Masa laluku milikku, masa lalumu juga milikmu,
tapi hari esok dan masa depan adalah milik kita
Melangkah bersama merajut rumah tangga
yang bertabur sakinah mawaddah warohmah
Saat akad
telah terucap rasanya begitu bahagia hati ini. Saat pertama kali kita berjabat
tangan rasanya masih canggung bercampur deg-degan. Sampai-sampai sang penghulu
bilang bahwa kita sudah sah. Dengan hati bergetar dan rona wajah berbinar-binar
aku pegang tanganmu dan kamu pun mencium tanganku
untuk pertama kali. Detak jantungku berdebar-debar. Begitu juga detak
jantungmu, merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Bahagia bercampur
haru menghiasi aura wajah kita yang berbunga-bunga memancarkan syukur penuh
cinta.
Moment
sakral bernama ijab qobul terasa istimewa sekali. Prosesnya tak lama tak sampai
5 menit. Saat ayahmu (selaku wali) mengucapkan kalimat ijab tersebut. Lalu
dibalas pernyataan qobul olehku dengan penuh kemantapan. Saat itulah secara
resmi amanah sang ayah atas anaknya diserahkan kepadaku selaku suamimu. Sejak
detik itu pula aku dan kamu resmi menjadi kita (sepasang suami-istri). Sebuah prosesi
yang dikenal juga dengan mitsaqon gholidon (perjanjian yang amat kokoh) ini
disaksikan juga oleh ratusan pasang mata keluargaku, keluargamu, sanak famili,
sahabat serta para tamu undangan yang hadir. Mereka turut serta mendoakan dan menampilkan
wajah bahagianya saat prosesi penting tersebut berlangsung.
Saat aku dan
kamu menjadi kita, hidup ini terasa damai dan penuh ketenangan. Setiap hari
rasanya bertabur aroma bahagia yang berlipat. Bahagia yang sulit diungkapkan
dengan kata-kata. Tapi mungkin sedikit bisa dilukiskan dengan ekspresi
perumpaan berikut. Rasanya seperti berada di tepi pantai berpasir putih yang
diiringi dengan dawai ombak yang berhembus. Tenang, sunyi, indah, sejuk dan
damai di hati. Aku dan kamu seakan-akan berada persis di tepi pantai tersebut
sembari menyaksikan puluhan ikan lumba-lumba yang berlompatan dan burung-burung
pantai saling bercengkrama di atas pohon mangrove. Ah, indah sekali pokoknya.
Saat aku dan
kamu resmi menjadi kita rasanya dunia ini hanya milik kita berdua, hehe.
Kemana-mana bersama. Mulai dari makan sepiring berdua hingga berkunjung ke
sanak famili keluarga besar kita masing-masing. Kini ayahmu adalah ayahku,
ibumu juga ibuku dan semua keluargamu adalah keluargaku juga. Perjalanan jarak
jauh terasa dekat saat bersamamu. Perjalanan Tegal-Purwokerto-Cilacap adalah
perjalanan romantis kita di atas kendaraan saat seminggu pertama setelah kita
menikah. Bahagianya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Inikah yang
dinamakan nikmatnya pacaran setelah menikah? Pacaran yang halal antara
suami-istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Ya, seperti
inilah kebahagiaan penganten baru terpancar. Bahagia ini tak hanya milik kita
tapi dirasakan juga oleh sahabat, kerabat dan keluarga besar kita.
Alhamdulillah wasyukurillah. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan? Melalui postingan ini pula kami ingin mengucapkan terima kasih atas
kehadiran dan doanya rekan-rekan sahabat, kolega, keluarga dan semua yang tak
bisa disebutkan satu per satu.
0 comments:
Post a Comment