Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Wednesday, 30 January 2013

Yang MUDA (Harusnya) Lebih DISIPLIN


Sudahkah kita mengenali lingkungan sekitar kita? Terutama bagi kita yang sedang merantau ke negeri orang (baik untuk bekerja maupun mencari ilmu). Pasti ketika merantau kita akan menetap atau tinggal di sebuah kontrakakan, kos-kosan, asrama, wisma, pondok pesantren, atau pun tempat tinggal yang lainnya. Selama ini apakah hanya sebatas menetap untuk istirahat, tidur, dan menikmati fasilitas yang ada saja. Apakah kita sering bersosialiasi, berinteraksi, dan bersilaturahmi dengan yang punya tempat tinggal tersebut? Seberapa dekatkah kita dengan mereka? Apakah sudah mengenal lebih dekat dengan mereka? Memang itu penting yah? Iya, sangat penting. Itulah peran kita disitu, apakah akan menjadi biasa-biasa saja? Bisakah kita “mewarnai” atau kita malah yang “terwarnai” oleh tempat yang kita tinggali???? Kok ga nyambung sih dengan judulnya, bukannya ga nyambung tapi disinilah nanti judul tulisan ini akan menjadi topic bahasan utama. Jadi, mari kita kembali ke judul tulisan yaitu “Yang MUDA (Harusnya) Lebih DISIPLIN”. Memang kenapa bisa begitu? Simaklah dengan baik lantunan kata (lho kok lantunan?), paparan (maksudnya, hehe) dibawah ini. Check it out.
Usia jangan ditanya, tapi lihatlah semangatnya yang tak pernah redup. Pak Mad Idris namanya. Beliau adalah bapak kos-kosan saya yang berusia sudah cukup sepuh, kira-kira lebih dari 70an tahun. Sosok bapak yang tinggal di gang gunung cermai nomor 20 Karangwangkal, Purwokerto Utara ini bisa dibilang semangatnya begitu luar biasa dalam kesehariannya. Beliau sangatlah disiplin. Disiplin waktu dan disiplin dalam mengelola kehidupannya. Beliau selalu bangun bagi dan tak pernah ketinggalan sholat berjamaahnya. Beliau selalu sholat di masjid, kecuali jika sedang sakit. Walau hujan deras sekalipun, beliau tetap pergi ke masjid. Padahal usia beliau sudah sangat sepuh, tapi dalam hal sholat beliau selalu sholat berjamaah di masjid, bahkan beliau juga sering adzan dan sering menjadi imam juga di masjid ketika sholat. Pertanyaannya yang muda pada kemana yah???  Yang adzan lagi-lagi orang yang sudah tua. Ada sih yang muda juga pernah adzan, tapi sangat jarang dan ada juga bukan penduduk asli melainkan pendatang (mahasiswa yang ada di sekitar masjid tersebut). Tapi yang lebih sering adzan adalah mereka yang bisa dibilang sudah berkepala tiga. Lantas kemanakah para pemudanya?
Kembali ke Pak Mad Idris. Ketika di rumah pun beliau sangat rajin. Beliau ternyata termasuk orang yang gemar membaca juga, padahal kalau dilihat dari umur sudah agak kabur dalam melihat tulisan (mungkin kalau ga rabun dekat atau rabun jauh) tapi ternyata lembar demi lembar berhasil beliau baca tanpa menggunakan kaca mata. Subhanallah, inilah nikmat agung yang Allah berikan kepada beliau. Selain membaca, beliau juga termasuk orang yang disiplin dalam hal kebersihan. Beliau sering membersihkan kamar mandi, menyapu, dan resik-resik (bersih-bersih) sekitar rumah. Ternyata usia sepuh beliau tak pernah menyurutkan semangat dan disiplin bapak yang sudah menjadi kakek ini. Dengan penuh sigap beliau menyikat lantai-lantai yang ada di dekat sumur sampai bersih. Usai membereskan bagian dalam rumah, beliau melanjutkan resik-resik di luar rumah seperti menyapu, menata kayu sebelah rumah, menata batu atau sekedar meratakan tanah yang bergelombang. Setelah itu dilanjutkan dengan membuang sampah-sampah yang ada di keranjang atau tong sampah ke kebun belakang rumah beliau. Disana pun beliau kembali membersihkan dan merapikan kondisi kebun belakang rumah, menyapu sampah-sampah yang berserakan. Terkadang sampah-sampah itu akhirnya dibakar karena tidak ada jalan lain. Kalau pun sampah-sampah itu dibuang ke tempat penampung sampah yang di depan sana harus bayar tiap bulannya kepada petugas sampah yang mengelola. Tentu jika hal ini dilakukan akan sangat memberatkan, karena beliau juga tidak bekerja. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari beliau hanya mengandalkan uang dari anak-anak kosan yang menetap di rumah beliau.
Lantas kita yang masih muda (usianya), sudahkan bisa berdisiplin seperti beliau??? Memang disiplin itu susah untuk ditularkan ke orang lain dan tidak bisa diturunkan secara fenotip dalam konsep hereditas. Begitu juga dengan yang dialami Pak Mad Idris. Berdasarkan pengamatan selama saya tinggal di rumah beliau, jiwa-jiwa disiplin beliau kurang terlihat pada anak-anak maupun cucu beliau. Entah kenapa? Sepertinya faktor keluarga merupakan faktor terpenting yang membentuk pribadi seseorang. Contoh teladan yang sudah dilakukan beliau pun sepertinya kurang ditiru oleh mereka. Inilah yang menjadi PR bagi kita semua (terutama mahasiswa yang tinggal di rumah beliau). Padahal kita (mahasiswa yang nge-kos di rumah beliau) pun sudah sering mencontoh dan meniru sikap disiplin beliau, baik untuk urusan di dalam maupun di luar kosan. Sedikit demi sedikit memang bisa dirubah, tapi yang namanya karakter memang susah untuk dibentuk kalau tidak dibarengi dengan pendidikan atau tarbiyah.
Begitulah sekilas tentang sosok kakek yang begitu disiplinnya di usia beliau yang sudah sepuh. Disiplin memang memiliki arti yang cukup luas. Minimalnya adalah disiplin diri dalam hal ibadah, disiplin waktu, dan disiplin dalam segala hal. Sudahkah yang muda-muda memiliki jiwa kedisiplinan seperti beliau???? Harusnya yang MUDA bisa lebih DISIPLIN dari beliau. Berani disiplin? Mulai dari diri sendiri….!!! Ingat, kiprah kita sudah banyak yang menanti. Jadi, jadilah generasi yang disiplin dalam segala hal. Disiplin waktu, disiplin diri, disiplin hati, dan disiplin menata diri untuk menjadi “khoirunnas anfauhum linnas” dimanapun kita berada. Sekecil apapun peran kita, berikanlah yang terbaik. Disiplin Must Go ON.

Saturday, 26 January 2013

Nasihat Kakek yang Visioner


Masa lalu tak pernah habis untuk diceritakan, masa kini selalu menarik untuk dibahas, dan masa depan selalu terpikirkan dan harus disiapkan walau dengan menanam pohon, beternak, atau pun mengolah lahan. Ngobrol dengan kakek pasti bisa berjam-jam. Bukan hanya sekedar memberi nasihat atau petuah saja, tapi juga memberikan motivasi, inspirasi, dan membahas problematika umat yang selalu menjadi topik utama ketika aku berbincang dengan kakekku yang luar biasa ini (Cerih, 24 Januari 2013). Begitulah yang sering dan kerap kali disampaikan oleh kakek kepadaku, pasti tak terlepas dari cerita masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kakek selalu bercerita tentang sejarah masa lalu, baik keluarga, masyarakat, hingga cerita-cerita ketika Indonesia belum merdeka. Sejarahnya desaku hingga tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Kalau ditulis disini pasti tidak akan muat, karena ceritanya juga bisa lebih dari 2 jam bahkan lebih.
Melihat kondisi saat ini kakek selalu prihatin. Mulai dari masalah agama, anak muda, pendidikan, dan sejumlah permasalahan sosial lainnya yang sedang ramai saat itu. Kata kakek “kondisi masjid dan mushola sekarang ini semakin melebar dan tambah luas karena yang sholat ke masjid atau mushola semakin berkurang”. Memang miris sekali kondisi seperti itu. Entah mereka yang tidak pergi ke masjid masih melakukan sholat atau tidak, wallahu a’lam. Padahal sholat kan merupakan kewajiban bagi semua orang Islam. Sholat juga merupakan tiang agama. Dimana pun berada jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, baik ketika merantau mencari nafkah atau pun menimba ilmu. Itulah pesan yang sering disampaikan kakek. Walau hujan besar, aku tetap pergi ke sekolah (itulah pepatah yang diajarkan ketika sekolah dasar). Begitu juga dengan sholat, walau hujan besar harusnya tetap pergi ke masjid atau mushola untuk sholat berjama’ah.
Meskipun kakek hanyalah seorang petani, tapi hingga usianya yang menginjak lebih dari 70 tahun ini tak pernah berhenti dalam bekerja, semangatnya selalu ada walau sudah usia sudah tidak muda lagi, mengolah sawah, kebun, beternak kambing, sapi, dan ayam. “Kakek yang menanam pohon-pohon itu (kelapa dan beberapa pohon lainnya) bukan untuk kakek, tapi nanti buat kamu dan cucu kakek yang akan merasakan manfaatnya” papar kakek.

Sunday, 13 January 2013

Sebuah Pencapaian, Syukuri dan Jangan Berhenti


Dimana ada rencana (seharusnya) disitu ada hasil juga. Rencana yang sudah kita rancang sebelumnya, membutuhkan pembuktian yang nyata, tindakan yang serius, dan pengorbanan yang tak terhingga. Seberat apapun cobaannya, serumit apapun rintangannya, entah itu mudah, susah, ringan, berat, atau bahkan menemui banyak onak dan duri dalam perjalanannya, semua itu harus dilalui dengan penuh semangat, dilakukan dengan ikhlas, dan diterima dengan  penuh kesabaran. Mau ga mau rencana tersebut akan menemui dua hasil yaitu tercapai atau gagal. Apapun hasil yang telah kita capai, kita raih, dan kita peroleh itulah yang terbaik bagi kita. Satu-satunya bentuk apresiasi kita adalah mensyukurinya. Apapun hasilnya, berhasil atau tidak, maksimal atau kurang, sukses atau gagal, terealisasi atau tidak maupun hasil-hasil lainnya kita harus mensyukurinya.

# Sebuah pencapaian itu harus disyukuri, apapun hasilnya.

            Belum lulus dan belum wisuda. Itulah kata-kata yang menjadi kata pamungkas di akhir tahun 2012. Belum waktunya, insya allah akan lulus dan wisuda juga pada waktu yang tepat. Telat lebih dari 4 tahun, itulah konsekuensi dan pilihan yang harus diambil. Bukan maksud untuk menunda kelulusan atau masih betah tinggal di kampus, akan tetapi karena kondisilah yang mengharuskan seperti itu. Jadi syukuri apa yang telah terjadi, jangan berkeluh kesah, dan jangan pernah berhenti untuk senantiasa bersabar, bersyukur dan ikhlas dalam menghadapi semua yang terjadi. Skripsi oh skripsi, gimana kabarmu? Bertanya pada diri sendiri. Jawabannya pun hanya my self yang tahu dan yang akan mengeksekusi. Perjalanan KERETA 2012 memang penuh dengan lika liku, banyak kerikil tajam, duri yang runcing, ombak yang menggelombang dan badai hidup yang menerjang.

            Itulah capaian yang harus diterima dengan lapang dada, akan tetapi dibalik semua itu banyak sekali capaian-capaian lain yang hadir dalam hidupku ini yang justru menjadi pelajaran yang sangat berharga dan pengalaman yang tak akan terlupakan. Ada yang manis, pahit, hambar, dan aneka macam rasa lainnya, ya begitulah hidup. Harus disyukuri. Kita memang hanya bisa berencana, tapi walaupun kita sudah berikhtiar maksimal tapi hasil akhir dari rencana yang telah kita susun tersebut ditentukan oleh Sang Sutradara kehidupan ini, yaitu Allah SWT. Kita tidak boleh marah, mengeluh, atau berkeluh kesah jika ketentuan-Nya tidak sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan sebelumnya. Bersyukur, sabar, dan ikhlaslah atas semua ketetapan-Nya itu.

Berikut ini adalah capaian-capaian yang yang telah hadir, saya peroleh dan saya dapatkan sepanjang mengarungi perjalanan bersama KERETA 2012. Capaian tersebut ada yang berupa prestasi akademik maupun prestasi organisasi, berkunjung ke berbagai tempat, mendapatkan link/jaringan, dan berbagai pengalaman hidup lainnya yang tak terhitung banyaknya, karena pengalaman memang menjadi guru yang terhebat dalam hidup ini. Capaian tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menjadi juara 2 mahasiswa berprestasi (mapres) tingkat Fakultas Biologi Unsoed tahun 2012
2.      Memenangkan beberapa lomba penulisan dan hingga tahun 2012 telah berhasil menerbitkan antologi buku sebanyak 6 buku antologi dari hasil lomba tersebut.
3.      Menjadi Juara 2 LKTI Nasional dalam Konferensi Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) MIPA Untuk Negeri 2012 untuk kategori subtema Pendidikan yang diselengarakan oleh FMIPA Universitas Indonesia Depok pada tanggal 11-17 Juli 2012. Pada kesempatan tersebut, bertemu lagi dengan teman-teman lama yang seperjuangan ketika LKTI CS2 Unair 2011 dan YP UGM 2011. Berkunjung juga ke kota lama Jakarta, museum BI, museum Fatahillah, dan tentunya bertemu dengan mahasiswa dari berbagai kampus se-Indonesia yang luar biasa semangat dan karyanya. Waktu itu bersama dengan adik-adikku yang baru kali ini mereka pertama kalinya mengikuti event tingkat nasional. Mereka adalah Ucup, Ilham, dan Ryan.
4.      Mendapatkan penghargaan sebagai “Pengurus Terbaik” dalam acara Pengurus Award UKKI Unsoed Periode 2011-2012 pada tanggal 27 November 2012.
5.      Menjadi Pembicara tentang Motivasi Menulis dalam agenda Training Soedirman I UKMPR Unsoed pada tanggal 20 Mei 2012
6.      Menjadi pembicara Workshop PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) UKMI Fakultas Biologi Unsoed dalam agenda INDIGENUS 2012 pada tanggal 29 September 2012.
7.      Menjadi Pembicara dalam Bedah Karya Tulis dan Teknik Penggalian Ide acara Soedirman Science School UKMPR Unsoed pada tanggal 10 November 2012
8.      Menjadi Pembicara tentang motivasi menjadi mapres dan berbagi pengalaman menulis dalam acara Paper Empire Unit Penelitian Ilmiah (UPI) Fakultas Biologi Unsoed
9.      Menjadi Pembicara dalam Pelatihan Kesekretariatan Tahun 2012 yang diadakan oleh Racana Soedirman Unsoed.
10.  Menjadi Tentor dalam Mentoring Mahasiswa Unsoed 2012
11.  Menjadi Dewan Riset dalam kepengurusan UKMI Fakultas Biologi Unsoed periode 2012
12.  Menjadi Sekretaris Umum dalam kepengurusan UKKI Unsoed periode 2012
13.  Menjadi Staf Keilmuan dan Kajian Strategis BPP IKAHIMBI Periode 2011-2013
14.  Menjadi Asisten Praktikum Apikultur Fakultas Biologi Unsoed 2012
15.  Menjadi dewan juri dalam Gebyar Kreasi Cerpen Tingkat Nasional (GKCTN) ke-2 tahun 2012 yang diselenggarakan oleh UKKI Unsoed.
16.  Backpacker dan berburu buku ke Yogyakarta dalam acara Pesta Buku Jogja 2012 “Jogja Itoe Boekoe” tanggal 2-3 Februari 2012 di Gedung Mandala Wanitatama Yogyakarta, setelah itu mampir juga ke kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan dilanjutkan ke GOR UNY dalam acara Islamic Book Fair 17th. Paling seneng kalau ketemu dengan buku-buku yang bagus-bagus dan berkualitas. Akan tetapi karena kondisi kantong saku terbatas, akhirnya dari kedua tempat tersebut hanya bisa membawa pulang 11 jenis buku beraneka macam dengan harga yang variatif. Bukan sekedar jalan-jalan, tapi menimba ilmu juga dari buku, hehe. Waktu itu bareng Faisal Anggi Pradita (ade kelas).
17.  Mengikuti acara Muskernas Badan Pengurus Pusat Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia (IKAHIMBI) di Universitas Jember pada tanggal 11-13 Februari 2012. Pengalaman yang luar biasa bertemu dengan biolog muda dan calon ilmuan masa depan dari berbagai kampus di Indonesia, seperti Papua, Banjarmasin, Palu, Ambon, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan lain sebagainya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Yang jelas warna warni almamater berkumpul disini. Waktu itu bareng mas Taruna Septiaji kesananya.
18.  Ke Jogja lagi pada tanggal 14 September 2012 bersama teman-teman keluarga besar asisten Mikrobiologi, laboran dan dosen Fabio Unsoed dalam acara Studi Banding ke Wanagama Fakultas Kehutanan UGM, mengunjungi Pameran, Bazar, dan Lomba dalam Rangka Peringatan Hari Pangan Se-Dunia (HPS) XXXII di Gedung Mandala Wanitatama Yogyakarta dan dilanjutkan ke Malioboro.
19.  Tepat seminggu kemudian kembali ke Jogja lagi pada tanggal 22 September 2012, sebagai duta perwakilan mahasiswa Fabio dalam rangkaian acara Dies Natalis Unsoed ke-49 yang diadakan Unsoed yaitu dengan berziarah ke makam panglima besar Jenderal Soedirman di makam pahlawan Yogyakarta dan bersilaturahmi dengan anaknya sang jenderal yaitu, H.M. Teguh Soedirman. Dilanjutkan dengan berkunjung ke Malioboro dan benteng Vredeburg Yogyakarta.
20.  Berkunjung ke berbagai kampus di kota Tegal dan sekitarnya dalam acara pembagian undangan dan silaturahmi acara FSLDKD 2012
21.  Bertemu dengan salah satu tokoh penulis hebat di Tegal yang menjadi direktris Puput Happy Publishing yaitu mba Puput Happy atau Futicha Turisqoh.
22.  Menemani, mengenal dan bertemu dengan beberapa tokoh nasional dan pembicara profesional dalam beberapa agenda yang diselenggarakan oleh UKKI Unsoed, yaitu:
a)      Habiburahman El-Shirazy atau kang Abik (penulis dan novelis nasional) dalam acara bedah buku Cinta Suci Zahrana dan GKCTN 2 UKKI Unsoed
b)      Ustadz Ferry Noor (ketua KISPA Indonesia) dalam acara FUSI MABA UKKI 2012
c)      Ustadz Fatan Fantastik (trainer dari Yogyakarta) dalam agenda GO Mentoring 2012
d)     Bapak Drs. Imam Gunawan, M. AP (Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) RI dalam FSLDKD XVI 2012
e)      Bapak M. Ilyas, Lc (ketua KAMMI Pusat) dalam agenda FSLDKD XVI 2012
f)       Ustadz Ahmad Lukman, S.Pd.I dari KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina) dalam agenda FSLDKD XVI 2012
g)      Tim Nasyid IZZIS dalam agenda FSLDKD XVI 2012
h)      Mas Novel dan Mas Putra (Trainer ESQ) dalam agenda ESQ for Dhuafa kerjasama dengan Yayasan Salsabila Purwokerto
i)        Akh A’la Dzunnuroin, juara 1 GKCTN (dari LIPIA Jakarta) dan Akh Muzaki Bashori, juara 3 GKCTN (dari UNNES Semarang) dalam acara bedah buku GKCTN UKKI Unsoed
j)        Bapak Edi Santoso (Redaktur Pelaksana majalah Tarbawi) dalam acara bedah buku GKCTN UKKI Unsoed
Ketika usaha kita maksimal, hasilnya pun akan maksimal. Walau menjadi humas dadakan, atau menjadi orang yang dituakan (SC) dalam beberapa event tersebut ternyata itu semua membuka banyak akses jaringan dan kemitraan yang begitu besar manfaatnya bagi saya, inilah kuliah kehidupan yang saya dapatkan ketika mengenyam kuliah di bangku organisasi dalam barisan aktivis dakwah kampus.
23.  Bertemu dengan Direktur Tempo-Institute, Ibu Mardiyah Chamim dalam acara Workshop sehari menulis essay di Auditorium Faperta Unsoed
24.  Bertemu dengan Presiden Taman Baca Masyarakat (TBM), bapak Gol A Gong di Ruang kuliah I jurusan Sastra Indonesia FISIP Unsoed
25.  Menjadi Steering Comitee (SC) dalam agenda Rakordwil BPW IKAHIMBI Jawa 2 wilker Jateng-DIY yang berlangsung di Fakultas Biologi Unsoed dan Wisma Wijayakusuma Baturaden. Alhamdulillah banyak yang datang peserta perwakilan dari 11 universitas yang ada di Jateng-DIY.

Demikianlah sekilas tentang sebuah capaian selama tahun 2012 yang tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mencapai apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Beberapa capaian di atas hanyalah segores yang tercapai menjadi benih-benih pengalaman yang berharga, dibalik semua itu masih banyak pula kegagalan ataupun sesuatu yang belum tercapai dari apa yang sudah direncanakan. Capaian yang berbuah tentunya tidak berhenti sampai disini saja, tapi harus ditingkatkan kembali syukurnya, maksimalkan kembali usaha dan ikhtiarnya, semangatnya harus terus berkobar, sabar harus terus menyala, dan ikhlas tidak boleh padam. Bersiap segera menyongsong masa pasca kampus lulus S1. Harus lebih baik lagi….!!! Menjadi pengajar sekaligus pendidik bagi generasi selanjutnya adalah sebuah cita-cita yang harus diperjuangkan. Entah itu menjadi guru, dosen, ustadz, atau penulis, dan yang pasti adalah menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat dimanapun berada.