Saturday, 25 November 2017

Resume Materi “Writer Teachers”


Melalui blog ini saya ingin berbagi resume materi yang saya sampaikan dalam sharing session yang diadakan oleh Komunitas Guru Cerdas Literasi SGI Learning Community (Ahad, 19 November 2017). Berikut tulisan selengkapnya.

Ceritaku: Awal Mula Menulis

Menulis itu mudah tapi susah. Dibilang mudah tapi terkadang susah untuk mengawalinya. Tapi kalau sudah berani mengawali kata pertama yang ditulis, maka akan terasa mudahnya. Akan tetapi dibilang susah juga sebenarnya itu salah karena dikatakan susah karena tidak mau mengawali dan mencoba untuk menulis kata pertama. Karena kata-kata pertama yang kita tulis sebenarnya itulah yang menjadi pemicu dan inisiator yang akan meningkatkan langkah kita untuk meneruskan kata-kata selanjutnya. Mungkin menulis sama halnya dengan sebuah presentasi. Ada yang mengatakan bahwa kekuatan dan suksesnya presentasi berada di 5-7 detik pertama. Sama halnya dengan menulis yang terletak juga di kata pertama yang ditulis. Kata-kata pertama itulah kunci utama yang akan membuka, menerobos dan menembus rangkaian kata-kata, kalimat, hingga paragraf selanjutnya.

Tapi bagaimana mau mulai menulis, kalau sama sekali tidak punya ide untuk memunculkan kata-kata pertama itu, sudah bingung, dicampur lagi dengan adanya kebuntuan berpikir di jalan yang buntu. Selain itu, terkadang juga muncul rasa bingung tidak bisa membuat kata-kata yang indah, putus asa di tengah jalan lantaran pikirannya mentok, gagasannya kurang bermutu, tidak mampu mencairkan suasana yang enak dibaca dan tidak percaya diri dengan apa yang dituliskannya. Itulah sekelumit permasalahan yang terjadi dan dirasakan oleh penulis pemula. Hal ini juga seperti yang aku rasakan juga tatkala mau memulai untuk menulis dan menjadi penulis pemula.

Pada awal sebelum aku menyukai dunia tulis menulis, aku hanya bisa bermimpi dan menganggap menulis itu sesuatu yang sebenarnya mudah tapi juga susah. Padahal sudah ada ide-ide yang bagus dan cemerlang menurutku tapi aku bingung dari mana aku memulai menulisnya. Akhirnya aku hanya bisa bermimpi dan bermimpi ingin menulis tapi tak pernah terlaksana. Aku bermimpi tulisanku dimuat di suatu majalah tertentu atau memenangkan suatu ajang perlombaan hasil karya menulisku. Ternyata waktu itu aku hanya bisa bermimpi tanpa ada aksi. Tanpa mau mencoba dan berusaha untuk memulai menulis apa yang sebenarnya sudah ada dalam benakku waktu itu.

Resep Menulis 5W + 1 H

1. What is Writing?
         Goresan kata-kata berpola SPOK
         Ekspresi rasa dan cerita
         Menuangkan ide/gagasan/pendapat
         Mengimajinasikan pemikiran
         Menyebarkan buah kebaikan (kisah si burung pipit, seekor penyu dan sebatang pohon kelapa) NB: kisah ini saya dapatkan pertama kali saat mengikuti workshop menulis bersama Tere Liye

2. Why? Mengapa saya menulis?
         Karena hobi
         Memberikan sebuah pandangan
         Menyampaikan pesan lewat tulisan

3. When?
         Kapan saja bisa, saat sedang ada masalah, dapat kabar gembira, dll (diari)
         Saat sedang kondisi enjoy
         Saat menemukan ide/solusi dari sebuah masalah

4. Where?
         Dimana saja bisa
         Cari tempat yang tenang dan nyaman
         Di tempat yang sejuk dan sunyi

5. Who?
         Semua orang bisa menjadi penulis
         Syaratnya:
            a. Ada kemauan dan niat
            b. Berlatih dan berusaha

6. How....?
         Pahami dulu jenis-jenis tulisan
         Langsung dipraktekkin
         Tips menulis itu ada 3 kata yaitu: MENULIS....MENULIS....MENULIS......


Bagaimana caranya menggali ide?
Ada banyak sumber untuk menggali ide/gagasan yaitu berdasarkan pengalaman pribadi, media cetak & elektronik, lingkungan sekitar, observasi ke lokasi tertentu, diskusi dan wawancara dengan narasumber/pakar tertentu. 


Bagaimana cara mengasah kemampuan menulis? 
Sebenarnya caranya sama dengan syarat Semua Bisa Jadi Penulis, yaitu:
Pertama: Menulis...!
Kedua: Do Write...!!
Ketiga: Uktub..!!! = Tulislah...!!! 


Tips tambahan untuk mengasah kemampuan menulis, yaitu:
1.      Sering berlatih
Membiasakan diri untuk menulis. Pasti bisa! Pasti Teyeng! Update status aja bisa, berkicau di twitter aja sanggup, mengerjakan laporan praktikum aja gampang, apalagi menulis?

2.      Banyak membaca
Seorang penulis pasti tak lepas dari membaca. Membaca dan menulis adalah dua sejoli yang tak bisa dipisahkan. Membaca adalah amunisi yang canggih, senjata yang tepat untuk bisa menulis. Seorang Lisa See lewat tokoh Paman Lu, dalam novelnya berjudul Snow Flower berkata, “ Bacalah seribu buku, maka kata-kata akan mengalir seperti sungai ”. Membaca yang utama memang dari buku, jurnal, majalah, internet atau bentuk tertulis lainnya. Tapi jika yang tidak suka membaca dalam bentuk buku, bisa lakukan membaca dengan melihat film, membaca situasi atau peristiwa tertentu, membaca lingkungan, membaca travelling dan membaca alam semesta yang begitu luas ini.

3.     Bertanya dan berdiskusi dengan teman yang ahli dalam menulis.
Belajarlah kepada mereka yang sudah berpengalaman lebih dulu. Minta dikoreksi, dan dibimbing dalam proses penulisannya. Bisa juga dengan membaca karya orang tersebut dan berdiskusi dengannya.

4.      Mengikuti lomba menulis (LKTI, essay, dan lain-lain), pilih yang paling disukai dan diminati.
Manfaatkan peluang emas jika ada lomba, karena dengan mengikuti lomba kita akan tahu sejauh mana kemampuan menulis kita. Walau masih pemula tidak apa-apa, itu sebagai sarana melatih kemampuan kita. Gagal/kalah tak masalah, namanya aja belajar. Kalau tips dari saya begini: cari lomba sebanyak mungkin, cari yang gratis tapi hadiahnya lumayan gede dan pilih yang paling mudah, paling kita sukai dan paling kita anggap mampu mengerjakannya.

5.     Jangan pernah bosan menghadapi kegagalan, nikmati saja prosesnya. 
Karena kegagalan adalah guru terbaik untuk mengevaluasi kekurangan tulisan yang kita tulis. Jika kita gagal/kalah dan tak pernah lolos dalam lomba menulis, jangan sedih, jangan menyerah. Kita evaluasi diri, evaluasi tulisan kita kekurangannya apa. Kembali minta masukan dan saran kepada yang sudah berpengalaman, minta dikoreksi sebelum dikirim ke panitia lomba, banyak baca lagi, ikut workshop/pelatihan tentang menulis, setelah itu action dan teruslah berkarya.


========================================================


Sesi Tanya Jawab

1.      Yulisthina: Bgmn sekiranya jika kita memiliki tulisan dan dianggap bagi diri kita sndiri itu sdh tulisan terbaik namun ternyata di mata org2 karya kita tdk bagus
1. Bgmn menyikapinya???
2. Adakah tolak ukur atau standar tertentu yg dpt digunakan sbg acuan untuk menilai tulisan itu sdh layak atau belum?

Jawaban:

Masalah ini sering dialami oleh semua penulis baik pemula maupun yg sdh profesional bu. Saya pun dulu sering mengalaminya.
1. Cara menyikapinya adalah minta bantuan orang lain (teman dekat atau siapa pun) utk membaca tulisan yg kita buat. Minimal 3 orang. Mintain tanggapan dari mrk. Ini yg paling mudah dilakukan. Dan kita hrs terbuka jg mnerima masukan darinya

2. Apakah ada tolak ukur atau standarnya? Iya ada. Tergantung jenis tulisannya bu. Tentunya yg paling mudah dicermati adalah dari diksi (pilihan katanya), gaya bahasa yg digunakan, dan enak tidaknya dibacanya. Sama kayak meracik sebuah masakan. Tentu tergantung selera. Ditentukan dari bumbu yg kita racik tsb

2.      Louis Ifka: intrupsi bertanya: tolong saran apa yg harus sy lakukan: ketika ad ide menulis dlm otak kita sudah punya gambaran jelas tetapi ketika mulai do write macet? gmn solusi?

Jawaban:

Masalah ini jg sering terjadi. Saat sdh ada ide dlm otak, tp saat mau menulis macet. Tak bisa berkata2 atau bingung mau menulis apa. Bagaimana langkah selanjutnya setelah menemukan ide? Kiat-kiat setelah menemukan ide (khusunya jika mau buat karya tulis atau essay) adalah: 1). Cari referensi tambahan  2). Observasi langsung tentang materi yg ingin kita buat. 3).Menyusun outline / map maping  4).Berdiskusi dengan orang lain 5).Istirahat sejenak juga perlu. 6).Atau cari tempat dan suasana yg lain

3.      Miah Gunawan: Saya mau tanya, bagaimana cara kita untuk memunculkan suatu ide cerita yg tidak klise dan bagaimana cara mendapatkan elaborasi kata yg tepat dlm suatu tulisan?

Jawaban:

§  Sebelum membuat tulisan, kita buat peta konsepnya dulu bu atau mind mapping tentang cerita yg akan kita buat. Dibuat garis besarnya dulu dari alur, setting, dll. Sehingga utk memunculkan ide cerita yg tdk klise sdh ditentukan sejak awal tadi. Kalau sudah dibuat 3-5 paragraf, baca lagi dan lakukan editing sesekali. Atau kalau saya lanjut aja mengalir menulis apa saja yg terpikirkan di otak. Baru ntar editing di belakang.

§  Utk melakukan elaborasi kata juga perlu banyak latihan bu. Dan sering aja menulis. Kalau sekali dibuat lamgsung save dulu, atau boleh juga corat coret dulu di buku baru diketik. Yang penting harus kaya diksi dan gaya bahasa yg menarik sesuai cerita yg kita buat

4.      Nala: bagaimana cara mudah  menentukan poin pertama yg menarik untuk mengawali sebuah tulisan? terlebih jika tema besarnya sudah ditentukan, saya terkadang sering terjebak pada paragraf2 awal.

Jawaban:

Pilih sudut pandang yang spesial. Ada banyak bentuknya bu. Tergantung konsep ceritanya mau seperti apa. Utk poin pertama hrs yg unik dan menarik. Misal pakai perumpamaan, quote, atau yg lainnya disesuaikn jenus tulisannya. Tulislah apa yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan itu yg paling mudahnya. Saya akan berikan salah satu contohnya

5.      Ali: Apa yang Guru Iin paparkan diawal tadi memang mewakili semua perasaan orang yang mau memulai menulis terutama saya. Yang menjadi kendala terbesar bagi saya adalah konsultasi dengan para penulis senior atau ahlinya untuk mengkritisi apa yang sudah saya tulis.. Apalagi kita sama² tahu untuk interaksi langsung dengan orang² yang sudah terkenal itu susah kalau tanpa ada penghubung terlebih dahulu. Ditambah Lingkungan tempat saya berada sangat tidak mendukung. Juga link/atau jaringan saya yang sangat terbatas bahkan bisa di bilang tidak ada. Akhirnya kadang apa yang menjadi keluh kesah saya, opini dan tulisan (meskipun ala kadannya😂😂) hanya di upload di fb.. Sementara kita tahu di fb itu sangat jarang kita mendapatkan kritikan  yg sesuai dgn yg kita harapkan, yg ada terkadang komentar² alay yg datang. Bagaimana kira² solusinya guru.?? 

Jawaban:

Kalau boleh tahu guru Ali dari mana asalnya? Menurut saya tdk masalah diposting di FB, yg penting disampaikan dengan menarik. Boleh jg klo ada posting di blog atau website pribadi. Jika ditmpt tinggal guru ali ada komunitas penulis boleh gabung disana, atau boleh cari teman yg bisa diajak buat diskusi bersama

6.      Nur Fadilah: Bagaimana membuat ending yg menarik guru terutama pada cerita guru?
Jawaban:
Membuat ending yg menarik sama spt membuat awal yg menarik bu. Yg penting ending itu harus nyambung dengan awal, dan tengah agar jd satu kesatuan yg utuh. Saya kasih contoh tulisan yg pernah saya buat judulnya menghukum dengan hati berikut ini paragraf akhirnya (ending)nya.....

Permasalahan siswa tak selamanya harus diselesaikan dengan cara hukuman fisik. Berilah hukuman yang mendidik bagi siswa-siswi kita tatkala mereka berbuat kesalahan. Kalau saat kita mengajar dan mendidik mereka harus dengan hati, maka menghukum anak (saat mereka salah) juga harus dengan hati. Saya jadi teringat dengan pendapatnya Setiawan dalam bukunya yang berjudul Anak Juga Manusia, mengatakan bahwa “anak bukan barang yang dipesan dari katalog yang disertai buku panduan. Dia adalah titipan Tuhan yang sudah sepatutnya diperlakukan dengan baik. Anak juga bukan robot yang tinggalplug and play. Dia punya hati dan perasaan, karena anak juga manusia”. Iya, karena anak juga punya hati dan perasaan, maka masukilah dunia dan hati mereka supaya riang gembira. Jika hukuman fisik terus dilakukan kepada siswa tentu akan berdampak pada kondisi psikologis mereka. Oleh karenanya, ketika anak (siswa-siswi) kita bermasalah, hukumlah dengan hati.


7.      Aminah: Ketika menulis suka bingung dalam penulisan kata yg tepat.. Bagaimana solusinya guru??
Jawaban:
Cari padanan kata (sinonimnya) bu. Usahakan dalam satu paragraf kaya akan diksi. Caranya dg mencari sinonim kata dari kata tsb. Usahakan tdk ada pengulangan kata yg sama dlm paragraf kecuali kata penghubung

8.      Khatimatul Wilda: Bagaiman cara memuncul rasa ingin menulis "sehingga menjadi hobi" guru?
Jawaban:
Untuk memunculkan rasa ingin menulis (saya sebutnya passion atau hasrat) atau dlm bahasa kerrennya lentera hati 😅. Sehingga mjd hobi adalah dengan menyukainya terlebih dulu. Karena dgn suka/senang maka kita akan jd hobi. Sama spt saat kita berhobi main bulu tangkis misalnya. Kenapa hobi dg olahraga tsb? Tentu salah satu alasannya karena suka/senang. Kedua, enjoy dan menikmati. Ketiga, alasan lain misalnya ingin berbagi manfaat lewat tulisan yg kita buat.

Kalau kata trainer, motivator dan inspirator SuksesMulia pak Jamil Azzaeni: "bila ingin menjadi seorang yang expert (ahli): pilihlah kegiatan yang Anda KUASAI, Anda CINTAI, dan mengHASILkan". Prestasi terbaik adalah tujuan akhir yang hendak kita tuju, sementara expert adalah alat untuk mencapai tujuan itu

========================================================

Closing statement untuk sharing session ini:

" Jika aku adalah MEMBACA, dan kamu adalah MENULIS. Maka, kita adalah LITERASI.
Dua sejoli (membaca dan menulis) adalah senjata ampuh yang bisa merubah sumber daya manusia, menajamkan pengetahuan dan meraih kesuksesan.
Habis membaca terbitlah menulis. Tulisan itu pun akan senantiasa bersinar menerangi bacaan. Begitulah pepatah yang tepat bagi kedua pasangan sejati (membaca dan menulis) yang tak bisa dipisahkan karena keduanya selalu beriringan.

Kekuatan membaca yang telah kita serap akan meningkatkan keterampilan dalam menulis. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, begitu juga dengan menulis, tulisan yang kita tulis tak lepas dari bacaan yang telah kita baca sebelumnya.

Jenis atau genre buku yang kita baca pun akan mempengaruhi cita rasa tulisan yang kita hasilkan. Menulis dengan hati akan sangat berarti dibandingkan hanya menulis dengan emosi.  “Scripta manent, verba volent” yang berarti apa yang tertulis akan abadi dan apa yang terucap akan musnah. Pepatah latin ini pun menjadi visi bagi sebuah tulisan yang telah tergoreskan pena.

Menulis juga menjadi senjata ampuh bagi para pencari ilmu, sebagaimana Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan “ikatlah ilmu dengan menulis”. Menulis telah menjadi mesin penyimpan ilmu yang tak pernah hilang ditelan zaman, seperti yang telah dilakukan oleh Imam Bukhari, Imam Ghozali, Ibnu Taimiyyah, Imam Syafi’i, dan para cendekiawan muslim lainnya. Walaupun orangnya telah tiada tapi karya-karya para tokoh ulama tersebut sampai sekarang menjadi referensi dan rujukan bagi umat manusia.

Jika ingin umur panjang, menulislah!

Salam Literasi

Iin Amrullah
#EduWriter


0 comments: