Resolusi
ialah ketetapan hati, kebulatan tekad untuk mengambil sikap, melakukan
tindakan, serta menunjukkan perilaku baru yang berbeda dengan yang sudah-sudah.
Lazimnya yang baru ini lebih baik daripada yang dulu (itulah definisi ‘resolusi’
yang ada di buku antologiku yang ke-2 berjudul “Resolusi Hebatku”). Berbicara resolusi
adalah berbicara diri sendiri mengenai masalah hati, tekad, kemauan, dan
cita-cita. Muhasabah diri atas apa yang telah kita dilakukan, evaluasi secara
mendalam dengan penuh konsentrasi, introspeksi diri atas apa yang telah kita
lakukan selama ini, dan merancang kembali target-target yang akan kita raih.
Apakah yang sudah kita lakukan selama 1 tahun terakhir lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya? 1 tahun yang lalu, 1 bulan yang telah lampau, 1 minggu
yang telah lewat, dan 1 hari kemarin yang telah pergi? Apakah sudah lebih baik?
Atau bahkan mengalami penurunan? Mari kita sama-sama bermuhasabah diri.
Berbicara
resolusi erat kaitannya dengan yang namanya sabar, syukur, dan ikhlas (atau
disingkat SSi). Beda halnya dengan SSi atau Sarjana Sains, walau sekarang masih
menjadi calon SSi, hehe (Insya Allah gelar tersebut pasti akan datang pada
waktu yang tepat, amin!). Sabar, Syukur, dan Ikhlas memang berat dan banyak
tantangannya, tapi itulah yang harus kita lakukan. Ketiganya selalu datang
beriringan menemani kita di saat cobaan datang, masalah menerka, dan
hambatan-hambatan kerikil tajam datang menerjang kita. Semoga sabar senantiasa
berkobar, syukur senantiasa menjamur, dan ikhlas senantiasa menghiasi hati
kita. Amin yaa robbal’alamin. Betapa banyak nikmat-nikmat Allah yang telah
diberikan kepada kita, nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam, nikmat ihsan, dan
berjuta-juta nikmat lainnya yang tak bisa kita hitung banyaknya bagaikan buih
di samudera. Apakah kita sudah mensyukurinya??? Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan……??? (Fa-biayyi Aalaa'i Rabbi kuma
tukadzdziban, diulang-ulang sebanyak 31 kali dalam surat Ar-Rahman). “Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
tukadzdziban, diulang-ulang sebanyak 31 kali dalam surat Ar-Rahman). “Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Berbicara
resolusi tak terlepas juga dari apa yang dibutuhkan oleh jasadiyah, ruhiyah,
dan fikriyah kita. Semuanya harus diisi dan diupgrade secara seimbang. Karena tubuh
kita perlu energi, hati juga perlu nutrisi, dan pikiran pun perlu materi. Mari kita
sama-sama senantiasa mengupgrade diri, hati, dan pikiran kita, serta yang
terpenting adalah mari sama-sama kita meningkatkan derajat ketakwaan kita. Jadi
teringat dengan kata-katanya pak presiden RI yang ke-3 bahwa “yang membedakan manusia
bukanlah jenis kelaminnya, tetapi tingkat ketakwaannya dan kemampuan pribadinya
utk berbuat mulia bagi masyarakat dan bangsanya”. Itulah kata-kata pak
Habibie dalam bukunya yang berjudul “Habibie & Ainun”. Maklum lagi booming
filmnya pada akhir tahun 2012 kemarin, hehe.
Berbicara resolusi biasanya saling berhubungan dengan
tahun baru. What..??? Why…??? Tahun baru Hijriyah atau tahun baru Masehi? Tahun
baru pasti rame yah??? Tapi kenapa tahun baru masehi lebih rame dibandingkan
tahun baru hijriyah? (pasti tiap orang jawabannya beda-beda). Eits, tapi jangan
dilihat ramenya. Lihatlah esensi dari resolusi itu sendiri. Lantas, apa sih
spesialnya tahun baru, kok malah pada rame-rame menuju pusat keramaian? Alun-alun?
Dan tempat-tempat yang menjadi titik keramaian lainnya? Apa yang dicari disana?
Kesenangan, hura-hura, suara terompet, kembang api atau hanya sekedar
refreshing??? Alhamdulillah hujan turun sejak sore hingga malam hari menjelang
pergantian tahun 2012 menuju tahun 2013. Semoga membawa berkah bagi bumi pertiwi
Indonesia yang memiliki 3 perbedaan waktu ini (WIT, WITA, WIB). Tapi, kenapa
masih banyak saja yang rela hujan-hujanan datang kesana? Saya sendiri tidak
tahu jawabannya apa. Yang tahu jawabannya adalah mereka yang datang kesana,
karena itu adalah hak mereka. Okelah kalo begitu sampai disini saja, lain kali
kita bahas lagi yow. Kembali ke resolusi.
Bersambung dulu………….!!!! Masih ada kelanjutannya. Tunggu
episode selanjutnya y
0 comments:
Post a Comment