Thursday, 4 May 2017

Catatan Penting Juri Literacy Awards


Sesi presentasi program adalah moment yang paling mendebarkan bagi para finalis Literacy Awards Baznas-Republika ini. Sekaligus menjadi ajang yang paling ditunggu-tunggu oleh dewan juri yang siap menilai dan memberikan masukannya. Siap gak siap harus siap maju ke depan. Mau gak mau harus mau berdiri di depan ruangan presentasi. Para finalis harus S4 (siap sedia setiap saat) untuk maju ke depan, karena urutan untuk melakukan presentasi kali ini secara acak. Tantangan kedua yang harus dihadapi finalis adalah waktu untuk presentasi hanya 5 menit (presentasi) dan 5 menit (tanya jawab). Disinilah para finalis harus cermat berstrategi dalam memanage waktunya.

            Sepanjang jalannya sesi presentasi ini, ada banyak hal penting yang sering ditanyakan oleh dewan juri yang sudah pakar di bidangnya masing-masing. Ketiga dewan Juri Literacy Awards tersebut adalah Ir. Mintarti M.Si dari P2 SDM, LPPM IPB (Penggerak 170 posdaya binaan IPB), Syahruddin El Fikri (Kepala Redaksi Republika Penerbit), dan Ahmad Fikri (Direktur Baznas Tanggap Bencana, Kepala Bagian Kemanusiaan Baznas). Bagi tiap peserta harus memahami karakter dari ketiga dewan juri tersebut. Kalau yang majunya agak belakangan mungkin masih bisa berkaca dan menganalisa jenis pertanyaan yang ditanyakan kepada finalis yang sudah maju lebih dulu. Tapi, kalau yang majunya lebih awal menjadi tantangan tersendiri yag harus ditaklukkan.

            Dalam setiap event perlombaan tentu berbeda-beda karakteristik dan jenis pertanyaan yang ditanyakan oleh dewan juri. Adapun dalam presentasi finalis Literacy Awards kali ini ada beberapa pola pertanyaan dan poin penting yang sering ditanyakan oleh dewan juri tersebut, diantaranya yaitu:

1.      Sebuah program yang diusulkan harus terperinci. Programnya simple, tapi bermanfaat.
2.  Penerima manfaatnya jelas. Tentunya karena acara ini diselenggarakan oleh Baznas dan Republika maka penerima manfaat dari program yang dibuat finalis harus merupakan mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).
3.     Program yang dibuat harus fokus ke satu masalah, jangan terlalu luas atau melebar kemana-mana.
4.      Harus ada indikator keberhasilan program, ketercapaian program dan target yang jelas (ada tolak ukurnya).
5.  Program yang dibuat setidaknya harus bisa diduplikasi (diadopsi) dan bisa diterapkan di tempat lain
6.     Ada kontinuitas (program sustainable), adanya keberlanjutan
7.   Program harus yang unik, bukan yang sudah umum. Setidaknya harus ada kebaruan atau inovasi yang kreatif
8.  Keberhasilan program setidaknya dilihat dari adanya partisipasi masyarakat dan adanya keberlanjutan

Demikian sedikit catatan yang saya catat dan amati sepanjang jalannya presentasi dan diskusi finalis literacy awards. Mungkin masih banyak poin-poin penting lainnya yang belum disebutkan dalam tulisan ini. Semoga bermanfaat dan menjadi perhatian buat siapa saja yang hendak merancang sebuah program masterpiece ketika mengikuti sebuah event kompetisi. Salam literasi. Teruslah berkarya!


0 comments: