Dulu
awalnya aku gak terlalu peduli soal mimpi. Lagian buat apa sih punya mimpi?
Bukankah sama saja dengan bunga tidur? Hanya muncul seketika, senyap hilang
entah kemana. Itu persepsiku dulu soal mimpi. Itu anggapanku jauh sebelum aku
duduk di bangku kuliah. Buat apa mimpi pakai ditulis-tulis segala di buku? Atau
di kertas lalu dipasang di dinding-dinding kamar kita? Buat apa coba? Kayak gak
ada kerjaan aja, hehe. Sekali lagi itu adalah perasaanku waktu belum paham akan
pentingnya punya mimpi. Percuma saja punya mimpi, kalau hanya menjadi coretan
di buku atau hanya menjadi hiasan di dinding kamar.
Persepsiku
berubah 1001 derajat tatkala sudah menjadi mahasiswa. Kita itu harus punya
mimpi, begitu kurang lebih pesan pembicara yang aku tangkap ketika menghadiri
beberapa training, seminar atau pelatihan. Paradigma ku pun mulai berubah.
Seiring berjalannya waktu, aku malah tertarik untuk menuliskan mimpi-mimpi
selanjutnya. Mimpi yang dulunya berawal dari niat, kemauan dan keinginan untuk
mendapatkan sesuatu hal yang aku impikan.
0 comments:
Post a Comment