Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Thursday, 28 February 2013

Rahasia Sukses Menembus Beasiswa Fulbright AMINEF


Pada tahun 2013 AMINEF menawarkan beberapa program beasiswa mulai dari program pertukaran (exchange) untuk mahasiswa S1 (semester 2 sampai semester 5), beasiswa S2, beasiswa S3 dan beasiswa program research. Berikut ini adalah beberapa tips sukses menembus beasiswa Fulbright AMINEF yang disampaikan dalam acara Presentasi Beasiswa Fulbright AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation) di Gedung Rektorat Lantai 1 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada tanggal 28 Februari 2013 sebagai berikut:

1.      Perhatikan deadline dan persyaratan yang diminta
      a.       Deadline pendaftaran: 15 April 2013 (segera mendaftar, jangan tunggu sampai mepet)
      b.      Persyaratan: minimal skor ITP adalah 550, IPK minimal 3,00 (Score TOEFL dan IPK tergantung   masing-masing jenjang dan program yang ditawarkan)

2.      Persiapkan study objective (untuk S2) dan ditambah research proposal (untuk S3)
      a.       Kunjungi dulu universitas yang diinginkan
      b.      Cari 5 universitas dengan program yang cocok
      c.       Lihat persyaratan mata kuliah yang akan diambil
      d.      Jawab 4 pertanyaan yang tertera di aplikasi Fulbright:
                         i.       Uraikan program studi yang ingin diambil
                        ii.       Jelaskan bagaimana bidang studi itu cocok dengan latarbelakang pendidikan anda
                       iii.       Berikan alasan mengapa harus ke Amerika untuk keperluan itu
                       iv.      Uraikan cita-cita dan keterlibatan anda dalam pengembangan masyarakat setelah pulang nanti

3.      Pelajari tes GRE, GMAT dan IBT (Internet Based TOEFL)
      a.       Pelajari mulai dari sekarang
      b.      Buku panduan tes tersedia di banyak toko buku dan AMINEF
      c.       Tes ITP dan IBT adalah tes yang sangat berbeda

4.      Perbaiki study objective & research proposal berkali-kali
      a.       Minta bantuan penutur bahasa Inggris, alumni AMNEF, atau yang lainnya

5.      Hubungi AMINEF
      a.      Informasi selengkapnya bisa dilihat di  www.aminef.or.id
      b.       Contact information: infofulbright_ind@aminef.or.id
      c.      Langsung datang ke kantor AMINEF di Jakarta.

“Education is a slow moving but powerful force” (J.William Fulbright)


Upgrading Pengajar TPQ “Tombo Ati”


Menjadi seorang pengajar itu bukan hanya sekedar mentransfer materi saja, akan tetapi juga harus memiliki jiwa pendidik dan mampu mendidik sesuai dengan fitrahnya. Bermula dari hal tersebut UKKI Unsoed dengan jargon “Mewarnai Semua” kembali melangkahkan jejaknya agar senantiasa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, yaitu dengan mengadakan pembekalan ruhiyah (upgrading) bagi para pengajar TPQ Tombo Ati. Upgrading ini dilaksanakan agar para pengajar siap, mampu dan terampil dalam mengajar anak didiknya. Sebagaimana tema yang diangkat dalam Upgrading ini yaitu “Mendidik dengan Hati Sesuai Fitrahnya”.
Acara upgrading ini dilaksanakan pada hari Minggu, 24 Februari 2013 bertempat di Mushola Nashrullah atau yang lebih dikenal dengan Mushola Tombo Ati, Kampung Sri Rahayu, Karangklesem, Purwokerto Selatan. TPQ Tombo Ati sendiri merupakan TPQ binaan UKKI Unsoed yang sudah dilaksanakan sejak April tahun 2012 lalu. TPQ yang berlokasi persis di belakang taman kota Andhang Pangrenan ini merupakan TPQ yang diperuntukkan bagi anak-anak jalanan yang tinggal di kampung tersebut. Selain para pengajar, acara ini juga dihadiri oleh Bapak Musafa yang merupakan Pembina Yayasan Sri Rahayu yang sudah menetap di kampung ini sejak tahun 2001. Acara ini diawali dengan sambutan dari pak Musafa yang menyampaikan sekilas tentang sejarah dan kondisi anak-anak jalanan yang ada di kampung ini.
Para pengajar TPQ Tombo Ati yang mayoritas merupakan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di Unsoed sangat antusias mengikuti acara upgrading ini. Karena acara upgrading ini diisi oleh pembicara yang sangat berkompeten berasal dari Depok yaitu Ustadz Irwan Rinaldi (konselor anak dan remaja, penulis buku, dan pemeran Ustadz Rahmat dalam Film Sang Murobi). Sebelumnya pada pagi harinya beliau juga menjadi pembicara dalam acara Talkshow Smart Parenting di Gedung Roedhiro Fakultas Ekonomi Unsoed. Ustadz Irwan memaparkan beberapa hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pengajar, yaitu pertama, seorang pengajar harus mengenali dan memahami diri sendiri sebelum mengajar. Kedua, seorang pengajar juga harus mampu mengenali karakter dan diri anak didiknya. “Metode yang dianjurkan dalam mengajar anak adalah dengan ‘bercerita bersama anak’ bukan ‘bercerita dengan anak’, karena kalau kita bercerita bersama anak akan melibatkan anak-anak untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran” demikian papar ustadz Irwan.

Sunday, 17 February 2013

Sedia SP Sebelum SHP (Seminar Hasil Penelitian)


Masa berhibernasi skripsi telah usai. Pahit manisnya bersimbiosis dengan skripsi cukup sudah sampai disini. Entah itu mutualisme atau komensalisme, yang jelas alur cerita tentang skripsi untaiannya begitu panjang untuk diuraikan satu per satu. Kasihan nasibnya sering ditinggal sama induknya (baca: sang eksekutor skripsi tersenyum, hehe). Bukan maksud menduakan atau mentigakan, hanya saja kondisi dan keadaanlah yang membuatnya seperti itu. Satu amanah usai, beranak agenda yang lain. Karena kondisinya waktu itu sang anak merasa seperti kehilangan induknya, ‘bagaikan telur di ujung jarum’ untung saja tidak jatuh. Tidak hanya sekedar mencari kuantitas tapi kualitas, hingga singkat cerita akhirnya beregenerasi adalah sebuah keniscayaan. Itulah kondisinya seperti itu (mencoba beralasan yang diplomatis, hehe).  Pastinya semua ini adalah atas kehendak-Nya, karena dibalik kisah pasti ada hikmah yang bisa kita petik. Alhamdulillah, begitu banyak buah yang bisa aku petik selama bercengkerama dengannya, skripsi #Cerita tentang skripsi nanti ada episode khusus#

Fokus pada lokus”, itulah kuncinya. Karena sebenarnya jika kita mau banget-banget (baca: benar-benar fokus) dalam mengerjakannya pasti bisa diselesaikan dengan cepat dan tuntas. Ketika fokus itu sebaiknya harus pakai kaca mata kuda biar pandangan tetap lurus ke depan (fokus mengerjakan skripsi), jangan tengak tengok nanti nabrak (maksudnya tinggalkan sejenak aktivitas dan agenda-agenda di luar skripsi). Tetapi sekali-kali juga harus nengok spion, barangkali ada sesuatu di belakang kita (tapi sayangnya kuda tidak punya spion, jadi tengok kanan kiri saja). Lanjut. Skripsi udah kelar, revisi demi revisi sudah tuntas, bolak balik ketemu pembimbing sudah beres, untungnya revisi skripsiku dengan kedua pembimbingku via e-mail (jadi bisa hemat duit, paperless dan termasuk go green juga, hanya saja harus sering online ke kampus karena belum punya modem), yang penting harus terus Sabar, Syukur, dan ikhlas (SSi). Kini waktunya maju untuk mendaftar SHP (baca: Seminar Hasil Penelitian). Bicara masalah SHP pasti tidak jauh dari yang namanya presentasi. Tentunya harus banyak persiapan. Karena lagi musim hujan jadi harus “sedia payung/mantel sebelum hujan” begitu juga ketika mau seminar hasil harus “sedia SP sebelum SHP”. Apaan itu SP...??? (baca: Saran & Pertanyaan).

Kembali ke SHP. Ngomongin masalah SHP pasti harus menyiapkan strategi presentasi untuk menghadapi semua pertanyaan yang nanti bakalan ditanyakan. Salah satu strategi sebelum SHP adalah menyiapkan SP (baca: Saran & Pertanyaan). Sebelum dihujani pertanyaan atau saran oleh para hadirin peserta SHP (baik mahasiswa, penelaah, pengamat, moderator, notulen dan pembimbing) alangkah baiknya kita sediakan stok saran dan pertanyaan lebih dulu.  Emang sudah tahu yah pertanyaan dan saran yang akan keluar ketika SHP…???  Kayak punya indera ke-6 aja? Eits, jangan salah. Semua itu bisa diatasi karena sebelumnya aku sudah mengisolasi, mengidentifikasi, dan merekultur beberapa pertanyaan dan saran yang sering dilayangkan ketika SHP (hmmm, kayak layangan aja dilayangkan, hehe). Strategi SHP sudah saya lakukan dengan cara bergerilya memasuki ruang seminar, baik RSB maupun RST (baca: RSB = Ruang Seminar Barat dan RST = Ruang Seminar Timur, hanya ada di Fabio Unsoed). Strategi ini sudah saya lakukan sejak semester 4 dulu. Walau belum tahu apa-apa, masih lugu dan ngawang-ngawang dengan yang dipresentasikan tapi aku coba membidik saran dan pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan tersebut. Ketika itu pertama kalinya mengikuti SHP tertanggal dalam kartu seminar 30 Juni 2010, sejak saat itulah aku mulai mengetahui beberapa pertanyaan yang sering keluar ketika SHP. Ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika kita mengikuti SHP, diantaranya adalah:

§  Mendapatkan ilmu dan wawasan baru tentang suatu materi tertentu (walau kita belum mempelajarinya atau bukan setopik dengan bidang yang kita geluti)
§  Mendapatkan tips dan gaya dalam berpresentasi di depan umum mulai dari sikap, body language, penyampaian, dan yang lainnya terkait presentasi.
§  Mendapatkan pencerahan dan membuka wawasan tentang metode dan tahap-tahap penelitian (manfaat bagi yang belum dan akan melaksanakan penelitian)
§  Meningkatkan pemahaman tentang ciri dan karakter dosen yang bertanya (ada dosen yang sangat dalam dan tajam ketika bertanya, ada juga yang biasa-biasa saja, akan bisa dibedakan jenis-jenis pertanyaannya jika kita sering mengikuti SHP)
§  Mendapatkan beberapa pertanyaan dan saran yang sering ditanyakan dan disampaikan ketika SHP (inilah yang nantinya akan bermanfaat buat kita ketika kita mau SHP, apalagi kalau bidangnya hampir sama dengan kita dan dosennya juga sama).

Selain keuntungan tersebut, sebelum SHP sebaiknya cek dulu naskah/paper yang akan kita seminarkan (dari halaman judul sampai lampiran), sesuaikan dengan format panduan yang berlaku (seperti: spasi, font, nomor halaman, penulisan tabel, gambar, grafik, penomoran, satuan yang digunakan, penulisan nama ilmiah, penggunaan EYD, dan lain sebagainya). Pokoknya semuanya dicek dulu dan disesuaikan dengan format panduannya, karena biasanya masalah seperti ini sering terjadi. Jadi harus teliti sebelumnya. Kalau semua sudah beres, perhatikan pertanyaan dan saran buat SHP yang biasanya sering keluar. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan atau pun saran yang sering diajukan ketika SHP, simak baik-baik yah:

1.      Apa maksud dari hasil penelitian yang telah dilakukan? Biasanya hasil inilah yang paling sering ditanyakan (hasil penelitian itu bagaimana? Berhasil atau tidak? Jika berhasil alasan apa? Dan jika tidak berhasil kenapa?) Namanya juga SHP, jadi inilah yang pasti akan ditanyakan. Jadi sebelum SHP kita harus siap-siap menyiapkan jawabannya.
2.      Apa-apa faktor-faktor yang menyebabkan hasil perlakuan A lebih tinggi dari perlakuan B? Atau sebaliknya. Atau terkait parameter yang diamati? Pengaruhnya seperti apa? Kenapa berpengaruh? Siapkan jawabannya juga.
3.      Terkait hasil analisis, biasanya kan ada yang hasilnya berbeda nyata atau tidak berbeda nyata, itu maksudnya gimana? Siapkan jawabannya juga.
4.      Kapan pengujian atau perlakuan dalam penelitian itu dilakukan (sebutkan waktunya pagi, siang, atau sore beserta jamnya juga harus jelas)? Semua yang dilakukan dalam penelitian seharusnya dicantumkan juga dalam naskah hasil, jangan ada yang disembunyikan biar tidak menimbulkan pertanyaan bagi yang membacanya.
5.      Pengambilan sampel itu harus jelas (berapa jumlahnya, kapan waktunya)
6.      Metode penelitian yang digunakan harus jelas (metode perlakuan dan metode analisis)
7.      Deskripsikan dulu hasil penelitiannya (berupa angka atau data), setelah itu dibandingkan dengan pustaka. Hasilnya bagaimana? Hasil tersebut dituangkan dalam kalimat, setelah itu dibandingkan dengan pustaka atau penelitian sebelumnya.
8.      Kesimpulan harus mengacu ke tujuan penelitian. Kesimpulan jangan terlalu panjang kalimatnya, bikin kalimat yang efektif dan singkat tapi mencakup semuanya. Kesimpulan itu harus mencerminkan dari hasil dan harus sinkron dengan tujuan
9.      Cek lagi validitas dan update pustaka yang digunakan, jangan asal copy paste saja. Upayakan pakai pustaka yang uptodate dan dapat dipertanggungjawabkan.
10.  Buatlah kalimat yang efektif
11.  Harus konsisten dalam menggunakan kata atau kalimat
12.  Harus teliti dalam data dan kalimat
13.  Ikuti panduan atau pedoman penelitian yang berlaku
14.  Untuk slide: harus cermat, warna jangan terlalu mncolok, data atau hasil yang penting diblok tebal
15.  Siapkan juga materi dan pengetahuan yang lainnya yang masih nyambung dengan topic penelitian kita, karena biasanya banyak pertanyaan di luar yang kita prediksikan sebelumnya.

Demikian sekilas tentang beberapa pertanyaan dan saran yang sering keluar ketika SHP. Kalau mau tahu lebih lengkapnya, sering-sering datanglah mengikuti SHP buat nambahin ilmu juga (bukan sekedar nambah paraf di kartu seminar, hehe). Ngomongin presentasi buat SHP, jadi teringat masa-masa ‘penggojlokan pertanyaan’ oleh dewan juri ketika presentasi karya tulis ilmiah baik ketika di Ruang Rapat Fabio Unsoed, Ruang Seminar Gedung Roedhiro FE Unsoed, hingga ketika harus presentasi di UNAIR Surabaya, UGM Yogyakarta, UNHAS Makassar, dan UI Depok. Rasanya dag dig dug der dibuatnya. Apalagi saat dewan juri melayangkan pertanyaan-pertanyaan yang bukan sesuai prediksi, mencecar, mendalam, hingga menusuk tajam. Pertanyaan dewan juri begitu cetar menggelegar, begitu keras melibas, dan begitu detail sekali. Untungnya sudah punya payung strategi menghadapinya, jadi pertanyaan-pertanyaan mereka pun berhasil dijawab dengan sigap, tanggap, dan pastinya jawaban itu harus meyakinkan dewan juri. Terakhir presentasi waktu itu adalah ketika Konferensi Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) di Universitas Indonesia (UI) Depok, padahal waktu itu lagi masa-masanya penelitianku sedang berjalan sudah pada perlakuan utama (menghitung leukosit, eritrosit, total bakteri, bikin media, dan perlakuan lainnya). Tapi alhamdulillah waktu itu dibantu sama teman partner penelitianku. Hingga akhirnya, singkat cerita presentasi beres (aku pulang duluan, padahal harusnya masih 2 hari lagi di UI), langsung ke lab lagi lanjutin penelitian. Alhamdulillah, KIMI pun beres dan berhasil mendapat juara 2 kategori pendidikan waktu itu. Strategi presentasi yang aku terapkan dengan tim sekelompok ternyata berhasil juga memikat dewan juri. Mulai dari pembagian tugas presenter (penyampaian materi oleh semua anggota kelompok), alur rute skenario jalannya presentasi dengan sistem 3-1 (3 di sebelah kanan, dan 1 operator) bergilir, berotasi agar semuanya bisa menyampaikan, pembagian menjawab secara bergantian, sikap tubuh hingga sikap dalam menyampaiakan maupun menjawab. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa sejak semalam sebelum presentasi.

Sunday, 10 February 2013

Membidik Mimpi dengan Goresan Pena

Mimpi itu memang sederhana. Bukan hanya sekedar mengatakan “aku punya mimpi ingin menjadi………. meraih prestasi……… atau mendapatkan……….”. Mimpi juga bukan hanya sekedar dituliskan dalam buku diari, atau ditulis di kamar dan ditempel di papan saja. Akan tetapi yang terpenting adalah mimpi itu harus dibarengi dengan tindakan yang nyata, usaha yang maksimal, ikhtiar yang kencang dan tentunya juga harus dibarengi dengan do’a. Membidik mimpi harus fokus dan serius walaupun banyak sekali rintangan yang menghadang. Jangan hanya sekedar membidik dan bermimpi saja, tapi yang terpenting adalah “take action with your passion and spirite must Go ON to get your dreams”. Bermimpi itu diibaratkan seperti dengan memanah. Memanah itu diawali dengan menarik anak panah dengan penuh konsentrasi, membidik sasaran, fokus dengan target yang kita bidik, setelah itu baru melepaskan anak panah. Hasilnya pun bisa tepat sasaran atau pun melenceng. Begitu juga dengan mimpi, ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Lagi-lagi tergantung dengan jerih payah yang kita lakukan, sama halnya dengan proses memanah tadi.

Sekilas flash back melihat kembali ke belakang. Satu per satu mimpi itu berhasil aku raih. (Bukan maksud untuk pamer, tapi untuk memotivasi diri dan semoga memotivasi juga bagi yang membaca tulisan ini). Ketika masa SMA aku bukanlah siapa-siapa, bukan aktivis, bukan penulis, bukan pula siswa yang berprestasi. Ketika SMA aku hanyalah siswa biasa-biasa saja (tidak ikut PRAMUKA, OSIS, PMR, atau pun organisasi yang lainnya) karena waktu itu selain jadi siswa di SMA aku juga sekaligus menjadi seorang santri di sebuah pesantren di Pemalang. Pagi menjadi siswa di SMA dan siang hingga malam menjadi santri. Satu-satunya prestasi ketika SMA hanyalah mendapat predikat rangking 1 saat semester 1 pada kelas X2, akan tetapi setelah semester 2 dan seterusnya hingga kelas XII tidak ada lagi sistem rangking dalam rapot. Jadi tidak ada lagi istilah siapa yang menjadi juara kelas atau rangking. Begitu juga ketika di pesantren pun tak banyak prestasi yang berhasil aku raih. Hanya saja ketika di pesantren aku pernah bisa menjadi ketua bilik, menjadi ketua panitia lailatul firoq, menjadi ketua panitia maulid nabi, menjadi pemimpin senam setiap ahad pagi, menjadi juara 2 lari marathon, menjadi penulis skenario sekaligus sutradara dalam sebuah drama SMP, menjadi juara 2 lomba pidato, dan menjadi santri terbaik diniyah wustho ketika diwisuda.

Kondisi berubah 185 derajat, ketika aku menjadi mahasiswa. Menjadi aktivis, menjadi penulis, menjadi asisten, menjadi juara karya tulis, menjadi pembicara, menjadi mapres, menjadi entrepreneur (walau sesaat), hingga menjadi dewan juri. Bisa berkeliling keluar kota dan kampus-kampus besar di Indonesia sudah bisa aku taklukkan, sampai bisa merasakan berada di atas awan menaiki sebuah pesawat terbang. Itu semua aku dapatkan ketika aku menjadi seorang mahasiswa. Alhamdulillahi robbil’alamin……. semua ini adalah atas kehendak-Mu Ya Allah… Ya Rohman…… Ya Rokhim……. Begitu agung nikmat-Mu ini. Syukur alhamdulillah. Jika ada kemauan dan tekad yang kuat, jika kita mau berusaha keras dengan penuh sungguh-sungguh pasti Allah akan memudahkan jalan hidup kita. Tentunya semua itu diraih tak semudah dengan membalikkan tangan. Perlu waktu. Butuh proses. Mimpi-mimpi berawal dari coretan-coretan kecil yang aku rencanakan dan aku tempel di kamar kosan. Tentunya kalau kita sudah merencanakan apa yang kita mimpikan, lantas jangan hanya ditempel begitu saja, akan tetapi kita juga harus berusaha mengejar impian tersebut dan jangan lupa untuk senantiasa bertawakal kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya: “Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah, innallaha yuhibbul mutawakkilin ~ Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal” (Q.S. Ali Imran: 159). Inilah kuncinya untuk meraih mimpi.

Dan sekarang aku lagi bersiap-siap membidik mimpi selanjutnya PASCA LULUS S1 NANTI MAU KEMANA????? Kembali aku bidik mimpi tersebut lewat goresan pena (kalau dulu aku tuliskan mimpi itu di kertas dan ditempel di kamar kosan, karena dulu belum punya laptop). Akan tetapi setelah punya laptop, mimpi itu yah langsung aku ketik lewat goresan pada selembar page pada Microsoft word dengan font TNR ukuran 12. Kembali ke bidikan mimpi: PASCA LULUS S1 NANTI MAU KEMANA????? Ada beberapa bidikan yang sekiranya bisa menjadi targetan mimpi selanjutnya pasca lulus S1 nanti, yaitu:

1.   Melanjutkan S2 (mau tetap di Unsoed, luar kota, atau luar negeri)…….????? Perlu analisis yang tajam dalam membidiknya.
2.   Bekerja pada suatu perusahaan atau instansi…...?????
3.   Menjadi pengajar (guru) pada suatu sekolah……..?????
4.   Membuka lapangan pekerjaan sendiri….?????
5.   Menikah……?????? Tapi kalau yang ini mending disave dulu deh (belum tepat waktunya dan belum siap orangnya, hehe)

Bismillah. Berdasarkan analisis SWOT, pertimbangan yang matang, dan konsultasi dengan orangtua. Insya allah pilihannya jatuh pada pilihan pertama, yaitu melanjutkan S2. Kemana? Kita lihat saja nanti. Tapi nanti juga harus disambi dengan pekerjaan yang lain. Berjuanglah, Pasti bisa…..!!! Ganbareba, zettai dekiru…..!!!! Harus dipersiapkan dengan matang. Siapkan jasmani, rohani, dan tentunya materi. Pasti ada jalan menuju beasiswa S2.

Friday, 1 February 2013

Sebuah Perjuangan


Kasihmu terbentang seluas samudera
Pancarannya seterang mentari menyinari bumi
Bukti cintamu setinggi langit di angkasa
Keperkasaannmu tak pernah goyah
Walau badai bergelombang kencang
Walau terik menyengat kulit
Engkau tetap semangat banting tulang
Tapi, apalah budi balas diriku kepadamu
Sungguh sangat sedikit sekali
…………………………………………….
Aku harus semangat dan giat
Aku harus bisa meraih sekuntum prestasi
Dan ku persembahkan demi senyum manis kedua orangtuaku
Dimanapun aku berada aku harus ingat
Akan perjuangan kedua orangtuaku
Yang telah membimbing, mendidik, dan membiayai
Semua kebutuhan hidupku selama ini
……………………………………………….
Wahai aku…!!!
Semangatlah terus melaju
Untuk meraih cita-cita
Yang kan menerangi keceriaan hati
Kedua orangtuaku

Pemalang, 5 Juli 2008
Kutipan asli ada dalam buku diariku yang lama,
(Tulisan tersebut ditulis saat pasca lulus SMA dan menjelang wisudaku di pesantren)

Alhamdulillah, waktu wisudaku di pesantren aku mendapat predikat sebagai “Santri Terbaik Diniyah Wustho”. Betapa senangnya hatiku waktu itu berdiri di atas panggung untuk mendapatkan penghargaan dan piala. Pada kesempatan tersebut juga ibu dan uwa’ku hadir menyaksikan acara tersebut. Wajah ibuku terlihat senyum haru yang luar biasa melihat anaknya yang sedang berdiri di atas panggung.