Dimana kaki dipijak, disitu muncul spirit
baru. Seperti menemukan puing-puing harapan. Ya, begitulah yang aku rasakan saat
melakukan Ekspedisi Nusantara Jaya di Pulau Sebira. Bibit cita-cita itu tumbuh
seketika. Memberi harapan walau dengan secercah impian. Seolah-olah telah usai
melewati masa dormansi yang panjang. Semakin lama aku mengenali, menelusuri dan
berinteraksi dengan mereka maka disitu pula tumbuh, berkecambah dan
berkembanglah cita-cita itu. Cita-citaku, cita-cita team ENJ Jakarta juga
cita-cita anak-anak pulau yang juga dikenal dengan Pulau Jaga Utara ini. Karena
kehadiran adalah energi yang mampu meletupkan dan membangkitkan spirit
cita-cita dan impian mereka. Begitu juga dengan kehadiran tim ENJ di Pulau
Sebira ini.
Selain menjalankan misi ekspedisi dengan
beragam program kerja yang sudah dilaksanakan, tim ENJ Jakarta juga punya
program yang bersifat berkelanjutan. Salah satu sustaiable program tersebut adalah "Taman Baca Pulau
Sebira". Sejak pertama kali dilaunching animo anak-anak sangat tinggi.
Tiap hari ramai berdatangan anak-anak ke taman baca ini. Tak hanya anak-anak,
kalangan orangtua pun punya euforia yang sama akan keberadaan taman baca
sederhana ini. Taman baca menyimpan sejuta harapan. Masyarakat Pulau Sebira
yang sangat welcome dan punya
antusiasme tinggi terhadap kedatangan kami. Anak-anak adalah harapan masa depan
bangsa ini. Merekalah generasi yang akan membuat pulau ini semakin maju dan
berkembang. Aktivitas "membaca" adalah salah satu kunci pembukanya.
Buku adalah senjatanya. Dan keberadaan taman baca adalah ruang sekaligus tempat
untuk melejitkan potensi mereka.
Sebelum berangkat ke Pulau Sebira, tim
taman baca sudah melakukan penggalangan buku untuk taman baca. Alhamdulillah,
telah terkumpul kurang lebih 1.025 buku dengan beraneka macam jenisnya. Mulai
dari buku pelajaran, cerita, novel, pendidikan, agama, dan lain-lainnya.
Buku-buku tersebut berasal dari sumbangan donatur berbagai pihak, seperti
Mizan, Rabbit Hole, Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau, dan para donatur
individu lainnya. Melalui tulisan ini kami tim ENJ Jakarta juga mengucapkan
banyak terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para
donatur yang telah memberikan buku-bukunya. Semoga buku-buku tersebut dapat
berguna dan bermanfaat buat warga masyarakat Sebira dalam rangka menumbuhkan
budaya cinta literasi dan menambahkan wawasan mereka.
Launching
Taman Baca Pulau Sebira
Langit sore Minggu, 25 September 2016
tampak cerah berawan. Sebuah gedung bertuliskan “Karang Taruna” yang terletak
di depan dermaga utama Pulau Sebira sudah ramai dengan anak-anak yang penuh
antusias. Meski gedung tersebut masih tercium aroma bangkai yang sejak kemarin
tim Taman Baca ENJ sudah coba telusuri, namun tak kunjung ditemukan asal muasal
bau tersebut. Sepertinya berada di atas atap bangunan yang berisi peralatan
musik, semen dan barang-barang lainnya milik warga Pulau Sebira. Seolah-olah
bau itu pun hilang seketika, tapi terkadang tiba-tiba muncul lagi saat ada
desiran angin yang masuk ke dalam bangunan sederhana ini. Tapi, entah karena
semangat yang menggelora, antusias anak-anak yang membahana dan tim ENJ yang
tak kalah serunya dalam pembukaan taman baca ini, bau itu pun seperti hilang
dengan sendirinya.
Pekikan suara anak-anak disertai dengan
beraneka macam tepuk-tepuk kreatif bergema di depan bangunan ini. Senyuman
mereka membumbung tinggi menjulangkan energi-energi positif bagi warga
masyarakat sekitar yang juga mulai melirik sumber suara yang ramai tersebut.
Sesi pengkondisian dengan ice breaking tersebut menghadirkan kesan tersendiri
bagi anak-anak hebat Sebira. Tiba waktunya acara inti yaitu peresmian taman
baca yang nantinya akan menjadi tempat belajar bagi anak-anak ini. Secara resmi
Taman Baca Pulau Sebira ini dilaunching dan diresmikan oleh Ibu Hj. Hartuti
selaku Ketua RW. Orang nomor 1 Pulau Sebira ini sangat menyambut baik dan memberikan
apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim ENJ atas peresmian taman baca
tersebut. Pemotongan pita dan penyerahan buku secara simbolis menjadi penanda
resminya taman baca ini didirikan.
Usai diresmikan, anak-anak pun
berduyun-duyun secara bergantian meminjam buku-buku yang ada di taman baca.
Awal mulanya tim taman baca sempat kualahan menghadapi animo anak-anak yang
hendak mau meminjam buku. Tapi berkat kekompakkan dan pembagian tugas dalam
penanganan dan pengelolaan taman baca, situasi tersebut dapat berjalan dengan
tertib dan rapi. Anak-anak harus mengantri dan bersabar ketika hendak meminjam
buku. Mereka juga dibatasi peminjamannya. Maksimal peminjaman buku berjumlah 2
buah buku. Terus yang boleh pinjam adalah mereka yang sudah mendaftar dan memiliki
kartu peminjaman taman baca. Selamat membaca anak-anak hebat Pulau Sebira.
Kreativitas
dan Inovasi Pengelolaan Taman Baca
Dimana ada gula disitu
ada semut. Dimana ada taman baca, disitu ada buku dan pembaca. Pepatah ini
menggambarkan pentingnya keberadaan buku dan taman baca bagi masyarakat.
Dibalik pelaunchingan Taman Baca Plau Sebira oleh tim ENJ Jakarta kemarin, satu
hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan taman baca masyarakat adalah
“kreativitas dan inovasi” dari para pengelolanya. Sejak persiapan awal
penggalangan buku, pendataan, pelabelan dan penomoran buku adalah suatu
keharusan yang harus ada dalam taman baca. Dari belakang layar inilah
keberhasilan taman baca bisa berhasil. Taman baca tidak hanya fokus dalam
pengadaan buku semata. Hal yang lebih utama lagi adalah adanya pengelola
(pengurus) taman baca tersebut.
Awal mulanya pengelolaan taman baca ini dilakukan oleh
tim taman baca ENJ. Ragam kegiatan taman baca juga tidak fokus hanya penyedian
buku dan aktivitas membaca, tapi lebih dari itu harus ada seni kreativitas
dalam pengemasan kegiatan. Ice breaking, games, tepuk-tepuk, nyanyian,
mendongeng dan aneka jenis kegiatan menarik lainnya juga harus dilakukan untuk
memancing, memantik dan menarik hati anak-anak agar tertarik berkunjung ke
taman baca dan meminjam buku. Karena kalau hanya dengan menyuruh anak-anak
membaca, maka mereka akan menemukan kebosanan. Maka harus dibarengi dan
diselingi dengan kegiatan yang positif, menyenangkan dan membuat mereka nyaman.
Dalam pengelolaan taman baca harus ada pengurus atau
pengelola yang bertanggung jawab untuk mengurusnya. Oleh karenanya saat masih
berada di Pulau Sebira, tim taman baca mengadakan musyawarah dengan RW, para
ketua RT, karang taruna dan perwakilan guru untuk membahas pengelolaan taman
baca ke depannya. Taman baca ini tidak berhenti sampai disini, tapi harapan
kami (tim ENJ) terus berlanjut. Oleh karena itu harus ada pengelola yang siap
mengelolanya. Awal mula sempat ada yang memberi saran, kenapa gak digabung saja
dengan perpustakaan sekolah? Buku-buku taman baca ditaruh saja di sekolah,
begitu saran salah seorang. Tapi kami (tim taman baca ENJ) menyampaikan bahwa
taman baca harus terpisah, berdiri sendiri. Kenapa? Karena taman baca ini bisa
diakses oleh semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua.
Kalau ditaruh di sekolah, masyarakat umum akan sungkan (enggan) untuk meminjamnya
karena merasa malu atau tidak enak. Rapat selesai, akhirnya mereka sepakat
untuk dikelola sendiri oleh mereka.
Keberlanjutan
Taman Baca Pasca Ekspedisi
“Mewujudkan masyarakat Pulau Sebira yang
cerdas literasi dan berwawasan global”, itulah visi didirikannya taman baca
ini. Oleh karenanya untuk mencapai visi tersebut, diperlukan keberlanjutan. Kegiatan
ekspedisi di Pulau Sebira telah usai. Akan tetapi keberadaan Taman Baca
tersebut terus berlanjut. Keberadaan buku-buku yang sementara ini ikut ditaruh
di gedungnya karang taruna masih ada yang mengelolanya. Kami bikin pengurus dan
pengelolanya. Secara teknis di Pulau Sebira sudah ada tokoh pemuda yang
mengelolanya, sementara itu kami (tim ENJ) yang berada di wilayah jabodetabek
juga membuat struktur pengelola lagi. Membuat website, bikin proposal dan
penggalangan dana juga penggalangan buku adalah kegiatan yang akan kami lakukan
lagi untuk menyuplai kebutuhan taman baca tersebut.
0 comments:
Post a Comment