Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!
Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)
#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik.
Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.
Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.
Sudahkah
kita mengenali lingkungan sekitar kita? Terutama bagi kita yang sedang merantau
ke negeri orang (baik untuk bekerja maupun mencari ilmu). Pasti ketika merantau
kita akan menetap atau tinggal di sebuah kontrakakan, kos-kosan, asrama, wisma,
pondok pesantren, atau pun tempat tinggal yang lainnya. Selama ini apakah hanya
sebatas menetap untuk istirahat, tidur, dan menikmati fasilitas yang ada saja. Apakah
kita sering bersosialiasi, berinteraksi, dan bersilaturahmi dengan yang punya
tempat tinggal tersebut? Seberapa dekatkah kita dengan mereka? Apakah sudah
mengenal lebih dekat dengan mereka? Memang itu penting yah? Iya, sangat
penting. Itulah peran kita disitu, apakah akan menjadi biasa-biasa saja?
Bisakah kita “mewarnai” atau kita malah yang “terwarnai” oleh tempat yang kita
tinggali???? Kok ga nyambung sih dengan judulnya, bukannya ga nyambung tapi
disinilah nanti judul tulisan ini akan menjadi topic bahasan utama. Jadi, mari
kita kembali ke judul tulisan yaitu “Yang MUDA (Harusnya) Lebih DISIPLIN”.
Memang kenapa bisa begitu? Simaklah dengan baik lantunan kata (lho kok
lantunan?), paparan (maksudnya, hehe) dibawah ini. Check it out.
Usia
jangan ditanya, tapi lihatlah semangatnya yang tak pernah redup. Pak Mad Idris
namanya. Beliau adalah bapak kos-kosan saya yang berusia sudah cukup sepuh,
kira-kira lebih dari 70an tahun. Sosok bapak yang tinggal di gang gunung cermai
nomor 20 Karangwangkal, Purwokerto Utara ini bisa dibilang semangatnya begitu
luar biasa dalam kesehariannya. Beliau sangatlah disiplin. Disiplin waktu dan
disiplin dalam mengelola kehidupannya. Beliau selalu bangun bagi dan tak pernah
ketinggalan sholat berjamaahnya. Beliau selalu sholat di masjid, kecuali jika
sedang sakit. Walau hujan deras sekalipun, beliau tetap pergi ke masjid. Padahal
usia beliau sudah sangat sepuh, tapi dalam hal sholat beliau selalu sholat
berjamaah di masjid, bahkan beliau juga sering adzan dan sering menjadi imam juga
di masjid ketika sholat. Pertanyaannya yang muda pada kemana yah???Yang adzan lagi-lagi orang yang sudah tua.
Ada sih yang muda juga pernah adzan, tapi sangat jarang dan ada juga bukan
penduduk asli melainkan pendatang (mahasiswa yang ada di sekitar masjid
tersebut). Tapi yang lebih sering adzan adalah mereka yang bisa dibilang sudah
berkepala tiga. Lantas kemanakah para pemudanya?
Kembali
ke Pak Mad Idris. Ketika di rumah pun beliau sangat rajin. Beliau ternyata
termasuk orang yang gemar membaca juga, padahal kalau dilihat dari umur sudah
agak kabur dalam melihat tulisan (mungkin kalau ga rabun dekat atau rabun jauh)
tapi ternyata lembar demi lembar berhasil beliau baca tanpa menggunakan kaca
mata. Subhanallah, inilah nikmat agung yang Allah berikan kepada beliau. Selain
membaca, beliau juga termasuk orang yang disiplin dalam hal kebersihan. Beliau
sering membersihkan kamar mandi, menyapu, dan resik-resik (bersih-bersih) sekitar rumah. Ternyata usia sepuh beliau
tak pernah menyurutkan semangat dan disiplin bapak yang sudah menjadi kakek
ini. Dengan penuh sigap beliau menyikat lantai-lantai yang ada di dekat sumur
sampai bersih. Usai membereskan bagian dalam rumah, beliau melanjutkan resik-resik di luar rumah seperti
menyapu, menata kayu sebelah rumah, menata batu atau sekedar meratakan tanah
yang bergelombang. Setelah itu dilanjutkan dengan membuang sampah-sampah yang
ada di keranjang atau tong sampah ke kebun belakang rumah beliau. Disana pun
beliau kembali membersihkan dan merapikan kondisi kebun belakang rumah, menyapu
sampah-sampah yang berserakan. Terkadang sampah-sampah itu akhirnya dibakar
karena tidak ada jalan lain. Kalau pun sampah-sampah itu dibuang ke tempat
penampung sampah yang di depan sana harus bayar tiap bulannya kepada petugas
sampah yang mengelola. Tentu jika hal ini dilakukan akan sangat memberatkan,
karena beliau juga tidak bekerja. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
beliau hanya mengandalkan uang dari anak-anak kosan yang menetap di rumah
beliau.
Lantas
kita yang masih muda (usianya), sudahkan bisa berdisiplin seperti beliau???
Memang disiplin itu susah untuk ditularkan ke orang lain dan tidak bisa
diturunkan secara fenotip dalam konsep hereditas. Begitu juga dengan yang
dialami Pak Mad Idris. Berdasarkan pengamatan selama saya tinggal di rumah
beliau, jiwa-jiwa disiplin beliau kurang terlihat pada anak-anak maupun cucu
beliau. Entah kenapa? Sepertinya faktor keluarga merupakan faktor terpenting
yang membentuk pribadi seseorang. Contoh teladan yang sudah dilakukan beliau
pun sepertinya kurang ditiru oleh mereka. Inilah yang menjadi PR bagi kita
semua (terutama mahasiswa yang tinggal di rumah beliau). Padahal kita
(mahasiswa yang nge-kos di rumah beliau) pun sudah sering mencontoh dan meniru
sikap disiplin beliau, baik untuk urusan di dalam maupun di luar kosan. Sedikit
demi sedikit memang bisa dirubah, tapi yang namanya karakter memang susah untuk
dibentuk kalau tidak dibarengi dengan pendidikan atau tarbiyah.
Begitulah
sekilas tentang sosok kakek yang begitu disiplinnya di usia beliau yang sudah
sepuh. Disiplin memang memiliki arti yang cukup luas. Minimalnya adalah
disiplin diri dalam hal ibadah, disiplin waktu, dan disiplin dalam segala hal.
Sudahkah yang muda-muda memiliki jiwa kedisiplinan seperti beliau???? Harusnya
yang MUDA bisa lebih DISIPLIN dari beliau. Berani
disiplin? Mulai dari diri sendiri….!!! Ingat, kiprah kita sudah banyak yang
menanti. Jadi, jadilah generasi yang disiplin dalam segala hal. Disiplin waktu,
disiplin diri, disiplin hati, dan disiplin menata diri untuk menjadi “khoirunnas anfauhum linnas” dimanapun
kita berada. Sekecil apapun peran kita, berikanlah yang terbaik. Disiplin Must
Go ON.
Masa lalu
tak pernah habis untuk diceritakan, masa
kini selalu menarik untuk dibahas, dan masa
depan selalu terpikirkan dan harus disiapkan walau dengan menanam pohon,
beternak, atau pun mengolah lahan. Ngobrol dengan kakek pasti bisa berjam-jam. Bukan
hanya sekedar memberi nasihat atau petuah saja, tapi juga memberikan motivasi,
inspirasi, dan membahas problematika umat yang selalu menjadi topik utama
ketika aku berbincang dengan kakekku yang luar biasa ini (Cerih, 24 Januari
2013). Begitulah yang sering dan kerap kali disampaikan oleh kakek kepadaku,
pasti tak terlepas dari cerita masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kakek
selalu bercerita tentang sejarah masa lalu, baik keluarga, masyarakat, hingga
cerita-cerita ketika Indonesia belum merdeka. Sejarahnya desaku hingga
tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Kalau ditulis disini pasti tidak akan
muat, karena ceritanya juga bisa lebih dari 2 jam bahkan lebih.
Melihat
kondisi saat ini kakek selalu prihatin. Mulai dari masalah agama, anak muda,
pendidikan, dan sejumlah permasalahan sosial lainnya yang sedang ramai saat
itu. Kata kakek “kondisi masjid dan
mushola sekarang ini semakin melebar dan tambah luas karena yang sholat ke
masjid atau mushola semakin berkurang”. Memang miris sekali kondisi seperti
itu. Entah mereka yang tidak pergi ke masjid masih melakukan sholat atau tidak,
wallahu a’lam. Padahal sholat kan
merupakan kewajiban bagi semua orang Islam. Sholat juga merupakan tiang agama. Dimana
pun berada jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, baik ketika merantau
mencari nafkah atau pun menimba ilmu. Itulah pesan yang sering disampaikan
kakek. Walau hujan besar, aku tetap pergi
ke sekolah (itulah pepatah yang diajarkan ketika sekolah dasar). Begitu juga
dengan sholat, walau hujan besar harusnya tetap pergi ke masjid atau mushola untuk
sholat berjama’ah.
Meskipun
kakek hanyalah seorang petani, tapi hingga usianya yang menginjak lebih dari 70
tahun ini tak pernah berhenti dalam bekerja, semangatnya selalu ada walau sudah
usia sudah tidak muda lagi, mengolah sawah, kebun, beternak kambing, sapi, dan
ayam. “Kakek yang menanam pohon-pohon itu (kelapa dan beberapa pohon lainnya) bukan
untuk kakek, tapi nanti buat kamu dan cucu kakek yang akan merasakan manfaatnya”
papar kakek.
Dimana ada rencana (seharusnya) disitu
ada hasil juga. Rencana yang sudah kita rancang sebelumnya, membutuhkan
pembuktian yang nyata, tindakan yang serius, dan pengorbanan yang tak
terhingga. Seberat apapun cobaannya, serumit apapun rintangannya, entah itu
mudah, susah, ringan, berat, atau bahkan menemui banyak onak dan duri dalam
perjalanannya, semua itu harus dilalui dengan penuh semangat, dilakukan dengan
ikhlas, dan diterima denganpenuh kesabaran.
Mau ga mau rencana tersebut akan menemui dua hasil yaitu tercapai atau gagal. Apapun
hasil yang telah kita capai, kita raih, dan kita peroleh itulah yang terbaik
bagi kita. Satu-satunya bentuk apresiasi kita adalah mensyukurinya. Apapun hasilnya,
berhasil atau tidak, maksimal atau kurang, sukses atau gagal, terealisasi atau
tidak maupun hasil-hasil lainnya kita harus mensyukurinya.
# Sebuah pencapaian itu harus disyukuri, apapun
hasilnya.
Belum
lulus dan belum wisuda. Itulah kata-kata yang menjadi kata pamungkas di akhir
tahun 2012. Belum waktunya, insya allah akan lulus dan wisuda juga pada waktu
yang tepat. Telat lebih dari 4 tahun, itulah konsekuensi dan pilihan yang harus
diambil. Bukan maksud untuk menunda kelulusan atau masih betah tinggal di
kampus, akan tetapi karena kondisilah yang mengharuskan seperti itu. Jadi syukuri
apa yang telah terjadi, jangan berkeluh kesah, dan jangan pernah berhenti untuk
senantiasa bersabar, bersyukur dan ikhlas dalam menghadapi semua yang terjadi. Skripsi
oh skripsi, gimana kabarmu? Bertanya pada diri sendiri. Jawabannya pun hanya my self yang tahu dan yang akan
mengeksekusi. Perjalanan KERETA 2012 memang penuh dengan lika liku, banyak
kerikil tajam, duri yang runcing, ombak yang menggelombang dan badai hidup yang
menerjang.
Itulah
capaian yang harus diterima dengan lapang dada, akan tetapi dibalik semua itu
banyak sekali capaian-capaian lain yang hadir dalam hidupku ini yang justru
menjadi pelajaran yang sangat berharga dan pengalaman yang tak akan terlupakan.
Ada yang manis, pahit, hambar, dan aneka macam rasa lainnya, ya begitulah
hidup. Harus disyukuri. Kita memang hanya bisa berencana, tapi walaupun kita
sudah berikhtiar maksimal tapi hasil akhir dari rencana yang telah kita susun
tersebut ditentukan oleh Sang Sutradara kehidupan ini, yaitu Allah SWT. Kita tidak
boleh marah, mengeluh, atau berkeluh kesah jika ketentuan-Nya tidak sesuai
dengan apa yang telah kita rencanakan sebelumnya. Bersyukur, sabar, dan
ikhlaslah atas semua ketetapan-Nya itu.
Berikut ini adalah capaian-capaian
yang yang telah hadir, saya peroleh dan saya dapatkan sepanjang mengarungi
perjalanan bersama KERETA 2012. Capaian tersebut ada yang berupa prestasi
akademik maupun prestasi organisasi, berkunjung ke berbagai tempat, mendapatkan
link/jaringan, dan berbagai pengalaman hidup lainnya yang tak terhitung
banyaknya, karena pengalaman memang
menjadi guru yang terhebat dalam hidup ini. Capaian tersebut adalah sebagai
berikut:
1.Menjadi juara 2 mahasiswa
berprestasi (mapres) tingkat Fakultas Biologi Unsoed tahun 2012
2.Memenangkan beberapa lomba
penulisan dan hingga tahun 2012 telah berhasil menerbitkan antologi buku
sebanyak 6 buku antologi dari hasil lomba tersebut.
3.Menjadi Juara 2 LKTI Nasional dalam
Konferensi Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) MIPA Untuk Negeri 2012 untuk kategori
subtema Pendidikan yang diselengarakan oleh FMIPA Universitas Indonesia Depok pada
tanggal 11-17
Juli 2012. Pada kesempatan
tersebut, bertemu lagi dengan teman-teman lama yang seperjuangan ketika LKTI
CS2 Unair 2011 dan YP UGM 2011. Berkunjung juga ke kota lama Jakarta, museum
BI, museum Fatahillah, dan tentunya bertemu dengan mahasiswa dari berbagai
kampus se-Indonesia yang luar biasa semangat dan karyanya. Waktu itu bersama
dengan adik-adikku yang baru kali ini mereka pertama kalinya mengikuti event
tingkat nasional. Mereka adalah Ucup, Ilham, dan Ryan.
4.Mendapatkan penghargaan sebagai “Pengurus
Terbaik” dalam acara Pengurus Award UKKI Unsoed Periode 2011-2012 pada tanggal
27 November 2012.
5.Menjadi Pembicara tentang Motivasi
Menulis dalam agenda Training Soedirman I UKMPR Unsoed pada tanggal 20 Mei 2012
6.Menjadi pembicara Workshop PKM
(Program Kreativitas Mahasiswa) UKMI Fakultas Biologi Unsoed dalam agenda INDIGENUS
2012 pada tanggal 29 September 2012.
7.Menjadi Pembicara dalam Bedah
Karya Tulis dan Teknik Penggalian Ide acara Soedirman Science School UKMPR
Unsoed pada tanggal 10 November 2012
8.Menjadi Pembicara tentang motivasi
menjadi mapres dan berbagi pengalaman menulis dalam acara Paper Empire Unit
Penelitian Ilmiah (UPI) Fakultas Biologi Unsoed
9.Menjadi Pembicara dalam Pelatihan
Kesekretariatan Tahun 2012 yang diadakan oleh Racana Soedirman Unsoed.
10.Menjadi Tentor dalam Mentoring Mahasiswa
Unsoed 2012
11.Menjadi Dewan Riset dalam
kepengurusan UKMI Fakultas Biologi Unsoed periode 2012
12.Menjadi Sekretaris Umum dalam
kepengurusan UKKI Unsoed periode 2012
13.Menjadi Staf Keilmuan dan Kajian
Strategis BPP IKAHIMBI Periode 2011-2013
14.Menjadi Asisten Praktikum Apikultur
Fakultas Biologi Unsoed 2012
15.Menjadi dewan juri dalam Gebyar
Kreasi Cerpen Tingkat Nasional (GKCTN) ke-2 tahun 2012 yang diselenggarakan
oleh UKKI Unsoed.
16.Backpacker dan berburu buku ke
Yogyakarta dalam acara Pesta Buku Jogja 2012 “Jogja Itoe Boekoe” tanggal 2-3
Februari 2012 di Gedung Mandala Wanitatama Yogyakarta, setelah itu mampir juga
ke kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan dilanjutkan ke GOR UNY dalam acara
Islamic Book Fair 17th. Paling seneng kalau ketemu dengan buku-buku
yang bagus-bagus dan berkualitas. Akan tetapi karena kondisi kantong saku
terbatas, akhirnya dari kedua tempat tersebut hanya bisa membawa pulang 11
jenis buku beraneka macam dengan harga yang variatif. Bukan sekedar jalan-jalan,
tapi menimba ilmu juga dari buku, hehe. Waktu itu bareng Faisal Anggi Pradita
(ade kelas).
17.Mengikuti acara Muskernas Badan
Pengurus Pusat Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (IKAHIMBI) di Universitas
Jember pada tanggal 11-13 Februari 2012. Pengalaman yang luar biasa bertemu
dengan biolog muda dan calon ilmuan masa depan dari berbagai kampus di
Indonesia, seperti Papua, Banjarmasin, Palu, Ambon, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat, dan lain sebagainya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Yang
jelas warna warni almamater berkumpul disini. Waktu itu bareng mas Taruna
Septiaji kesananya.
18.Ke Jogja lagi pada tanggal 14
September 2012 bersama teman-teman keluarga besar asisten Mikrobiologi, laboran
dan dosen Fabio Unsoed dalam acara Studi Banding ke Wanagama Fakultas Kehutanan
UGM, mengunjungi Pameran, Bazar, dan Lomba dalam Rangka Peringatan Hari Pangan
Se-Dunia (HPS) XXXII di Gedung Mandala Wanitatama Yogyakarta dan dilanjutkan ke
Malioboro.
19.Tepat seminggu kemudian kembali ke
Jogja lagi pada tanggal 22 September 2012, sebagai duta perwakilan mahasiswa
Fabio dalam rangkaian acara Dies Natalis Unsoed ke-49 yang diadakan Unsoed
yaitu dengan berziarah ke makam panglima besar Jenderal Soedirman di makam
pahlawan Yogyakarta dan bersilaturahmi dengan anaknya sang jenderal yaitu, H.M.
Teguh Soedirman. Dilanjutkan dengan berkunjung ke Malioboro dan benteng Vredeburg
Yogyakarta.
20.Berkunjung ke berbagai kampus di
kota Tegal dan sekitarnya dalam acara pembagian undangan dan silaturahmi acara
FSLDKD 2012
21.Bertemu dengan salah satu tokoh
penulis hebat di Tegal yang menjadi direktris Puput Happy Publishing yaitu mba
Puput Happy atau Futicha Turisqoh.
22.Menemani, mengenal dan bertemu
dengan beberapa tokoh nasional dan pembicara profesional dalam beberapa agenda
yang diselenggarakan oleh UKKI Unsoed, yaitu:
a)Habiburahman El-Shirazy atau kang
Abik (penulis dan novelis nasional) dalam acara bedah buku Cinta Suci Zahrana
dan GKCTN 2 UKKI Unsoed
b)Ustadz Ferry Noor (ketua KISPA
Indonesia) dalam acara FUSI MABA UKKI 2012
c)Ustadz Fatan Fantastik (trainer
dari Yogyakarta) dalam agenda GO Mentoring 2012
d)Bapak Drs. Imam
Gunawan, M. AP (Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda Kementerian Pemuda dan
Olahraga (KEMENPORA) RI dalam FSLDKD XVI 2012
e)Bapak M. Ilyas,
Lc (ketua KAMMI Pusat) dalam agenda FSLDKD XVI 2012
f)Ustadz Ahmad
Lukman, S.Pd.I dari KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina) dalam agenda FSLDKD
XVI 2012
g)Tim Nasyid IZZIS
dalam agenda FSLDKD XVI 2012
h)Mas Novel dan
Mas Putra (Trainer ESQ) dalam agenda ESQ for Dhuafa kerjasama dengan Yayasan
Salsabila Purwokerto
i)Akh
A’la Dzunnuroin, juara 1 GKCTN (dari LIPIA Jakarta) dan Akh Muzaki Bashori,
juara 3 GKCTN (dari UNNES Semarang) dalam acara bedah buku GKCTN UKKI Unsoed
j)Bapak
Edi Santoso (Redaktur Pelaksana majalah Tarbawi) dalam acara bedah buku GKCTN
UKKI Unsoed
Ketika
usaha kita maksimal, hasilnya pun akan maksimal. Walau menjadi humas dadakan, atau menjadi orang yang
dituakan (SC) dalam beberapa event tersebut ternyata itu semua membuka banyak
akses jaringan dan kemitraan yang begitu besar manfaatnya bagi saya, inilah
kuliah kehidupan yang saya dapatkan ketika mengenyam kuliah di bangku
organisasi dalam barisan aktivis dakwah kampus.
23.Bertemu dengan Direktur
Tempo-Institute, Ibu Mardiyah Chamim dalam acara Workshop sehari menulis essay
di Auditorium Faperta Unsoed
24.Bertemu dengan Presiden Taman Baca
Masyarakat (TBM), bapak Gol A Gong di Ruang kuliah I jurusan Sastra Indonesia
FISIP Unsoed
25.Menjadi Steering Comitee (SC)
dalam agenda Rakordwil BPW IKAHIMBI Jawa 2 wilker Jateng-DIY yang berlangsung
di Fakultas Biologi Unsoed dan Wisma Wijayakusuma Baturaden. Alhamdulillah banyak
yang datang peserta perwakilan dari 11 universitas yang ada di Jateng-DIY.
Demikianlah
sekilas tentang sebuah capaian selama tahun 2012 yang tentunya tidak semudah
membalikkan telapak tangan dalam mencapai apa yang sudah direncanakan
sebelumnya. Beberapa capaian di atas hanyalah segores yang tercapai menjadi
benih-benih pengalaman yang berharga, dibalik semua itu masih banyak pula
kegagalan ataupun sesuatu yang belum tercapai dari apa yang sudah direncanakan.
Capaian yang berbuah tentunya tidak berhenti sampai disini saja, tapi harus
ditingkatkan kembali syukurnya, maksimalkan kembali usaha dan ikhtiarnya,
semangatnya harus terus berkobar, sabar harus terus menyala, dan ikhlas tidak
boleh padam. Bersiap segera menyongsong masa pasca kampus lulus S1. Harus lebih
baik lagi….!!! Menjadi pengajar sekaligus pendidik bagi generasi selanjutnya
adalah sebuah cita-cita yang harus diperjuangkan. Entah itu menjadi guru,
dosen, ustadz, atau penulis, dan yang pasti adalah menjadi orang yang
bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat dimanapun berada.