Sesi presentasi program adalah moment yang paling mendebarkan bagi para finalis Literacy Awards Baznas-Republika ini. Sekaligus menjadi ajang yang paling ditunggu-tunggu oleh dewan juri yang siap menilai dan memberikan masukannya. Siap gak siap harus siap maju ke depan. Mau gak mau harus mau berdiri di depan ruangan presentasi. Para finalis harus S4 (siap sedia setiap saat) untuk maju ke depan, karena urutan untuk melakukan presentasi kali ini secara acak. Tantangan kedua yang harus dihadapi finalis adalah waktu untuk presentasi hanya 5 menit (presentasi) dan 5 menit (tanya jawab). Disinilah para finalis harus cermat berstrategi dalam memanage waktunya.
Sepanjang
jalannya sesi presentasi ini, ada banyak hal penting yang sering ditanyakan
oleh dewan juri yang sudah pakar di bidangnya masing-masing. Ketiga dewan Juri
Literacy Awards tersebut adalah Ir. Mintarti M.Si dari P2 SDM, LPPM IPB
(Penggerak 170 posdaya binaan IPB), Syahruddin El Fikri (Kepala Redaksi
Republika Penerbit), dan Ahmad Fikri (Direktur Baznas Tanggap Bencana, Kepala
Bagian Kemanusiaan Baznas). Bagi tiap peserta harus memahami karakter
dari ketiga dewan juri tersebut. Kalau yang majunya agak belakangan mungkin
masih bisa berkaca dan menganalisa jenis pertanyaan yang ditanyakan kepada
finalis yang sudah maju lebih dulu. Tapi, kalau yang majunya lebih awal menjadi
tantangan tersendiri yag harus ditaklukkan.
Dalam
setiap event perlombaan tentu berbeda-beda karakteristik dan jenis pertanyaan
yang ditanyakan oleh dewan juri. Adapun dalam presentasi finalis Literacy
Awards kali ini ada beberapa pola pertanyaan dan poin penting yang sering
ditanyakan oleh dewan juri tersebut, diantaranya yaitu:
1.
Sebuah program yang diusulkan harus terperinci. Programnya simple,
tapi bermanfaat.
2. Penerima manfaatnya jelas. Tentunya karena acara ini
diselenggarakan oleh Baznas dan Republika maka penerima manfaat dari program yang
dibuat finalis harus merupakan mustahiq (orang yang berhak menerima zakat).
3. Program yang dibuat harus fokus ke satu masalah, jangan terlalu
luas atau melebar kemana-mana.
4.
Harus ada indikator keberhasilan program, ketercapaian program dan
target yang jelas (ada tolak ukurnya).
5. Program yang dibuat setidaknya harus bisa diduplikasi (diadopsi)
dan bisa diterapkan di tempat lain
6. Ada kontinuitas (program sustainable), adanya keberlanjutan
7. Program harus yang unik, bukan yang sudah umum. Setidaknya harus
ada kebaruan atau inovasi yang kreatif
8. Keberhasilan program setidaknya dilihat dari adanya partisipasi
masyarakat dan adanya keberlanjutan
Demikian sedikit
catatan yang saya catat dan amati sepanjang jalannya presentasi dan diskusi
finalis literacy awards. Mungkin masih banyak poin-poin penting lainnya yang
belum disebutkan dalam tulisan ini. Semoga bermanfaat dan menjadi perhatian
buat siapa saja yang hendak merancang sebuah program masterpiece ketika
mengikuti sebuah event kompetisi. Salam literasi. Teruslah berkarya!
0 comments:
Post a Comment