Pendidikan adalah
elemen penting untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Karena kemajuan
sebuah bangsa, dan kehebatan suatu daerah salah satunya ditentukan oleh
pendidikan. Kemajuan pendidikan dimulai dari pengembangan sumber daya manusia.
Salah satu SDM yang sangat berperan penting dan sangat strategis di dalam dunia
pendidikan adalah GURU. Jika murid atau siswa sebagai peserta didik setiap hari
berkewajiban untuk belajar, lantas apakah guru juga masih perlu belajar? Guru
yang dianggap sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan siswa sudah
sepantasnya menjadi teladan bagi peserta didiknya dan senantiasa berbenah diri
meningkatkan kualitas keprofesionalannya sebagai seorang guru pembelajar. Guru
yang professional akan sangat mudah ketika mengajar dan mendidik siswa siswinya
manakala guru tersebut senantiasa meningkatkan kapasistasnya sebagai guru.
Karena proses belajar
mengajar adalah interaksi antara guru dengan siswa. Guru mengajar, murid
belajar. Tapi ada kalanya guru juga belajar dari siswa. Dalam kaitannya
meningkatkan mutu pendidik inilah seorang guru juga harus terus belajar dan
berbenah diri mengevaluasi atas kinerjanya selama ini sebagai guru. Pengembangan
diri keprofesionalan guru biasanya dilakukan di setiap sekolah atau gugus
sekolah yang tergabung dalam KKG (Kelompok Kerja Guru). Akan tetapi apa jadinya
jika suatu KKG tidak berjalan dengan maksimal. Maka diperlukan strategi lain
untuk mengembangkan kompetensi guru. Bertolak dari latar belakang untuk
‘peningkatan kapasitas dan kompetensi guru’ Sekolah Guru Indonesia (SGI) –
Halmahera Utara mengadakan kegiatan Lesson Study bagi guru-guru sekolah dasar
se-Kecamatan Loloda Kepulauan.
Lesson
study
atau kaji pembelajaran adalah suatu pendekatan peningkatan pembelajaran yang
awal mulanya berasal dari Jepang. Di Indonesia, lesson study telah diterapkan di tiga daerah yaitu Malang,
Yogyakarta dan Bandung sejak tahun 2006 (Firman, 2007). Konsep dan praktek lesson study ini pertama kali
dikembangkan oleh para guru pendidikan dasar di Jepang, yang dalam bahasa
Jepang-nya disebut dengan istilah Jugyou
(instruction = pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian, atau study
= kajian). Lesson study dalam
penerapannya bisa dilakukan di tiap sekolah atau gabungan beberapa gugus
sekolah. Akan tetapi Lesson Study
ini berbeda dengan konsep KKG, karena
dalam Lesson Study ini ada 3 tahapan
utama dalam pelaksanaannya, yaitu tahap persiapan (Plan), pelaksanaan (Do) dan
refleksi (See). Ketiga tahapan ini direncanakan, dilaksanakan dan direfleksikan
secara bersama-sama oleh suatu komunitas lesson
study.
Relawan pendidikan SGI
Halut dalam menjalankan tugas pengabdiannya di Loloda Kepulauan telah
mengadakan Lesson Study sebanyak 2x (Sabtu, 6 September 2014 dan Sabtu 6
Desember 2014). Kedua Lesson Study tersebut dilaksanakan di SDN Dama, Pulau
Doi. Kegiatan tahap pertama adalah perencanaan yang terdiri atas sosialisasi,
perencanaan dan pembentukan komunitas Lesson Studi Loloda Kepulauan. Para guru
merasa senang mengikuti kegiatan ini karena dapat menambah wawasan mereka dan
bisa sharing dengan guru-guru yang lain. Pada tahap pertama ini memutuskan
rencana bersama tentang sebuah rencana pembelajaran dengan menyusun RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan menetapkan satu guru model sebagai
pelaksana kegiatan belajar mengajar. Guru model dalam lesson study I ini adalah
Alvauzi (dari relawan SGI).
Tahapan kedua dalam
Lesson Studi ini adalah tahap pelaksanaan dan tahap ketiga adalah refleksi.
Dalam pelaksanaannya dilakukan di dua ruangan yang terbuka satu aula. Ruangan
pertama sebagai kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan guru modelnya sebagai
subjek pengajar. Guru model melakukan KBM di kelas 6 SDN Dama dengan mata
pelajaran Matematika, sub pokok bahasan tentang pangkat tiga. Dan satu ruangan
lagi disetting untuk guru-guru peserta komunitas lesson study yang bertugas
untuk mengobservasi semua kegiatan belajar mengajar dari awal pembukaan hingga
penutupan. Para guru observer ini dibekali dengan lembar observasi guru
mengajar dan lembar evaluasi catatan siswa dan guru yang sedang melakukan
pembelajaran di kelas.
Tahap ketiga atau
refleksi dilakukan usai kegiatan belajar mengajar guru model. Setelah selesai
KBM semua siswa pulang sedangkan guru model beserta guru-guru yang lain
melakukan refleksi pembelajaran. Refleksi diawali dari guru model terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan dengan refleksi dari semua guru yang hadir sebagai
observer. Masing-masing guru observer tersebut memberikan masukan, evaluasi dan
penilaian terhadap guru model selama berlangsungnya pembelajaran. Dalam tahap
ini terjadi diskusi yang cukup menarik antara guru observer yang saling
memberikan masukan untuk perbaikan, mulai dari RPP, metode pembelajaran di
kelas, manajemen kelas dan semua aktivitas selama pembelajaran. Kegiatan refleksi ini semata-mata bukan
menilai guru model, akan tetapi semua refleksi berupa masukan, kritikan dan
saran-saran tersebut juga buat masing-masing guru itu sendiri. Demikian
pemaparan Nuril Rahmayanti selaku tim ahli dari SGI. Usai melakukan refleksi
bersama dan diskusi yang cukup panjang, semua peserta komunitas lesson study
ini merumuskan kegiatan lesson study untuk pertemuan selanjutnya. Dengan adanya
lesso study komunitas Loloda Kepulauan ini semoga bisa menjadi wadah dan
barometer dalam meningkatkan kompetensi guru yang ada di Loloda Kepulauan.
Bangga jadi guru, guru berkarakter, menggenggam Indonesia.
#termuat dalam: http://poskomalut.com/2014/12/17/lesson-study-barometer-peningkatan-kompetensi-guru/
0 comments:
Post a Comment