Sungguh awalnya tak menyangka bisa berdiri di atas
podium Gedung Andi Hakim Nasution IPB ini. Tapi pepatah ini memang ada betulnya
juga, bahwa sebuah hasil tak kan mengkhianati proses. Berawal dari tekad,
tergoreslah impian yang kita semai itu. Faidza 'azamta fatawakkal 'alallah.
Alhamdulillahi robbil 'alamin, hadza min Fadhli robbii. Terima kasih juga
kepada rekan-rekan semua atas support dan doanya. Antara senang, bahagia, haru dan
syukur bercampur menjadi satu tatkala namaku tercantum dalam 5 besar Literacy
Awards ini. Alhamdulillah wasyukurillah.
Sesungguhnya setelah
ada kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap masalah, pasti ada solusinya. Tepatnya
seminggu yang lalu, atau H-4 sebelum acara finalis Literacy Awards ini
diselenggarakan, aku baru saja mengalami musibah kehilangan HP yang dicuri oleh
maling. Kejadiannya, saat itu aku sedang sholat shubuh ke masjid dan HP
ditinggal di asrama. Kondisi kamarku dalam keadaan terkunci. Si pelaku masuk
kamar lewat kamar mandi dalam. Mau gak mau aku harus mengikhlaskan Hpku tersebut.
Mungkin ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian tersebut.
Dan hari ini (saat
pengumuman pemenang 5 terbaik Literacy Awards) doa dan harapanku masuk dalam
kategori ini, alhamdulillah diijabah oleh Allah SWT. Sejak kehilangan HP
tersebut, aku sempat bertekad semoga bisa masuk juara dalam 5 besar tersebut. segenap
persiapan dan strategi dalam membuat slide presentasi pun aku persiapkan dengan
baik. Bahkan hingga sesaat sebelum tampil ke depan, aku sudah siapkan strategi
terbaik saat giliranku tampil ke depan. Ternyata hari ini luar biasa sekali, alhamdulillah
program yang aku buat berjudul Coaching Literasi Santri meraih juara 1. Sungguh aku tak bisa
berkata-kata lagi.
Kado Hardiknas
![]() |
Dimuat di koran Republika |
Kado spesial (penghargaan terbaik 1) ini aku
persembahkan untuk kedua orang tuaku (Ibu Aisyah dan Bapak Djazuli). Karena
dari mereka berdualah yang tak kenal lelah mendidikku hingga sekarang ini.
Pancaran kasih sayang papa & mamaku ini telah membuatku kokoh berdiri
melakukan perjalanan hidup hingga saat ini. Spesial juga buat adikku, Anisul
Fuadi yang kini sedang menempuh kuliahnya. Doa kakak untukmu dek. Terus berjuang dalam
mencari ilmu.
Buat semua keluarga yang tak bisa aku sebutkan satu per satu. Juga buat para guru dan para ustadz yang telah banyak mengajarkanku arti kehidupan. Guru MI Busthanuttholibin Cerih, guru MTs Al-Falah Cerih, guru SMAN 3 Pemalang, hingga para dosen Universitas Jenderal Soedirman. Tak lupa juga buat para ustadz-ustadzahku TPQ Jrumat, madrasah Diniyah awaliyah Cerih hingga Ponpes Salafiyah Pemalang. Juga buat para master guru SGI Dompet Dhuafa. Dan semua guru hebat lain yang belum disebutkan disini.
Pendidikan memang menjadi kunci utama kemajuan bangsa, bahkan diri sendiri. Bagi para guru, teruslah menjadi teladan bagi anak didiknya. Salah satunya adalah akrab dengan literasi. Sederhananya adalah mulai dari diri sendiri untuk melakukan gemar membaca, rajin menulis, senang berdiskusi dan musyawarah, bertualanglah mentadaburi alam-Nya.
Teruslah berbagi inspirasi, menebar manfaat.
Sebagaimana ungkapan menarik Chrichton ini: “Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda
berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda
tertarik, teruslah berkarya. Jika Anda bosan, teruslah berkarya” (Michael
Crichton, penulis novel “Jurassic Park”)
Selamat Hari Pendidikan, 2 Mei 2017
0 comments:
Post a Comment