Welcome Reader

Selamat Datang di blognya Kang Amroelz (Iin Amrullah Aldjaisya)

Menulis itu sehangat secangkir kopi

Hidup punya banyak varian rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan.Menulis adalah salah satu cara untuk menebar kebaikan, berbagi inspirasi, dan menyebar motivasi kepada orang lain. So, menulislah!

Sepasang Kuntum Motivasi

Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Sebagai hamba, tugas kita mengabdi. Sebagai khalifah, tugas kita bermanfaat. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan (Nasihat Kiai Rais, dalam Novel Rantau 1 Muara - karya Ahmad Fuadi)

Berawal dari selembar mimpi

#Karena mimpi itu energi. Teruslah bermimpi yang tinggi, raih yang terbaik. Jangan lupa sediakan juga senjatanya: “berikhtiar, bersabar, dan bersyukur”. Dimanapun berada.

Hadapi masalah dengan bijak

Kun 'aaliman takun 'aarifan. Ketahuilah lebih banyak, maka akan menjadi lebih bijak. Karena setiap masalah punya solusi. Dibalik satu kesulitan, ada dua kemudahan.

Sunday, 30 March 2014

Biarkan Anak Berkarya!


 “Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda tertarik, teruslah berkarya.
 Jika Anda bosan, teruslah berkarya
(Michael Crichton, penulis novel “Jurassic Park” )

Anak-anak itu memang unik, kreatif, kritis dan aktif. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sesuatu. Maka dari itu, tugas kita sebagai orangtua, pendidik dan guru bagi mereka harus mampu memberikan stimulus dan memahami kebutuhan pokok mereka. Mereka senang bereksplorasi melakukan aktivitas yang mereka sukai. Berikan mereka ruang gerak untuk berkreatifitas. Biarkan anak berkarya!

Tulisan ini berawal dari sebuah rencana ingin melakukan pemetaan terhadap potensi yang dimiliki anak-anak didikku, siswa kelas IV SDN Tegal 01 Bogor. Mereka saya kasih tugas untuk membuat sebuah karya yang paling mereka sukai. Saya membebaskan mereka untuk membuat sebuah karya, bisa berupa puisi, pantun, karangan (cerita), gambar atau pun karya lain yang mereka paling bisa, dan paling mereka sukai. Berikut ini adalah beberapa karya mereka:

Gambar Rumah (Karya: Vasya Puspita H)
Pahlawanku

Karya: Kartika
(Siswi kelas IV SDN Tegal 01 Bogor)

Seorang pejuang gigih berjuang
Pantang mundur di medan perang
Tak kenal kata menyerah
Sebelum musuh musnah

Di dadamu tertanam jiwa patriot
Semangat jiwa yang selalu membara
Dengan penuh kobaran dan kesaktian
Menaklukkan musuh di medan laga

Pahlawanku
Aku kagum padamu
Betapa besar jasa pengorbananmu
Untuk bangsa dan negaramu


Gambar Pemandangan Alam (Karya: Romi)

“Rangga” “Pantun”

Karya: Rangga
(Siswa kelas IV SDN Tegal 01 Bogor)


Muter-muter di pulau pormosa
Memang indah pemandangannya
Ku hargai kritik dan sarannya
Semoga bermanfaat bagi kita semua

Lagi males bikin ketupat
Mending main bola sodok
Nenek yang pandai melompat
Pasti itu nenek kodok

Ada cacing makan ikan
Abis kenyang renang ke tangki
Pengin tau yang melelahkan?
Pergi ke Bandung jalan kaki

Gambar Rumah Adat (Karya: Rosita)

"Buku"

Karya: Desi
(Siswi kelas IV SDN Tegal 01 Bogor)


Buku adalah gudang ilmu
Yang memberi kita membaca dan menulis
Untuk kita mendapat ilmu yang pandai
Semua orang mmbacamu, buku. Setiap hari
Buku, kau selalu ada  dimana-mana
Ada di prpus, dan ada di lemari buku
Kau adalah buku ipa, matematika dan banyak lainnya
Smua orang selalu membacamu dan menulisnya
Kau buku

Langkah Berjejak Tiga Guru


“Mendaki ojek, lewati telaga, semangat mengalir deras ke sekolah, bersama anak-anak bertualang ilmu” alunan musik yang digubah dari ninja hatori ini berputar di hati seketika.  Mari "membawa mereka ke dunia kita dan antarkan mereka ke dunia kita", begitulah papar lelaki yang akan bertugas mengajar anak-anak didiknya. SDN Tegal 01 itulah nama sekolah yang akan ditujunya. Sekolah ini terletak di Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Di sekolah inilah jejak-jejak tiga guru mulai terukir.

Hari pertama mengajar di SD ini harus dilalui dengan ojek. Karena tidak ada angkot yang berlalu di sekolah tersebut. Dengan penuh semangat, ketiga guru muda ini naik ojek menuju sekolah. Kesan pertama adalah luar biasa, mendaki ojek, melewati telaga Kahuripan, dan melintasi jalan yang berkelok. Dan ternyata hari pertama “nyasar” ke SDN Tegal Jaya 01. Padahal sudah bilang sebelum naik ojek, kalau tujuannya ke SDN Tegal 01. Mungkin karena namanya hampir sama. Jadi, harap dimaklumi tukang ojek yang salah alamat mengantarkan kami. Putar balik lagi. Lumayan jauh. Akhirnya berdampak pula pada besarnya ongkos yang harus dibayarkan.

Seiring berjalannya waktu ojek telah menjadi transportasi yang harus digunakan menuju sekolah. Kami pun sudah punya ojek langganan, Pak Edi namanya. Keakraban kami pun semakin dekat dengan beliau. Pernah suatu ketika, saat pulang sekolah tak ada ojek pun yang lewat. Lumayan lama untuk menunggu kedatangannya. Walau sebenarnya cukup sms atau miscall pak Edi pun sebenarnya bisa saja dilakukan. Tapi, tak lama menanti. Pucuk dicinta, ulam pun tiba. "Tak ada ojek, tiada angkot, pick up pun jadi". Iya. pulang bersama usai mengajar. Senang rasanya.cukup dengan melambaikan tangan, pick up yang berwarna hitam ini pun berhenti di hadapan kami.


Meskipun di sini dikenal dengan kota "1000 angkot", tapi masih banyak daerah-daerah sekitarnya yang tak terjangkau oleh transportasi massal ini. Kalau kata pak sekdes, daerah ini termasuk daerah "bukan desa bukan pula kota". Bisa diibaratkan seperti daerah payau (daerah mangrove), yang merupakan daerah peralihan antara darat dan laut. Salinitasnya tinggi. Sama halnya dengan daerah ini, penuh dengan keragaman yang ada. Ini sebelum seberapa, kalau dengar cerita penempatan di daerah nanti, transortasinya menggunakan kapal, perahu karet atau perahu bambu. Iya, karena disana harus melewati laut atau sungai yang masih asri. Masih ada buaya, ular atau hewan buas lainnya. Tapi itu semua bukanlah kendala. Ya, dimanapun mengajar harus dinikmati dengan penuh semangat dan syukur yang tinggi.


Jadi, bahagialah mendidik dan mendidiklah dengan bahagia. Apa pun yang harus dihadapi dan dilalui, itulah yang harus dihadapi, dilalui dan dirasakan dengan cinta. Karena mendidik itu harus dengan hati.

Sunday, 23 March 2014

Menjadi Quantum Reader


Pernahkah kamu selesai membaca seluruh halaman atau bagian suatu materi, tapi tidak mengerti apa yang dimaksud? Hilangkan kesia-siaan itu. Jadilah Quantum Reader dengan memaksimalkan kemampuan kedua belahan otak, membiarkan pikiran yang mencoba, membaca lebih cepat dan memahami lebih baik. Begitulah tips yang disampaikan dalam buku ini. Buku yang berjudul “Quantum Reader” ini merupakan karya Bobbi DePorter (penulis best-seller Quantum Learning) berisi tentang tips dan cara-cara agar membaca lebih efektif, lebih bermakna dan lebih cerdas.

Suskses apa pun, tak peduli kecil atau besar, dimulai dengan membaca, menulis dan mengingat. Saat pertama kali kita mempelajari keterampilan ini, sangat menyenangkan dan menarik. Tapi, bagi banyak orang, membaca berubah menjadi PR yang harus dikerjakan, menulis seperti mengerjakan tugas dan mengingat membuat kita terkenang akan saat harus mengerjakan tes soal pilihan. Sekarang, kita membaca lebih banyak, tapi tidak lebih efektif. Padahal, kita hidup di dunia kuantum, kita harus siap dengan keterampilan  yang cepat dan pengetahuan yang dalam untuk belajar lebih banyak, menjadi lebih baik dan melakukan lebih banyak hal.

Buku ini memberikan keterampilan dan pengetahuan untuk meningkatkan kecepatan membaca dan memahami bacaan. Bagaimana caranya menjadi Quantum Reader? Dalam buku ini ada 6 langkah untuk bisa menjadi Quantum Reader agar bisa membaca lebih cepat dan memahami lebih banyak, yaitu:

1.      Persiapan
Sebelum membaca, hal terpenting untuk ditanyakan pada diri sendiri adalah: Apa Manfaatnya BAgiKu?” (atau lebih disingkatnya AMBAK). AMBAK adalah manfaat apa yang kita dapat dari tindakan kita, pertanyaan yang diajukan oleh otak pada diri sendiri, sadar maupun tidak, untuk memutuskan apa yang ingin diingat.

AMBAK sangat penting karena bisa membantumu terhubung ke motivasi instrinsikmu. Motivasi tipe ini adalah yang paling efektif untuk belajar karena ini adalah sesuatu yang ingin kamu lakukan untuk dirimu sendiri, bukan untuk guru atau orangtuamu. Motivasi kedua sisi otakmu. Setelah menemukan AMBAK, ajukan pertanyaan pada diri sendiri “apa yang membuat tertarik untuk membaca?” Setelah itu siapkan tempat terbaik untuk membaca.

2.      Masuk ke kondisi membaca
Yakin dan konsentrasi penuh, itulah tips selanjutnya. Tingkatkan konsentrasimu dengan “masuk dalam kondisi alfa”. Dalam buku ini dijelaskan ada 4 kategori utama kondisi aktivitas gelombang otak, yaitu:

a.      Kondisi beta
Sadar, waspada, dan aktif. Dalam kondisi beta, otak secara bersamaan melayani banyak stimulasi berbeda. Aktivitasnya saling bertebaran. Kamu dapat berpikir berbagai hal pada waktu bersamaan. Empat pesan instan sekaligus, itulah keadaan gelombang beta.

b.      Kondisi alfa
Merupakan kondisi santai. Kamu dalam keadaan tenang dan waspada, menyerap materi dan merangkai hubungan. Kamu hanya terfokus pada satu aktivitas, mungkin sebuah sitcom favoritmu. Inilah kondisi terbaik untuk belajar. Quantum Reader menggunakan gelombang alfa di mana pun dia berada.

c.       Kondisi theta
Gelombang otak melamban, hampir mendekati tidur nyenyak. Disini, kamu bermimpi dan memproses informasi.

d.      Kondisi delta
Gelombang otak yang paling lamban. Kamu dalam keadaan tidur nyenyak.

3.      Gunakan keterampilan mata dan tangan
Tunjuk, klik dan paham. Tingkatkan kemampuan eksplorasimu dengan keterampilan mata. Di buku ini diawali dengan cara mengukur rentang penglihatan (penglihatan periferal). Cara yang dilakukan adalaf fokus, fokus halus dan tri-fokus. Gunakan “fokus halus” untuk meningkatkan kecepatan dan stamina membacamu. Fokus halus meningkatkan kekuaan membacamu dengan membantumu menyerap lebih banyak teks tanpa mengakibatkan mata lelah.

Steve Snyder, seorang pelatih internasional, konsultan dan Quantum Reader, bisa menyelesaikan 4 buku setiap malam dengan teknik membaca tri-fokusnya. Cara melatih metode tri-fokus ini adalah dengan cara memajamkan mata dan bayangkan sebuah buku di hadapanmu. Buka mata kirimu, pandang lurus ke depan, pusatkan dan ulang berkali-kali. Jentikkan jarimu secara berirama. Lakukan setiap ada waktu luang di kelas, ketika sedang duduk di ruang tunggu atau sedang membaca di bus.

Selain mata, optimalkan juga keahlian tangan.gerakkan jarimu tepat di bawah teks yang kamu baca, jaga matamu tetap di atas jarimu. Saat sampai di akhir kalimat, cepat pindahkan jarimu ke baris di bawahnya.

4.      Superpindai
Utamakan pikiranmu. Keterampilan superpindai tongkat ski dgambarkan dalam metode ini. Penjelasan selengkapnya ada dalam buku ini. Gunakan keterampilan tongkat ski untuk memindai sampul depan dan belakang, prakata, pendahuluan, dan sebagainya. Apa kesanmu pada buku itu?  Apa yang menonjol? Apa yang kamu harapkan?

5.      Membaca
Inilah saatmu mendapat imbalan dari semua usahamu itu. kembalilah ke materi yang kamu superpindai tadi. Jika kamu kehilangan fokus, segeralah berhenti dan kembali ke langkah kedua untuk kembali ke kondisi alfa. Gunakan keterampilan mata dan tanganmu. Amati kelompok kata dan gunakan tuntunan visual. Garis bawahi atau stabile ide penting, sambil menambahkannya ke dalam pemetaan otak.

6.      Periksa
Simpan sekarang, berhasil nantinya. Peta pikiran . ceritakan kembali. Cara terbaik lain untuk meningkatkan pemahamanmu adalah dengan berbagi dengan orang lain apa yang kamu pelajari. Membagikan idemu akan mendorong oranglain untuk melakukan hal yang sama. Menggunakan sistem Quantum Reader akan selalu meningkatkan kecepatan dan pemahamanmu. Jadi, kamu bisa belajar lebih banyak, lebih bisa bersenang-senang dan punya waktu luang untuk melakukan hal lain yang menarik buatmu.

Ingat, genius itu berasal dari peningkatan hidupmu lewat pembelajaran yang mengikuti minatmu, keingintahuanmu dan kegemaranmu.


*tulisan ini bersumber dari buku “Quantum Reader:
Membaca Lebih Efektif, Lebih Bermakna, dan Lebih Cerdas” diterjemahkan dari

Quantum Reader: Read Fast, Comprehend More, Move On (Karya Bobbi DePorter)

Sabtu-Minggu itu Memang “Sesuatu”


Hidup memang  punya banyak varian  rasa. Rasa suka, bahagia, semangat, gembira, sedih, lelah, bosan, bête, galau dan sebagainya. Tapi, yang terpenting adalah jadikanlah hari-hari yang kita lewati menjadi hari yang terbaik dan teruslah bertumbuh dalam hal kebaikan. Because everyday is good day, if we can feel and enjoy it. Iya, tak ada hari istimewa tapi yang harus dilakukan oleh makhluk bernama manusia adalah istimewakan setiap hari yang kita punya dengan “semangat produktifitas”. Ya, setiap hari adalah penting. Jadi, optimalkanlah. Manfaatkan dengan sebaik mungkin.

Setiap hari adalah  ladang untuk berilmu, belajar, memperbaiki diri dan meningkatkan terus bekal yang harus kita bawa. Apakah bekal itu? “Takwa”. Karena sebaik-baik bekal adalah takwa.  Apa pun  harinya, milikilah semangat yang terus menyala. Yang harus dijawab adalah bagaimana kita bisa mengoptimalkan dengan baik seluruh hari yang ada.

Sesibuk apa pun aktivitas yang kita miliki, istirahatlah sejenak. Lakukan evaluasi, refleksi dan muhasabah diri atas apa yang telah kita lakukan. Bagi yang punya kesibukkan dari Senin hingga Jum’at, maka Sabtu-Ahad adalah hari yang sangat special untuk memanjakan diri, berkumpul dengan keluarga dan kerabat terdekat, bermain atau melakukan aktivitas pribadi (mencuci, menyetrika dan membersihkan lingkungan tempat kita tinggal). Sabtu dan Minggu adalah hari yang bisa buat refresh, istirahat sejenak dan menyiapkan energy untuk menghadapi hari-hari selanjutnya.

Sabtu-minggu itu memang "sesuatu" jadi bisa bikin lagu seperti ini (liriknya: Susis)

Senin kuliah, selasa kuliah, malamnya ada tahfidz…
Rabunya magang, kamis-jum’at-sabtu juga magang….
Pulangnya siang, kuliah lagi sampai sore…
Sabtu yang senang, Ahadnya juga sangat senang….

RPP…. wo….wo….wo… RPP
Bikin begadang  se malaman
RPP…. wo..wo….wo… RPP
Bikin mengajar jadi gampang..


#Yes..! Sabtu-Minggu itu memang "sesuatu".
Ahad, upgrade tekad


Resensi Buku “Beta Guru Sudah”


A. 
Identitas Buku
Judul buku              : “Beta Guru Sudah”
Penulis                    : Sekolah Guru Indonesia
Tahun terbit            : 2013
Penerbit                  : Dompet Dhuafa - Sekolah Guru Indonesia
Kota Terbit             : Bogor
Cetakan ke-             : II (September 2013)
Tebal buku              : 248 + xviii halaman

B.  Sinopsis
Menjadi guru di daerah pelosok nusantara adalah sebuah perjuangan mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tantangan dan rintangan yang menghadang tak menjadi hambatan yang menyurutkan semangat juang para pejuang muda ini. Melupakan kenyamanan dan memilih mengabdi di pelosok-pelosok negeri, seperti yang ditempuh Haryati dan puluhan guru muda Sekolah Guru Indonesia (SGI) III ini, bukanlah ajang mencari sensasi apalagi publikasi. Sebagaimana diceritakan dalam buku ini, laku sepi di lokasi-lokasi penempatan menempa kedewasaan mereka. Mereka menempa dengan jalan berbagi kepada anak bangsa yang kerap luput kita perhatikan adanya. Melalui pendidikan, guru muda SGI ini menebalkan optimisme hidup di berbagai penjuru daerah Indonesia dan saat yang sama mereka menguatkan kepercayaan diri bahwa mereka adalah pendidik sejati. Ya, bahwa mereka berhak berkata, “beta guru sudah!”.

Mengajar di daerah terpencil Indonesia merupakan perjuangan yang butuh banyak pengorbanan. Para pejuang muda SGI ini berangkat atas dasar panggilan hati dan cinta yang tulus dalam mendidik dan mencerdaskan anak-anak hebat mutiara bangsa. Itulah cerita menarik yang disampaikan dalam buku berjudul “Beta Guru Sudah”. Buku ini menceritakan tentang kisah-kisah inspiratif dari para guru teladan yang telah mengabdi di daerah penjuru Indonesia. Haryati adalah salah satu guru muda yang ditempatkan bertugas di SDN 29 Manggar, Pulau Buku Limau, Kepulauan Bangka Belitung. Haryati berbagi cerita tentang semangat anak-anak didiknya yang juga menjadi spiritnya dalam mendidik mereka. Cerita menariknya adalah saat menghadapi malam di lautan, tiba-tiba saja perahu yang ditumpanginya mati dan hampir setengah jam terombang ambing gelombang lautan. Yang tak kalah serunya lagi adalah saat dia mengantarkan anak-anaknya untuk berkemah juga harus menggunakan perahu karena lokasinya berada di seberang daerah yang harus dilalui dengan perahu. Meski fasilitas yang jauh dari kata mewah, anak-anak didiknya sangat antusias dalam mengikuti semua aktivitas pembelajaran.

Buku ini memberikan banyak hikmah dan pelajaran penting, baik dari gurunya (pejuang muda SGI) maupun dari anak-anak didiknya. Antologi buku ini terbagi dalam 3 bab utama yaitu Anak Pun Mengajari Kita Hikmah, Tiada Letih untuk Mencoba, dan Abadilah Jejak-Jejak Pengabdian. Ketika membaca buku ini, kita akan disuguhkan banyak pelajaran berharga dari anak-anak didik guru SGI. Pada bagian prolog buku ini terdapat sebuah ungkapan rasa yang diucapkan oleh Torey Hayden, seorang guru anak berkebutuhan khusus penulis buku "Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil (One Child)". Torey berkata, Aku belajar dari murid-muridku, kekinianlah yang terpenting. Pada zaman modern, kita cenderung berorientasi pada tujuan. Masalahnya, tujuan itu ada di masa depan. Dan tak satu pun dari kita hidup di masa depan. Kita hidup sekarang. Sekaranglah prosesnya. Aku hanya punya sekarang, jadi ketika bekerja dengan mereka, aku harus hadir sepenuhnya, sadar sepenuhnya, dengan apa yang terjadi di sekelilingku. Ternyata dengan begitu, aku menemukan sesuatu yang kaya. Dalam segala keburukan, kecantikan, tragedi, humor, di tengah semua itu, ada CINTA”. Iya, hanya "cinta"lah yang membuat Torey bisa menghadapi semua tantangan itu. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh para guru SGI dalam menjalankan misi pengabdiannya di daerah penempatan.

Dalam bab “Anak Pun Mengajari Kita Hikmah” terdapat 14 kisah inspiratif. Dalam bab ini kita akan menemukan kehebatan anak-anak didik yang penuh dengan talenta. Seperti Era Fajira (Siswa SDN 15 Woja, Dompu, NTB) yang rajin belajar dan suka membantu orangtuanya, ada juga anak-anak pengukir prestasi di tengah keterbatasan, anak-anak yang memiliki jiwa pemimpin (mampu mengayomi teman-temannya) dan anak-anak  lainnya yang tak kalah hebatnya lagi. Dibalik anak-anak hebat itu ada guru muda yang berperan dalam mendidik dan membimbing mereka. Dalam bab “Tiada Letih untuk Mencoba” terdapat  15 kisah anak-anak yang tak kenal letih dalam berlatih, selalu berusaha untuk mencoba dan meraih prestasi terbaiknya. Ditengah-tengah keterbatasan yang ada, mereka tak pernah surut semangatnya dan selalu ada guru hebat yang bisa membuatnya seperti itu.

Selain mendidik anak-anak didik yang luar biasa antusias belajarnya, para guru muda SGI ini juga melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dimana tempat mereka tinggal. Kisah-kisah mereka diceritakan dalam bab “Abadilah Jejak-Jejak Pengabdian” yang terbagi dalam 12 kisah. Salah satunya adalah kegiatan baca tulis yang diikuti oleh Miharsih (seorang ibu rumah tangga Kampung Tambleg, Lebak, Banten). Di tengah kesibukan bertani atau terkadang sebagai pengasuh, Miharsih mau belajar baca tulis bersama tim SGI. Langkahnya diikuti oleh suaminya, yang juga tak bisa membaca dan menulis. Dengan semangat menggebu, mereka berdua rela mengalokasikan sebagian waktu beristirahat di malam hari untuk ikut belajar membaca dan menulis yang dilakukan oleh pengajar muda SGI. Itulah jejak-jejak pengabdian mereka yang mampu menghidupkan semangat masyarakat sekitar, mengobarkan tekad para guru dimana mereka mengajar dan menginspirasi anak-anak didiknya dalam menggapai mimpi dan cita-citanya.

C. Kelebihan Buku
            Buku ini memiliki banyak kelebihan yang dapat kita ambil, karena buku ini bersumber langsung dari kisah-kisah pejuang muda yang didapatnya saat pengabdiannya di daerah-daerah penjuru nusantara, diantaranya adalah:
1.    Memberikan inspirasi bagi kita tentang perjuangan guru muda SGI dalam mendidik anak bangsa di berbagai pelosok Indonesia.
2.    Menampilkan banyak hikmah dan pelajaran penting dari anak-anak didik kita yang bisa diambil maknanya untuk diaplikasikan dalam hidup kita.
3.    Memberikan pencerahan bagi kita bahwa jangan pernah letih untuk mencoba dan belajar dalam segala hal kehidupan ini.
4.    Menampilkan contoh jejak-jejak pengabdian kepada masyarakat dan semangat juang untuk berbagi manfaat kepada sesama.

D. Kekurangan Buku
1.    Ada beberapa kisah yang kurang sesuai dengan judul bab
2.    Masih dijumpai beberapa naskah yang diksi (pemilihan katanya) kurang menarik dan terkesan monoton
3.    Jumlah halaman masing-masing kisah beragam (ada yang hanya 2 halaman, ada juga yang sampai 5 halaman), jadi ceritanya masih mengambang dan belum tergambarkan secara jelas.



Peresensi,

In Amullah, S.Si
Presiden KM Hexagonal

 SGI VI Dompet Dhuafa

Mendidik dengan Quantum Teaching


Bangsa ini tidak hanya butuh anak yang cerdas dan kuat saja, tapi juga berkarakter. Begitu juga dengan mendidik, bukan hanya sekedar transfer materi, tapi juga karakter. Oleh karena itu diperlukan strategi pembelajaran yang tepat agar sesuai dengan target yang diinginkan. Ada banyak model strategi pembelajaran, salah satunya yang cukup terkenal adalah Quantum Teaching (materi ini saya dapatkan saat kuliah perdana Sekolah Guru Indonesia – Senin, 17 Februari 2014). Materi ini disampaikan oleh Bapak Eman Sulaeman. Sebelumnya, berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, Quantum Teaching (disingkat – QT) pertama kali dikembangkan oleh Bobbi de Porter (penulis buku Quantum Learning and Quantum Teaching). Secara umum konsep QT ini menggabungkan teori sugesti, teori otak kanan & kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (audio, visual, kinestetis) dan pendekatan holistic.

            Secara makna quantum berarti interaksi yang merubah energi menjadi cahaya. Jadi, kalau disederhanakan Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang dirancang agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan, mengasyikkan, penuh kegembiraan dan antusiasme yang tinggi. Faktor penentu dalam hal ini adalah peran guru. Dalam konsep QT ini guru ibarat seperti konduktor dalam permainan musik, yang mana seorang konduktor menjadi kunci terciptanya sinergisasi antar pemain alat musik untuk menghasilkan harmonisasi musik yang indah dan merdu. Begitu juga dengan peran seorang guru, yang memiliki peran strategis dalam mendidik peserta didiknya. Seorang guru tidak hanya sekedar mengantarkan muridnya untuk menjadi tahu, tapi juga agar muridnya mampu dan mau melakukan sesuatu yang dipelajarinya. Bagaimana caranya? Pahami strateginya.

            Salah satu strategi pembelajaran yang efektif adalah Quantum Teaching. Dalam materi ini disampaikan 3 pokok bahasan utama tentang QT yaitu: asas utama QT, prinsip QT dan strategi pembelajaran QT. Secara garis besar sebagai berikut:

1.      Asas utama QT
“Bawalah dunia mereka ke dunia kita. Antarkan dunia kita ke dunia mereka”

2.      Prinsip QT
Ada 5 perkara, yaitu:
-          Segalanya berbicara
-          Segalanya bertujuan
-          Alami baru namai
-          Akui setiap usaha
-          Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan
Untuk menghafal kelima prinsip ini ada dibuat lagu yang bejudul “Prinsip QT” (lirik seperti Tombo Ati) sebagai berikut:

Prinsip QT
Ada 5 perkaranya
Yang pertama, segalanya berbicara
Yang kedua, segalanya bertujuan
Yang ketiga, alami baru namai
Yang keempat, akui setiap usaha
Yang kelima, jika layak dipelajari,
layak pula untuk dirayakan
Moga-moga gusti Allah merestui

3.      Strategi pembelajaran QT
            Secara umum strategi pembelajaran QT ada 6 point yang terangkum menjadi “TANDUR” sebagai berikut:
-          T :umbuhkan
-          A :lami
-          N :amai
-          D :emonstrasikan
-          U :langi

-          R :ayakan

Barisan Tekad di Military Super Camp

Kegiatan Militery Super Camp SGI VI

Bertualang dengan alam, mendaki tekad tertinggi, menjelajahi disiplin diri dan bereksplorasi bersama para pejuang muda “SeGI Enam”  SGI-DD. Bergerak dan berjalan bersama untuk mentadaburi alam-Nya dengan jargon “Semangat berkarya, Gigih bekerja, Inspirasi bagi semua, Energik, Antusias dan Mantap”. Syukur itu memang ni’mat rasanya. Bertafakur alam. Menyapa aneka plantae & animalia, menghirup sejuknya oksigen, dengan lauk pauk rintik gerimis yang datang silih berganti. Mendaki Gunung Salak Bogor, melewati hutan yang berselimut kabut, menyelami curug yang jernih nan dingin dan melewati riak sungai yang bergemuruh.

Inilah perjalanan kami. Militery Super Camp SGI VI. Kamis-Sabtu, 6-8 Februari 2014. Bertempat di area Gunung Salak, atau yang dikenal juga dengan Gunung Bundar, Bogor. Disinilah kami dilatih dan dididik oleh tentara terbaik republik ini, TNI AD. Inilah bagian dari pembinaan awal yang dilakukan oleh SGI.  Setelah pekan kemarin berada di asrama melewati masa-masa adaptasi, perkenalan, character building dan pengenalan value Dompet Dhuafa, kali ini kita memasuki pembinaan mental dan kedisiplinan di alam terbuka. Selama 3 hari ini kami ditempa oleh TNI AD, berjalan melewati jalan yang berkelok, melewati sungai,  melintasi hutan sepanjang pagi hingga malam.

Kegiatan ini diawali dari pembagian tugas kelompok untuk sebuah misi penyelamatan korban kecelakaan pesawat jatuh di Gunung Salak. Kami terbagi dalam tiga kelompok besar. Masing-masing kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda untuk mengevakuasi korban di tiga titik. Pak komandan dengan begitu gagahnya menjelaskan rute peta perjalanan kami selama 3 hari. Semua perlengkapan kami sudah siap, perjalanan pun dimulai. Setiap kelompok bergerak sesuai dengan instruksi yang telah diberikan, mencari jejak, menyususri jalan untuk meraih target pertama yang ingin dicapai. Kami hanya diberi bekal berupa sebuah peta dan dua buah karung sebagai alat bantu.

Pos pertama berhasil kami lewati.  Setelah melakukan isho (istirahat dan sholat), kami break sejenak untuk makan siang. Makan pun dikasih waktu dan pengkondisian yang sangat ketat. Dalam waktu 5 menit satu bungkus makan siang harus sudah habis. Bagi yang sudah selesai lebih dahulu, diharuskan membatu temannya yang belum selesai. Seru sekali pokoknya. Sebelum makan kita disuruh tiarap dulu, mengambil posisi. Usai makan dan beres-beres, kita kembali disuruh tiarap untuk mengambil seragam kegiatan ini dengan cara merayap secara bersama. Dengan penuh semangat kami bertigapuluh merayap tuk mengambil seragam yang akan kami pakai selama kegiatan MSC ini. Tak lama  kemudian, kami kembali mendapat tugas untuk membuat tandu sebagai alat yang akan digunakan untuk menggotong atau mengevakuasi korban. Berhubung kelompok kami ada yang pernah aktif di pramuka, menwa dan KSR, kelompok kami pun menyelesaikan tugas membuat tandu ini paling cepat selesainya. Tugas membuat tandu sudah selesai, lanjut ke tugas selanjutnya yaitu masing-masing orang disuruh mencari sebutir telur di area lapangan tempat kami berada.

Cerita tersebut baru setengah cerita di hari pertama kegiatan military super camp ini. Ceritanya masih panjang. Kapan-kapan disambung lagi ceritanya. Sebelum mengakhiri sesi cerita tentang MSC ini, ada sebuah lagu yang menjadi semangat kami selama mengikuti kegiatan ini.

Bangkitkan semangatmu kepada pemimpinmu
Tunjukkan semangatmu kepada SGI
Demi tekad kami, demi bangsa kami
Tuk menjadi yang terbaik..
Raihlah harapan, raihlah tujuan…
SGI pasti jaya selalu

Gumba…gumba..sa…. (2x)
Owae yae ya ooo


Bersambung itu to be continued
……………………..……

………………….