Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Thursday, 30 March 2017

Meneladani “Ayah Bangsa” Bernama Buya Hamka

Cover Buku "Ayah... Kisah Buya Hamka"

Dibalik keluarga yang hebat, ada sosok ayah tangguh yang menjadi aktor utamanya. Kepemimpinan ayah selaku imam rumah tangga menjadi garda terdepan dalam membangun keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Ayah dan ibu merupakan madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anak-anaknya. Ayah sebagai kepala sekolahnya dan ibu sebagai gurunya. Keberhasilan pembelajaran di rumah tersebut tergantung pimpinannya, yaitu ayah. Selain itu, ayah juga merupakan ayah pejuang, kharismatik, cerdik, bersahaja, berjiwa besar dan pemimpin bagi masyarakat sekitarnya. Jiwa patriot dan kegigihannya memegang tauhid mengantarkan sosok ayah ini juga menjadi “ayah bangsa” yang patut menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia. Ketahuilah, sosok teladan ayah bangsa ini bernama Buya Hamka.  

Tokoh kharismatik yang memiliki nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah ini lebih akrab dikenal dengan sebutan “Buya Hamka”. Beliau merupakan pribadi yang multitalenta. Ketokohan beliau bukan hanya dikenal sebagai ulama besar, melainkan juga sebagai sastrawan, budayawan, politisi, cendikiawan, pejuang dan pemimpin umat. Keteladanan hidup beliau dimulai dari membangun pondasi terkecil, yaitu keluarganya. Beliau menjadi sosok panutan bagi istri dan anak-anaknya. Hal itulah yang sangat dirasakan oleh Irfan Hamka (anak kelima Buya Hamka) yang dipaparkan sangat gamblang dalam bukunya yang berjudul “Ayah.... Kisah Buya Hamka”. Melalui buku tersebut, Irfan menceritakan serangkaian kisah ayahnya tersebut yang dikenangnya sejak Irfan berusia 5 tahun (1948, saat agresi II) hingga Buya Hamka wafat (24 Juli 1981).

Buku yang berbentuk novel biografi ini ditulis dengan gaya bahasa menarik, mudah dipahami dan sarat akan nasihat yang bisa kita jadikan teladan dalam kehidupan sekarang ini. Bagian pertama bercerita tentang tiga nasihat Buya Hamka, yaitu nasihat bagi rumah tangga, nasihat bagi tetangga dan nasihat untuk pembohong. Walaupun kejadian kisah tersebut sudah lampau terjadinya, namun ketiga nasihat tersebut masih relevan untuk diterapkan dalam kehidupan saat ini. Dalam keluarga, Buya Hamka juga menjadi sosok ayah teladan bagi kedua belas putra-putrinya, menjadi guru mengaji, guru silat (bela diri) hingga menjadi suami yang bijak. Akhlak Buya Hamka tercermin juga dalam diri akhlak Hajah Siti Raham Rasul (istrinya) yang cinta silaturahim dan bersosialisasi dengan masyarakat.

Buya Hamka merupakan tokoh Indonesia pertama yang menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar. Beliau termasuk manusia pembelajar sejati, rajin membaca buku dan tekun dalam menulis. Dunia literasi sangat melekat dalam karakter pribadi beliau. Meski tidak tamat pendidikan formal, kegigihan semangat belajar Buya Hamka tak pernah pudar. Belajar secara otodidak ditekuninya dengan banyak membaca buku. Lalu belajar dengan tokoh dan ulama baik saat di Sumatera, Jawa hingga sampai ke Mekkah, Saudia Arabia. Kecintaannya beliau dalam menulis menghasilkan puluhan bahkan ratusan karya tulis baik dalam bentuk majalah, surat kabar hingga buku. Selain itu, ada lagi karya paling fenomenalnya yaitu tafsir Al-Qur’an 30 juz yang diberi nama Tafsir Al-Azhar yang dibuatnya saat beliau dalam penjara karena difitnah.

            Dalam buku ini juga diceritakan tentang kisah Buya Hamka berdamai dengan jin, kisah Si Kuning (kucing kesayangan beliau yang selalu mengikutinya), perjalanan haji ke Mekkah dengan Kapal Mae Abeto, perjalanan maut saat berada di Saudi Arabia, hasil karya dan beberapa kisah hingga kejadian wafatnya Buya Hamka. Semua itu penuh dengan hikmah dan nasihat.


*Resensi ini diikutsertakan dalam Literasi Award 2017 yang diadakan oleh BAZNAS dengan Republika.

Sunday, 12 March 2017

Antara Leuwiliang & Pasar Senen: “Ada Hikmah Dibalik Masalah”



Hari ini penuh dengan kejutan. Kaget bercampur was-was. Ketar ketir mengejar waktu. Berpacu dengan sepeda motor. Antara dag dig dug bercampur dengan aneka rasa yang lainnya. Berbaur menjadi satu. Mungkin jika ada kolam atau sungai yang jernih, ingin rasanya menceburkan diri ke dalamnya. Biar adem, hehe. Apalagi kalau ada air terjun yang bening airnya atau laut yang tenang ombaknya, maka sudah dipastikan aku ingin menyelamnya. Tapi aku yakin dibalik semua hambatan itu ada hikmah yang bisa dipetik. Setiap masalah yang menimpa diri kita, pasti ada pelajaran berharga yang bisa kita jadikan refleksi diri. Emang ada hambatan apa? Ada masalah apa? Tidak ada. Ini hanya sepenggal kisah yang terjadi antara Leuwiliang hingga Pasar Senen, hehe
Singkat cerita begini kisahnya:
Tepat jam 7.40 WIB aku sudah berangkat dari Leuwiliang. Selepas nyuci pakaian, lalu sarapan pagi aku langsung berkemas-kemas meninggalkan asrama sekolahku, SMA Plus Liwaul Furqon Bogor. Rencana kepergianku hari ini sudah aku persiapkan sejak kemarin sore. Semalam sudah memesan tiket kereta juga untuk tujuan Pasar Senen ke Tegal. Jadwal kereta di Stasiun Senin jam 12.00. Kalau sesuai perhitungan jarak dan waktu, diperkirakan sampai lokasi bisa tepat waktu. Bahkan bisa lebih awal 1 jam dari waktu yang tertera di tiket tersebut. Aku pun mengendarai motor agak santai. Tidak terlalu terburu-buru.
Cuaca hari ini cukup bersahabat. Langitnya cerah dan matahari pun tampak cerah memancarkan senyum manisnya. Perjalanan dengan motor plat G pun aku nikmati dengan sepenuh hati, hehe. Di tengah perjalanan tiba-tiba rantai motor putus. Tepatnya di daerah Dramaga. Mau gak mau harus dorong motor sembari mencari bengkel. Tak jauh dari lokasi, aku temukan bengkel yang masih sepi itu. Aku pikir gak lama, rupanya lewat 1 jam lebih motor baru normal kembali. Karena pikirku memasang rantai cuma sebentar, lepas rantainya, lalu pasang, beres! Tapi ternyata nggak. Rantai sepeda motorku ini sepertinya sudah usang dan ada yang peot (bengkok), akhirnya mau gak mau harus ganti yang baru. Pas mau dipasang ternyata kurang panjang, akhirnya tukang bengkel tersebut harus menambahnya dengan tambahan rantai. Setelah dipasang, ternyata malah kepanjangan rantainya. Harus bongkar lagi, diputus (dipendekin) lagi. Nah, ini yang berlangsung lama. Karena ternyata peralatan di bengkel kecil tersebut juga tidak lengkap. Nah, yang sempet bikin kesel juga, di saat motorku tersebut belum beres, tiba-tiba ada pasien lain yang mau menambal ban. Motorku sempat ditinggal sebentar, tukang bengkel tersebut mengerjakan motor pasien yang baru datang tersebut. Aku sempat protes dan menegur tukang bengkel tersebut. tapi rupanya pasien yang baru datang tersebut tidak lama, Cuma tambah angin karena tidak bocor.
Detik demi detik berlalu. Menit demi menit pun terlewati. Hingga hitungan sejam lebih pun berlalu pergi. Sudah hampir jam 10 rantai motorku sudah beres. Saat mau membayar ongkos jasa tersebut, muncul masalah baru. Uang yang aku bayarkan tidak ada kembaliannnya. Mau gak mau harus menukar uang tersebut. Agak lama, gak ketemu juga. Sepertinya si abang tukang bengkel tersebut harus mencari ke komplek warung sebelah naik ke atas. Begitu beres, aku pun langsung capcus menyalakan starter motorku dan melaju dengan kecepatan tinggi. Awalnya masih optimis bakalan terkejar waktunya. Sampai depan IPB seperti biasa macet berkepanjangan. Jalannya selangkah demi selangkah melewati jalan super macet tersebut. Mulai khawatir terlambat.
Aku lanjutkan perjalananku menuju Ciomas untuk menitipkan motorku di rumah Pak Febi. Jalanan yang macet tak bisa membuatku melaju cepat, harus pelan menyalip satu per satu mobil atau kendaraan yang ada di depanku itu. Ada perasaan lega saat sudah tiba di lokasi. Usai menitipkan motorku tersebut, aku langsung bergegas keluar dari komplek perumahan Bukit Asri Ciomas tersebut. Aku pun berjalan cepat menuju jalan raya. Sambil buka hp mencari aplikasi gojek. Kok gak ada? Wah, sepertinya terhapus. Aku mulai panik. Berjalan terburu-buru berharap ada ojek pangkalan. Sampai pertigaan rupanya gak ada. Mau naik angkot, tapi di daerah Ciomas sedang macet. Apalagi hari libur. Aku pun akhirnya download lagi aplikasi gojek. Dengan wajah berkeringat aku utak atik aplikasi tersebut. Sudah terdownload, kini giliran sinyal yang naik turun. Karena panik, sampai-sampai 2x salah mengorder gojek. Sudah ditelpon sama drivernya tapi ternyata salah lokasi. Baru ketiga kalinya berhasil. Sudah hampir jam 11. Gojek yang aku order pun datang. Terdengar nada telepon dari 2 orderan gojek sebelumnya yang belum sempat aku cancel. Akhirnya aku matikan HP sejenak. Gojek melaju melewati kemacetan dan akhirnya memotong jalan lewat jalan pintas. Melewati gang kecil. Melewati lorong demi lorong, karena saat melewati jalan pintas ternyata ada pemilihan kepala desa di daerah tersebut. Sang driver pun mengambil jalan yang lebih kecil.
Singkat cerita sampailah di stasiun bogor jam 11 setelah melewati jalanan yang macet. Si driver gojek cukup lincah menyalip. Aku berpamitan dengan abang tersebut saat aku tiba di stasiun. Kepanikan tidak sampai disitu, saat masuk stasiun aku harus antri juga untuk memesan tiket KRL. Antrian cukup panjang akhirnya terlewati juga. Sejak sampai di stasiun ini aku sudah menduga, gak bakalan terkejar waktunya. Saat sudah menempelkan kartu KRL dalam mesin pintu masuk, aku langsung berlari mencari kereta. Akhirnya aku sampai juga di dalam Commuter Line. Terdengar suara pemberitahuan kalau KRL ini baru akan berangkat tepat jam 11.32. Waktu tinggal setengah jam lagi. Jam 12 harus sampai di Senin? Wah kayaknya gak mungkin. Alhasil tiket di pasar senen pun sudah hangus. Selamat tinggal tiket yang sudah kadaluarsa tersebut. Aku masih dalam perjalanan KRL dari Bogor menuju Jakarta.
Terus melaju hingga titik akhir perjuangan. Karena sudah tahu tiket hangus, aku tak berubah pikiran untuk balik langkah. Aku tetap melaju hingga menuju Senen. Saat itu juga aku coba searching tiket yang lain lewat aplikasi KAI Acces. Masih ada beberapa kursi yang tersedia. Tapi ternyata kuota yang masih ada di hari ini sudah tidak bisa dipesan lagi lewat aplikasi tersebut. Reservasi tiket bisa dilakukan maksimal 10 jam sebelum kereta itu berangkat. Mau gak mau harus pesan di stasiun keberangkatan yaitu Senen. Tertera di kuota yang tersedia, ada yang jam 14.00 hingga pukul 23.00.  Kuota tersisa tinggal beberapa kursi lagi, kecuali yang jadwal malam yang masih agak banyak.
Saat sampai Stasiun Manggarai, aku putuskan turun disini untuk transit sejenak ambil jalur tercepat yaitu lewat jatinegara lalu ambil yang arah senen. Rupanya kesabaranku kembali diuji, saat tiba di manggarai, selang beberapa menit aku berdiri hujan lebat disertai angin kencang tiba-tiba turun. Kereta arah Jatinegara belum juga datang. Sementara hujan lebat terus mengguyur. Karena disertai angin kencang, para penumpang pun banyak yang basah kuyup. Hampir 25 menit lebih diPHPin oleh KRL yang tak kunjung datang juga. Sementara para penumpang sudah pada gelisah. Salah seorang bapak yang sudah tua usianya tampak masuk angin, duduk lemas di bawah. Sepertinya bapak tua tersebut kelelahan. Terlihat istrinya mengoleskan minyak angin di seluruh tubuh bapak tua tersebut. Sang istri begitu perhatian dengan bapak tua tersebut. Kedatangan kereta membuat semua orang bahagia.
Aku terus melaju hingga Jatinegara, awalnya sempat mau balik arah. Tapi pikirku terus melaju, mudah-mudahan keburu tiket yang jam 2 siang. Saat tiba di stasiun jatinegara, aku turun dan coba mau pesen tiket lewat alfamart. Aku cek sendiri di mesin e-tiket alfamart tapi tidak bisa juga. Kata petugas alfamart untuk tiket hari ini harus pesen di stasiun keberangkatannya, yaitu di Senen. Aku tiba stasiun Senen jam 13.50. Kayaknya gak bisa terkejar untuk tiket yang jam 14.00. Apalagi banyak penumpang lain yang cukup padat, jadi tidak bisa lari untuk menyalip.
Setelah berpikir panjang sembari minum teh dingin dan makan roti, akhirmnya aku putuskan pesen tiket yang jam 23.00 biar bisa istirahat dulu. Setelah pesan tiket di loket otomatis tersebut, aku lanjutkan perjalanan KRL lagi menuju stasiun pasar minggu untuk istirahat dulu di tempat teman. Alhamdulillah, ada banyak pelajaran berharga hari ini. Perjalanan kesabaran dan ujian mengelola emosi dan menata hati. Perjalanan penuh makna antara Leuwiliang hingga Pasar Senen. Kini perjalanku berlanjut dari Pasar Senen menuju kampung halamanku. Bismillah, subhanalladzi sakhoro lanaa hadza wamaa kunnaa lahu muqrinin. Wainnaa ila robbinaa lamunqolibun. Lelah itu hanyalah siklus, laluilah dengan segenap keikhlasan. Karena dibalik masalah, pasti ada hikmah. Maka teruslah mengambil pelajaran, dari setiap lika-liku perjalanan.

                                                           
Perjalanan Jakarta - Tegal
KA Tawang Jaya, 12 Maret 2017
Pukul 23.45 WIB


Monday, 2 January 2017

Habis Refleksi, Terbitlah Resolusi


Mimpi itu energi. Sepotong kekuatan yang mampu menguatkan visi, menajamkan misi dan mempersemangat aksi. Energi yang mampu membangkitkan spirit dari sesuatu yang tak mungkin menjadi kenyataan. Mimpi itu tertuang dalam deretan resolusi yang telah ku tulis dalam bingkai buku agendaku. Satu per satu list mimpi itu tercoret karena sudah tercapai. Keberhasilannya tergantung energi tekad yang dilakukan. Take action with your passion. Maka, teruslah bermimpi. Evaluasi, refleksi dan siapkan lagi resolusi 2017 nanti.

Mimpi dan resolusi itu sepaket. Siklusnya meliputi plan, do, evaluation (reflection). Persis seperti siklus PTK. Atau manajemen dlm organisasi yaitu POACE. Baik atau buruknya tergantung diri kita masing-masing. Saat kita memiliki serangkaian mimpi dan resolusi yang sudah pernah kita susun sebelumnya, bagaimana capaiannya? Tentu ada yang berhasil atau mungkin juga ada yang belum tercapai. Maka, disitulah kita untuk melakukan refleksi. Mengevaluasi diri atas perbuatan, tindakan, dan aktivitas kita selama ini. Apakah sudah sesuai dengan yang kita rencanakan atau melenceng jauh dari rencana awal? Maka, refleksikanlah. Karena hal itu akan membuat kita mawas diri.

Ketika perjalanan hidup kita menemui aral yang menghadang, jangan berdiam diri. Segera cari jalan alternatif. Evaluasi diri, tajamkan kembali misi strategis yang hendak dilalui. Karena terkadang bukan kegagalan yang membuat kita putus asa, tapi justru disitulah kepekaan hati kita dituntut untuk bersabar dan aktif mencari jalan keluar. Refleksi diri itu tak harus dilakukan dalam rentang 1 tahun sekali. Bisa 1 bulan sekali, 1 minggu sekali atau bahkan tiap hari. Alangkah baiknya refleksi dan evaluasi itu bisa dilakukan setiap saat. Maka, teruslah melakukan refleksi diri secara berkala. Refleksi atas semua yang telah kita lakukan, kita perbuat dan kita laksanakan selama ini.

Setahun lebih moto "berbagi inspirasi, menebar manfaat" pasca kepulangan dari penempatan Maluku Utara. Apakah cukup ilmu dan pengalaman yang didapat disana? Tidak. Banyak sekali pembelajaran hidup yang dapat digali dan ku temukan pasca itu. Seperti yang tergambar pada beberapa foto pilihan instagram best nine in 2016 ini. Walau secara random, setidaknya sebagian ada yang mewakili. Banyak sekali pembelajaran hidup yang dapat saya ambil hikmahnya dalam perjalanan ini.



Sepanjang tahun 2016, aku yang secara domisili mendapatkan amanah sebagai guru boarding school di SMA Plus Liwaul Furqon. Tentu, waktuku lebih banyak berada di tempat ini sepanjang hari. Dari pagi hingga malam dan kembali ke pagi lagi. Begitulah rutinitas yang paling banyak aku lalui sebagai guru biologi, guru PLH, wali kelas XII sekaligus wali asrama, musyrif dan pembina KIR. Aktivitas dan dinamika yang terjadi di sekolah telah banyak memberiku wawasan, kematangan berpikir dan kejernihan melihat situasi dan kondisi yang ada. Semua itu adalah pembelajaran berharga. Sepanjang masa itu, banyak sekali hikmah, petuah, ibroh, pelajaran dan cara pandang yang aku dapatkan. Sudahkah aku melakukan yang terbaik atas semua itu? Sudahkah aku menjalankan semua amanah itu dengan baik?


Di luar tugas utamaku tersebut, ternyata banyak juga hal-hal lain yang bisa aku lakukan dan aku perbuat. Mungkin disini hanya bisa aku sebutkan beberapa hal yang pernah membersamaiku sepanjang tahun 2016. Kegiatan tersebut diantaranya adalah Talkshow "Bangga Jadi Guru" dalam acara IBF Jogja, Pelatihan Volunteer Rumah Harapan dan Rumbel Kids IPB, Talkshow inspiratif menjadi pelajar KISS Iqro Club Banyumas, Seminar Leadership BEM Fakultas Biologi Unsoed, talkshow IYD Camp di Yogyakarta hingga ekspedisi ke Pulau Sebira dalam Ekspedisi Nusantara Jaya adalah beberapa kegiatan yang mewarnai perjalananku sepanjang 2016.

Kado terakhir di penghujung tahun 2016 yang cukup membuatku terkaget sekaligus bahagia adalah saat mampu mengantarkan siswaku ke puncak prestasinya. Salah satu siswaku yang bernama M. Dzaky Al-Murtadho berhasil menjadi Juara Harapan II dalam Lomba Menulis Artikel Populer Hukum dan HAM yang diselenggarakan oleh Balitbang Kemenkumham RI. Prestasi tersebut juga merupakan penghargaan pertama bagi sekolahku yang baru mau memasuki usia 5 tahun ini. Awalnya ada 9 orang siswa yang aku bimbing, tapi hanya satu yang berhasil hingga meraih juara tersebut. alhamdulillah, semoga tahun 2017 ada yang bisa meraih jejak juara lagi.

Terus berjalan dan bergerak. Berbagi inspirasi, menebar manfaat dimana pun berada. Syukuri setiap jejak langkah yang ditempuh. Belajar saja tak cukup, tapi jadilah pembelajar. Terus tumbuh dan berkembanglah. Ketika menjadi biasa saja, mungkin cukup melakukan hal-hal yang biasa-biasa saja. Tapi jika ingin menjadi lebih bermanfaat, maka harus lebih berbuat banyak lagi. More effort. More action. Bismillah. Take action with your passion to get your dreams in 2017. Sekali bertekad, pantang surut ke belakang. Teruslah melaju. Faidza 'azamta farawakkal 'alallah.

Resolusi 2017 è melanjutkan resolusi tahun sebelumnya yang sudah tertulis sejak 2012 dulu dalam buku “Resolusi hebatku” dan beberapa capaian lain hasil refleksi yang ingin diraih (detailnya ada alam buku diariku, hehe)

Tegal, 2 Januari 2017

Monday, 26 December 2016

Temani Siswa Meraih Juara


Setiap pencapaian berawal dari proses. Serangkain proses yang mengharuskan kita untuk terus berikhtiar dan berusaha semaksimal mungkin. Adapun juara atau prestasi adalah bonusnya. Penghargaan adalah apresiasi atas jerih payah yang telah dilakukan.

Karena bermimpi saja tak cukup. Memang, niat dan kemauan adalah modal awal untuk sebuah langkah. Karenanya teruslah berkarya, berkontribusi dan mengukir prestasi. Sebuah hasil tak kan pernah lepas dari proses yang telah dilalui. Teruslah berteman dengan sabar dan sungguh-sungguh, karena itulah salah satu kuncinya.

Terbangkan cita-cita. Kobarkan terus kicauan semangat yang kan menemani jejak langkah berikutnya. Bentangkanlah spirit itu seperti saat kita berdiri di atas podium ini. Jangan lupa yang paling utama adalah SYUKURI atas torehan ini. Bersyukur dengan sepenuh hati. Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan...???

Tetap pegang erat ilmu padi. Jadilah pembelajar sejati. Semoga teman-teman yang lain juga ikut tersengat motivasinya. Satu lagi yang harus diingat, faidza 'azamta fatawakkal 'alallah. Keep spirit do the best....!!!

Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, 21 Desember 2016
(dikutip dari status Fbku)

Prosesi penyerahan hadiah oleh Sekjend Kemenkumham RI

Alhamdulillah, ikut bahagia rasanya. Akhirnya bisa mendampingi dan mengantarkan siswaku hingga ke moment spesial ini. Saya sebagai guru pembimbingnya juga turut senang dan bahagia yang berlipat. Karena ini adalah prestasi pertama bagi sekolah yang baru memasuki 5 tahun sejak berdirinya. Penghargaan pertama yang ditoreh Dzaki semoga menjadi pemicu bagi Dzaki sendiri (khususnya), bagi teman-temannya dan seluruh civitas akademika sekolah. Wahhh, pokoknya saya tidak bisa menggambarkan hadiah terindah ini bagi sekolah. Bisa jadi mirip dengan Film Laskar Pelangi.

Alhamdulillah wasyukurillah. Saya juga bisa hadir bersama Dzaki dalam puncak acara penganugerahan bagi para pemenang lomba. Manisnya prestasi terasa nikmat setelah kita melewati lika-likunya perjuangan hingga sampai titik puncak ini. Dalam kegiatan ini, saya juga bertemu dengan para guru pendamping yang siswa/siswinya meraih juara dalam lomba ini. Singkat cerita kami pun sempat bercerita dan bertanya-tanya tentang perjalanan mengikuti lomba ini.

"Guru Bahasa Indonesia yah pak?" tanya salah satu guru pendamping.
"Bukan pak, saya guru Biologi" jawabku sambil bercerita dan ngobrol dengan beliau yang siswanya menjadi juara 1 dalam lomba ini.
"Kok bisa? Baru kali ini saya ketemu guru sains yang menjadi pembimbing menulis" ujar guru Bahasa Indonesia SMAS Ehipassiko School Serpong Tangerang ini.
Kenapa? Karena rata-rata yang sampai juara disini dibimbing oleh guru Bahasa Indonesia. Karena biasanya dan memang rata-rata kalau lomba tentang menulis selalu guru Bahasa Indonesia yang ditunjuk sebagai pembimbingnya, tambahnya.
“Walau saya guru biologi, tapi saya suka dengan tulis menulis Pak” jawabku dengan mantap. Itulah alasanya hingga bisa hadir dalam kegiatan penganugerahan pemenang lomba ini.

===========================

Tiba-tiba saya jadi teringat dengan perjalanan dari memulai persiapan mengikuti lomba ini hingga akhirnya bisa berada di babak pemberian hadiah yang istimewa ini.

Semai Literasi, Raih Prestasi

Yeaahhh, akhirnya kelar juga. Enam naskah berhasil terkirim. Detik-detik injure time selalu ketar-ketir. Penuh menegangkan. Tepat dateline tinggal hitungan jam. Wajar aja ribuan pengakses di website yang sama. Badha isya baru terkirim nomor peserta sudah 2000an. Wuidih... Tiba-tiba laptop ngeheng, tak bisa digunakan. Padahal baru satu yang terkirim. Mungkin yang antri dan ngakses banyak pikirku

Laptop beberapa kali tak bisa diutak-utak. Giliran sudah normal, kini giliran sinyal yang menghilang entah kemana. Sudah jam 22.00 lebih. Akhirnya keluar cari sinyal depan sekolah. Mungkin karena banyaknya pengakses hingga panitia memutuskan memperpanjang DL hingga 1 Desember 2016. Alhamdulillah sedikit lagi. Tapi tanggung sudah dapat sinyal. 2 orang lagi berhasil terkirim urutan nomor peserta sudah 7000an. Wuidih... mantap...!!! Dan kini alhamdulillah keenamnya sudah terkirim. Ada rasa lega di dada. Setelah berkutat mengoreksi dan mencorat-corat naskah anak-anak. Awalnya ada sekitar 30an siswa yang mau ikut. Mereka semangat sekali walau DL pengiriman waktu itu tinggal 2 minggu lagi saat membaca info pengumuman depan mading sekolah. "Bagi yang mau ikut silahkan buat dulu di buku tulis, ntar kasih ke ustadz" tuturku kepada mereka.

Satu demi satu siswa mulai berkonsultasi menanyakan tips-tipsnya dalam menulis artikel. Padahal 2 minggu kemarin juga aku sempat ada acara di Purwokerto dan Yogyakarta. Tak masalah. Usai corat-coret naskah mereka. Tahap kedua pengetikkan, lalu print. Aku pun kembali mencorat-coret naskah mereka. Sembari menandai kesalahan, kekurangan dan saran-saran perbaikan dariku. Seperti biasa dalam kompetisi ada yang terseleksi. 

Struggle for life. Tapi kali ini struggle for competition. Dari 30an tadi hingga menjelang DL tersisa 6 siswa yang masih bertahan hingga selesai. Walau jadwal padat, harus bagi waktu, sampai-sampai jam istirahatlah waktu mereka untuk mengetik dan perbaiki naskah yang aku corat coret tadi. 
Selamat kepada 6 siswa tersebut yg mau belajar dan berproses dalam tahap demi tahapnya. Setelah berikhtiar, kini tinggal kita berdoa dan menunggu pengumuman dari panitia. Terus belajar dan jadilah pembelajar...! Oke, keenam naskah tersebut pun sudah terkirim ke panitia. Karena terburu-buru mengejar waktu DL pengiriman, ternyata ada yang kurang yaitu foto diri peserta belum sempat dimasukkan dalam lampiran naskah.

Daftar 6 siswa pengirim pertama

Karena mengetahui ada pengunduran batas pengiriman naskah, maka saya pun membuat pengumuman di mading. Bagi anak-anak yang masih mau ikut lomba ini masih ada waktu 1 pekan lagi untuk mengikutsertakan diri dalam lomba tersebut. Silahkan bagi yang mau ikut segera bikin naskahnya dan kasihkan ke ustadz (saya) jika mau dikoreksi dan bimbingan lebih lanjut. Akhirnya nambah ada 3 orang lagi yang ikut dalam lomba ini. Jadi totalnya ada 9 siswaku yang ikut serta dalam kegiatan lomba ini.

===========================

Baarokallahu fiikum. Mabruk ‘alan najah. Selamat atas prestasi yang diraih oleh Muhammad Dzaky Al-Murtadho (siswa kelas X asal Lampung) yang telah meraih prestasi gemilangnya sebagai JUARA HARAPAN II dalam Lomba Menulis Artikel Populer yang diadakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 2016. Tulisan karya Dzaky yang memenangkan lomba ini berjudul “Lilin Literasi: Menerangi Pelajar, Menghalau Narkoba” yang telah bersaing ketat dengan ratusan peserta lain yang mengikuti kegiatan perlombaan ini.

Para pemenang lomba menulis artikel Kemenkumham RI 2016

Kegiatan lomba menulis artikel populer tersebut diselenggarakan oleh Badan Penelitian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenkumham RI yang diikuti oleh siswa-siswi SMA/MA/SMK/sederajat se-Jabodetabek. Para pemenang lomba ini diundang oleh panitia untuk penyerahan hadiah dan penghargaan pada Rabu, 21 Desember 2016. Kegiatan penganugerahan tersebut berlangsung di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat (Mezzanine Ballroom). Dzaki yang didampingi oleh saya sendiri selaku guru pembimbingnya turut serta menghadiri acara tersebut. Penyerahan penghargaan bagi para pemenang lomba juga dirangkaikan dengan acara Seminar Hukum dan HAM bertema “Revitalisasi dan Reformasi Hukum dalam Perspektif Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia”.
Menurut laporan panitia dalam sambutannya mengatakan bahwa lomba menulis artikel populer Hukum dan HAM tahun 2016 ini diikuti oleh 836 orang pelajar SMA/sederajat se-Jabodetabek. Ada dua tema yang diangkat pada lomba menulis artikel tahun ini yaitu:Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar”, dan Tolak Perilaku Seks Bebas di Kalangan Pelajar”. Seluruh artikel tersebut dinilai oleh tim penilai yang berasal dari Balitbang Hukum dan HAM Kemenkumham RI dan tim penilai independen yaitu Prof. Harkristuti Harkrisnowo (Guru Besar FH Universitas Indonesia), Prof. Arief Rahman (Pemerhati Pendidikan) dan Yosep Adi Prasetyo (Ketua Dewan Pers), hingga terpilih 6 artikel terbaik untuk masing-masing tema.
Dzaky dan kesebelas orang pemenang lainnya hadir dalam acara penghargaan ini. Pemberian penghargaan dan plakat pemenang dilakukan oleh Sekjend Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Masing-masing pemenang tersebut mendapat apresiasi dan tepuk tangan meriah dari para tamu undangan yang hadir dalam acara ini. Usai pemberian penghargaan, perwakilan pemenang lomba memberikan sepatah kata tentang tulisan yang telah dibuatnya. Dalam hal ini sambutan pemenang lomba diwakili oleh juara 1 dari kedua tema lomba tersebut.

           




Sunday, 27 November 2016

Memahat Passion Menjadi Action


Setelah sekian lama meninggalkan kampus ini, hari ini bisa bernostalgia mengenang jejak-jejak perjuangan selama berada di kampus ini. Terima kasih kepada BEM Fabio Unsoed yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk berbagi dan sharing dalam seminar kepemimpinan hari ini (12/11/2016). Bicara kepemimpinan memang menarik. Terlebih dalam diri setiap manusia sudah tertanam benih leadership itu. Hanya saja butuh pengelolaan diri dan pengaturan dalam memanage leadership tersebut. Kepempinan diri dalam memahat passion menjadi action. Mengasah leadership diri dalam menyeimbangkan antara hardskill dan softskill. Melalui tulisan ini saya coba ingin berbagi materi yang saya sampaikan dalam seminar tersebut.

"Alhamdulillah, luar biasa, dahsyat, wow...wow... kerren..." jawab peserta seminar saat saya tanya kabar mereka. Kalau jawabannya baik, itu sudah biasa. Maka, jawablah dengan kata-kata kreatif tersebut, tegasku pada peserta. Jawablah dengan sesuatu yang berbeda, istimewa. Kata-kata itu mempengaruhi perilaku kita. Perilaku dan kebiasaan kita akan membentuk karakter kita. So, bangun karakter kita mulai dari kata-kata yang positif, right? Yuph, berpikirlah dengan otak kanan saat ditanya kabar kita. Begitu prolog pembuka saat saya memulai menyampaikan materi kepada para peserta mahasiswa yang rata-rata masih tingkat semester 1 hingga 6 ini.

Seperti ekspresi sosok pemuda yang penuh energik dan semangatnya berapi-api. Itulah pemuda yang diharapkan dalam tema Hari Sumpah Pemuda kemarin (2016) "Pemuda Indonesia, Menatap Dunia". Bagaimana caranya? Ada 3 hal yang harus dimiliki sosok pemuda untuk mencapai visi HSP tersebut. Apa saja? Pertama, kualitas integritas yang tinggi. Ketiga, kapasitas keahlian dan intelektual yang mumpuni. Ketiga, karakter kepemimpinan yang peduli dan profesional. Dalam seminar ini saya lebih banyak mengulas poin yang ketiga, yaitu KEPEMIMPINAN. Nah, poin ketiga inilah yang menjadi titik poin dalam pemaparan saya kali ini.

Pada tahap apersepsi (sesi pendahuluan), wah kayak pembelajaran ajah ada apersepsi segala, hehe. Apersepsi yang saya lakukan adalah dengan tanya jawab dan memutarkan video singkat tentang 17 tipe mahasiswa. Lalu saya ajak mereka untuk berpikir tentang dimanakah posisi mereka? Karena peserta seminar kali ini adalah mahasiswa biologi, maka saya pun memfokuskan karakter dan kebiasaan orang biologi sesuai dengan pengalaman saya sebelumnya juga. Sebagaimana kita ketahui, mahasiswa BIOLOGI adalah paling sibuk sedunia, bahkan kesibukannya mengalahkan mahasiswa kedokteran. Mengapa? Selain kuliah, juga disibukkan dengan praktikum, laporan, pengamatan, praktikum, laporan, pengamatan, tugas terstruktur, dan tugas-tugas lainnya.

“Kamu termasuk tipe mahasiswa yang mana?” tanyaku memancing rasa penasaran mereka. Berikut ini adalah beberapa tipe mahasiswa, mau pilih yang mana? Itu pilihan.
1.      Mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang)
2.      Mahasiswa kunang-kunang laboratorium (asisten)
3.      Mahasiswa kura-kura (aktivis)
4.      Mahasiswa  3 K (Kuliah – Kantin – Kos-kosan)
5.      Atau tipe lainnya......???

Mau pilih yang mana? Itu hak kalian. Mau kuliah saja, silahkan. Tapi kalau bisa selain kuliah, juga aktif di organisasi bisa ikut di UKM/BEM atau menjadi asisten. Kalau mau idealnya ikuti semuanya. Idealnya mahasiswa pemimpin adalah kuliah OK, IPK OK, organisasi OK, asisten OK dan kegiatan tambahan yang menjadi “passion” juga OK. Emang bisa meraih itu semua? Iya, sangat bisa. Gimana caranya? Manajemen leadership, itulah kuncinya.

            Karena pada dasarnya setiap diri kita sebenarnya punya jiwa leadership, tinggal bagaimana mengelolanya. Salah satu cara mengasah skill leadership dalam diri kita adalah dengan jalan ikut berorganisasi. Karena lewat organisasi itulah jiwa kepemimpinan kita akan terasah. Oya sebelumnya saya juga memberikan 4 pernyataan kepada para peserta terkait hardskill dan softskill. Saat kita kuliah, buatlah empat pernyataan berikut:
1.      Hardskill biasa saja, softskill juga biasa saja
2.      Hardskill bagus, tapi softskill biasa saja
3.      Hardskill biasa saja, tapi softkill yang bagus
4.      Hardskill bagus dan softskill juga bagus

Pilih yang mana dari keempat pernyataan tersebut? Kalau mau jadi biasa-biasa saja berarti cukup pilih nomor 1. Tentunya kalian pasti ingin yang keempat kan? Yaitu ingin hardskill bagus dan softskill juga bagus? Karena itulah kondisi idealnya. Dalam artian jika menjadi mahasiswa pemimpin yang ideal antara hardskill dan softskillnya bagus. Antara akademik (kuliah dan praktikum OK), organisasi OK, asisten OK dan aktivitas lainnya (yang sesuai passion) juga OK. Dalam artian meski kesibukan seabrek, tapi ke semuanya harus seimbang. Lalu bagaimana caranya untuk meraih itu semua? Manajemen leadership, adalah kuncinya.
           
            Apa itu manajemen leadership? Kemampuan mengelola dan mengatur kepemimpinan dalam diri. Untuk mengelola manajemen ini rumusnya adalah dengan 3 M. Apa itu 3 M...??? 3 M itu maksudnya adalah 3 Manajemen, yang meliputi Manajemen Diri, Manajemen Waktu dan Manajemen Waktu. Ketiga manajemen ini harus dikelola secara bersamaan, jangan terpisah. Manajemen diri kaitannya dengan bagaimana mengelola kepribadian diri, mengelola emosi dan menata semua seluk beluk yang berkaitan dengan diri pribadinya. Manajemen waktu berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi penggunaan waktu dalam setiap aktivitasnya sehari-hari. Yang ketiga adalah manajemen hati, ini terkait dengan mengelola hati baik hubungan dengan manusia lain (hablumminannas) maupun hubungan kita dengan Sang Pencipta (hablumminallah). Kenapa hati juga harus dikelola? Karena hati bukan hanya organ detoksifikasi, tapi ia adalah pengendali utama dalam tubuh. Jika organ itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuh yang lainnya. Begitu juga sebaliknya jika organ hati tersebut buruk, maka buruk pula seluruh tubuh itu. Begitu sabda Rasul dalam haditsnya. Karena hati ibarat raja bagi tubuh. Maka sudah sepatutnya juga harus dimanajemen.

Akhir kata untuk catatan singkat ini, terima kasih kepada para peserta yang sangat antusias. Pertanyaan demi pertanyaan yang menarik untuk dikaji dan diulas dalam seminar ini. Semoga sedikit sharing tersebut bermanfaat dan menginspirasi kalian semua. Sampai jumpa di lain kesempatan. Sebenarnya masih banyak yang belum tertulis terkait materi tersebut. Ada bahasan menarik terkait pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta. Semoga catatn singkat ini bisa berguna dan bermanfaat bagi yang ingin mengembangkan diri. Bagi yang berminat untuk diskusi lebih lanjut bisa menghubungi saya langsung atau lewat media website ini.

Sebagai pamungkas, tak ketinggalan pula buat adik-adikku para pengurus BEM Fabio Unsoed atas semuanya. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan. Terus tumbuh dan berkembang memantaskan diri serta menguatkan potensi diri lewat jalan organisasi tersebut. Jadilah generasi yang tidak hanya pandai dalam bermimpi, tapi juga menjadi generasi yang berbuat nyata dengan aksi, berkarya dengan inovasi dan bermanfaat dengan kontribusi. 



Purwokerto, 12 November 2016

Tuesday, 18 October 2016

Taman Baca Pulau Sebira: “Lejitkan Literasi Masyarakat Kepulauan”


Dimana kaki dipijak, disitu muncul spirit baru. Seperti menemukan puing-puing harapan. Ya, begitulah yang aku rasakan saat melakukan Ekspedisi Nusantara Jaya di Pulau Sebira. Bibit cita-cita itu tumbuh seketika. Memberi harapan walau dengan secercah impian. Seolah-olah telah usai melewati masa dormansi yang panjang. Semakin lama aku mengenali, menelusuri dan berinteraksi dengan mereka maka disitu pula tumbuh, berkecambah dan berkembanglah cita-cita itu. Cita-citaku, cita-cita team ENJ Jakarta juga cita-cita anak-anak pulau yang juga dikenal dengan Pulau Jaga Utara ini. Karena kehadiran adalah energi yang mampu meletupkan dan membangkitkan spirit cita-cita dan impian mereka. Begitu juga dengan kehadiran tim ENJ di Pulau Sebira ini.
Selain menjalankan misi ekspedisi dengan beragam program kerja yang sudah dilaksanakan, tim ENJ Jakarta juga punya program yang bersifat berkelanjutan. Salah satu sustaiable program tersebut adalah "Taman Baca Pulau Sebira". Sejak pertama kali dilaunching animo anak-anak sangat tinggi. Tiap hari ramai berdatangan anak-anak ke taman baca ini. Tak hanya anak-anak, kalangan orangtua pun punya euforia yang sama akan keberadaan taman baca sederhana ini. Taman baca menyimpan sejuta harapan. Masyarakat Pulau Sebira yang sangat welcome dan punya antusiasme tinggi terhadap kedatangan kami. Anak-anak adalah harapan masa depan bangsa ini. Merekalah generasi yang akan membuat pulau ini semakin maju dan berkembang. Aktivitas "membaca" adalah salah satu kunci pembukanya. Buku adalah senjatanya. Dan keberadaan taman baca adalah ruang sekaligus tempat untuk melejitkan potensi mereka.

Sebelum berangkat ke Pulau Sebira, tim taman baca sudah melakukan penggalangan buku untuk taman baca. Alhamdulillah, telah terkumpul kurang lebih 1.025 buku dengan beraneka macam jenisnya. Mulai dari buku pelajaran, cerita, novel, pendidikan, agama, dan lain-lainnya. Buku-buku tersebut berasal dari sumbangan donatur berbagai pihak, seperti Mizan, Rabbit Hole, Komunitas Inspirasi Jelajah Pulau, dan para donatur individu lainnya. Melalui tulisan ini kami tim ENJ Jakarta juga mengucapkan banyak terima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para donatur yang telah memberikan buku-bukunya. Semoga buku-buku tersebut dapat berguna dan bermanfaat buat warga masyarakat Sebira dalam rangka menumbuhkan budaya cinta literasi dan menambahkan wawasan mereka.

Launching Taman Baca Pulau Sebira
Langit sore Minggu, 25 September 2016 tampak cerah berawan. Sebuah gedung bertuliskan “Karang Taruna” yang terletak di depan dermaga utama Pulau Sebira sudah ramai dengan anak-anak yang penuh antusias. Meski gedung tersebut masih tercium aroma bangkai yang sejak kemarin tim Taman Baca ENJ sudah coba telusuri, namun tak kunjung ditemukan asal muasal bau tersebut. Sepertinya berada di atas atap bangunan yang berisi peralatan musik, semen dan barang-barang lainnya milik warga Pulau Sebira. Seolah-olah bau itu pun hilang seketika, tapi terkadang tiba-tiba muncul lagi saat ada desiran angin yang masuk ke dalam bangunan sederhana ini. Tapi, entah karena semangat yang menggelora, antusias anak-anak yang membahana dan tim ENJ yang tak kalah serunya dalam pembukaan taman baca ini, bau itu pun seperti hilang dengan sendirinya.

Pekikan suara anak-anak disertai dengan beraneka macam tepuk-tepuk kreatif bergema di depan bangunan ini. Senyuman mereka membumbung tinggi menjulangkan energi-energi positif bagi warga masyarakat sekitar yang juga mulai melirik sumber suara yang ramai tersebut. Sesi pengkondisian dengan ice breaking tersebut menghadirkan kesan tersendiri bagi anak-anak hebat Sebira. Tiba waktunya acara inti yaitu peresmian taman baca yang nantinya akan menjadi tempat belajar bagi anak-anak ini. Secara resmi Taman Baca Pulau Sebira ini dilaunching dan diresmikan oleh Ibu Hj. Hartuti selaku Ketua RW. Orang nomor 1 Pulau Sebira ini sangat menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim ENJ atas peresmian taman baca tersebut. Pemotongan pita dan penyerahan buku secara simbolis menjadi penanda resminya taman baca ini didirikan.

Usai diresmikan, anak-anak pun berduyun-duyun secara bergantian meminjam buku-buku yang ada di taman baca. Awal mulanya tim taman baca sempat kualahan menghadapi animo anak-anak yang hendak mau meminjam buku. Tapi berkat kekompakkan dan pembagian tugas dalam penanganan dan pengelolaan taman baca, situasi tersebut dapat berjalan dengan tertib dan rapi. Anak-anak harus mengantri dan bersabar ketika hendak meminjam buku. Mereka juga dibatasi peminjamannya. Maksimal peminjaman buku berjumlah 2 buah buku. Terus yang boleh pinjam adalah mereka yang sudah mendaftar dan memiliki kartu peminjaman taman baca. Selamat membaca anak-anak hebat Pulau Sebira.

Kreativitas dan Inovasi Pengelolaan Taman Baca

            Dimana ada gula disitu ada semut. Dimana ada taman baca, disitu ada buku dan pembaca. Pepatah ini menggambarkan pentingnya keberadaan buku dan taman baca bagi masyarakat. Dibalik pelaunchingan Taman Baca Plau Sebira oleh tim ENJ Jakarta kemarin, satu hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan taman baca masyarakat adalah “kreativitas dan inovasi” dari para pengelolanya. Sejak persiapan awal penggalangan buku, pendataan, pelabelan dan penomoran buku adalah suatu keharusan yang harus ada dalam taman baca. Dari belakang layar inilah keberhasilan taman baca bisa berhasil. Taman baca tidak hanya fokus dalam pengadaan buku semata. Hal yang lebih utama lagi adalah adanya pengelola (pengurus) taman baca tersebut.


            Awal mulanya pengelolaan taman baca ini dilakukan oleh tim taman baca ENJ. Ragam kegiatan taman baca juga tidak fokus hanya penyedian buku dan aktivitas membaca, tapi lebih dari itu harus ada seni kreativitas dalam pengemasan kegiatan. Ice breaking, games, tepuk-tepuk, nyanyian, mendongeng dan aneka jenis kegiatan menarik lainnya juga harus dilakukan untuk memancing, memantik dan menarik hati anak-anak agar tertarik berkunjung ke taman baca dan meminjam buku. Karena kalau hanya dengan menyuruh anak-anak membaca, maka mereka akan menemukan kebosanan. Maka harus dibarengi dan diselingi dengan kegiatan yang positif, menyenangkan dan membuat mereka nyaman.

            Dalam pengelolaan taman baca harus ada pengurus atau pengelola yang bertanggung jawab untuk mengurusnya. Oleh karenanya saat masih berada di Pulau Sebira, tim taman baca mengadakan musyawarah dengan RW, para ketua RT, karang taruna dan perwakilan guru untuk membahas pengelolaan taman baca ke depannya. Taman baca ini tidak berhenti sampai disini, tapi harapan kami (tim ENJ) terus berlanjut. Oleh karena itu harus ada pengelola yang siap mengelolanya. Awal mula sempat ada yang memberi saran, kenapa gak digabung saja dengan perpustakaan sekolah? Buku-buku taman baca ditaruh saja di sekolah, begitu saran salah seorang. Tapi kami (tim taman baca ENJ) menyampaikan bahwa taman baca harus terpisah, berdiri sendiri. Kenapa? Karena taman baca ini bisa diakses oleh semua kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Kalau ditaruh di sekolah, masyarakat umum akan sungkan (enggan) untuk meminjamnya karena merasa malu atau tidak enak. Rapat selesai, akhirnya mereka sepakat untuk dikelola sendiri oleh mereka.

Keberlanjutan Taman Baca Pasca Ekspedisi

“Mewujudkan masyarakat Pulau Sebira yang cerdas literasi dan berwawasan global”, itulah visi didirikannya taman baca ini. Oleh karenanya untuk mencapai visi tersebut, diperlukan keberlanjutan. Kegiatan ekspedisi di Pulau Sebira telah usai. Akan tetapi keberadaan Taman Baca tersebut terus berlanjut. Keberadaan buku-buku yang sementara ini ikut ditaruh di gedungnya karang taruna masih ada yang mengelolanya. Kami bikin pengurus dan pengelolanya. Secara teknis di Pulau Sebira sudah ada tokoh pemuda yang mengelolanya, sementara itu kami (tim ENJ) yang berada di wilayah jabodetabek juga membuat struktur pengelola lagi. Membuat website, bikin proposal dan penggalangan dana juga penggalangan buku adalah kegiatan yang akan kami lakukan lagi untuk menyuplai kebutuhan taman baca tersebut.

Monday, 10 October 2016

Memaknai Ekspedisi, Temukan Arti

Foto: team ENJ Jakarta berfoto bersama di bawah Menara Suar Jaga Utara Pulau Sebira

“Di atas segala lapangan Tanah Air aku hidup aku gembira.
Dan dimana kakiku menginjak bumi Indonesia, di sanalah tumbuh bibit cita-cita
yang kusimpan dalam dadaku
(Bung Hatta)

Hmm, kali ini pun aku merasakan beraneka macam cita-cita baru tumbuh dan bermunculan warna warni inspirasi. Bibit-bibit impian itu bermunculan di saat menjelajahi pulau dan perjalanan ekspedisi ini. Entah kenapa aku sangat suka dengan quote yang diutarakan oleh Bapak Proklamator negeri ini tersebut. Terlebih saat aku berada di pulau terluar yang masih bagian dari nusantara ini. Seperti perjalanan Ekspedisi Nusantara Jaya yang telah kami jelajahi di Pulau Sebira, 22-29 September 2016. Bibit cita-cita itu tumbuh dari pulau dan hamparan lautannya, warga masyarakat, anak-anak, hingga local wisdomnya.
Dalam ekspedisi ini terlahir banyak makna dan nilai-nilai kehidupan yang kami temukan. Kalau dirunut sejak awal, pertanyaan itu muncul lagi “Kenapa harus ikut ekspedisi?”. “Bagaimana kehidupan di sana?”, “Apakah disana penduduknya friendly atau sebaliknya?” “Terus manfaat apa yang akan saya dapatkan setelah mengikuti ekspedisi ini?” Dan beragam pertanyaan lainnya yang sempat muncul dalam benakku. Mulai dari pelepasan secara resmi di dermaga JICT Tanjung Priuk, pemberangkatan di pelabuhan Muara Kamal hingga perjalanan selama ekspedisi ini, aku mencoba merefleksikan diri memaknai tentang ekspedisi ini. Dalam memaknai ekspedisi ini, ada beberapa arti kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya, diantaranya adalah:

1.      Manajemen Team & Memahami Karakter Orang
Siapakah team ENJ Jakarta itu? Team ini adalah tim hasil seleksi nasional Ekspedisi Nusantara Jaya 2016. Total pendaftar yang berjumlah sekitar 7400an, dan untuk keberangkatan Jakarta terpilih 25 orang yang berhak untuk mengikuti kegiatan ini. Selain hasil seleksi web, tim ENJ Jakarta juga ditambah dengan 33 orang dari hasil seleksi UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Jadi total team ENJ Jakarta berjumlah 58 orang. Meski berasal dari kampus, pekerjaan dan asal yang berbeda-beda. Nah disitulah muncul kebersamaan yang kuat. Mulai dari menyusun program sejak persiapan sebelum berangkat ekspedisi hingga berlangsungnya ekspedisi. Team dengan background dan keilmuan yang berbeda-beda ternyata bisa menyatu bersama untuk menjalankan misi dan program-program yang sudah kami buat.
Saling memahami, saling mengerti. Dalam kegiatan seperti ini kita jadi tahu karakter tiap orangnya. Ada yang melankolis tapi terus eksis. Ada sanguinis, koleris dan ada juga yang plegmatis. Berbeda-beda tapi masing-masing punya keunikan tersendiri. Kekompakkan dan kolaborasi yang harus dijaga. Ada yang extrovert, ada yang introvert. Tapi semuanya jadi saling bahu membahu. Bergotong royong dalam melaksanakan tugas ekspedisi ini. Perbedaan usia dan pengalaman diantara kita semua menjadikan team ini saling melengkapi dan saling support satu sama lain. Semua belajar dan menjalankan amanahnya masing-masing. Ada yang pendiam, serius, humoris, kocak, suka melawak, dan beragam karakter unik dan kekhasan masing-masing. Dari yang sebelumnya tidak saling mengenal, ternyata kita jadi tim yang kuat dan kompak.
Dalam memanajemen team dengan beragam karakter diperlukan komunikasi yang efektif agar tidak terjadi miss-communication. Koordinasi tidak hanya sesama team saja, tapi juga ketika berhadapan dengan masyarakat. Terlebih saat berhadapan dengan masyarakat pulau pesisir, diperlukan ketajaman analisa, serta yang paling utama adalah memahami medan juang yang menjadi tempat kegiatan berekspedisi, dalam hal ini adalah Pulau Sebira. Walau sebelumnya kita belum ada yang assesment atau survei ke lokasi ke pulau ini, tapi kita beruntung karena ada teman kami yang bernama Randi yang merupakan orang asli pulau ini. Akhirnya sejak saat itu Randi dijuluki si “sumber terpercaya”. Karena dia yang lebih tahu dan paling tahu dengan tanah kelahirannya yang akan menjadi tempat kita berekspedisi.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari tim ini adalah perlunya menjalin komunikasi dengan semua pihak yang ada di Pulau Sebira. Saat kami mengadakan kegiatan di lapangan sempat terjadi miss-komunikasi dengan karang taruna setempat, tapi hal tersebut bisa kami atasi dengan cepat. Meski kami hanya seminggu berkegiatan disana, tapi komunikasi dan koordinasi adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Karena kita adalah tamu, maka sudah sepatutnya kita berbaur dengan mereka, dekati dan silaturahimi semua ketua dan tokoh setempat khususnya yang berkaitan dengan program yang akan kami jalankan disana. Salah seorang pengurus RT setempat juga sempat menegur kami meminta rundown acara selama seminggu. Agar tidak terjadi lagi miss-kom. Maka kami pun mempublikasikan rundown acara kami pada tiap sudut penting agar semua masyarakat tahu tentang kegiatan kami.
Satu hal lagi yang tim ini lakukan adalah berkoordinasi secara internal. Beruntung karena kami tinggal dalam tempat yang sama yaitu di dekat menara jadi mudah untuk berkoordinasi. Tiap malam kami mengadakan evaluasi dan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan pada hari itu. Setelah itu dibahas juga persiapan untuk program-program esok harinya. Evaluasi, refleksi dan koordinasi persiapan esok harinya lagi, itulah strategi kami selama berkegiatan di Pulau Sebira. Sebagai penutup tentang team kami ini ada sebuah quotes menarik berikut ini:

"Jika teman baik hanya tahu kisah-kisah hebatmu,
sahabat sejati justru menjadi bagian dari kisah hebat itu"
(Randi Apriansyah)

Semoga kita (team ENJ Jakarta) tetap dan terus menjadi bagian dari sahabat sejati itu. Sahabat sejati yang berdaya dan berkolaborasi melahirkan kisah-kisah hebat selanjutnya.

2.      Hangatnya Keramahan dan Kompaknya Warga Pulau Sebira

Muara Kamal telah kami tinggalkan sekitar pukul 22.30 (22/9/2016). Sepanjang perjalanan malam di atas kapal dengan desiran ombaknya yang berdawai. Sepoi-sepoinya angin malam menambah ketenangan perjalanan ekspedisi kali ini. Kami terbagi menjadi dua kapal kayu yang masing-masing kapal menampung ±30 orang ini. Gemerlapnya bintang nampaknya agak malu-malu berbalutkan selimut awan malam. Yang terlihat hanya gelap dan kesunyian malam. Terlihat tanda-tanda cuaca menunjukkan muka mendung. Betul saja di tengah perjalanan, sesekali tetesan H2O turun membasahi kami. Untungnya hanya gerimis kecil dengan rintik-rintiknya yang juga masih bersahabat. Aku dan beberapa teman yang memilih berada di muka kapal, harus langsung beratapkan langit. Alhasil gempuran air ombak sesekali bergelombang dan naik ke atas kapal. Cipratan demi cipratan ombak pun kerap kali membasahi tubuhku dan beberapa teman yang berada di bagian depan kapal. Tapi, it’s Ok.


Pagi hari disambut dengan senyumnya mentari pagi. Alhamdulillah, perjalanan kurang lebih 9 jam di atas lautan akhirnya sampai juga di Pulau Sebira sekitar pukul 06.00 pagi (23/09/2016). Begitu pertama kali menginjakkan kaki kami di pulau yang juga dijuluki Pulau Jaga Utara ini kami langsung bebersih. Ada yang di rumah warga, juga ada yang ke masjid. Beberapa warga terlihat sedang menjajakan ikan asin di pelataran depan rumah, para-para dan beberapa tanah lapang yang menjadi tempat penjemuran ikan. Rumah Bu RW menjadi tempat berkumpul kami semua untuk koordinasi perdana ini. Perkenalan yang hangat, sambutan yang romantis dan sajian menu makanan dan minuman pagi di rumah Bu RW membuat kami sangat terkesan dengan keramahtamahan mereka menyambut kedatangan kami.
Warga Pulau Sebira yang mayoritas bersuku Bugis ini sangat antusias setiap menyambut kedatangan tamu dari luar. Setiap bertemu dengan warga, mereka ramah menyapa. Asalkan kita juga menyapa dan menegur mereka, maka mereka pun akan memberikan senyuman hangatnya. Yang terpenting adalah koordinasi dan sosialisasi yang harus dibangun terlebih dahulu. Kunjungi semua elemen kepala/pimpinan/tokoh yang ada di warga setempat, khususnya yang berkaitan dengan program yang akan kita jalankan. Beberapa kegiatan yang kami programkan dengan mereka pun berlangsung lancar dan penuh antusias yang tinggi dari mereka. Mulai dari outbond, lomba-lomba, pelatihan kreasi memasak, senam bersama, pemeriksaan kesehatan dan aneka macam kegiatan lainnya alhamdulillah mendapat support dari mereka.

3.      Sumberdaya dan Potensi Pulau Sebira


"Bertualang sejauh kapal terkembang. Bertafakur sejauh mata memandang. Bersyukurlah sejauh apa pun kaki ini melangkah....". Alhamdulillah wasyukurillah sampai juga di atas puncak menara ini. Begitulah sepatah kata yang tersirat saat pertama kali dan berhasil menginjakkan kaki di puncak Menara Suar "Jaga Utara". Menara setinggi 48 meter ini merupakan ikon Pulau Sebira. Menara ini dibangun pada tahun 1869 oleh Belanda. Kalau di bagian bawah menara tertulis Z.M Willem III. Lokasinya yang sangat strategis memudahkan untuk memantau pergerakan kapal yang melintasi pulau ini. Sampai saat ini menara tersebut masih kuat berdiri kokoh. Oya saat kita mau naik atas puncak ini kita harus sabar dan hati-hati mendakinya. Tangga yang ada dalam menara ini berbentuk spiral double helix. Mirip seperti struktur DNA. Kalau kita sudah sampai di puncak menara, kita bisa melihat seluruh wilayah Pulau Sebira dan beberapa gugusan pulau lainnya.
      Selain menara suar Jaga Utara yang punya daya tarik dan nilai historis tinggi, ada banyak keunikan dan potensi sumberdaya yang dimiliki oleh Pulau Sebira ini. Salah satu yang dominan menonjol lagi adalah Ikan Selar. Gara-gara selar, warga pulau ini bisa naik haji. Gara-gara selar, bisa tingkatkan ekonomi mereka. Lebih jauh sebelumnya, gara-gara selar warga Suku Bugis bermigrasi dan menetap di pulau ini. Begitulah ikan selar menjadi "strong why" bagi sebagian orang di kepulauan. Spesies endemik dan ikan khas Kepulauan Seribu ini menurut warga, terbanyak ada di wilayah sekitar Pulau Sebira. Bukan hanya ikan selar saja, ikan-ikan lain dan berjuta flora-fauna lainnya terkandung dalam lautan Indonesia. Seharusnya "Jalasveva Jayamahe" menjadi bangkit kembali, bukan jargon semata yang dulu pernah berjaya di kancah dunia.