Sunday, 10 February 2013

Membidik Mimpi dengan Goresan Pena

Mimpi itu memang sederhana. Bukan hanya sekedar mengatakan “aku punya mimpi ingin menjadi………. meraih prestasi……… atau mendapatkan……….”. Mimpi juga bukan hanya sekedar dituliskan dalam buku diari, atau ditulis di kamar dan ditempel di papan saja. Akan tetapi yang terpenting adalah mimpi itu harus dibarengi dengan tindakan yang nyata, usaha yang maksimal, ikhtiar yang kencang dan tentunya juga harus dibarengi dengan do’a. Membidik mimpi harus fokus dan serius walaupun banyak sekali rintangan yang menghadang. Jangan hanya sekedar membidik dan bermimpi saja, tapi yang terpenting adalah “take action with your passion and spirite must Go ON to get your dreams”. Bermimpi itu diibaratkan seperti dengan memanah. Memanah itu diawali dengan menarik anak panah dengan penuh konsentrasi, membidik sasaran, fokus dengan target yang kita bidik, setelah itu baru melepaskan anak panah. Hasilnya pun bisa tepat sasaran atau pun melenceng. Begitu juga dengan mimpi, ada yang berhasil dan ada juga yang gagal. Lagi-lagi tergantung dengan jerih payah yang kita lakukan, sama halnya dengan proses memanah tadi.

Sekilas flash back melihat kembali ke belakang. Satu per satu mimpi itu berhasil aku raih. (Bukan maksud untuk pamer, tapi untuk memotivasi diri dan semoga memotivasi juga bagi yang membaca tulisan ini). Ketika masa SMA aku bukanlah siapa-siapa, bukan aktivis, bukan penulis, bukan pula siswa yang berprestasi. Ketika SMA aku hanyalah siswa biasa-biasa saja (tidak ikut PRAMUKA, OSIS, PMR, atau pun organisasi yang lainnya) karena waktu itu selain jadi siswa di SMA aku juga sekaligus menjadi seorang santri di sebuah pesantren di Pemalang. Pagi menjadi siswa di SMA dan siang hingga malam menjadi santri. Satu-satunya prestasi ketika SMA hanyalah mendapat predikat rangking 1 saat semester 1 pada kelas X2, akan tetapi setelah semester 2 dan seterusnya hingga kelas XII tidak ada lagi sistem rangking dalam rapot. Jadi tidak ada lagi istilah siapa yang menjadi juara kelas atau rangking. Begitu juga ketika di pesantren pun tak banyak prestasi yang berhasil aku raih. Hanya saja ketika di pesantren aku pernah bisa menjadi ketua bilik, menjadi ketua panitia lailatul firoq, menjadi ketua panitia maulid nabi, menjadi pemimpin senam setiap ahad pagi, menjadi juara 2 lari marathon, menjadi penulis skenario sekaligus sutradara dalam sebuah drama SMP, menjadi juara 2 lomba pidato, dan menjadi santri terbaik diniyah wustho ketika diwisuda.

Kondisi berubah 185 derajat, ketika aku menjadi mahasiswa. Menjadi aktivis, menjadi penulis, menjadi asisten, menjadi juara karya tulis, menjadi pembicara, menjadi mapres, menjadi entrepreneur (walau sesaat), hingga menjadi dewan juri. Bisa berkeliling keluar kota dan kampus-kampus besar di Indonesia sudah bisa aku taklukkan, sampai bisa merasakan berada di atas awan menaiki sebuah pesawat terbang. Itu semua aku dapatkan ketika aku menjadi seorang mahasiswa. Alhamdulillahi robbil’alamin……. semua ini adalah atas kehendak-Mu Ya Allah… Ya Rohman…… Ya Rokhim……. Begitu agung nikmat-Mu ini. Syukur alhamdulillah. Jika ada kemauan dan tekad yang kuat, jika kita mau berusaha keras dengan penuh sungguh-sungguh pasti Allah akan memudahkan jalan hidup kita. Tentunya semua itu diraih tak semudah dengan membalikkan tangan. Perlu waktu. Butuh proses. Mimpi-mimpi berawal dari coretan-coretan kecil yang aku rencanakan dan aku tempel di kamar kosan. Tentunya kalau kita sudah merencanakan apa yang kita mimpikan, lantas jangan hanya ditempel begitu saja, akan tetapi kita juga harus berusaha mengejar impian tersebut dan jangan lupa untuk senantiasa bertawakal kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya: “Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah, innallaha yuhibbul mutawakkilin ~ Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal” (Q.S. Ali Imran: 159). Inilah kuncinya untuk meraih mimpi.

Dan sekarang aku lagi bersiap-siap membidik mimpi selanjutnya PASCA LULUS S1 NANTI MAU KEMANA????? Kembali aku bidik mimpi tersebut lewat goresan pena (kalau dulu aku tuliskan mimpi itu di kertas dan ditempel di kamar kosan, karena dulu belum punya laptop). Akan tetapi setelah punya laptop, mimpi itu yah langsung aku ketik lewat goresan pada selembar page pada Microsoft word dengan font TNR ukuran 12. Kembali ke bidikan mimpi: PASCA LULUS S1 NANTI MAU KEMANA????? Ada beberapa bidikan yang sekiranya bisa menjadi targetan mimpi selanjutnya pasca lulus S1 nanti, yaitu:

1.   Melanjutkan S2 (mau tetap di Unsoed, luar kota, atau luar negeri)…….????? Perlu analisis yang tajam dalam membidiknya.
2.   Bekerja pada suatu perusahaan atau instansi…...?????
3.   Menjadi pengajar (guru) pada suatu sekolah……..?????
4.   Membuka lapangan pekerjaan sendiri….?????
5.   Menikah……?????? Tapi kalau yang ini mending disave dulu deh (belum tepat waktunya dan belum siap orangnya, hehe)

Bismillah. Berdasarkan analisis SWOT, pertimbangan yang matang, dan konsultasi dengan orangtua. Insya allah pilihannya jatuh pada pilihan pertama, yaitu melanjutkan S2. Kemana? Kita lihat saja nanti. Tapi nanti juga harus disambi dengan pekerjaan yang lain. Berjuanglah, Pasti bisa…..!!! Ganbareba, zettai dekiru…..!!!! Harus dipersiapkan dengan matang. Siapkan jasmani, rohani, dan tentunya materi. Pasti ada jalan menuju beasiswa S2.

0 comments: