Tak
terasa bulan yang dirindukan telah datang. Ramadhan namanya. Gimana rasanya?
Senang atau sedih dengan hadirnya bulan puasa ini? Setiap kesan pertama
harusnya menghadirkan perasaan yang istimewa. Gimana puasa di hari pertama kali
ini? Lancar kan? Tidak ada kendala yang menghadang bukan? Sudah bikin
target-targetan yang ingin diraih di bulan spesial ini belum? Pokoknya hari
pertama itu pasti seru dan banyak pertanyaan. Tentunya kalau ngomongin soal
puasa, yang harus pertama dilakukan adalah “adaptasi” menghadapi kebiasaan baru
yaitu tidak makan dan tidak minum dari pagi hingga sore. Kenapa harus adaptasi?
Oya
sebelumnya bagi yang belum tahu adaptasi, arti sederhananya adalah penyesuaian
diri. Mengapa harus menyesuaikan diri (adaptasi). Iya, karena kita menghadapi
hari yang tidak seperti biasanya, bukan? Tak hanya adaptasi dengan menahan
lapar dan dahaga saja, tapi juga harus penyesuaian diri dari segala sesuatu
yang membatalkan puasa. Karena dalam hadits pun sudah diingatkan bahwa banyak
orang puasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus saja, kenapa bisa terjadi??
Karena meski secara fisik puasa, tapi melakukan hal-hal yang dapat mengurangi
esensi puasa itu sendiri, contohnya ghibah, dll. Bicara perihal adaptasi ini sangat
penting sekali untuk menghadapi tempat baru, suasana baru, kondisi baru atau
bulan baru seperti bulan Ramadhan yang teramat spesial ini. Sebelum bicara
tentang adaptasi ini lebih jauh, mari kita sejenak belajar “adaptif” dari
tanaman tomat.
Belajar
Adaptif dari Tanaman Tomat
"Bukan yang terkuat yang mampu bertahan,
melainkan
yang paling adaptif dalam merespons perubahan"
(Charles Darwin dalam teori Survival of the
fittestnya).
Sama
seperti tanaman tomat dan mungkin juga dialami oleh tanaman lain. Kali ini saya
ingin sedikit cerita tentang tanaman tomat yang saya pelihara saat ini. Mulai
dari semai waktunya sama. Ditanam pada tanggal yang sama. Tumbuh di lahan tanah
yang sama, yaitu depan asrama tempat tinggalku sekarang. Perlakuan diberi pupuk
yang sama, yaitu saya kasih pupuk kandang (kotoran kambing). Saat musim panas
dan jarang hujan, sorenya saya siram dengan air yang sama yaitu air kolam ikan
yang berada persis di sebelahnya ini. Akan tetapi dalam berbunga dan berbuah
tak sama.
Begitu juga dengan kesuburan tanaman bernama ilmiah Solanum lycopersicum ini juga berbeda-beda. Meski perlakuan sama, tapi ada yang mudah layu saat kondisi panas menyengat. Ada juga yang tetap subur dan kokoh menghadapi cuaca tersebut. Kalau secara "tumbuh", semuanya tumbuh. Walaupun ada yang terhambat, ada yang lebat dan ada juga yang layu. Pun sama halnya dengan "berkembang"nya juga beda-beda. Itulah kehidupan tanaman tomat, meski menghadapi musim yang sama, berada di tempat yang sama, dan tinggal di tanah yang sama, tapi kehidupan subur dan segarnya berbeda. Inilah yang dinamakan adaptasi.
Tumbuh
dan berkembang memang berbeda parameter. Bertumbuh itu soal kuantitas,
sedangkan berkembang itu lebih ke kualitas. Dari pertumbuhan dan berkembangan
tanaman tomat ini kita bisa ambil banyak pelajaran tentang adaptasi. Kemampuan
adaptif tomat menjadi kunci keberhasilan bertumbuh & berkembang hingga
menghasilkan buah yang siap untuk dipanen. Sama halnya dengan kehidupan kita. Kemampuan
"adaptif" sangat diperlukan bagi diri kita dimana pun kita tinggal,
kita bekerja dan kita hidup di lingkungan mana pun. Teruslah tingkatkan adaptif
kita agar tetap produktif dalam berkarya. Lalu apa kaitannya adaptasi dengan
Ramadhan yang sudah tiba ini? Mari kita simak pembahasan selanjutnya.
Agar Ramadhan Lebih Produktif
Kembali ke pokok bahasan kita tentang
adaptasi di bulan Ramadhan. Ilustrasi tanaman tomat tadi hanya sebagai gambaran
saja tentang pentingnya memiliki kemampuan adaptasi dalam hidup. Kenapa kita
harus beradaptasi di bulan puasa? Sebagaimana kita ketahui bersama, saat kita
puasa maka energi yang kita miliki jumlahnya terbatas. Maka kita harus pandai
mengelolanya. Biasaya saat kondisi puasa, tubuh kita mudah mengantuk dan lelah
secara fisik. Nah, disitulah kita harus beradaptasi. Tidak hanya tubuh saja
yang harus beradaptasi, tapi kebiasaan dan pola hidup ita juga harus
beradaptasi dalam beraktivitas seperti biasanya.
Meski kondisi kita sedang berpuasa,
produktivitas kita harus tetap fight. Bukan banyak tidur dan banyakin diam tak
bergerak hanya untuk menanti waktu berbuka tiba. Tapi tetap melakukan hal-hal
seperti biasanya saat kondisi normal di 11 bulan sebelumnya. Disinilah kita
harus pandai beradaptasi dengan bulan yang agung ini. Berikut ini ada tips-tips
cara kita beradaptasi agar Ramadhan kita tetap produktif, yaitu:
1.
Buat target amal
yaumi
Saat kita
berpuasa, jangan sampai mengendurkan semangat kita dalam melakukan amal yaumi
(ibadah harian) kita. Justru kalau bisa bertambah dan meningkat dibandingkan
hari-hari biasanya, misalnya kalau biasanya baca Al-Qur’an cuma 3 lembar, saat
Ramadhan minimal 1-2 juz / hari, sholat tahajud misalnya targetnya 4 rakaat
tiap hari, sholat dhuha misalnya ditarget 4 rakaat per hari. Dan amalan sunnah
lainnya. Kenapa harus dibuat target minimal? Agar kita menjadi terarah dan
terjadwal dalam menjalani aktivitas selama Ramadhan. Buat target yang
sederhana, tidak memberatkan dan kita enjoy bisa melaksanakan dengan baik
target tersebut
2.
Buat target
pencapaian sesuai passion kita
Selain membuat
target amalan yaumi, kita juga perlu membuat target aktivitas lainnya yang
sesuai dengan hobi dan passion kita. Misalnya: membaca buku targetnya 20 lembar
per hari, meresensi buku seminggu sekali, menulis satu lembar per hari, membuat
desain tiap hari, merancang eksperimen, dan lain-lain yang sesuai dengan bakat
yang kita punya. Kenapa harus ditarget? Agar lebih terarah dan kita bisa
mengisi waktu-waktu luang kita selama Ramadhan tersebut. Buat target yang
simple dan kita bisa mengerjakannya secara konsisten
3.
Manajemen diri
dengan baik
Ini adalah kunci
utamanya. Jika kita ingin Ramadhan kita lebih produktif, maka kita harus pandai
memanajemen diri kita dan manajemen waktu kita selama berpuasa tersebut.
Manajemen diri mulai sehabis sahur hingga berbuka puasa, bahkan sampai malam
sehabis sholat terawih. Kapan waktunya istirahat, menghadiri kajian, membantu
orangtua, membaca buku dan aktivitas lainnya perlu kita atur dan kita manage
agar puasa kita tetap berkualitas. Produktif tidaknya kita selama Ramadhan
bergantung pada manajemen diri yang kita terapkan. Mumpung masih di hari
pertama ini sudahkah kita memanagenya dengan baik? Sudahkah membuat targetan
yang ingin dicapai selama 30 hari berpuasa ini? Jika belum, segeralah dibuat
karena masih ada 29 hari lagi. Selamat beraktivitas menjalani puasa dengan
penuh semangat dan tetap produktif.
Kota
Hujan, 1 Ramadhan 1438 H (27 Mei 2017 M)
0 comments:
Post a Comment