Setiap
perjalanan mendaki tergores sejuta kenangan. Karena puncak tertinggi bukanlah
gunung. Puncak kebahagiaan yg hakiki adalah saat syukur selalu ada dalam hati.
Kemana pun kaki melangkah. Bukankah kita sdh sering diingatkan. Bahkan
ditegaskan dengan pertanyaan yg terulang 31 kali. Fabiayyi aalaai robbikumaa
tukadziban? Maka, nikmat Tuhanmu yg manakah yang kamu dustakan? Begitulah kata-kata
ini menjadi pembuka yang aku sampaikan kepada anak-anak sesaat sebelum
berangkat dalam perjalanan untuk mendaki bukit seruling.
Jadi
kemana pun kalian menjejakkan kaki selanjutnya, baik di Indonesia hingga
belahan bumi mana pun tancapkanlah syukur itu. Temani dengan sabar saat
rintangan menghadang. Dan yg utama pelihara baik-baik bekalmu itu. Sebaik-baik
bekal adalah takwa. Karena setiap ending fase kehidupan, selalu melahirkan
opening babak baru. Seperti yang baru saja kalian alami. UN telah usai bukan
berarti sudah selesai perjuangannya. Sudah ada fase kehidupan baru yg menanti
di depan mata. SNMPTN, SBMPTN atau ujian-ujian masuk kampus yg lainnya. Perlu
dan harus diperjuangkan.
Perjalanan hidup
kalian seperti halnya saat kita berjalan untuk menuju bukit yang kelihatan menjulang
tinggi jika dilihat dari asrama sekolah kita. Tak terasa 3 tahun kalian berada
di sekolah ini (ada yang 1 tahun dan 2 tahun). Untuk menuju hingga puncak tentu
banyak rintangan yang menghadang. Jalanan yang terjal, licin, curam dan aneka
jenis tantangan lainnya. Ditambah lagi lelah, capek dan lapar-dahaga sudah
pasti. Itulah bagian dari rute perjalanan yang harus dihadapi. Tapi, jika semua
halangan dan rintangan itu dihadapi secara bersama tentu pasti akan lebih
ringan beban yang kita emban tersebut. Persis seperti yang kalian hadapi dalam
kehidupan selama bersekolah di SMA boarding school ini. Dan pastinya lika-liku
kehidupan ada fasenya masing-masing. Bagaimana endingnya? Tergantung dengan
proses yang kita lalui. Hasil yang akan kita raih tentunya bergantung dengan
jerih payah proses yang kita perjuangkan.
Tapi lihatlah
perjuangan setelah melewati jalan terjal yang menanjak tadi. Bukit ini masih
rendah, tak seberapa tingginya. Tapi lihatlah setelah kalian berjalan melintasi
semua lika-likunya. Puncak bukit ini sudah berhasil kita daki, apa yang kita
dapatkan di puncak bukit ini? Pemandangan alam yang indah, gunung Salak yang
tampak gagah, udara yang segar dan terik mentari pagi yang sangat cerah serta
semua ekspresi rasa yang kalian rasakan. Itulah yang terlihat oleh mata kita di
puncak bukit ini. Semoga senyum batizado ini juga akan terus terawat. Seperti
nama yg kalian buat sendiri yaitu "batizado" persahabatan sejati.
Senyum setia kawan ini telah tergores seperti saat kita melewati rute pendakian
pagi ini. Lelah bersama. Capek juga bersama. Hingga senang pun bersama saat
menikmati sarapan pagi ini.
Teruslah jaga selalu
jargon kita #KeepSpiritDoTheBest.
Setelah
ini, selamat berbirul walidain. Salam buat orangtua dan keluarga di rumah.
Asrama
Bilik Bambu, 8 April 2016
0 comments:
Post a Comment