Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!
Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)
#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik.
Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.
Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.
Jum’at,
19 Oktober 2012 hujan deras melanda kota Purwokerto tatkala aku menuju ke hotel
Darajati Purwokerto. Inilah pertemuan pertamaku dengan kang Abik sapaan akrab
dari Habibburahman El-Shirazy, penulis dan novelis yang luar biasa ini. Cerita
pertemuanku dengan kang Abik penuh dengan lika-liku yang panjang. Pagi hari
disambut dengan buku berjudul “Cinta Suci Zahrana” dari kosannya ukh Dian
Amanah. Sambil santap sarapan pagi, aku sedikit membaca bab terakhir novel
tersebut sampai membaca daftar riwayat Kang Abik karena mau dikasihkan ke Bu
Nurlaela, dosen agama Kedokteran Unsoed. Dua jam kemudian sampai juga di gedung
dekanat kedokteran umum FKIK Unsoed, aku masuk ke ruang etika dan
humaniora,disitulah aku meletakkan buku
“Cinta Suci Zahrana”. Tepatdi meja tengah
tertulis nama ibu Nurlaela, S.Ag., M.Ag. Buku tersebut dipinjam bu Laela
sebagai bahan untuk sambutan beliau saat bedah buku nanti.
Sepulang
dari gedung dekanat kedokteran, kembali melanjutkan aktivitas bolak balik
mencariPR 3 Unsoed dan berkali-kali
sms. Minta tanda tangan, konsultasi, memastikan beliau sambutan sekaligus
membuka acara bedah buku nanti, dan yang terpenting adalah meminta memo dari
beliau, itulah pokok bahasan dengan pak PR 3 nanti. Hingga akhirnya baru jam
15.00 bertepatan dengan kumandang adzan sholat ashar pak PR3 baru membalas sms.
“Silahkan datang ke ruangan, saya ada di ruangan sekarang” begitu sms dari
beliau. Padahal aku baru saja sampai kos-kosan melepaskan jas hujan. Sontak aku
pun langsung mengenakan kembali jas hujan untuk menuju ke gedung auditorium
lantai 2 (sekarang menjadi ruang rektorat sementara) dan akhirnya dapat juga
memo buat penginapan hotel kang Abik. Memo yang penuh dengan perjuangan
akhirnya dapat juga, setidaknya bisa mengurangi biaya penginapan hotel kang
Abik.
Senja
hari selepas waktu ashar berlalu, aku lagi menjadi pembicara dalam sosialisasi
acara di Ruang 7 Fakultas Biologi Unsoed, tiba-tiba ada sms masuk. “Kang Abik sebentar
lagi sampai, 10 menit lagi” bunyi sms dari ukh Nena. Katanya beliau sudah
sampai Banjarnegara. Betapa terkejutnya membaca sms tersebut, karena
pemberitahuan sebelumnya Kang Abik akan datang esok hari bukan hari ini.
Langsung kala itu juga menghubungi akh Yudi selaku ketua panitia dan memberinya
memo untuk beranjak menuju hotel Darajati memesan kamar. Usai menjalankan sholat
maghrib, aku langsung menuju ke hotel Darajati. Huan deras datang seketika. Pasukan
H2O yang turun ke bumi ini begitu deras membanjiri wilayah
Purwokerto dan sekitarnya. Katanya kang Abik berhenti sejenak dan mampir di
Sokaraja. Aku bersama akh Yudi dan akh Bayu sudah siap-siap di ruang tamu hotel
Darajati. Tepat jam 19.30 WIB kang Abik sampai juga di hotel Darajati
Purwokerto dan langsung aku menyambut beliau, berjabat tangan, merangkul dan mengucapkan
salam pada beliau. Langsung aku bawakan koper beliau dan masuk ke kamar nomor
109. Disinilah selama kurang lebih kang Abik bercerita tentang perjalanannya
sejak kecil hingga sampai saat ini. walau singkat tapi cukup tersengat oleh
motivasi beliau hingga akhirnya pertemuan itu ditutup dengan foto bersama. Sontak
kala itu juga para penghuni hotel berdatangan ingin foto bersama juga dengan
beliau. Mengingat kelelahan beliau, akhirnya beliau pun memutuskan untuk
istirahat, sampai jumpa untuk esok hari.
Pelatihan Jurnalistik
ini diikuti oleh para kasubbag. PSI dan stafnya dari masing-masing fakultas,
lembaga, UPT, pasca sarjana, bagian kemahasiswaan, bagian akad dan kerjasama,
bagian perencanaan, bagian PSI, dan perwakilan mahasiswa dari tiap UKM.
Pelatihan ini dibagi atas dua sesi, yaitu sesi pertama tentang “kode etik dan
teknik yang berhubungan dengan wartawan” yang disampaikan oleh Didi Wahyu, SH,
MH (Redaktur Eksekutif Harian Banyumas) dan sesi kedua tentang “cara membuat
berita” yang disampaikan oleh Dr. Wisnu Widjanarko, M. Si (Staf Ahli Rektor
Unsoed Bidang Kehumasan). Disini saya sedikit berbagi tentang materi kedua
yaitu tentang “cara membuat berita”.
Inhouse
journalism, begitulah judul yang tertera di slide
untuk materi tentang “cara membuat berita” ini. Tujuan sebuah berita adalah mengkomunikasikan
kegiatan sehingga dapat meningkatkan pemahaman
yang positif terhadap kegiatan itu sendiri dan organisasi yang
menyelenggarakannya. Adapun nilai informasi dari sebuah berita meliputi: akan
berdampak penting bagi audiens, aktualitas, kedekatan dengan audiens, human
interest, dan sosok terberitakan. Intinya adalah sebuah berita itu memiliki
banyak nilai penting bagi kemajuan sebuah organisasi tersebut, menginformasikan
agenda-agenda organisasi itu sendiri, mencitrakan kepada khalayak, dan tentunya
mendukung eksistensi bagi keberadaan organisasi tersebut.
Secara umum struktur
informasi sebuah berita tersusun atas tiga bagian yaitu the lead, the body, dan
closing yang tersusun seperti piramida terbalik. Susunan isi berita tersebut
harus mengacu dan mengandung pada unsur 5W+1H (What, Why, Where, When, Who, dan
How). Bagian the lead merupakan bagian pembuka, biasanya harus meliputi tentang
apa, kapan, dimana, dan bagaimana kegiatan itu dilaksanakan serta maksud dan
tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut. pada bagian body merupakan isi
dari berita yang akan kita tulis, terdiri atas beberapa alinea dan beberapa
kalimat yang menginformasikan tentang berita tersebut. Sedangkan pada bagian
closing merupakan bagian penutup berita, akan tetapi jangan hanya sekedar
sebagai kata penutup saja yang tiada berarti, tapi harus bisa mentransformasikan
pesan atau visi yang tersiratdari
organisasi tersebut. Contohnya ada kata-kata seperti: maju terus pantang mundur
atau spesies indigenus dan sebagainya tergantung organisasi tersebut. Kata-kata
tersebut bisa menjadi implementasi yang diharapkan dalam meningkatkan citra
organisasi tersebut dan para pembaca akan menjadi familiar dengan takline
kata-kata tersebut.
Prinsip dalam menulis
berita adalah sebagai berikut:
·Pilihlah angle (sudut pandang) terhadap apa
yang mau ditekankan pada suatu informasi tersebut (dengan mengacu 5W + 1 H)
·Jangan mendetailkan informasi pada
alinea pertama saja melainkan bisa ditambahkan atau diletakkan pada
alinea-alinea berikutnya
·Informasi yang sekiranya paling tidak
penting diletakkan pada alinea terahir saja
·Kuasai variasi kata agar tidak kaku dan
terjadi pengulangan dalam penulisan
·Perlu diperhatikan juga dalam menulis
mengenai penulisan nama, gelar, tempat,dan jabatan jangan sampai keliru.
·Bisa juga dengan memparafrase kata-kata
yang penting yang disampaikan oleh pembicara, atau pun tokoh-tokoh penting yang
menyampaikan dalam kegiatan yang diikuti.
Semua orang pasti bisa menulis
berita, hanya dibutuhkan kemauan untuk mencoba mempraktekkannya dan yang
penting adalah menuliskannya.
Habis membaca terbitlah
menulis. Tulisan itu pun akan senantiasa bersinar menerangi bacaan. Begitulah
pepatah yang tepat bagi kedua pasangan sejati (membaca dan menulis) yang tak
bisa dipisahkan karena keduanya selalu beriringan. Kekuatan membaca yang telah
kita serap akan meningkatkan keterampilan dalam menulis. Buah jatuh tak jauh
dari pohonnya, begitu juga dengan menulis, tulisan yang kita tulis tak lepas
dari bacaan yang telah kita baca sebelumnya. Jenis atau genre buku yang kita
baca pun akan mempengaruhi cita rasa tulisan yang kita hasilkan. Menulis dengan
hati akan sangat berarti dibandingkan hanya menulis dengan emosi. “Scripta
manent, verba volent” yang berarti apa yang tertulis akan abadi dan apa
yang terucap akan musnah. Pepatah latin ini pun menjadi visi bagi sebuah
tulisan yang telah tergoreskan pena.
Menulis juga menjadi
senjata ampuh bagi para pencari ilmu, sebagaimana Ali bin Abi Thalib pernah
mengatakan “ikatlah ilmu dengan menulis”. Menulis telah menjadi mesin penyimpan
ilmu yang tak pernah hilang ditelan zaman, seperti yang telah dilakukan oleh
Imam Bukhari, Imam Ghozali, Ibnu Taimiyyah, Imam Syafi’i, dan para cendekiawan
muslim lainnya. Walaupun orangnya telah tiada tapi karya-karya para tokoh ulama
tersebut sampai sekarang menjadi referensi dan rujukan bagi umat manusia.
Bermula dari hal itulah aku pun mencoba mengikuti jejak-jejak mereka. Sejak aku
masih menjadi siswa SD hingga kuliah menjadi mahasiswa sampai sekarang
aktivitas menulis tak pernah aku tinggalkan. Aku selalu mencatat apa yang
disampaikan oleh guru dan catatan inilah yang memudahkanku ketika aku belajar
untuk menghadapi ulangan ataupun ujian sekolah. Selain menulis ilmu, aku pun
terkadang menulis segala unek-unek atau kejadian yang akau alami dalam sebuah
buku diariku. Hal inilah yang melatih kepekaanku dalam menulis.
Ketika aku menjadi
mahasiswa, aktivitas yang aku hadapi semakin beragam. Aktivitas kuliah dan
tugas yang banyak, praktikum dan laporan yang padat, hingga kesibukanku menjadi
aktivis di berbagai organisasi kemahasiswaan yang tak kunjung usai. Akan tetapi
di tengah-tengah aneka macam kesibukanku tersebut aku tak pernah meninggalkan
aktivitas tulis menulis. Aku memiliki 4 macam jenis buku yang selalu menemaniku
setiap hari, yaitu buku kuliah, buku laporan praktikum, buku aktivis, dan buku
diari. Buku kuliah merupakan buku tulis utama yang aku gunakan ketika kuliah,
walaupun dosen sudah menyediakan slide power point tapi aku selalu mencatat apa
yang disampaikan dosen. Buku praktikum menjadi menu keduaku setiap hari setiap
kali selesai praktikum, laporan pun harus aku kerjakan dengan cara menulis.
Terkadang ada juga laporan yang harus diketik, ataupun tugas dari dosen yang
harus diketik pula, akan tetapi berhubung aku belum mempunyai komputer atau
laptop sendiri terpaksa aku harus bolak balik ke rental.
Buku aktivis merupakan
buku yang aku gunakan untuk urusan organisasi. Setiap kali ada rapat,
menghadiri event-event kegiatan mahasiswa, koordinasi dengan dekanat atau
rektorat atau pun setiap kali aku didelegasikan untuk kegiatan keluar kota aku
selalu mencatat dan menulisnya di buku aktivis ini. Buku aktivis ini pun aku
gunakan juga sebagai buku asisten (aku menjadi asisten praktikum sejak semester
4). Selain buku aktivis, aku juga masih punya buku diari yang memiliki banyak
fungsi yaitu untuk menulis segala bentuk curahan hatiku, mencatat pengeluaran
kebutuhan hidup, dan mencatat impian-impianku yang akan aku raih. Buku-buku
tersebutlah yang telah menemaniku dan memudahkan urusanku dalam mengarungi
setiap aktivitas yang tak pernah kunjung usai. Menulis telah menjadi bagian
hidup yang tak bisa aku tinggalkan dimanapun aku berada. Buku-buku tersebut
ternyata sangat bermanfaat sebagai acuan, referensi, dan evaluasi diri di
setiap semester yang telah aku lalui.
Sampai semester 5 aku
masih belum mempunyai komputer atau laptop, sementara itu tugas semakin
menumpuk. Akan tetapi sebenarnya hal tersebut bukanlah kendala yang berarti,
karena aku masih bisa pergi ke rental atau warnet. Aku pun berencana untuk
membeli laptop kecil atau yang dikenal dengan notebook pada akhir semester 5
nanti, tentunya aku harus menyisihkan sebagian uang beasiswaku untuk
membelinya. Memiliki laptop jangan hanya sekedar menuruti hawa nafsu atau
ikut-ikutan teman yang lainnya, tapi karena kebutuhan yang penting dan
mendesak. Aku pun bertekad pada diri sendiri, “memiliki notebook adalah untuk
memudahkanku dalam mengerjakan tugas-tugas dan laporan praktikum”. “Selain itu
aku juga bertekad akan menggunakan notebook tersebut untuk hal-hal yang
bermanfaat seperti untuk menulis dan mengikuti kompetisi menulis lainnya, bukan
untuk main game atau sekedar online hiburan saja” begitulah tekad bulatku.