Sunday, 17 February 2013

Sedia SP Sebelum SHP (Seminar Hasil Penelitian)


Masa berhibernasi skripsi telah usai. Pahit manisnya bersimbiosis dengan skripsi cukup sudah sampai disini. Entah itu mutualisme atau komensalisme, yang jelas alur cerita tentang skripsi untaiannya begitu panjang untuk diuraikan satu per satu. Kasihan nasibnya sering ditinggal sama induknya (baca: sang eksekutor skripsi tersenyum, hehe). Bukan maksud menduakan atau mentigakan, hanya saja kondisi dan keadaanlah yang membuatnya seperti itu. Satu amanah usai, beranak agenda yang lain. Karena kondisinya waktu itu sang anak merasa seperti kehilangan induknya, ‘bagaikan telur di ujung jarum’ untung saja tidak jatuh. Tidak hanya sekedar mencari kuantitas tapi kualitas, hingga singkat cerita akhirnya beregenerasi adalah sebuah keniscayaan. Itulah kondisinya seperti itu (mencoba beralasan yang diplomatis, hehe).  Pastinya semua ini adalah atas kehendak-Nya, karena dibalik kisah pasti ada hikmah yang bisa kita petik. Alhamdulillah, begitu banyak buah yang bisa aku petik selama bercengkerama dengannya, skripsi #Cerita tentang skripsi nanti ada episode khusus#

Fokus pada lokus”, itulah kuncinya. Karena sebenarnya jika kita mau banget-banget (baca: benar-benar fokus) dalam mengerjakannya pasti bisa diselesaikan dengan cepat dan tuntas. Ketika fokus itu sebaiknya harus pakai kaca mata kuda biar pandangan tetap lurus ke depan (fokus mengerjakan skripsi), jangan tengak tengok nanti nabrak (maksudnya tinggalkan sejenak aktivitas dan agenda-agenda di luar skripsi). Tetapi sekali-kali juga harus nengok spion, barangkali ada sesuatu di belakang kita (tapi sayangnya kuda tidak punya spion, jadi tengok kanan kiri saja). Lanjut. Skripsi udah kelar, revisi demi revisi sudah tuntas, bolak balik ketemu pembimbing sudah beres, untungnya revisi skripsiku dengan kedua pembimbingku via e-mail (jadi bisa hemat duit, paperless dan termasuk go green juga, hanya saja harus sering online ke kampus karena belum punya modem), yang penting harus terus Sabar, Syukur, dan ikhlas (SSi). Kini waktunya maju untuk mendaftar SHP (baca: Seminar Hasil Penelitian). Bicara masalah SHP pasti tidak jauh dari yang namanya presentasi. Tentunya harus banyak persiapan. Karena lagi musim hujan jadi harus “sedia payung/mantel sebelum hujan” begitu juga ketika mau seminar hasil harus “sedia SP sebelum SHP”. Apaan itu SP...??? (baca: Saran & Pertanyaan).

Kembali ke SHP. Ngomongin masalah SHP pasti harus menyiapkan strategi presentasi untuk menghadapi semua pertanyaan yang nanti bakalan ditanyakan. Salah satu strategi sebelum SHP adalah menyiapkan SP (baca: Saran & Pertanyaan). Sebelum dihujani pertanyaan atau saran oleh para hadirin peserta SHP (baik mahasiswa, penelaah, pengamat, moderator, notulen dan pembimbing) alangkah baiknya kita sediakan stok saran dan pertanyaan lebih dulu.  Emang sudah tahu yah pertanyaan dan saran yang akan keluar ketika SHP…???  Kayak punya indera ke-6 aja? Eits, jangan salah. Semua itu bisa diatasi karena sebelumnya aku sudah mengisolasi, mengidentifikasi, dan merekultur beberapa pertanyaan dan saran yang sering dilayangkan ketika SHP (hmmm, kayak layangan aja dilayangkan, hehe). Strategi SHP sudah saya lakukan dengan cara bergerilya memasuki ruang seminar, baik RSB maupun RST (baca: RSB = Ruang Seminar Barat dan RST = Ruang Seminar Timur, hanya ada di Fabio Unsoed). Strategi ini sudah saya lakukan sejak semester 4 dulu. Walau belum tahu apa-apa, masih lugu dan ngawang-ngawang dengan yang dipresentasikan tapi aku coba membidik saran dan pertanyaan-pertanyaan yang dilayangkan tersebut. Ketika itu pertama kalinya mengikuti SHP tertanggal dalam kartu seminar 30 Juni 2010, sejak saat itulah aku mulai mengetahui beberapa pertanyaan yang sering keluar ketika SHP. Ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika kita mengikuti SHP, diantaranya adalah:

§  Mendapatkan ilmu dan wawasan baru tentang suatu materi tertentu (walau kita belum mempelajarinya atau bukan setopik dengan bidang yang kita geluti)
§  Mendapatkan tips dan gaya dalam berpresentasi di depan umum mulai dari sikap, body language, penyampaian, dan yang lainnya terkait presentasi.
§  Mendapatkan pencerahan dan membuka wawasan tentang metode dan tahap-tahap penelitian (manfaat bagi yang belum dan akan melaksanakan penelitian)
§  Meningkatkan pemahaman tentang ciri dan karakter dosen yang bertanya (ada dosen yang sangat dalam dan tajam ketika bertanya, ada juga yang biasa-biasa saja, akan bisa dibedakan jenis-jenis pertanyaannya jika kita sering mengikuti SHP)
§  Mendapatkan beberapa pertanyaan dan saran yang sering ditanyakan dan disampaikan ketika SHP (inilah yang nantinya akan bermanfaat buat kita ketika kita mau SHP, apalagi kalau bidangnya hampir sama dengan kita dan dosennya juga sama).

Selain keuntungan tersebut, sebelum SHP sebaiknya cek dulu naskah/paper yang akan kita seminarkan (dari halaman judul sampai lampiran), sesuaikan dengan format panduan yang berlaku (seperti: spasi, font, nomor halaman, penulisan tabel, gambar, grafik, penomoran, satuan yang digunakan, penulisan nama ilmiah, penggunaan EYD, dan lain sebagainya). Pokoknya semuanya dicek dulu dan disesuaikan dengan format panduannya, karena biasanya masalah seperti ini sering terjadi. Jadi harus teliti sebelumnya. Kalau semua sudah beres, perhatikan pertanyaan dan saran buat SHP yang biasanya sering keluar. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan atau pun saran yang sering diajukan ketika SHP, simak baik-baik yah:

1.      Apa maksud dari hasil penelitian yang telah dilakukan? Biasanya hasil inilah yang paling sering ditanyakan (hasil penelitian itu bagaimana? Berhasil atau tidak? Jika berhasil alasan apa? Dan jika tidak berhasil kenapa?) Namanya juga SHP, jadi inilah yang pasti akan ditanyakan. Jadi sebelum SHP kita harus siap-siap menyiapkan jawabannya.
2.      Apa-apa faktor-faktor yang menyebabkan hasil perlakuan A lebih tinggi dari perlakuan B? Atau sebaliknya. Atau terkait parameter yang diamati? Pengaruhnya seperti apa? Kenapa berpengaruh? Siapkan jawabannya juga.
3.      Terkait hasil analisis, biasanya kan ada yang hasilnya berbeda nyata atau tidak berbeda nyata, itu maksudnya gimana? Siapkan jawabannya juga.
4.      Kapan pengujian atau perlakuan dalam penelitian itu dilakukan (sebutkan waktunya pagi, siang, atau sore beserta jamnya juga harus jelas)? Semua yang dilakukan dalam penelitian seharusnya dicantumkan juga dalam naskah hasil, jangan ada yang disembunyikan biar tidak menimbulkan pertanyaan bagi yang membacanya.
5.      Pengambilan sampel itu harus jelas (berapa jumlahnya, kapan waktunya)
6.      Metode penelitian yang digunakan harus jelas (metode perlakuan dan metode analisis)
7.      Deskripsikan dulu hasil penelitiannya (berupa angka atau data), setelah itu dibandingkan dengan pustaka. Hasilnya bagaimana? Hasil tersebut dituangkan dalam kalimat, setelah itu dibandingkan dengan pustaka atau penelitian sebelumnya.
8.      Kesimpulan harus mengacu ke tujuan penelitian. Kesimpulan jangan terlalu panjang kalimatnya, bikin kalimat yang efektif dan singkat tapi mencakup semuanya. Kesimpulan itu harus mencerminkan dari hasil dan harus sinkron dengan tujuan
9.      Cek lagi validitas dan update pustaka yang digunakan, jangan asal copy paste saja. Upayakan pakai pustaka yang uptodate dan dapat dipertanggungjawabkan.
10.  Buatlah kalimat yang efektif
11.  Harus konsisten dalam menggunakan kata atau kalimat
12.  Harus teliti dalam data dan kalimat
13.  Ikuti panduan atau pedoman penelitian yang berlaku
14.  Untuk slide: harus cermat, warna jangan terlalu mncolok, data atau hasil yang penting diblok tebal
15.  Siapkan juga materi dan pengetahuan yang lainnya yang masih nyambung dengan topic penelitian kita, karena biasanya banyak pertanyaan di luar yang kita prediksikan sebelumnya.

Demikian sekilas tentang beberapa pertanyaan dan saran yang sering keluar ketika SHP. Kalau mau tahu lebih lengkapnya, sering-sering datanglah mengikuti SHP buat nambahin ilmu juga (bukan sekedar nambah paraf di kartu seminar, hehe). Ngomongin presentasi buat SHP, jadi teringat masa-masa ‘penggojlokan pertanyaan’ oleh dewan juri ketika presentasi karya tulis ilmiah baik ketika di Ruang Rapat Fabio Unsoed, Ruang Seminar Gedung Roedhiro FE Unsoed, hingga ketika harus presentasi di UNAIR Surabaya, UGM Yogyakarta, UNHAS Makassar, dan UI Depok. Rasanya dag dig dug der dibuatnya. Apalagi saat dewan juri melayangkan pertanyaan-pertanyaan yang bukan sesuai prediksi, mencecar, mendalam, hingga menusuk tajam. Pertanyaan dewan juri begitu cetar menggelegar, begitu keras melibas, dan begitu detail sekali. Untungnya sudah punya payung strategi menghadapinya, jadi pertanyaan-pertanyaan mereka pun berhasil dijawab dengan sigap, tanggap, dan pastinya jawaban itu harus meyakinkan dewan juri. Terakhir presentasi waktu itu adalah ketika Konferensi Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) di Universitas Indonesia (UI) Depok, padahal waktu itu lagi masa-masanya penelitianku sedang berjalan sudah pada perlakuan utama (menghitung leukosit, eritrosit, total bakteri, bikin media, dan perlakuan lainnya). Tapi alhamdulillah waktu itu dibantu sama teman partner penelitianku. Hingga akhirnya, singkat cerita presentasi beres (aku pulang duluan, padahal harusnya masih 2 hari lagi di UI), langsung ke lab lagi lanjutin penelitian. Alhamdulillah, KIMI pun beres dan berhasil mendapat juara 2 kategori pendidikan waktu itu. Strategi presentasi yang aku terapkan dengan tim sekelompok ternyata berhasil juga memikat dewan juri. Mulai dari pembagian tugas presenter (penyampaian materi oleh semua anggota kelompok), alur rute skenario jalannya presentasi dengan sistem 3-1 (3 di sebelah kanan, dan 1 operator) bergilir, berotasi agar semuanya bisa menyampaikan, pembagian menjawab secara bergantian, sikap tubuh hingga sikap dalam menyampaiakan maupun menjawab. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa sejak semalam sebelum presentasi.

1 comments:

Ahmad Sahidin said...

Maksih banyak informasinya...berguna banget untuk persiapan seminar hasil nanti