Suatu
saat nanti kalian pasti akan teringat dengan moment-moment seperti ini. Moment keakraban
dan kebersamaan yang tanpa setting sebelumnya. Derasnya tetesan H2O
yang turun sejak senja tadi masih saja tak kunjung berhenti. Diiringi dengan
irama petir dengan kilatan yang sesekali menyambar. Tak hanya itu, listrik pun
padam. Lengkap sudah suasana maghrib kali ini harus bergelap-gelapan dengan
dinginnya hujan yang tak kunjung reda. Ocehan kodok mulai ramai terdengar. Tak mau
kalah lagi, jangkrik pun ikut bersiul bersama dengan aneka fauna lainnya yang
muncul di malam hari.
Badha
maghrib di depan bilik bambu ini. Satu per satu siswa-siswa kelas XII
bergantian menyampaikan pesan-kesannya kepada wali kelas (aku) dan guru fisika
(Hakkin). Tak terasa hampir 10 purnama berlalu aku bersama mereka. Sudah mau 1
tahun saja. Tadi siang baru saja mereka menyelesaikan perjuangannya di UN 2016
ini. Lanjut dengan acara pesan-kesan bersama pengawas dan panitia UN. Badha dhuhurnya
mereka berkumpul bersama yayasan, pihak sekolah termasuk diriku selaku wali
kelas. Semua nampak haru biru menyampaikan sejuta pesan kesannya setelah 3
tahun terlewati di sekolah ini. Semua larut dalam untaian perasaan yang mendalam.
Satu per
satu dari mereka giliran menyampaikan kesan-pesannya untukku. Gelap semakin
menyelimuti suasana sunyi asrama yang berada di sekitar areal persawahan ini. Lampu
masih saja padam. Hanya ditemani sebatang lilin yang menerangi malam ini. Diantara
pancaran lilin itulah celoteh demi celoteh ungkapan kesan-pesan anak-anak kelas
XII disampaikan kepadaku dan gur fisika. Ucapan terima kasih dan segala rupa
rasa-rasa yang lainnya diucapkan oleh mereka. Ada satu harapan besar dan pesan
istimewa yang juga do’a dari mereka
kepada dua orang guru muda ini, yaitu dido’akan semoga segera bertemu dengan
jodohnya. Semoga segera menikah kata mereka. Aamiinnnn, begitu jawabku dengan
keras, hehe.
Kini giliran
aku pun menyampaikan celoteh kesan-pesannya untuk mereka. Suasana seperti ini
mengingatkan saat berada di Halut Maluku Utara setahun yang lalu. Begitu prolog
pengantarku memulai penyampaian segores inspirasi kepada mereka. Tak terasa
hampir setahun aku menjadi wali kelas mereka. Kesan demi kesan pun aku utarakan
kepada mereka, seperti halnya mereka menyampaikan sebelumnya kepadaku. Moment-moment
seperti inilah yang akan selalu terkenang dan teringat. Celoteh nasihat dan
motivasi di depan bilik bambu ini. Ditengah suasana gelapnya malam yang padam
lampunya lantaran listrik yang masih padam.
Celoteh di
depan bilik bambu asrama kami ini yang penuh dengan suasana keakraban antara
guru dan siswanya. Rasa syukur tergores lantaran UN yang telah dilalui mereka. Perjuangan
belum usai. Masih ada babak perjalanan kehidupan selanjutnya yang akan mereka
lalui. Aku dan guru fisika bergantian menyampaikan petuah, pengalaman,
inspirasi, motivasi dan segores kesan-pesan untuk mereka. Bahwa semua anak
juara dengan potensi dan kemampuannya masing-masing. Oleh karenanya teruslah diasah
dan dikembangkan. Usai sholat isya berjama’ah, celoteh di depan bilik bambu ini
diakhiri dengan makan bakso bersama. Iya itulah menu makan malam kali ini. Makan
bersama di temani sepasang lilin yang menjadi penerang diantara kami yang
sedang berada di depan bilik bambu ini.
Asrama bilik
bambu, 7 April 2016
Catatan celoteh
wali kelas
0 comments:
Post a Comment