Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Friday, 8 April 2016

Senyum Batizado di Bukit Seruling


Setiap perjalanan mendaki tergores sejuta kenangan. Karena puncak tertinggi bukanlah gunung. Puncak kebahagiaan yg hakiki adalah saat syukur selalu ada dalam hati. Kemana pun kaki melangkah. Bukankah kita sdh sering diingatkan. Bahkan ditegaskan dengan pertanyaan yg terulang 31 kali. Fabiayyi aalaai robbikumaa tukadziban? Maka, nikmat Tuhanmu yg manakah yang kamu dustakan? Begitulah kata-kata ini menjadi pembuka yang aku sampaikan kepada anak-anak sesaat sebelum berangkat dalam perjalanan untuk mendaki bukit seruling.

Jadi kemana pun kalian menjejakkan kaki selanjutnya, baik di Indonesia hingga belahan bumi mana pun tancapkanlah syukur itu. Temani dengan sabar saat rintangan menghadang. Dan yg utama pelihara baik-baik bekalmu itu. Sebaik-baik bekal adalah takwa. Karena setiap ending fase kehidupan, selalu melahirkan opening babak baru. Seperti yang baru saja kalian alami. UN telah usai bukan berarti sudah selesai perjuangannya. Sudah ada fase kehidupan baru yg menanti di depan mata. SNMPTN, SBMPTN atau ujian-ujian masuk kampus yg lainnya. Perlu dan harus diperjuangkan.

Perjalanan hidup kalian seperti halnya saat kita berjalan untuk menuju bukit yang kelihatan menjulang tinggi jika dilihat dari asrama sekolah kita. Tak terasa 3 tahun kalian berada di sekolah ini (ada yang 1 tahun dan 2 tahun). Untuk menuju hingga puncak tentu banyak rintangan yang menghadang. Jalanan yang terjal, licin, curam dan aneka jenis tantangan lainnya. Ditambah lagi lelah, capek dan lapar-dahaga sudah pasti. Itulah bagian dari rute perjalanan yang harus dihadapi. Tapi, jika semua halangan dan rintangan itu dihadapi secara bersama tentu pasti akan lebih ringan beban yang kita emban tersebut. Persis seperti yang kalian hadapi dalam kehidupan selama bersekolah di SMA boarding school ini. Dan pastinya lika-liku kehidupan ada fasenya masing-masing. Bagaimana endingnya? Tergantung dengan proses yang kita lalui. Hasil yang akan kita raih tentunya bergantung dengan jerih payah proses yang kita perjuangkan.

Tapi lihatlah perjuangan setelah melewati jalan terjal yang menanjak tadi. Bukit ini masih rendah, tak seberapa tingginya. Tapi lihatlah setelah kalian berjalan melintasi semua lika-likunya. Puncak bukit ini sudah berhasil kita daki, apa yang kita dapatkan di puncak bukit ini? Pemandangan alam yang indah, gunung Salak yang tampak gagah, udara yang segar dan terik mentari pagi yang sangat cerah serta semua ekspresi rasa yang kalian rasakan. Itulah yang terlihat oleh mata kita di puncak bukit ini. Semoga senyum batizado ini juga akan terus terawat. Seperti nama yg kalian buat sendiri yaitu "batizado" persahabatan sejati. Senyum setia kawan ini telah tergores seperti saat kita melewati rute pendakian pagi ini. Lelah bersama. Capek juga bersama. Hingga senang pun bersama saat menikmati sarapan pagi ini.

Teruslah jaga selalu jargon kita ‪#‎KeepSpiritDoTheBest.

Setelah ini, selamat berbirul walidain. Salam buat orangtua dan keluarga di rumah.

Asrama Bilik Bambu, 8 April 2016



Thursday, 7 April 2016

Mimpi itu Harus Diperjuangkan


Dulu awalnya aku gak terlalu peduli soal mimpi. Lagian buat apa sih punya mimpi? Bukankah sama saja dengan bunga tidur? Hanya muncul seketika, senyap hilang entah kemana. Itu persepsiku dulu soal mimpi. Itu anggapanku jauh sebelum aku duduk di bangku kuliah. Buat apa mimpi pakai ditulis-tulis segala di buku? Atau di kertas lalu dipasang di dinding-dinding kamar kita? Buat apa coba? Kayak gak ada kerjaan aja, hehe. Sekali lagi itu adalah perasaanku waktu belum paham akan pentingnya punya mimpi. Percuma saja punya mimpi, kalau hanya menjadi coretan di buku atau hanya menjadi hiasan di dinding kamar.


Persepsiku berubah 1001 derajat tatkala sudah menjadi mahasiswa. Kita itu harus punya mimpi, begitu kurang lebih pesan pembicara yang aku tangkap ketika menghadiri beberapa training, seminar atau pelatihan. Paradigma ku pun mulai berubah. Seiring berjalannya waktu, aku malah tertarik untuk menuliskan mimpi-mimpi selanjutnya. Mimpi yang dulunya berawal dari niat, kemauan dan keinginan untuk mendapatkan sesuatu hal yang aku impikan.

Wednesday, 6 April 2016

Celoteh di Depan Bilik Bambu


          Suatu saat nanti kalian pasti akan teringat dengan moment-moment seperti ini. Moment keakraban dan kebersamaan yang tanpa setting sebelumnya. Derasnya tetesan H2O yang turun sejak senja tadi masih saja tak kunjung berhenti. Diiringi dengan irama petir dengan kilatan yang sesekali menyambar. Tak hanya itu, listrik pun padam. Lengkap sudah suasana maghrib kali ini harus bergelap-gelapan dengan dinginnya hujan yang tak kunjung reda. Ocehan kodok mulai ramai terdengar. Tak mau kalah lagi, jangkrik pun ikut bersiul bersama dengan aneka fauna lainnya yang muncul di malam hari.

          Badha maghrib di depan bilik bambu ini. Satu per satu siswa-siswa kelas XII bergantian menyampaikan pesan-kesannya kepada wali kelas (aku) dan guru fisika (Hakkin). Tak terasa hampir 10 purnama berlalu aku bersama mereka. Sudah mau 1 tahun saja. Tadi siang baru saja mereka menyelesaikan perjuangannya di UN 2016 ini. Lanjut dengan acara pesan-kesan bersama pengawas dan panitia UN. Badha dhuhurnya mereka berkumpul bersama yayasan, pihak sekolah termasuk diriku selaku wali kelas. Semua nampak haru biru menyampaikan sejuta pesan kesannya setelah 3 tahun terlewati di sekolah ini. Semua larut dalam untaian perasaan yang mendalam.

Satu per satu dari mereka giliran menyampaikan kesan-pesannya untukku. Gelap semakin menyelimuti suasana sunyi asrama yang berada di sekitar areal persawahan ini. Lampu masih saja padam. Hanya ditemani sebatang lilin yang menerangi malam ini. Diantara pancaran lilin itulah celoteh demi celoteh ungkapan kesan-pesan anak-anak kelas XII disampaikan kepadaku dan gur fisika. Ucapan terima kasih dan segala rupa rasa-rasa yang lainnya diucapkan oleh mereka. Ada satu harapan besar dan pesan istimewa yang juga do’a  dari mereka kepada dua orang guru muda ini, yaitu dido’akan semoga segera bertemu dengan jodohnya. Semoga segera menikah kata mereka. Aamiinnnn, begitu jawabku dengan keras, hehe.

Kini giliran aku pun menyampaikan celoteh kesan-pesannya untuk mereka. Suasana seperti ini mengingatkan saat berada di Halut Maluku Utara setahun yang lalu. Begitu prolog pengantarku memulai penyampaian segores inspirasi kepada mereka. Tak terasa hampir setahun aku menjadi wali kelas mereka. Kesan demi kesan pun aku utarakan kepada mereka, seperti halnya mereka menyampaikan sebelumnya kepadaku. Moment-moment seperti inilah yang akan selalu terkenang dan teringat. Celoteh nasihat dan motivasi di depan bilik bambu ini. Ditengah suasana gelapnya malam yang padam lampunya lantaran listrik yang masih padam.

Celoteh di depan bilik bambu asrama kami ini yang penuh dengan suasana keakraban antara guru dan siswanya. Rasa syukur tergores lantaran UN yang telah dilalui mereka. Perjuangan belum usai. Masih ada babak perjalanan kehidupan selanjutnya yang akan mereka lalui. Aku dan guru fisika bergantian menyampaikan petuah, pengalaman, inspirasi, motivasi dan segores kesan-pesan untuk mereka. Bahwa semua anak juara dengan potensi dan kemampuannya masing-masing. Oleh karenanya teruslah diasah dan dikembangkan. Usai sholat isya berjama’ah, celoteh di depan bilik bambu ini diakhiri dengan makan bakso bersama. Iya itulah menu makan malam kali ini. Makan bersama di temani sepasang lilin yang menjadi penerang diantara kami yang sedang berada di depan bilik bambu ini.


Asrama bilik bambu, 7 April 2016

Catatan celoteh wali kelas

          

Tuesday, 5 April 2016

Profil Singkat Kang Amrul

Sekilas Tentang In Amullah
FIM 17, Relawan Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa

Foto: Di atas Katinting menuju Dedeta

Nama asliku adalah Iin Amrullah (tapi tertulis di akte menjadi In Amullah). Aku akrab disapa dengan panggilan Iin dan memiliki nama pena yaitu Kang Amroelz. Aku lahir di Tegal, 27 Agustus 1990. Aku merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara, tapi kedua kakaknya sudah meninggal. Jadi sekarang hanya mempunyai seorang adik yang sedang duduk di bangku SMA. Walaupun ayahku hanya lulus SD dan ibu juga tidak lulus SD, tapi aku mendapatkan didikkan orangtua yang sangat bagus, terutama pendidikan agama. Orangtuaku mengajarkanku untuk selalu bangun pagi lalu sholat shubuh, menyapu halaman, merapikan rumah dan mencuci piring setiap kali habis makan adalah pendidikan rumah yang aku dapatkan dari kedua orangtuaku. Saat aku bersekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), siang harinya aku juga sekolah nonformal di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), sore hari Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) dan malam hari selepas maghrib aku mengaji lagi di rumah paman. Selama MI (SD) dari kelas 1-6 aku menjadi ketua kelas dan meraih juara 1 di kelasnya.
Lulus dari MI, aku melanjutkan di MTs (MadrasahTsaawiyah) masih di desa sendiri. Saat MTs aku juga pernah menjadi ketua OSIS dan ketua Pramuka. Sejak MTslah aku mulai aktif berkecimpung di dunia organisasi. Baru setelah lulus MTs, aku merantau ke kota lain yaitu ke Pemalang. Di tempat perantauan menimba ilmu ini aku mengenyam pendidikan SMA di SMAN 3 Pemalang dan pada saat bersamaan juga aku menjadi santri dalam sebuah pesantren yang ada di Pemalang. Jadi, pagi sekolah di SMA, siang sekolah non-formal di Madrasah Diniyah Wustho di pesantrenku dan sore hingga malam kegiatan di pesantren. Waktu SMA aku tidak aktif berorganisasi di SMA, tapi aku aktif di kegiatan pesantren seperti menjadi instruktur senam tiap hari minggu, menjadi ketua bilik (kamar), menjadi ketua panitia dalam kegiatan pesantren dan hingga akhir wisuda pesantrenku, aku meraih prestasi sebagai “Santri Terbaik Putra Madrasah Diniyah Wustho”.
Lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Sejak awal kuliah aku sudah menekadkan diri untuk aktif di organisasi, meraih prestasi dan akademik yang seimbang. Aku aktif di organisasi tingkat fakultas yaitu LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) UKMI, tingkat universitas yaitu LDK (Lembaga Dakwah Kampus) UKKI Unsoed dan Racana Soedirman (Pramuka) dan organisasi ekstra kampus yaitu IKAHIMBI (Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia) mulai dari pengurus wilayah propinsi hingga pengurus pusat (nasional). selain itu, aku juga menjadi asisten praktikum sejak semester 4 hingga lulus kuliah. Asisten praktkum ini untuk mata kuliah yang ada di internal Fakultas Biologi dan juga beberapa fakultas lain. Waktu masih kuliah juga aku pernah terlibat dalam kegiatan social mendampingi TPQ anak-anak jalanan yang ada di daerah Purwokerto. Selain aktif di organisasi dan asisten praktikum, aku juga beberapa kali meraih prestasi ketika di kampus.
Penghargaan atau prestasi yang pernah diraih diantaranya:
1. Juara 2 Lomba Menulis Surat “Jika Aku Menjadi Lingkungan” LPM BIOMA tingkat Fakultas Biologi Unsoed (2010)
2. Juara 1 LCT Islamic Fair UKI Kesmas-Khalifa Farmasi-Medis Keperawatan tingkat Universitas Jenderal Soedirman (2010)
3. Juara 1 LKTI HMJM Fakultas Ekonomi tingkat Universitas Jenderal Soedirman (2011)
4. Juara 3 Karya Tulis Ilmiah Call for Paper Communication Student Summit Universitas Airlangga Surabaya, tingkat nasional (2011)
5. Finalis Lomba Karya Tulis Penunjang PIMNAS XXIV Universitas Hasanuddin Makassar bidang Kemaritiman (2011)
6. Finalis Lomba Karya Tulis Call for Paper Youth Power UGM Yogyakarta (2011)
7. Juara 3 mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas Biologi Unsoed (tahun 2011)
8. Juara 2 mahasiswa berprestasi tingkat Fakultas Biologi Unsoed (tahun 2012)
9. Juara 2 Karya Tulis Ilmiah Tulisan Untuk Negeri (Subtema Pendidikan) dalam Konferensi Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) FMIPA Universitas Indonesia (tahun 2012)
10. Pengurus Terbaik UKKI 2012 dalam “Pengurus Award UKKI Unsoed Periode 2011-2012”
11. Lolos seleksi PKM-AI 2012 didanai oleh DIKTI dengan judul “Potensi Azospirillum sp. sebagai Biofertilizer di Lahan Pasang Surut”
12. Pemakalah dalam Seminar Nasional Hasil Perikanan dan Kelautan X Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (tahun 2013)
13. Finalis Leadership Award dalam acara Leadership Camp The New You Institute (tahun 2013)
Selain itu, karena aku memiliki hobi membaca, menulis dan travelling. Aku juga memiliki beberapa karya antologi buku yang sudah terbit, diantaranya: Cinta Membaca (Leutika Prio, 2012), Resolusi Hebatku (Leutika Prio, 2012), Perempuanku (Surat Cinta untuk Ibu), (Puput Happy Publishing, 2012), Yang Terabaikan (Nulisbuku.com, terbit Mei 2012), Stories of Tegal Laka-Laka (deKa Publishing, 2012), Tas, Buku dan Sepatu (Penerbit Awan Pustaka, 2012) dan “Kepada Ayah” (Penerbit Harfeey, 2013). Antologi buku tersebut merupakan buah prestasinya memenangkan beberapa event menulis dari berbagai ajang.
Lulus dari kuliah aku sempat menjadi guru ekskul sains dan guru pramuka di SD IT Harapan Bunda Purwokerto. Pada saat yang bersamaan aku juga menjadi tentor Bimbel Rumah Funtastic dan sempat merintis PAUD “Bee Kids”. Tak lama kemudian aku diterima lolos bergabung bergabung dengan Sekolah Guru Indonesia (SGI) – Dompet Dhuafa. Selama di SGI-DD aku menjadi Presiden KM Hexagonal SGI Angkatan VI dan menjadi Team Leader SGI Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara selama menjalankan masa tugasnya selama 1 tahun. Selama menjalankan tugas pengabdiannya di Maluku Utara, beberapa tulisannya pernah dimuat di media cetak maupun media online, seperti Malut Post, Posko Malut, Radar Halmahera, Fajar Malut, Mata Publik, Kantor Berita Pendidikan dandakwatuna.com. Pada masa 6 bulan menjalankan tugas, aku mendapatkan prestasi sebagai penulis terproduktif dan meraih juara 1 menulis untuk SGI angkatan VI. Beberapa hari setelah aku dinyatakan lolos sebagai peserta FIM-17, aku juga kembali meraih prestasi yaitu Juara 1 Menulis Blog untuk Guru dan Orangtua Blogger dengan tema mendidik dengan cinta.
Saat ini aku sudah memasuki purnama ke-12 dalam menjalankan tugas pengabdianku di ujung negeri Maluku Utara. Pasca penempatan SGI aku berencana melanjutkan S2 ke Jepang. Sambil persiapan beasiswa aku akan kursus Bahasa Inggris dulu dan juga akan menjadi trainer untuk pelatihan guru dan training motivasi untuk siswa di sekolah-sekolah yang ada di kampung tempat tinggalku.
Jika teman-teman ingin mengenal lebih dekat atau mau berkolaborasidenganku, bisa hubungi email: kang.amroelz@gmail.com dan blognya: www.amroelz-aldjaisya.blogspot.com 
*Tulisan ini dimuat juga di Website Forum Indonesia Muda pada link berikut ini: http://forumindonesiamuda.org/portfolio-item/in-amullah/ 

Sunday, 3 April 2016

Dari Hati ke Hati


Apa pun masalahnya, pasti ada solusi. Problem siswa adalah ujian buat guru dan orangtua. Bukan fokus ke masalahnya. Bukan pula menghakimi sepihak, ke siswanya. Terkadang judgmen (meski kecil) juga berefek negatif. Butuh memahami dari hati ke hati. Butuh pendekatan khusus  kepada anak saat ada masalah yang menimpanya. Ngobrol dengan baik dan santun. Karena kalau kita keras, maka anak cenderung akan tertutup dan menutup diri.

Bagi pendidik, menguasai pedagogik saja tak cukup. Harus punya kepekaan hati, mengasah ketajaman nurani, dan yg terpenting punya iman yg kokoh. Punya empati, dan tak kalah penting lagi memahami psikologi. Derasnya hujan kemarin sore pun terkalahkan oleh derasnya perasaan yang saling berkecamuk diantara hati-hati yg sedang bertaut itu. Untaian rasa yang saling berbicara dalam bahasa hati antara siswa, orangtua, guru sekaligus wali kelas, wakasek beserta yayasan.

Aku sendiri selaku wali kelas tak sanggup untuk menyampaikan langsung kepada siswaku ini. Oleh karenanya dalam menyelesaikan masalah kali ini aku meminta yayasan langsung yang menyampaikan kepada anaknya. Kenapa yayasan? Karena beliau juga BK (Bimbingan Konseling) dan sangat ahli dalam psikologi. Hasil rundingan sebelumnya antara aku, wakasek dan yayasan memutuskan untuk menyampaikan langsung perkara tersebut kepada anaknya yang disaksikan bersama kedua orangtuanya. Kalau diceritain disini tentu akan sangat panjang jalan ceritanya.


Oke, singkat saja. Sehari sebelumnya aku sudah menghubungi kedua orangtua siswa tersebut. Keduanya bisa datang. Strateginya kami (aku, wakasek dan yayasan) bertemu dulu dengan kedua orangtuanya. Kita berlima ngobrol bersama. Poin penting yang disampaikan oleh yayasan adalah menghadirkan peran orang tua dalam mendidik anaknya. Bukan dengan marah-marah, tapi dengan rangkulan. Karena anak butuh dirangkul dan didampingi oleh kedua orangtuanya. 


Ceritanya masih panjang,
kapan-kapan dilanjutkan lagi cerita selengkapnya

to be continued............

Kota Hujan, 3 April 2016

Saturday, 2 April 2016

Bahagia Tak Terhingga, Happy #2ndAnniversaryElSya

Happy #2ndAnniversaryElSya
Saat sedang bahagia itu rasanya nano-nano. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasanya seperti kejatuhan durian atau seperti ada puluhan bintang yang menari-nari di atas kepala. Rasanya seperti menemukan oase di tengah padang pasir Gurun Sahara. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Bersyukurlah kepada-Nya atas semua limpahan rasa senang yang tak terhitung banyaknya. Itulah rasa yang tak bisa tergores oleh pena. Apalagi digambarkan pakai sketsa yang penuh warna. Ya, hanya hati yang bisa merasakan gurihnya perasaan saat mendapatkan sebuah rasa bernama “bahagia”. Apalagi hingga tergores ketenangan hati, yang bersinar membawa kedamaian dan ketentraman dalam sanubari. Semoga rasa bahagia yang bersinar itu pun yang sedang dirasakan oleh sepasang suami-isteri yang penuh isnpiratif, Bang Syaiha dan Ella Nurhayati. Happy #2ndAnniversaryElSya

Maka sekali lagi, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan??? Bahkan dalam surat Ar-Rahman ayat ini diulang sebanyak 31 kali. Tentu ini menjadi pengingat buat kita semua untuk terus melipatgandakan rasa syukur kita. Termasuk rasa bahagia yang sedang menggelayuti hati Bang Syaiha dan Teh Ella. Selamat telah dua tahun mengarungi bahtera hidup bersama, rejeki yang terus melimpah, anak yang sholeh yang semoga menjadi permata yang menyejukkan hati dan semoga terus tercipta sakinah dalam setiap kondisi, tergores mawadah dalam setiap waktu dan semoga rohmah juga senantiasa teriring dalam setiap jejak langkah. Maka, “bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Demikian firman-Nya dalam Surat Luqman ayat 12.

            Rasanya baru kemarin, tepatnya 3 April 2014 yang lalu saya menghadiri acara pernikahan Bang Syaiha dan Ella Nurhayati. Saat itu saya sedang menempuh masa-masa pembinaan SGI di asrama BPI Dompet Dhuafa. Itulah kala pertama kalinya saya bertatap dan bertemu langsung menghadiri acara yang pastinya menjadi hari paling bahagia bagi Bang Syaiha dan Teh Ella. Alhamdulillah wasyukurillah, saya pun turut merasa bahagia dengan apa yang sedang dirasakan dua hati yang sedang merayakan dua tahun pernikahannya. Selamat berbahagia merayakan cinta Bang Syaiha dan Teh Ella. Tak terasa kini sudah memasuki masa 2 tahun usia pernikahan. Pastinya rasa bahagia itu semakin lengkap dengan sosok anak yang bernama Alif Fathul Hadi. Semoga anaknya semakin sholeh, cerdas dan berguna bagi nusa bangsa serta menjadi anak yang bermanfaat dan berbakti pada kedua orangtuanya.

            Sejak pertemuan pertama dengan Bang Syaiha dan Teh Ella saat pernikahan dulu, sejak saat itu juga saya belum pernah bertemu lagi. Paling karena sama-sama alumni SGI, hanya berinteraksi lewat grup what’sapp. Saya cukup termotivasi dengan keuletan dan kekonsitenan Bang Syaiha dalam menulis khususnya One Day One Post. Pada awalnya saya hanya melihat sekilas saja. Lama kelamaan saya pun jadi pengin mengikuti jejak Bang Syaiha dalam ODOP. Walau pun saat ini saya belum tergabung dalam grup ODOP, tapi alhamdulillah sedang memantapkan diri dan merutinkan diri untuk menulis dengan ODOP. Terima kasih Bang Syaiha atas inspirasi dan motivasinya. Saya belajar banyak dengan pasangan suami-isteri yang sangat luar biasa ini. Semoga saya bisa menimba ilmu lebih banyak lagi pada abang dan teteh, khususnya dalam masalah merajut rumah tangga.
           
            Bang Syaiha dan Teh Ella adalah pasangan yang serasi dan sekufu. Saya jadi teringat dengan sebuah hadits yang sering disampaikan oleh Ustadz Salim A. Fillah berikut ini: “ruh-ruh itu ibarat prajurit-prajurit yang dibaris-bariskan. Yang saling mengenal di antara mereka pasti akan saling melembut dan menyatu. Yang tidak saling mengenal di antara mereka pasti akan saling berbeda dan berpisah (H.R. Al-Bukhari [3336] secara mu’allaq dari ‘Aisyah, dan Muslim [2638], dari Abu Hurairah). Semoga dua hati yang sedang berbahagia ini hatinya akan saling melembut dan menyatu. Berpadu dalam ketaatan dan semakin bertaqwa kepada-Nya. Sekali lagi Happy #2ndAnniversaryElSya.


Selamat berbahagia Bang Syaiha dan Teh Ella
Semoga semakin sakinah mawadah warohmah

Kota Hujan, 2 April 2016



Friday, 1 April 2016

Kala Rindu Menyapa


Dari tadi telpon bergetar. Rupanya sudah ada puluhan miscall dan sms masuk. Sengaja tak ku balas. Karena sedang sholat jum’at. Usai jumatan selesai kembali lagi Hpku berdering. Rupanya dari salah satu siswaku yang di Maluku Utara. Seketika itu langsung telpon balik dan ngobrol panjang lebar. Tanya kabar, kondisi dan keadaan disana. Tentunya bernostlagia. “Pa guru tong pengin bacarita deng ngoni. Kong so lama ta kasih kabar”. Begitu kurang lebih percakapan awal . Ini Rifka deng Yusnia. Pa guru kapan ka dara lagi. Kong tara ke Fitako lagi? Kesini pa guru, disini lagi musim langsa. Pa guru mau langsa? Aku diserbu dengan aneka pertanyaan oleh mereka.

Setelah ngobrol panjang lebar, tiba-tiba di tengah pembicaraan Rifka memintaku untuk menyanyi lagu favorit kesukaan mereka. Pa guru tong kangen pengin nyanyi lagi lagu “Guruku Tersayang”. Meski suaranya terputus-putus seiring dengan sinyal yang naik turun. Aku pun mengikuti kemauan Rifka, Yusnia dan anak-anak lain yang ada di tepi pantai Fitako. Aku bersama-sama mereka menyanyikan lagu yang paling hits saat aku masih bersama mereka. Dalam sambungan telpon tersebut kami pun menyanyi bersama-sama:

“Pagiku cerahku matahari bersinar. Ku gendong tas merahku di pundak. Selamat pagi semua, ku nantikan dirimu. Di depan kelasmu menantikan kami. Guruku tersayang. Guruku tercinta. Tanpamu apa jadinya aku. Tak bisa baca tulis. Mengerti banyak hal. Guruku terima kasihku.......... dan seterusnya” begitu untaian lagu ini dinyanyikan, tiba-tiba saja air mataku menetes. Rindu rasanya dengan mereka. Belajar, bermain, dan bercengkerama sehari-hari bersama mereka. Usai menyanyi, aku kembali bercerita dan ngobrol hal-hal lain dengan mereka.

Suaranya terputus-putus dan sesekali tak terdengar. Sangat mafhum, karena sinyal disana yang naik turun. Karena mereka harus turun ke ujung pantai yang ada akses sinyal walau cuma dapat 1 jaringan. Bahkan terkadang juga harus naik ke atas bukit atau tempat yang tinggi di ujung pulau agar bisa menelepon. Itu juga yang saya rasakan saat masih berada di Maluku Utara, tepatnya Loloda Kepulauan. Rasanya baru kemarin bersama mereka. Tak terasa sudah hampir 1 tahun berlalu setelah perpisahan dengan mereka. Tapi, bayang-bayang mereka rasanya masih sangat dekat dan ingatan saya masih melekat erat dalam setiap kaki langkah.

Pa guru mau bacarita juga denga Pa Eman, tanya Rifka. Iya boleh, kataku. Aku pun bercerita dengan Pa Eman yang merupakan guru honor yang paling tua di SDN Fitako, tapi paling rajin dibandingkan guru yang lain. Kebetulan Pa Eman juga sedang ada di pantai. Wah, hati ini rasanya pengin segera kesana lagi bertemu dengan anak-anak, guru dan masyarakat warga Maluku Utara. Pa Eman bercerita tentang kondisi sekolah, guru-guru dan persiapan ujian nasional disana. Ah, rasanya pengin nangis kalau ngobrol banyak dengan guru sepuh yang harusnya sudah pensiun tersebut karena usia beliau yang sudah cukup sepuh. Walau beliau guru honor tapi dedikasi jiwa gurunya sangat melekat di hatinya.

Hari ini, malam ini tiba-tiba kembali dibuat rindu dengan tanah Maluku. Setiap kali ada anak atau warga Maluku Utara yang menelepon membuatku ingin kembali kesana. Hallo, Pak Iin sokonoke kabar? tanya salah satu muridku, Muhaimin namanya. Belum lama juga Muhaimin juga menelpon kurang lebih seminggu yang lalu. Sudah bisa dipastikan kalau anak-anak menelpon pasti sedang ada di kota untuk urusan tertentu. Sebelumnya Yusnia dan teman-teman kelas 6 juga menelpon saat mereka pergi ke Tobelo untuk berfoto dan membeli peralatan tulis dan kelengkapan untuk ujian. Mereka harus ke kota yang waktu tempuhnya 6-8 jam menggunakan kapal. “Insya Allah suatu saat nanti Pa Iin akan datang kesana lagi deng istri...hehe” begitu jawabku saat ditanya mereka kapan Pa Iin ke Maluku lagi.


Kota Hujan, 1 April 2016