Matahari
memang tak tampak, tapi tumbuhan masih bisa berfotosintesis. Buktinya mereka
tumbuh sangat subur. Itulah, tumbuhan yang ada disini (Bogor). Begitu juga
dengan pendidik, ia akan tetap menjadi panutan bagi peserta didiknya walau ia
ga datang. Karena pendidik telah menebarkan benih-benih karakter kepada mereka.
Walau samar-samar seperti ikhfa, matahari tetap mencerahkan. Begitu juga hujan
dengan rintik-rintiknya yang begitu jelas seperti idzhar. Turunnya H2O
tersebut itulah yang akan menumbuhkan benih hingga menjadi pohon yang menjulang
tinggi. Sama halnya dengan pendidik, yang selalu mencerahkan dan menebarkan
ilmunya. Seminggu berada di kota Bogor, matahari belum juga muncul. Iya, hanya
mendung yang mendayung atau hingga hujan yang terus menangis sepanjang hari?
Romantis sekali suasananya, masa-masa adaptasi dan aklimatisasi diri bersama
para pejuang muda.
Siapakah
Pejuang Muda “Segi Enam” itu? Mereka adalah sahabat baru, teman baru, rekan
baru dan keluarga baruku dalam barisan keluarga bernama SGI VI-DD. Sekolah Guru
Indonesia Angkatan VI Dompet Dhuafa. Bersama merekalah kami ditempa untuk
menjadi sosok guru transformatif. Perjuangan baru, semangat baru, petualangan
baru yang pastinya lebih seru. Mereka adalah orang-orang hebat, pilihan, special
yang akan menemaniku dalam perjuangan ini.
Masih
ingat sekali dalam benak, saat pertama kali perjuangan baru ini dimulai. “Selamat
Datang Pejuang Muda” begitu sambutan kedatangan ini terpampang di papan reklame
gedung Bumi Pengembangan Insani. Selamat datang Mahasiswa SGI Angkatan VI. Hari
Ahad, 26 Januari 2014 adalah hari pertama sekaligus kedatangan perdana mereka. Para
pejuang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia ini, saya menyebutnya sebagai
Pejuang Muda “SeGI Enam” (maksudnya: SGI Angkatan VI). Kenapa segienam? Masih
ingatkah dengan si lebah? Ya, betul tepat sekali, lebah itu memiliki sarang
berbentuk segi enam atau heksagonal. Berawal dari sarang hewan penghasil madu
inilah terinspirasi nama SeGI Enam. Coba perhatikan firman Allah SWT berikut
ini:
"Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl, 16:68-69)
Dengan bermodalkan pengetahuan yang dulu saya dapatkan saat
kuliah Apikultur dan searching referensi lain dikatakan bahwa “satu unit sarang
lebah terdiri dari prisma segi enam dan bagian bawah pada pertemuan dengan unit
sel dibelakangnya berbentuk limas segi enam.
Jadi:
Volume Sarang Lebah = Volume prisma segi enam + Volume
limas segi empat
-
Bentuk ini paling optimal sebagai tempat penyimpanan madu,
dilihat dari segi efektivitas ruang yang terbentuk dan bahan yang digunakan
untuk membuatnya.
-
Bentuk heksagonal yang simetris, jika digabungkan akan
menghasilkan kombinasi ruang guna yang sempurna, yaitu tidak menghasilkan
ruang-ruang sisa atau gate yang tak berguna, seperti jika ruang-ruang yang
berpenampang lingkaran atau segilima.
-
Ahli matematika memberikan alasannya: “struktur segi enam
adalah bentuk geometris yang paling sesuai untuk memanfaatkan setiap bahagian
unit secara maksimum”.
(baca artikel berikut selengkapnya
bentuk heksagonal sarang lebah http://matematikabijak.blogspot.com/2012/01/heksagonal-sarang-lebah.html
)
Segienam
adalah struktur terbaik, terkompak dan terkuat yang dimiliki oleh lebah. Bahkan
sekarang ini banyak digunakan desain dengan menggunakan bentuk segienam seperti
pada arsitektur gedung. Dari filosofi itulah nama tersebut digunakan sebagai
nama SeGI Enam. Dengan harapan para pejuang muda memiliki semangat yang kompak,
bergerak dengan kokoh dan senantiasa menebar inspirasi dan manfaat bagi orang
lain dimanapun berada.
Langkah
ini baru saja dimulai. Melangkah bersama pejuang muda yang berasal dari
berbagai daerah. Bertemu kembali dengan orang-orang hebat pilihan. Semoga kita
bisa membangun diri bersama dan meraih apa yang kita ingin raih secara
bersama-sama. Karena visi tanpa aksi adalah mimpi. Aksi tanpa visi adalah
rutin. Jadi, milikilah visi sekaligus aksi. Tapi, bervisi kalau sampai dunia
saja tak cukup, milikilah visi sampai akhirat. Take action with your passion to
get your dreams. Disinilah ku temukan orang-orang yang bervisi tidak hanya
sampai cakupan dunia saja, tapi visi yang menjulang hingga akhirat. Luar biasa!
Bismillah, melangkahkan semangat
tinggi bersama Pejuang Muda SegiEnam.
Perjuangan dimulai.
Cerdas
intelektual… cerdas spiritual…
Inspirasi
bagi semua, itulah tekad kami
Ayo
bangkit semua guru Indonesia
Wujudkanlah
cita kita Indonesia Berjaya
(Mars
SGI)
#SGI itu:
“Bangga
Jadi Guru, Guru Berkarakter, Menggenggam Indonesia!”
0 comments:
Post a Comment