Friday, 7 June 2013

Ketukan Palu di Ujung Sabar, Semangat, dan Ikhlas (S.Si)

Rasanya “plong”, bercampur antara senang dan gembira. Tak butuh waktu lama. Hanya beberapa menit saja. Pak Agus Heri Susanto, M.Si selaku Pembantu Dekan 1 Fabio Unsoed memanggil para calon sarjana muda yang berjumlah 26 orang, disusul para calon ahli madya muda berjumlah 10 orang yang akan segera dikukuhkan ini. Satu demi satu dipanggil namanya oleh PD 1. Kini giliranku urutan nomer 2 dipanggil, “In Amullah, S.Si Sarjana Biologi ke-4227” begitu PD 1 memanggil namaku. Dengan sikap berdiri tegak aku memasuki ruang yudisium yang sudah diseting tempat duduknya sesuai nomer masing-masing. Prosesinya cukup singkat.  Setelah dibacakan daftar riwayat masing-masing, lalu menerima map biru yang dikasihkan oleh Bu Dian Bagawati, dan diakhiri dengan ketukan palu 3 kali oleh PD 1. Memang singkat. Setelah bertahun-tahun (ada yang 3,9 tahun, 4,9 tahun, dan 5 tahun lebih) berjuang menjadi mahasiswa, ternyata hanya butuh beberapa detik saja untuk mengakhiri status mahasiswa ini dengan 3 kali ketukan palu secara simbolis.

Ketukan palu yang melepas kepergian status “mahasiswa” berganti dengan penambahan akhiran di belakang nama. Ketukan yang telah melewati masa-masa berjungkar balik melewati medan 7 sks yang paling menentukan ini. Pahit manis penuh kisah yang berliku bermula dari tepian bukit ‘seminar proposal’. Aral melintang menembus badai penelitian. Menyusuri curamnya tebing skripsi yang memerlukan stok energi sabar dalam penantian revisian, menggarapnya harus penuh semangat yang menyala dengan penuh keikhlasan. Hingga akhirnya bisa merasakan segelas oksigen segar menembus medan seminar hasil dan ujian skripsi dengan kedua pembimbing. Ketukan yang sebelumnya juga telah melewati detik-detik yang penuh menegangkan mencapai puncak yang paling tertinggi bernama “pendadaran”. Tiga kali ketukan palu yang berada di ujung Sabar, Semangat dan Ikhlas (S.Si) kali ini benar-benar telah berada di ujung pundak masing-masing bernama Sarjana Sains (S.Si).

Setelah semuanya menerima map biru dan ketukan palu secara resmi, para sarjana muda dan ahli madya muda ini duduk dengan tenang menempati kursi sesuai nomer urut masing-masing. Sepertinya mereka merasakan hal yang sama yaitu “plong” rasanya, walau nantinya pasca keluar dari ruangan ini akan berfikir jauh ke depan lagi. Sidang yudisium yang dihadiri juga oleh para dosen dan kepala laboratorium ini diakhiri dengan pembacaan rekapitulasi wisudawan, pengumuman pelepasan dan wisuda yang akan digelar 25 Juni 2013 mendatang. Acara ini diakhiri dengan pemberian selamat oleh para dosen yang hadir. Secara bergantian, satu per satu dari para sarjana muda dan ahli madya muda ini berjabat tangan dan menerima ucapan selamat dari para dosen yang selama ini telah membimbing, mendidik, dan mencurahkan segala perhatian dan ilmunya. Amanah baru kini menanti di depan mata, menuju masa peralihan menuju kehidupan yang baru.


Selamat kawan-kawan….!!! Selamat melewati fase-fase peralihan dalam hidup ini. Jika diibaratkan dengan ekosistem, kita seperti eksosistem estuarine (mangrove) yang merupakan ekosistem peralihan antara ekositem laut dan ekosistem darat. Gempuran ombak dan terjangan gelombang harus siap dihadapi. Kuatkan hati dengan mantap seperti kokohnya akar-akar mangrove yang mencegah terjadinya abrasi pantai. Bersiap memburu, menapaki, berstrategi, bergerak, menganalisa dan memutuskan pilihan mana yang akan kita pilih dalam menapaki kehidupan kita yang baru ini. Mari mendharmabaktikan ilmu yang telah kita raih untuk kemaslahatan masyarakat. Jadilah manusia yang bermanfaat dimanapun kita berada. Seperti tagline kampus kita yaitu “Semper excelcius pro proximo nostro”. Semoga kampus biru semakin jaya di usia emasnya ini.

0 comments: