanganDiAtas dan Yatim Mandiri, dan masih banyak lagi. Informasi lengkap tentang profil dan karya-karya beliau bisa diakses di wesitenya: www.JamilAzzaini.com

“Apa kabarnya hari ini?” tanya beliau mengawali sesi ini dengan penuh semangat. Kalau ditanya kabar, jawabannya harus dengan kata-kata yang luar biasa, penuh gairah dan penuh makna, tandasnya. Beliau mencontohkan jawabannya dengan: “Sukses Mulia” dan yang lain mengaminkannya. Filosofi makna sukses menurut beliau adalah seorang yang memiliki 4 TA (harTA, tahTA, kaTA dan cinTA). Tentunya orang sukses tidak hanya untuk dirinya saja, tapi digunakan sebagai sumber manfaat buat yang lainnya, itulah makna mulia. Sebagaimana hadits Nabi SAW: “khoirunnas anfauhum linnas”. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat buat orang lain. Jadi, jangan hanya ingin sukses saja tapi juga mulia. Menjadi manusia yang sukses dan mulia. Bagaimana agar bisa menjadi orang yang sukses mulia? Kuncinya adalah sebagai berikut:
Rumus sukses mulia = Expert x Aset x Epos

Contoh: Expert (Michael Schumacher), Aset (Ferrari), dan Epos (bensin super).

1.      Expert (ahli)
Apa itu expert? Expert itu artinya ahli di bidangnya. Contoh orang-orang hebat dengan expert-nya masing-masing, seperti: Bill Gates (Expert in software development), B.J. Habibie (Expert in aerospace engineering), Michael Yordan (Expert in basket ball) dan lain-lain. Sekarang giliran kamu, apa expert-mu…..??? Apa yang menyebabkan mereka bisa memiliki expert-nya masing-masing? Penyebabnya adalah karena mereka memiliki motivasi: kerjanya enjoy & asyik, professional dan kerja sesuai dengan passion-nya.

Rumus motivasi: M = TB x TH x V
Keterangan:
§  TB = To Be (ingin menjadi)
§  TH = To Have (ingin memiliki)
§  V = Valensi (total kapasitas)
Rumus motivasi (TB x TH x V) adalah benar, tapi rumus itu bisa menghambat proses  menjadi expert dan bahkan mencelakakan dalam jangka panjang karena jika TH (To Have) ditinggikan maka akan berdampak negative, seperti rasa ingin memiliki yang berlebihan akan menimbulkan korupsi, dll. Oleh karena itu TH (To Have) harus diturunkan, sehingga:
Rumus motivasi: M = TB x 1/TH x V
Jadi, yang harus ditinggikan adalah To Be dan Valensi. Karena jika To Be dan Valensi ditinggikan, maka secara To Have pun akan mengikuti dengan sendirinya.

2.      Aset
Aset adalah bekerja dengan keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Bekerja keras itu menghasilkan, bekerja cerdas itu melipatgandakan, dan bekerja ikhlas itu menenteramkan, demikian kata Jamil Azzaini dalam websitenya.

3.      Epos (Energi Positif)
Hukum kekekalan energi (HKE) berbunyi: “Energi di dunia ini bersifat tetap dan tidak akan diciptakan lagi dan tidak akan pernah hilang, yang ada hanyalah berubah bentuk”. Implikasi HKE dalam kehidupan kita adalah:

Apa yang kita Usahakan = Apa yang kita Hasilkan
Jumlah Usaha = Hasil Usaha

Contoh : Kalau Jumlah Usaha kita = 10, maka Hasil Usaha kita pasti 10

Hasil Usaha terbagi menjadi dua komponen, yaitu komponen hasil yang dapat langsung dirasakan oleh kita (HUT) dan komponen hasil yang tidak langsung dirasakan oleh kita. Komponen Kedua inilah yang disebut Tabungan Energi (TE). HU = TE + HUT. Tabungan Energi (TE) bisa bernilai positif (+) atau nergye (-) tergantung dari bentuk nergy yang kita keluarkan pada saat berusaha. Setiap orang unik, punya kode frekuensi sendiri! TE kita tidak mungkin tertukar dengan TE orang lain, karena kita memiliki black box hitungan penyaluran nergy manusia yang dikenal dengan Ajbuz-Dzanab (tulang katak) atau disebut juga Saririka Dhatu (Relik). TE (Tabungan Energi) dicairkan dalam bentuk 4 TA (harTA, tahTA, kaTA dan cinTA). Jadi, teruslah menebar Epos…Epos….Epos… dimanapun kita berada maka Harta, Tahta, Kata, dan Cinta Akan datang kepada kita. Energi positif yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula pada kita, bisa dalam bentuk yang berbeda. Jadi, teruslah berbuat baik dimanapun berada.

“Tiada balasan untuk kebaikan, selain kebaikan (pula)”
(Q.S. Ar-Rahman: 60)


Strategi Sukses Menghadapi UTS

Kepriben kabare adik-adik? Semoga dalam keadaan sehat walafiat, selalu semangat, dan siap menghadapi UTS dengan mantap (Aamiin yaa robbal’alamiin). Lagi pada sibuk menyambut UTS yah? UTS, Ujian Tentu Sukses…!!! UTS, Ujian Tanpa Stres….!!! Hehe. Okelah kalo begitu, Ujian Tengah Semester, persiapkan diri dengan strategi yang super. Raih prestasi tinggi. Tapi, ngomong-ngomong wis pada siap ngadepi UTS durung? Sudah pada siap menghadapi UTS belum? Perkenalkan Akang dari Rumah Funtastic Purwokerto mau bagi-bagi tips nih? Mau…??? Tips strategi sukses menghadapi UTS.

Dengan strategi yang pas lagi cerdas, ujian membuat kita tancap gas! Raih prestasi papan atas! Oleh karena itu persiapkan diri adik-adik dalam menghadapi UTS, karena persiapan yang baik adalah setengah keberhasilan. Berikut ini adalah tips-tips sukses dalam menghadapi UTS:

1. Pembentukan rasa percaya diri
Rasa percaya diri merupakan sumber energi dan sikap optimis terhadap kemampuan diri sendiri untuk dapat menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian diri pada situasi yang akan dihadapi.

2. Persiapan
Persiapan jangka panjang dimulai sejak awal pelajaran dengan belajar secara terencana, sistematis, teratur dan disiplin. Persiapan jangan pendek dilakukan 1-2 bulan menjelang ujian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu mengetahui acuan pembobotan soal ujian, mengorganisasi waktu belajar, menjaga kebugaran dan kesehatan, dan mengistirahatkan pikiran dari kesibukan belajar.

3. Persiapan berkaitan dengan materi ujian
Beruntunglah mereka yang bersiap-siap. Kapan pun ujian datang, insya Allah ia siap berjabatan tangan. Maklum, seperti teman lama. Ketemuan sama ujian sih oke-oke saja, karena sudah persiapan sebelum jauh-jauh hari. Persiapan berkaitan dengan materi ujian bisa dilakukan dengan cara: membaca, mencatat, dan menghafal materi ujian. Pertama, membaca sangat menguntungkan otak. Bacalah materi yang sudah disampaikan guru, terutama membaca materi yang akan diujikan. Kedua, setelah membaca, bisa juga dilakukan mencatat poin-poin yang penting. Mencatat akan semakin menarik bila ada gambar, bagan, diagram atau yang lainnya. Tahap ketiga adalah menghafal dan pahami materi tersebut agar mudah kita serap.

4. Tahap menjelang ujian
Pada hari pelaksanaan ujian dilaksanakan, beberapa ketentuan yang harus dilakukan antara lain; persiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk ujian dengan baik, datang ke ruang ujian 10 menit menjelang ujian, sebelum berangkat dari rumah menuju lokasi ujian, pastikan harus sarapan terlebih dahulu. Sebelum mengerjakan soal ujian jangan lupa untuk berdo’a terlebih dahulu. Kerjakan so’al ujian dengan teliti dan cermat.


*Sumber acuan:
Hendra Surya. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar, Jakarta: Elex Media Komputindo.
M. Fatan Ariful Ulum (Fatan Fantastik). 2012. Ujian Sukses Tanpa Stress. Yogyakarta: Book Magz Kelompok Pro-U Media.

Sunday, 29 September 2013

Menulis Ala Bang Tere

Kenapa kita harus menulis? tanya Bang Tere mengawali workshop kepenulisan di Gedung E Jurusan Teknik Fakultas Sains & Teknik Unsoed Purbalingga. Ahli fiksi yang dikenal dengan nama Darwis Tere Liye ini memaparkan alasan menulisnya dengan bercerita tentang kisah “Si burung pipit, seekor penyu dan sebatang pohon kelapa”. Singkat cerita, si burung pipit menceritakan tentang petualangannya terbang melintasi semesta, melihat indahnya pemandangan dan melewati cakrawala. Tak mau kalah seru, seekor penyu pun menjabarkan kiprah perjalanannya menyelami samudera, melintasi penjuru pantai hingga menembus batas karang laut yang menghadang. Lalu apa yang diceritakan oleh sebatang pohon kelapa yang hanya berdiri di tepi pantai tersebut? Tak bisa terbang bebas seperti burung pipit dan tak bisa menjelajah seperti si penyu. Hanya diam menjulang di tempat itu saja. Ternyata tidak. Justru, sebatang pohon kelapa ini bercerita lebih seru dan lebih hebat dibandingkan si burung pipit dan si penyu. Pohon kelapa yang berdiri kokoh tegap di depan mereka berdua ternyata lebih dahulu sudah malang melintang menjelajahi samudera, melintasi antar negara hingga antar benua. Bisa jadi induk pohon kelapanya ada di Indonesia, lalu menjatuhkan buahnya dan diterjang samudera hingga akhirnya tumbuhlah anak pohon kelapa di tepian pantai Australia, Amerika atau Eropa. Luar biasa ternyata. Itulah menulis.

Menulis adalah menyebarkan buah kebaikan. Sama halnya seperti sebatang pohon kelapa tadi, papar Bang Tere. Semua orang bisa menulis, jadi berhentilah mengatakan “saya tidak bisa menulis” tambahnya. Penulis lulusan akuntansi Universitas Indonesia ini kembali mengisahkan cerita seorang ibu rumah tangga yang minta diajarinya menulis. Ibu tersebut hanyalah seorang ibu rumah tangga saja, tak punya potensi apa-apa dan tak bisa menulis, katanya. Bang Tere mencoba menggali pertanyaan dan potensi yang dimiliki ibu tersebut. Singkat cerita setelah diinterogasi dengan berbagai pertanyaan, ibu tersebut memaparkan rutinitas kesehariannya, terutama memasak. Akhirnya ibu tersebut disuruh Bang Tere untuk menulis apa yang disukai ibu tersebut. Si ibu pun akhirnya menulis tentang resep makanan. Tiap malam ibu tersebut menulis resepnya di laptop, lalu diposting di blognya. Seiring berjalannya waktu, ibu tersebut sudah menulis puluhan bahkan ratusan resep masakan di blognya. Hingga akhirnya ada salah satu penerbit yang menawarkannya untuk diterbitkan. Awalnya ibu tersebut kaget, karena merasa tidak pernah menulis tapi ditawarkan untuk menerbitkan buku. Buku si ibu tersebut pun akhirnya diterbitkan. Tidak hanya royalti saja yang didapatkannya, tapi keluarga di sekitarnya juga ikut merasakan manfaatnya, hingga para pembaca bukunya pun mendapatkan resep-resep makanan terbaru hasil buah goresan sang ibu tadi.

Menulis itu memang mudah, hanya perlu pembiasaan dan ketekunan. Sebelumnya kata Bang Tere, kalau mau menulis perbaiki dulu niatnya. Bagaimana untuk bisa menulis dan menyebarkan buah-buah kebaikan seperti sebatang pohon kelapa atau seperti ibu rumah tangga tadi? Berikut ini ada beberapa tips menulis yang disampaikan Bang Tere dalam workshop kali ini, yaitu sebagai berikut:

1.      Ide cerita bisa apa saja, tapi penulis harus berpikir dengan sudut pandang yang spesial

Inilah yang membedakan dengan tulisan penulis yang lainnya. Seorang penulis yang baik harus bisa berpikir beda dengan sudut pandang yang spesial. Memandang  sesuatu  di luar kebiasaan. Untuk bisa berpikir dengan sudut pandang yang spesial ini tidak instan, perlu latihan yang intens dan proses yang panjang. Intinya harus ada pembiasaan. Untuk menguji hal ini Bang Tere meminta seluruh peserta untuk menuliskan sebuah kalimat paragraf tentang “hitam”. Setelah dikasih waktu beberapa menit dan ditukarkan dengan teman sebelahnya, lalu dibacakan oleh Bang Tere. Nah, berikut ini petikan kalimat yang saya buat tentang hitam “……………..tak pernah ada yang tahu rasa hitam yang ada dilidahnya. Karena pengetahuan kita terbatas oleh pikiran hitam yang membelenggu”.

2.      Menulis membutuhkan amunisi

Menulis itu ibarat sebuah teko dan 6 gelas. Si teko jika tidak diisi dengan air, maka tidak akan bisa mengeluarkan isi untuk dituangkan ke dalam gelas-gelasnya. Sama halnya dengan menulis, memerlukan adanya amunisi agar bisa menghasilkan tulisan yang baik. Apa amunisinya? Amunisi menulis adalah banyak membaca, mengamati, melihat, mendengarkan, bertualang dan research. Tanpa amunisi tersebut tulisan kita akan hambar dan kurang greget. Maka dari itu siapkan, berbekal dan lakukan amunisi tersebut.

3.      Tidak ada tulisan yang baik dan tidak ada tulisan yang buruk

Pada prinsipnya memang seperti itu (tidak ada tulisan yang baik dan tidak ada tulisan yang buruk), yang ada hanyalah relevan atau tidak relevan, jelas Bang Tere. Apapun yang mau ditulis, tulislah. Karena baik atau tidaknya tulisan yang kita hasilkan itu relatif. Tergantung apakah tulisan tersebut relevan dengan kebutuhan pembaca atau tidak. Jika ingin menulis, kuncinya adalah fokus “teruslah menulis”.

4.      Ala karena terbiasa

Bisa menulis itu gampang. Bisa karena terbiasa. Lakukan yang terbaik yang kita senangi. Tulislah apa saja yang kita sukai. Terkait ala karena terbiasa ini Bang Tere menceritakan tentang kisah masak memasak. Intinya seperti itu (susah dijabarkan dengan kata-kata….., hehe). Apa resepnya biar masakan itu enak? Ya, memasak saja. Ini kalau dilakukan oleh orang yang sudah biasa memasak. Berbeda dengan orang yang tidak terbiasa masak (atau belum ahli dalam memasak), maka orang ini akan membaca buku resep dan melakukan masak tahap demi tahapnya secara hati-hati dan perlahan. Sama halnya dengan menulis.

5.      Mudah, menyelesaikannya lebih gampang lagi dan gaya bahasa adalah kebiasaan

Menulis itu memang mudah, jadi teruslah menulis. Mulai dari hal yang kecil, sedikit, sederhana, tapi yang penting tulisan tersebut berenergi, bertenaga, berbobot dan bermakna. Tapi bagaimana ketika menulis dihadapkan dengan badmood, mentok di tengah jalan dan kendala-kendala lainnya? Bang Tere menjelaskan jika dihadapkan dengan badmood maka yang harus kita lakukan adalah panggil motivasi terbaik kita. Apa motivasi terbaikmu untuk menulis? Setiap orang tentu memiliki motivasi yang berbeda-beda.


Demikian sekilas tentang tips “Menulis Ala Bang Tere” yang saya dapatkan setelah mengikuti workshop kepenulisan bersama Bang Darwis Tere Liye yang diselenggarakan oleh LDJ Salman MM Teknik, Jurusan Teknik, Fakultas Sains dan Teknik Purbalingga pada hari Ahad, 29 September 2013. Semoga bermanfaat dan memberikan energi untuk menulis bagi semua pembaca yang sedang mencari amunisi untuk menulis. Write, Pasti Teyeng….!!! ^,^