“Berita
itu ibarat corong yang menggemakan bagi sebuah organisasi”.
Eksistensi sebuah berita itu sangat penting, karena sebuah berita itu bisa
menjadi media
pencitraan bagi sebuah organisasi atau instansi yang memberitakan
berita tersebut. Maksud dan tujuan sebuah kegiatan serta visi misi yang diharapkan
suatu organisasi bisa diaktualisasikan melalui berita. Sebuah berita itu sangat
erat kaitannya dengan wartawan, media masa, dan humas, akan tetapi pada
dasarnya semua orang pun bisa membuat pemberitaan tentang suatu kegiatan
tertentu. Begitulah sebuah pesan tersirat yang saya dapatkan dalam Pelatihan Jurnalistik
yang diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman dengan tema
“Optimalisasi dan Implementasi Jurnalistik Kampus Menuju Suksesnya World Class Civic University” yang
berlangsung pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 bertempat di Oemah Daun Café & Resto
Purwokerto.
Pelatihan Jurnalistik
ini diikuti oleh para kasubbag. PSI dan stafnya dari masing-masing fakultas,
lembaga, UPT, pasca sarjana, bagian kemahasiswaan, bagian akad dan kerjasama,
bagian perencanaan, bagian PSI, dan perwakilan mahasiswa dari tiap UKM.
Pelatihan ini dibagi atas dua sesi, yaitu sesi pertama tentang “kode etik dan
teknik yang berhubungan dengan wartawan” yang disampaikan oleh Didi Wahyu, SH,
MH (Redaktur Eksekutif Harian Banyumas) dan sesi kedua tentang “cara membuat
berita” yang disampaikan oleh Dr. Wisnu Widjanarko, M. Si (Staf Ahli Rektor
Unsoed Bidang Kehumasan). Disini saya sedikit berbagi tentang materi kedua
yaitu tentang “cara membuat berita”.
Inhouse
journalism, begitulah judul yang tertera di slide
untuk materi tentang “cara membuat berita” ini. Tujuan sebuah berita adalah mengkomunikasikan
kegiatan sehingga dapat meningkatkan pemahaman
yang positif terhadap kegiatan itu sendiri dan organisasi yang
menyelenggarakannya. Adapun nilai informasi dari sebuah berita meliputi: akan
berdampak penting bagi audiens, aktualitas, kedekatan dengan audiens, human
interest, dan sosok terberitakan. Intinya adalah sebuah berita itu memiliki
banyak nilai penting bagi kemajuan sebuah organisasi tersebut, menginformasikan
agenda-agenda organisasi itu sendiri, mencitrakan kepada khalayak, dan tentunya
mendukung eksistensi bagi keberadaan organisasi tersebut.
Secara umum struktur
informasi sebuah berita tersusun atas tiga bagian yaitu the lead, the body, dan
closing yang tersusun seperti piramida terbalik. Susunan isi berita tersebut
harus mengacu dan mengandung pada unsur 5W+1H (What, Why, Where, When, Who, dan
How). Bagian the lead merupakan bagian pembuka, biasanya harus meliputi tentang
apa, kapan, dimana, dan bagaimana kegiatan itu dilaksanakan serta maksud dan
tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut. pada bagian body merupakan isi
dari berita yang akan kita tulis, terdiri atas beberapa alinea dan beberapa
kalimat yang menginformasikan tentang berita tersebut. Sedangkan pada bagian
closing merupakan bagian penutup berita, akan tetapi jangan hanya sekedar
sebagai kata penutup saja yang tiada berarti, tapi harus bisa mentransformasikan
pesan atau visi yang tersirat dari
organisasi tersebut. Contohnya ada kata-kata seperti: maju terus pantang mundur
atau spesies indigenus dan sebagainya tergantung organisasi tersebut. Kata-kata
tersebut bisa menjadi implementasi yang diharapkan dalam meningkatkan citra
organisasi tersebut dan para pembaca akan menjadi familiar dengan takline
kata-kata tersebut.
Prinsip dalam menulis
berita adalah sebagai berikut:
·
Pilihlah angle (sudut pandang) terhadap apa
yang mau ditekankan pada suatu informasi tersebut (dengan mengacu 5W + 1 H)
·
Jangan mendetailkan informasi pada
alinea pertama saja melainkan bisa ditambahkan atau diletakkan pada
alinea-alinea berikutnya
·
Informasi yang sekiranya paling tidak
penting diletakkan pada alinea terahir saja
·
Kuasai variasi kata agar tidak kaku dan
terjadi pengulangan dalam penulisan
·
Perlu diperhatikan juga dalam menulis
mengenai penulisan nama, gelar, tempat,
dan jabatan jangan sampai keliru.
·
Bisa juga dengan memparafrase kata-kata
yang penting yang disampaikan oleh pembicara, atau pun tokoh-tokoh penting yang
menyampaikan dalam kegiatan yang diikuti.
Semua orang pasti bisa menulis
berita, hanya dibutuhkan kemauan untuk mencoba mempraktekkannya dan yang
penting adalah menuliskannya.
0 comments:
Post a Comment