Wednesday, 19 April 2017

“Kenali Diri, Temukan Solusi” dengan Coaching

Peserta Training "Coaching for Teacher"

Menjadi pembelajar adalah suatu keharusan yang harus dilakukan setiap diri pribadi. Dimana pun berada, seorang pembelajar punya tekad tak kenal henti untuk terus memperbaiki diri. Meski medan hidup yang dilalui penuh dengan lika-liku yang menantang, seorang pembelajar akan terus berbenah, terus belajar dan terus mencari ilmu. Saat melewati lintasan kehidupan yang terkadang mirip seperti roda yang kerap kali berputar. Sama halnya dengan yang dihadapi tiap manusia, tidak selamanya berjalan dengan mulus. Pasti ada saja kerikil masalah yang menghadang. Bagi pembelajar, semua hambatan dan tantangan itu akan dilaluinya dengan mencari solusi yang jitu. Seorang pembelajar adalah problem solver juga.

Setiap manusia pasti punya masalah atau problem yang dihadapinya. Pertanyaannya, apa sih “masalah” itu? Mungkin tiap orang berbeda-beda cara pandangnya dalam menilai suatu kejadian yang dialaminya, apakah itu masalah atau bukan? Sebagai contoh: kemacetan, masalah atau bukan? Persepsi orang berbeda-beda. Ada yang bilang kemacetan itu masalah. Ada yang bilang bukan masalah. Bagi pedagang asongan atau pengamen kemacetan menjadi kesempatan sekaligus peluang untuk mencari nafkah. Lain halnya bagi pengendara mobil yang mau berangkat ke kantor, tiba-tiba dihadang kemacetan, tentu ini menjadi masalah besar yang menghadang. Ini hanya contoh sederhana saja tentang kemacetan, bisa jadi masalah, akan tetapi di sisi lain bisa menjadi peluang atau kesempatan. Jadi, apa sebenarnya masalah itu?

Masalah adalah gap antara keinginan dengan kenyataan.  Suatu kejadian atau peristiwa yang kita alami, misalnya dalam kejadian kemacetan tadi. Bagi seorang pengendara mobil yang hendak berangkat kerja, keinginannya adalah perjalanan lancar dan sampai di kantor tepat waktu. Tapi, ketika kenyataan di lapangan yang terjadi adalah kemacetan yang mengular panjang, maka kondisi ini tak seperti yang diinginkan. Maka, kemacetan menjadi masalah bagi orang tersebut. Begitu juga dengan kejadian atau kegiatan lain yang sehari-hari kita alami seringkali tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka sesuatu itu menjadi masalah. Lalu bagaimana cara kita menyikapi atau menghadapi masalah-masalah yang kita alami? Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui teknik coaching.

Itulah pemaparan singkat dari Coach Iis Susilawati dalam Pelatihan “Coaching for Teacher” yang diadakan oleh Maxima. Acara yang berlangsung pada hari Sabtu, 28 Januari 2017 diikuti oleh guru-guru hebat, dosen, praktisi dan para pendidik pembelajar sejati. Suatu kesempatan menarik bisa mengikuti acara spektakuler ini. Melalui tulisan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa (Mas Shirly dan Bu Rina) yang telah memfasilitasi saya untuk ikut acara yang spesial ini. Disini saya jadi banyak belajar menjadi coach, coachee dan observer bersama rekan-rekan guru pembelajar yang dipandu oleh Coach Iis. Terima kasih juga buat para panitia dari Maxima selaku penyelenggara event hebat ini.
Apa itu coaching? Bagaimana caranya? Seberapa pentingkah metode coaching itu? Dalam moment ini dikupas tuntas dalam Maxima Training, workshop sekaligus praktek langsung tentang metode coaching tersebut. Pada sesi pertama, Coach Iis memaparkan materi tentang “dasar-dasar coaching untuk guru dan kehidupan sehari-hari”. Meskipun dalam training ini didominasi oleh guru-guru dari sekolah, namun metode coaching ini kata Coach Iis bisa diterapkan juga oleh siapapun, baik untuk coaching diri sendiri (self-coaching), coaching teman, coaching suami/istri dan sebagainya. Berikut ini saya tuliskan resume hasil training tersebut:

Coaching adalah proses memfasilitasi coachee/klien/audience untuk mencapai tujuannya dan bisa mengendalikan hidupnya dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan. Ada dua jenis coaching yaitu coaching performance dan coaching transformational. Coaching performance dilakukan untuk merubah skill atau keterampilan (dari gak bisa menjadi bisa). Sedangkan coaching transformational adalah merubah kondisi menjadi lebih baik (misal dari B ke A atau dari A ke A’). Coaching berbeda dengan teaching, training, mentoring maupun konsulting. Metode coaching lebih menekankan pada memfasilitasi audiens (cochee) untuk menemukan tujuannya sehingga dapat mengendalikan hidupnya. Selain itu, coaching juga lebih fokus tujuan ke depan (solution future) atas masalah yang dihadapinya.

Bagaimana caranya untuk melakukan coaching? Menurut Coach Iis ada 4 hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan coaching, yaitu:
1.     Coach Position
Sebelum melakukan coaching, posisi duduk juga harus diperhatikan. Antara coach dengan caochee (klient) duduknya bersebelahan. Selain itu, seorang coach juga harus memperhatikan beberapa poin berikut ini:
§  Everybody is okay (tidak menilai orang, netral)
§  Change is inevitable (perubahan dari setiap orang tidak dapat dihindarkan dan memungkinkan terjadi)
§  Every behavior has positive intention (setiap perilaku memiliki niat dan tujuan yang baik)
§  Best decision (setiap keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik pada saat waktu diambilnya keputusan tersebut)
§  Everybody is resourceful (setiap orang memiliki potensi yang sama)

2.     Building Trust (Membangun Kepercayaan)
Hal kedua yang harus dilakukan lagi adalah membangun kepercayaan (building trust) antara coach dengan coachee. Berkaitan dengan hal ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
§  Adanya tujuan yang diinginkan (naming the outcome)
§  Mendengarkan kata kunci yang sering disebutkan oleh coachee (speak the outcome)
§  Adanya softener (pembukaan salam perkenalan)
§  Bertanya sesuai dengan kata-kata / kalimat dari klient
§  Backtracking (mengulangi pertanyaan klient)

3.     Mempersiapkan contract dari klient
Tahap ketiga yang harus dilakukan adalah mempersiapkan contract dari coachee (klient). Tahap ini dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang coachee dan bagi seorang coach harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
§  In control (hal yang bisa menjadi object coaching adalah sesuatu yang bisa dicontrol / internal control). Sesuatu masalah yang ada dalam diri sendiri, bukan dari pengaruh luar (eksternal)
§  Visual auditory kinestetik (VAK) ; terbayang bagaimana rasanya
§  Ecological check : tidak merugikan lingkungan luar
§  Harus terukur dengan SMART: Specific, Measurable, Achievable, Reliable, Timetable)
§  Positive sentence:  fokus pada apa yang diinginkan, bukan pada yang tidak diinginkan

4.     Tone (suara)
Hal yang tak kalah penting lagi saat melakukan coaching adalah perhatikan tone (suara) kita. Ada 4 jenis suara yaitu suara yang bersifat menyerang, suara bersahabat, suara centil dan suara bijak. Keberhasilan sebuah coaching salah satunya juga memainkan peran suara kita saat berhadapan dengan coachee (klient).

            Setelah Coach Iis menyampaikan materi tersebut, para peserta training dikelompokkan (3 orang per kelompok) untuk melakukan praktek coaching.  Saya satu kelompok dengan Pak Sony (dosen Manajemen, Binus University) dan Mba Dini (Biblioterapy Dompet Dhuafa). Dalam praktek coaching tersebut, kami bertiga berbagi peran sebagai coach, coachee dan observer. Secara bergantian kami memerankan ketiga peran tersebut. Hal yang harus diperhatikan lagi  selain harus memahami keempat poin di atas, ada beberapa pertanyaan dasar yang dapat digunakan dalam coaching. Berikut ini ada 4 pertanyaan paling dasar dan global adalah:
1.      Apa yang Anda inginkan?
2.      Bagaimana cara Anda untuk meraihnya?
3.      Mengapa hal itu penting?
4.      Bagaimana Anda tahu bahwa Anda bisa mencapainya?


Demikian sedikit resume dan sharing materi tentang coaching yang saya dapatkan dalam mengikuti kegiatan training “Coaching for Teacher” yang diselenggarakan oleh Maxima. Menurut saya materi tersebut sangat bermanfaat bagi guru dalam mendidik dan membimbing siswa-siswinya dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya. Pada prinsipnya dengan Coaching ini membantu seorang coachee/klient (bisa siswa, teman atau siapa saja yang kita coaching) menemukan solusi atas kendala atau masalah yang dihadapinya. Kenali diri, temukan solusi dengan coaching. Semoga bermanfaat...!!

0 comments: