Wednesday, 6 April 2016

Celoteh di Depan Bilik Bambu


          Suatu saat nanti kalian pasti akan teringat dengan moment-moment seperti ini. Moment keakraban dan kebersamaan yang tanpa setting sebelumnya. Derasnya tetesan H2O yang turun sejak senja tadi masih saja tak kunjung berhenti. Diiringi dengan irama petir dengan kilatan yang sesekali menyambar. Tak hanya itu, listrik pun padam. Lengkap sudah suasana maghrib kali ini harus bergelap-gelapan dengan dinginnya hujan yang tak kunjung reda. Ocehan kodok mulai ramai terdengar. Tak mau kalah lagi, jangkrik pun ikut bersiul bersama dengan aneka fauna lainnya yang muncul di malam hari.

          Badha maghrib di depan bilik bambu ini. Satu per satu siswa-siswa kelas XII bergantian menyampaikan pesan-kesannya kepada wali kelas (aku) dan guru fisika (Hakkin). Tak terasa hampir 10 purnama berlalu aku bersama mereka. Sudah mau 1 tahun saja. Tadi siang baru saja mereka menyelesaikan perjuangannya di UN 2016 ini. Lanjut dengan acara pesan-kesan bersama pengawas dan panitia UN. Badha dhuhurnya mereka berkumpul bersama yayasan, pihak sekolah termasuk diriku selaku wali kelas. Semua nampak haru biru menyampaikan sejuta pesan kesannya setelah 3 tahun terlewati di sekolah ini. Semua larut dalam untaian perasaan yang mendalam.

Satu per satu dari mereka giliran menyampaikan kesan-pesannya untukku. Gelap semakin menyelimuti suasana sunyi asrama yang berada di sekitar areal persawahan ini. Lampu masih saja padam. Hanya ditemani sebatang lilin yang menerangi malam ini. Diantara pancaran lilin itulah celoteh demi celoteh ungkapan kesan-pesan anak-anak kelas XII disampaikan kepadaku dan gur fisika. Ucapan terima kasih dan segala rupa rasa-rasa yang lainnya diucapkan oleh mereka. Ada satu harapan besar dan pesan istimewa yang juga do’a  dari mereka kepada dua orang guru muda ini, yaitu dido’akan semoga segera bertemu dengan jodohnya. Semoga segera menikah kata mereka. Aamiinnnn, begitu jawabku dengan keras, hehe.

Kini giliran aku pun menyampaikan celoteh kesan-pesannya untuk mereka. Suasana seperti ini mengingatkan saat berada di Halut Maluku Utara setahun yang lalu. Begitu prolog pengantarku memulai penyampaian segores inspirasi kepada mereka. Tak terasa hampir setahun aku menjadi wali kelas mereka. Kesan demi kesan pun aku utarakan kepada mereka, seperti halnya mereka menyampaikan sebelumnya kepadaku. Moment-moment seperti inilah yang akan selalu terkenang dan teringat. Celoteh nasihat dan motivasi di depan bilik bambu ini. Ditengah suasana gelapnya malam yang padam lampunya lantaran listrik yang masih padam.

Celoteh di depan bilik bambu asrama kami ini yang penuh dengan suasana keakraban antara guru dan siswanya. Rasa syukur tergores lantaran UN yang telah dilalui mereka. Perjuangan belum usai. Masih ada babak perjalanan kehidupan selanjutnya yang akan mereka lalui. Aku dan guru fisika bergantian menyampaikan petuah, pengalaman, inspirasi, motivasi dan segores kesan-pesan untuk mereka. Bahwa semua anak juara dengan potensi dan kemampuannya masing-masing. Oleh karenanya teruslah diasah dan dikembangkan. Usai sholat isya berjama’ah, celoteh di depan bilik bambu ini diakhiri dengan makan bakso bersama. Iya itulah menu makan malam kali ini. Makan bersama di temani sepasang lilin yang menjadi penerang diantara kami yang sedang berada di depan bilik bambu ini.


Asrama bilik bambu, 7 April 2016

Catatan celoteh wali kelas

          

0 comments: