Ini adalah kelanjutan tulisan sebelumnya tentang Anak spesial
bernama Jabar Alam. Ketika ada anak bermasalah, dan ingin menyelesaikan problem
tersebut, "jangan marah!". Itulah kesimpulan yang bisa diambil atas
problem solving kasus anak yang cukup menguras energi selama sebulan ini.
Menjadi detektif, psikolog hingga jenderal dan tentunya belajar
menjadi orang tua. Tak mudah memang, dunia remaja dan abg memang tak luput dari
problematika yang complicated.
Saya jadi teringat dengan pesan Ayah Edy dalam buku terbarunya
yang berjudul "Menjawab Problematika Orangtua ABG dan Remaja". Beliau
mengatakan: jangan marah! Ya, ingat selalu: jangan MARAH. Mengapa orang tua
tidak boleh marah saat anaknya bermasalah? Karena marah hanya akan membuat anak
jadi tertutup. Bila ia sudah tertutup, kita takkan tahu sejauh mana tentang
masalah tersebut sebenarnya. Teknik kedua menurut Ayah Edy, buat anak terbuka
pada kita dengan menceritakan kisah kita sendiri atau biasa disebut dengan
teknik PACING (menyamakan).
Hari ini aku baru nyadar, ternyata yang dilakukan Umi Is (ketua
yayasan LF) juga seperti itu. Jangan marah! Pendekatan dari hati ke hati. Aku
belajar banyak dari Umi Is yang juga merupakan psikolog. Dan aku pun baru
nyadar kalo upaya yang telah dilakukan Umi Is, kepsek dan aku juga selama ini
adalah dengan teknik PACING juga. Owh, itulah kenapa orang tua (ayah ibu)
diminta datang hari ini. Sekali lagi arti kehadiran sangatlah berarti. Hadir
memberi energi, memantulkan spirit dan bagian dari sebuah perhatian.
Terkait jangan marah ini, Rasul pun pernah mengingatkan dalam
haditsnya. ".... Laa taghdob, faroddada miroo ron, laa taghdob...! Jangan
marah, Rasul mengulanginya berkali-kali, "jangan marah!". Redaksi
hadits selengkapnya aku agak lupa. Tapi intinya tentang "jangan marah
".
Aku belajar banyak dari kasus ini. Belajar menjadi guru, wali
kelas dan orang tua. Belajar menjadi psikolog, jenderal, detektif dan problem
solver.
Kita boleh lelah, tapi jangan pernah menyerah dan jangan pernah
putus asa ketika ditimpa masalah. Kalau melihat latar belakang anak spesial
bernama Alam ini, banyak sekali hikmah yang bisa diambil.
Berlatar belakang suram sewaktu SMPnya, bergaul dengan anak punk
dan terjerumus dunia jalanan. Ijazah SMPnya pun paket B.
Tapi sekarang perkembangannya cukup drastis, sudah hafal 2,5 juz. Walau dia masih minder, kurang pede, merasa tidak bisa mengikuti pelajaran dan hafalan. Sikapnya yang cenderung introvert, tapi punya jiwa sosial yang tinggi. Itulah potensinya. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.
Gara-gara HP, dia berbohong. Ketahuan merokok lewat telusuri
Facebooknya. Tapi dia tidak mau mengakuinya. Sampai akhirnya dia kabur dari
asrama dan meninggalkan sepucuk surat.
"Sorry semuanya, gw pergi dulu untuk beberapa hari, untuk menyelesaikan masalah ini. Entah dikeluarin apa gak! Gue lagi mau sendiri dulu. Jaga diri luh baik-baik. Jangan luh kangen gue. Gue bukan sahabat luh yang bisa nerima apa adanya!!! " begitu ujarnya dalam selembar kertas yang ditinggalkan di kamar asramanya.
"Sorry semuanya, gw pergi dulu untuk beberapa hari, untuk menyelesaikan masalah ini. Entah dikeluarin apa gak! Gue lagi mau sendiri dulu. Jaga diri luh baik-baik. Jangan luh kangen gue. Gue bukan sahabat luh yang bisa nerima apa adanya!!! " begitu ujarnya dalam selembar kertas yang ditinggalkan di kamar asramanya.
Hampir 3 hari gak ada kabar, ditelpn Hpnya aktf tp ga diangkat.
Disms ga dibales. Orang tuanya tentu panik. Aku pun terus berkoordinasi dengan
orang tuanya. Dia sekarang dimana? Makannya gimana? Tidurnya dimana? Pertanyaan
yg dirasakan oleh orang tuanya.
Setelah hampir 5 hari gak ada kabar. Dia pulang ke rumah. Hanya
beberapa jam saja, makan, dan mandi lalu pergi lagi, cerita ibunya. Dia kabur
lagi. Entah kemana? Ayahnya marah sekali.
...........
...........
Bersambung.......
0 comments:
Post a Comment