Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Friday, 3 August 2018

Saat Aku dan Kamu Menjadi Kita



Masa laluku milikku, masa lalumu juga milikmu,
tapi hari esok dan masa depan adalah milik kita
Melangkah bersama merajut rumah tangga
yang bertabur sakinah mawaddah warohmah

Saat akad telah terucap rasanya begitu bahagia hati ini. Saat pertama kali kita berjabat tangan rasanya masih canggung bercampur deg-degan. Sampai-sampai sang penghulu bilang bahwa kita sudah sah. Dengan hati bergetar dan rona wajah berbinar-binar aku pegang tanganmu dan kamu pun mencium tanganku untuk pertama kali. Detak jantungku berdebar-debar. Begitu juga detak jantungmu, merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Bahagia bercampur haru menghiasi aura wajah kita yang berbunga-bunga memancarkan syukur penuh cinta.

Moment sakral bernama ijab qobul terasa istimewa sekali. Prosesnya tak lama tak sampai 5 menit. Saat ayahmu (selaku wali) mengucapkan kalimat ijab tersebut. Lalu dibalas pernyataan qobul olehku dengan penuh kemantapan. Saat itulah secara resmi amanah sang ayah atas anaknya diserahkan kepadaku selaku suamimu. Sejak detik itu pula aku dan kamu resmi menjadi kita (sepasang suami-istri). Sebuah prosesi yang dikenal juga dengan mitsaqon gholidon (perjanjian yang amat kokoh) ini disaksikan juga oleh ratusan pasang mata keluargaku, keluargamu, sanak famili, sahabat serta para tamu undangan yang hadir. Mereka turut serta mendoakan dan menampilkan wajah bahagianya saat prosesi penting tersebut berlangsung.

Saat aku dan kamu menjadi kita, hidup ini terasa damai dan penuh ketenangan. Setiap hari rasanya bertabur aroma bahagia yang berlipat. Bahagia yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tapi mungkin sedikit bisa dilukiskan dengan ekspresi perumpaan berikut. Rasanya seperti berada di tepi pantai berpasir putih yang diiringi dengan dawai ombak yang berhembus. Tenang, sunyi, indah, sejuk dan damai di hati. Aku dan kamu seakan-akan berada persis di tepi pantai tersebut sembari menyaksikan puluhan ikan lumba-lumba yang berlompatan dan burung-burung pantai saling bercengkrama di atas pohon mangrove. Ah, indah sekali pokoknya.

Saat aku dan kamu resmi menjadi kita rasanya dunia ini hanya milik kita berdua, hehe. Kemana-mana bersama. Mulai dari makan sepiring berdua hingga berkunjung ke sanak famili keluarga besar kita masing-masing. Kini ayahmu adalah ayahku, ibumu juga ibuku dan semua keluargamu adalah keluargaku juga. Perjalanan jarak jauh terasa dekat saat bersamamu. Perjalanan Tegal-Purwokerto-Cilacap adalah perjalanan romantis kita di atas kendaraan saat seminggu pertama setelah kita menikah. Bahagianya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Inikah yang dinamakan nikmatnya pacaran setelah menikah? Pacaran yang halal antara suami-istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Ya, seperti inilah kebahagiaan penganten baru terpancar. Bahagia ini tak hanya milik kita tapi dirasakan juga oleh sahabat, kerabat dan keluarga besar kita. Alhamdulillah wasyukurillah. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Melalui postingan ini pula kami ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan doanya rekan-rekan sahabat, kolega, keluarga dan semua yang tak bisa disebutkan satu per satu.



Thursday, 2 August 2018

Hujan Bahagia di Bulan Juni



Asam di gunung garam di laut
Bertemu dalam satu belanga
Kalau sudah jodoh dimanapun berada (berjauhan)
Pasti akan tetap bertemu juga

Pepatah tersebut memang benar adanya. Kalau sudah berjodoh memang tak akan lari kemana-mana. Begitulah uniknya jodoh. Sama seperti antara aku dan kamu. Meski sudah berteman lama, lalu terpisahkan tempat yang berbeda kalau jodoh akhirnya bertemu juga dalam pelaminan. Pertemuan dua insan sejoli yang diawali dengan ta'aruf, dikuatkan dengan khitbah dan disempurnakan dengan menikah. Tidak dengan pacaran, karena pacaran sejati adalah setelah resmi diikat oleh akad pernikahan. Itulah kisah yang kita alami.

Padahal dua insan ini (aku dan kamu) sudah lama berteman sejak tahun 2008 silam. Masuk di kampus yang sama, teman seangkatan, satu jurusan, teman sekelompok ospek, satu asisten laboratorium, satu organisasi hingga lulus wisuda pun bersamaan. Namun setelah wisuda kita berpisah hingga 4 tahun dan tak pernah berkomunikasi secara langsung maupun lewat telepon, tapi akhirnya kita dipertemukan dalam ikatan yang suci. Gimana ceritanya? Panjang alurnya kalau diceritakan, hehe. Begitulah uniknya jodoh.

Sebuah proses ikatan suci yang tak sampai 5 menit bernama ijab qobul telah kita ikrarkan di bulan Juni 2018. Sebuah hari bahagia yang telah kita rindukan selama ini, akhirnya bisa kita rasakan juga. Yang jelas Juni ini bukan hanya milikmu, tapi milik kita. 23 Juni 2008 (wisuda SMA-mu), 25 Juni 2013 (wisuda S1 kita) dan 24 Juni 2018 (kita menikah). Juni bertaburan rasa bahagia yang tak terlupakan. Juni yang penuh dengan memori indah momen penting dalam hidupmu, kini menjadi bagian penting dalam hidupku juga.

Bahagianya Juni ini seperti bait-bait puisinya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni berikut ini:
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Puisi tersebut juga mewakili perasaanku kepadamu. Rasa cinta yang menggelora bertabur asmara yang berkibar penuh haru tawa bahagia. Nikmat sekali rasanya. Itulah gambaran hatiku dan hatimu di tanggal 24 Juni 2018 saat akad terucap hingga prosesi pernikahan berlangsung. Rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Karena begitu syahdunya sampai-sampai aku dan kamu merasakan tetesan hujan bahagia yang nikmat sekali. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?



Wednesday, 1 August 2018

Kualitas (Pasti) Bertemu Kualitas



At-thoyyibaatu litthoyyibiina. Watthoyyibuuna litthoyyibaati. Begitulah salah satu firman-Nya dalam Surat An-Nur ayat 26. Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Pun sebaliknya sama. Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Tak kan tertukar. Sama halnya seperti Adenin berpasangan dengan Timin. Sitosin berpasangan dengan Guanin. Begitu juga dengan jodoh. Pasti ketemu. Tak kan tertukar.

Karena kualitas (pasti akan) bertemu dengan kualitas (pula). Saling melengkapi satu sama lain. Kuncinya niat, yakin, ikhtiar, perbaiki diri, tingkatkan kualitas diri, tekad, dan tentunya sekufu. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang artinya: “ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal di antara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal di antara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah” (H.R. Al-Bukhari [3336] secara mu’allaq dari ‘Aisyah, dan Muslim [2638], dari Abu Hurairah).

Bismillah walhamdulillah. Laa khaula walaa quwwata illa billah. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan yang tidak bisa kita hitung banyaknya. Melalui tulisan ini perkenankan diri yang dhaif ini ingin mengutarakan sepatah demi patah kata, sebait kalimat dan sederet goresan aksara tentang diri pembelajar yang masih haus akan pembelajaran menghadapi kehidupan ini. Seorang lelaki muda yang saat ini menekuni profesi sebagai guru ini bermaksud memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan niat terbaiknya yang selama ini telah dipersiapkan. Mungkin tak panjang lebar, saya mulai saja perkenalan singkat dengan sosok yang juga menyukai dunia literasi ini. Pemuda yang satu ini selain menyukai dunia pendidikan, suka dunia anak-anak, bertualang dengan alam, juga suka bereksperimen dengan sains. Semua yang telah diraih dan dicapainya hingga saat ini merupakan hasil didikan kedua orangtua yang telah mendidiknya dengan sepenuh hati.

Kurang lebih seperti itu rangkaian kalimat pembuka saat pertama kali memulai proses ta’aruf dengan bertukar CV (curicullum vitae) dengan seorang yang kini telah menjadi istriku. Sebuah proses memantapkan diri dan memantaskan diri saat masih jomblo telah aku lewati dengan tekad kuat kala itu “kualitas (akan) bertemu kualitas”. Jargon tersebut tak hanya  tertuang dalam profil whatsapp pribadiku, tapi tertancap dalam relung hatiku yang paling dalam. Kini kata-kata akan dalam jargon tersebut sudah ku hapus dan aku ganti dengan “kualitas bertemu kualitas”. Jargon ini tak semata-mata jargon belaka, tapi makna yang terkandung di dalamnya merupakan makna yang sepadan dengan firman Allah SWT dalam Surat An-Nur ayat 26 sebagaimana disebutkan di atas.

Bicara kualitas diri yang kita miliki tak hanya berkaitan dengan urusan jodoh. Tapi juga berkaitan erat dengan urusan lain seperti karir, pekerjaan, teman maupun organisasi atau instansi tempat kita bekerja. Kualitas diri yang kita miliki akan bertemu dengan kualitas pula. Kini, aku pun merasakan akan jargon tersebut. Kalau jodoh itu pasti akan bertemu dengan yang sekufu. Dan setelah melewati pernikahan ternyata banyak yang bilang kalau pasangan kita itu pasti ada kemiripan karakter dan ada yang bilang juga kemiripan wajah. Apakah seperti itu? Coba lihatlah pasanganmu (bagi yang sudah menikah), hehe. Bagi yang masih single (jomblo) harap bersabar, teruslah tingkatkan kualitas diri kalian dan teruslah mantapkan hati serta pantaskan diri untuk menjemput jodoh terbaikmu.


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
(Q.S. Ar-Rum: 29)


Seperti halnya basa-basa DNA (Deoxyribonucleic Acid) telah ditetapkan saling berpasangan. Adenin (A) berpasangan dengan Timin (T). Sitosin (S) berpasangan dengan Guanin (G). Basa nitrogen jenis purin selalu berpasangan pirimidin. Keduanya dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang menghasilkan untaian indah bernama struktur double helik. Pun sama dengan jodoh. Pasti ketemu. Karena kualitas akan bertemu dengan kualitas. Maka, saat dua insan (laki-laki dan perempuan) sudah saling tertaut hatinya, maka pernikahan adalah ikatan suci untuk menyatukannya.

Maha Suci Allah yang telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan. Ya Allah, dengan memohon ridho-Mu, perkenankanlah pernikahan putra putri kami:


ROSI ISTIQOMAH
(Putri Pertama Bapak Sochibun dan Ibu Siti Rochayati)

Dengan

IIN AMRULLAH
(Putra Pertama Bapak Djazuli dan Ibu Aisyah)

Akad Nikah:
Ahad, 24 Juni 2018 M / 10 Syawal 1439 H
Pukul 10.00 WIB
Tempat: kediaman mempelai putri
Jl. Samparangin RT 02 RW 01, Teluk, Purwokerto Selatan, Banyumas Jawa Tengah


Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, kami bermaksud menyelenggarakan Resepsi Pernikahan putra-putri kami yang insya Allah akan dilaksanakan pada:

Ahad, 24 Juni 2018 M / 10 Syawal 1439 H
Pukul 10.30 – 13.00 WIB
Tempat: kediaman mempelai putri
Jl. Samparangin RT 02 RW 01, Teluk,
Purwokerto Selatan, Banyumas Jawa Tengah


Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami apabila Bapak/Ibu/Saudara/i
berkenan hadir memberikan doa restunya kepada kedua mempelai

Atas kehadiran dan do’a restu Bapak/Ibu/Saudara/i kami ucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Kami yang berbahagia

            Keluarga Bapak Sochibun                                          Keluarga Bapak Djazuli
     & Ibu Siti Rochayati                                                        & Ibu Aisyah