Sunday, 16 June 2013

Tersengat Semangat dari Sang Biolog Lebah


Ketika lebah (juga) ingin dimengerti? Itulah asumsiku muncul ketika mendengar penjelasan dari Pak Supri (14/6/13). Ketika alam terjadi krisis, lebah pun ikut mengalami krisis. Produksi madu pun jadi menurun, papar Pak Supri. Sang biolog lebah asal Desa Bojong, Purbalingga ini sudah menggeluti usaha budidaya ternak lebah sudah puluhan tahun. Beliau tertarik dengan lebah yang dikenal dengan “Sang Penyerbuk Ulung” ini sejak duduk di bangku SMP. Berangkat dari rasa suka dan ketertarikannya inilah, kini beliau menjadi biolog handal spesifikasi lebah. Kenapa disebut biolog? Pertama, karena beliau benar-benar menggeluti usaha budidaya ternak lebah tersebut dengan tekun, serius dan fokus. Meski beliau hanya lulusan SMEA dan belum pernah menduduki bangku kuliah, tapi beliau sangat ahli dengan dunia lebah, hingga saat ini beliau memiliki sekitar 60-100 stup. Puluhan stup tersebut berada di sekitar rumah beliau (di depan rumah, di samping kanan-kiri rumah, dan di pekarangan milik beliau).

Oya, dari tadi ngomongin puluhan stup, tapi stup sih apa? Oke, sedikit membuka kembali diktat praktikum Apikultur Fakultas Biologi Unsoed yang mengatakan bahwa “Stup  adalah rumah lebah yang berbentuk peti, beruang satu dan ditutup dengan atap seperti rumah manusia, tetapi berbentuk datar. Dalam stup ditempatkan bingkai (frame) yang merupakan tempat untuk menempelkan dan membentuk sarang. Setiap bingkai merupakan tempat menempel satu sisir sarang, bingkai ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah diangkat untuk mengontrol lebah.Rumah lebah ini dapat dibuat dari berbagai jenis kayu, yang penting kayu tersebut tidak mempunyai aroma yang menusuk yang kurang disukai lebah madu”.

Kedua, usaha ternak budidaya lebah milik Pak Supri tersebut telah menjadi sumber nafkah penghasilan utama beliau untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya. Hebatnya lagi adalah berkat usaha lebah tersebut sekarang Pak Supri telah memiliki 10 ekor sapi dan sebidang sawah hasil dari penjualan madu. Ceritanya begini, awal mulanya pak Supri menjual madu, setelah uangnya terkumpul terus beliau berhasil membeli seekor sapi. Terus dipelihara dengan tekun sebagai sampingan dari usaha ternak lebah tersebut. Hingga akhirnya sapi tersebut beranak dan saat ini sudah ada 10 ekor sapi. Tidak hanya itu saja, pak Supri juga memanfaatkan kotoran sapi tersebut untuk pupuk organik tanaman di sawah dan pekarangan beliau. Dari pupuk sapi tersebutlah yang menyuburkan tanaman-tanaman hingga tanaman tersebut berbunga dan menjadi sumber makanan bagi lebah-lebah yang dimiliki beliau. Inilah yang beliau terapkan, kalau dibuat siklus: Lebah => menghasilkan sapi => menghasilkan kotoran => menjadi pupuk bagi tanaman => bunga dari tanaman menjadi sumber makanan bagi lebah. Ini hanya kesimpulan sederhana yang saya simpulkan hasil dari silaturahim ke rumah beliau.


Ketiga, relasi dengan biolog menjadikan beliau juga menjadi biolog walau tidak menempuh bangku kuliah. Maksudnya, awal mula beliau merintis usaha budidaya lebah tersebut beliau dipanggil dan diajak kerjasama dengan salah seorang dosen apikultur dari Unsoed (beliau sudah almarhum). Lantaran hubungan inilah, terjadi timbal balik yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pak Supri sering mengikuti acara-acara tentang praktek budidaya lebah hingga ke berbagai kota. Yang pada akhirnya usaha budidaya ternak beliau pun ikut terangkat dan menjadi besar. Dosen tersebut mengembangkan penelitian dengan pak Supri dan beberapa mahasiswa dari Unsoed pun sudah beberapa kali melakukan penelitian di tempat ini. Dan karena relasi yang baik inilah, kami (saya dan Aji) bisa berkunjung ke rumah beliau untuk tujuan praktek kerja lapang bagi Aji. “Kalau bukan dari Unsoed saya tidak bisa mas, tapi karena mas dari Unsoed jadi saya sangat menerima dengan baik untuk praktek kerja lapang disini” ujar beliau. Maklum, beliau ternyata sangat sibuk dalam mengelola usaha budidaya ternak lebah dan ternak sapi ini, dalam 1 hari beliau bisa 8-10 kali bolak-balik ke sawah atau pekarangan untuk mencari rumput untuk sapi-sapinya. 

Related Posts:

  • “SAHABAT MIKROHOLIC, SEDEKAT HATI SEERAT KELUARGA” Hidup itu penuh dengan pilihan. Ketika itu pula kita dihadapkan sebuah pertanyaan, “ketika harus memilih?” ketika itu pula kita harus mengambil tindakan bijak untuk memutuskan dan menentukan sebuah pilihan itu. Pilihan itu… Read More
  • Rahasia Sukses Menembus Beasiswa Fulbright AMINEF Pada tahun 2013 AMINEF menawarkan beberapa program beasiswa mulai dari program pertukaran (exchange) untuk mahasiswa S1 (semester 2 sampai semester 5), beasiswa S2, beasiswa S3 dan beasiswa program research. Berikut … Read More
  • Membidik Mimpi dengan Goresan Pena Mimpi itu memang sederhana. Bukan hanya sekedar mengatakan “aku punya mimpi ingin menjadi………. meraih prestasi……… atau mendapatkan……….”. Mimpi juga bukan hanya sekedar dituliskan dalam buku diari, atau ditulis di kamar d… Read More
  • Upgrading Pengajar TPQ “Tombo Ati” Menjadi seorang pengajar itu bukan hanya sekedar mentransfer materi saja, akan tetapi juga harus memiliki jiwa pendidik dan mampu mendidik sesuai dengan fitrahnya. Bermula dari hal tersebut UKKI Unsoed dengan jargon “Mew… Read More
  • Sedia SP Sebelum SHP (Seminar Hasil Penelitian) Masa berhibernasi skripsi telah usai. Pahit manisnya bersimbiosis dengan skripsi cukup sudah sampai disini. Entah itu mutualisme atau komensalisme, yang jelas alur cerita tentang skripsi untaiannya begitu panjang untuk diu… Read More

0 comments: